Wednesday, January 25, 2012

Ini Bukan Judul Terakhir

Laboratorium Sistem Infrastruktur Wilayah & Kota, 19.28
Artikel jurnal yang harus kureview belum juga selesai. Beberapa halaman lagi, mudah-mudahan bisa selesai dalam sejam. Otakku sudah jenuh, mataku sudah lelah, perutku sudah minta diisi.

Aku melirik ke arah tempat kerja Pak Farrel. Dia pun sedang melakukan hal yang sama denganku, melirik ke arahku mereview beberapa artikel jurnal. Diiringi lagu Sempurna-nya Gita Gitawa dari earphoneku, Pak Farrel terlihat sangat tampan meskipun sudah seharian bekerja. Kacamata Levi'snya, warna kulit sawo matangnya, kemeja lengan panjangnya yang digulung sampai siku membuat dia terlihat smart, macho, dan seksi. Ah sudah, cukup dulu refreshingnya, fokus selesaikan reviewnya! 

Laboratorium Sistem Infrastruktur Wilayah & Kota, 20.17
Malangnya nasibku, di hari jumat malam masih lembur di kantor (dan kelaparan). Daftar dan nomor telepon berbagai restoran ada di meja telepon, tapi tampaknya Pak Farrel tidak berniat memesan sesuatu untuk kami.

Aku menghela nafas. Bisa-bisanya aku dikerjain sama Pak Farrel, dosen muda. Membantu mereview 10 artikel jurnal berbahasa inggris untuk bahan kuliah dia besok hanya dalam sehari. Padahal posisiku disini asisten peneliti, bukan asisten dosen. Hanya karena dia tampan topiknya sama dengan penelitianku, tentu aku sulit menolak permintaannya.

Tapi kalau dipikir-pikir, ambil hikmahnya saja. Berkat acara lembur ini, aku bisa berduaan dengannya di ruangan ini, bisa shalat berjamaah saat sholat Maghrib tadi, juga sempat sedikit berbincang-bincang. Sekarang dia sudah tahu tahun kelahiranku, dosen pembimbing tugas akhirku, alamat rumahku, dan status singleku. Yippie! 

Laboratorium Sistem Infrastruktur Wilayah & Kota, 21.02
Akhirnya selesai juga. Aku bergegas beres-beres. Kulihat Pak Farrel pun sedang bersiap-siap pulang. Tidak lama kemudian Pak Farrel berjalan ke arahku.

"Gimana? Udah selesei?" tanyanya sambil tersenyum.

"Udah Pak.. Ini.." kataku sambil menyerahkan hardcopy hasil review.

"Makasih ya.. Oiya kamu bener engga ada yang jemput?" tanyanya sambil membuka-buka sekilas hasil reviewku.

"Engga Pak, sendiri aja.." jawabku. Hatiku berbunga-bunga. Mungkinkah Pak Farrel berniat mengantarku pulang. Tiba-tiba aku jadi salah tingkah.

"Judul artikel yang terakhir bagus tuh Pak.. Isinya lengkap dibanding artikel-artikel yang lain.." kataku berusaha menutupi kegugupanku.

"Oh iya iya.." katanya. Perasaanku saja atau memang benar, ko tiba-tiba Pak Farrel jadi terlihat salah tingkah. Aku semakin berbunga-bunga.

"Hmm.." katanya.

"Ya Pak?" aku menjawab sesantai mungkin.

"Hmm.. Kamu belum terima email dari saya?" tanyanya, semakin salah tingkah. Email? Pak Farrel ini memang pendiam. Tapi aku tidak menyangka bahwa dia sepemalu ini. Masa mengajakku pulang saja harus lewat email.

"Oh mungkin udah keterima, tapi tadi saya engga cek emailnya Pak.." aku menjelaskan.

"Hmm.. Ini bukan judul terakhir.. Tadi saya kirim 3 artikel lagi untuk kamu review.. Tolong ya.. Soalnya saya harus jemput tunangan saya dari travel.. Kamu ngerjainnya di rumah aja, engga apa-apa.. Nanti kalau udah selesei kirim lewat email aja.. Udah malem, kamu pakai taksi ya, ini uangnya.. Kasian engga ada yang jemput.." katanya sambil memberikan selembar uang seratus ribu.

APA??!! 

#15HariNgeblogFF Hari-14

6 comments :

  1. haahaha XD
    aduh, emang susah kalo geer duluan ><
    keren nih!

    ReplyDelete
  2. Jleebbbbbbb...
    Serasa dibawa terbang ke langit tinggi, terus dihempaskan sampai ke bumi. Udah ngarep padahal...

    Bagus ff-nya :D

    ReplyDelete
  3. Saya mengundurkan diri jadi assisten!



    keren keren kereeen.....

    ReplyDelete
  4. tegaaaa.... :|

    keren uh ceritanya..

    ReplyDelete