Saturday, March 31, 2012

Empat Musim Tanpamu

Maret 2011
Hadi, pagi ini aku terbangun dengan mata sembab. Sejak kepergianmu, aku tidak dapat tidur sebelum menangis semalaman sampai kelelahan. Seharusnya saat ini aku dan kamu sedang menikmati musim semi di Jepang. Menanti munculnya kuncup-kuncup bunga pohon plum hingga akhirnya muncul kuncup-kuncup bunga paling terkenal di Jepang, bunga sakura. Kita akan berwisata ke taman pohon sakura, makan bersama sambil melihat bunga sakura bermekaran. 

Juni 2011
Hadi, sekarang sedang musim kemarau di sini, dan musim panas di Jepang. Liburan musim panas ke pantai denganmu hanya tinggal kenangan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, tanpamu aku tidak pernah semangat menyambut hari. Aku selalu teringat pada kejadian beberapa bulan yang lalu. Saat itu, baru dua minggu usia pernikahan kita, tapi kamu harus segera pergi ke Jepang untuk mengurus pekerjaanmu. Aku selalu menyesal, seandainya kamu menjemputku tiga hari lebih cepat, pasti kamu tidak akan menjadi korban gempa yang melanda Jepang saat itu. Atau seandainya aku ikut kamu ke Jepang dari awal, pasti kini aku tidak akan sendiri di sini, tapi bersama denganmu di alam lain. 

September 2011
Hadi, bulan ini sedang musim gugur di Jepang. Seandainya kamu masih ada, kita akan mengalami musim yang tak kalah indahnya dengan musim semi. Daun momiji yang berwarna merah akan menjadi latar belakang kemesraan kita saat tangan kita saling menggenggam dan bibir kita bertautan.

Februari 2012
Hadi, sudah tiga bulan ini, aku tidak lagi bangun dengan mata sembab. Tiba-tiba aku menjadi kuat, dan sedikit demi sedikit luka di hati ini mulai dapat diobati. Bulan ini sedang musim dingin di Jepang, kita tidak jadi menikmati festival patung salju, ukiran es, pertunjukan musik, dan kembang api bersama. Tapi tidak apa-apa. Sudah cukup selama berbulan-bulan aku selalu berandai-andai tentang kita. Kini aku menyambut hari dengan senyum dan penuh harapan secerah matahari di langit pagi ini. Iya, karena aku sudah punya pengganti dirimu, dia yang saat ini sedang tidur nyenyak di sebelahku.

Tapi Hadi, meskipun begitu, aku akan selalu ingat padamu. Bagaimana aku bisa melupakanmu, kalau segala hal tentang dia selalu mengingatkanku padamu. Matanya agak sipit mirip denganmu. Alis matanya tebal mirip denganmu. Hidungnya mancung mirip denganmu. Bibirnya tipis mirip denganmu. Ah, dia tampan mirip denganmu. Namanya Ravi Adiputra. Ravi artinya matahari dan Adiputra artinya putra Gea - namaku & Hadi - namamu.

Aku pun mencium lembut kening matahariku, buah cinta kita berdua.

~~~~~

Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Satu Tahun dari blog celoteh .:tt:.

2 comments :