Friday, June 22, 2012

Sasirangan

Hari ini adalah hari kedua liburan kami di Banjarmasin. Matahari belum terbit, tapi aku dan Irwan sudah siap di depan hotel. Hari ini rencananya kami akan mengunjungi Pasar Terapung Kuin dan Pulau Kambang.

"Yuk berangkat sekarang.. Tia sama Fina telat bangun.. Kita duluan aja, nanti mereka nyusul.." kata Dina yang muncul bersama Alya.

"Gimana sih.. Engga seru dong kalau perginya misah-misah gini.." kata Irwan.

"Ya gimana lagi.. Daripada kita telat terus pasar terapungnya bubar, lebih engga seru lagi.." jawab Dina.

"Dina bener.. Biarin Tia sama Fina nyusul pakai ojek.. Yuk kita pergi sekarang.." kataku.

Kami pun berangkat menggunakan mobil sewaan. 20 menit kemudian kami pun sampai di tempat penyewaan perahu klotok yang berada di depan komplek Makam Sultan Suriansyah Kuin Utara. Dari sana kami menyewa perahu klotok dan melanjutkan perjalanan selama 30 menit.

Sepanjang perjalanan, Irwan dan Dina sibuk dengan kameranya masing-masing. Terlihat adanya kegiatan bongkar muat barang dari kapal, kegiatan masyarakat mandi dan mencuci menggunakan air Sungai Barito, juga masyarakat yang akan menyeberangi Sungai Barito untuk menuju lokasi tempat kerjanya. Kami juga melihat kapal tongkang pembawa hasil batubara dan kapal patroli, bahkan perpustakaan umum melintas.

Setelah sampai di pasar terapung, kami disuguhi suasana layaknya pasar tradisional. Banyak pedagang yang menjajakan barang dagangannya, antara lain buah-buahan, sayuran, makanan ringan, sampai restoran terapung.

Sementara Irwan dan Dina sibuk memotret, aku menggunakan kesempatan ini untuk mengobrol dengan Alya. Aku baru mengenal Alya beberapa hari, dia diajak Dina untuk ikut berlibur bersama kami. Meskipun belum lama mengenalnya, tapi aku sudah kagum pada segala hal yang terdapat pada diri Alya. Tidak hanya cantik dan anggun, dia juga cerdas namun bersahaja. Ada untungnya Tia dan Fina terlambat, jadi aku bisa bebas mendekati Alya.

"Aku udah laper.. Sarapan yuk.." kata Dina.

"Aku juga udah laper.." kata Alya. Dia terlihat manis mengenakan syal sasirangan* pemberianku, meskipun aku tidak menyangka dia langsung memakainya.

Sudah pukul 7, perutku juga sudah lapar. Maka kami pun mencari kapal klotok yang menjual Soto Banjar, makanan khas Banjarmasin.

Saat sedang memesan, datang kapal klotok yang membawa Tia dan Fina.

"Soto Banjarnya belum habis kan?" tanya Tia.

Kami semua menoleh pada Tia dan Fina dan syal sasirangan motif Kambang Raja yang dikenakan Fina. Kemudian beralih pada syal sasirangan motif Kambang Raja yang juga dikenakan Alya. Fina dan Alya terlihat kesal.

"Aku males makan di sini.. Kita sarapan di hotel aja yu.." Fina mengajak Tia.

"Tapi.." Tia bingung.

"Kalau kamu engga mau engga apa-apa.. Aku sendiri aja pulang ke hotel.." Fina mengancam.

"Oke.. Oke.." Tia akhirnya mengalah. Sebelum pergi dia mendelik marah padaku.

"Ckckck.. Kamu ngasih gebetan dan mantan kamu syal yang sama persis.. Runyam nih liburan kita.." Irwan geleng-geleng kepala.


* Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan , dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan 
selanjutnya dicelup.


~~~~~

#15HariNgeblogFF2 Hari-11

1 comment :

  1. sempet bingung antara karakter 'aku' sama Irwan, kirain sama, hehehe

    Tapi bagus mbak ceritanya, menghibur :))

    ReplyDelete