Tuesday, November 20, 2012

Menularkan Kecintaan Pada Buku

Suatu hari saya merasa sangat sedih. Melihat saya sedih, seorang teman berinisiatif untuk menghibur saya dengan mentraktir saya makan es krim di sebuah cafe. Ternyata, rasa manis dan segar es krim cukup membuat perasaan saya sedikit lebih baik. Sedikit. Apabila dikonversikan pada besaran angka, hanya 25%. Melihat saya masih murung, dia pun mengajak saya ke tempat yang menurut dia akan membuat saya senang. Sebuah toko pakaian. Saat mood saya sedang baik, mungkin saya akan antusias memilih-milih pakaian di toko tersebut. Namun karena perasaan saya masih tidak menentu, saat itu saya hanya bisa menatap pakaian-pakaian yang dipajang dengan tatapan hampa. Melihat hal tersebut, akhirnya teman saya memaksa memilih dan membelikan sebuah baju untuk saya. Saya hanya bisa pasrah.

Teman saya itu memang lelaki yang pandai dalam memperlakukan perempuan. Dia mengerti bahwa belanja merupakan obat yang mujarab untuk memperbaiki mood seorang perempuan, sesuai dengan ungkapan berikut ini:
"70 ways to make woman happy: 1st is shopping and the rest is 69"
Abaikan perihal '69' :p Perempuan memang biasanya tergila-gila pada baju, tas, sepatu, dan perhiasan. Belanja barang-barang tersebut biasanya dapat membuat perempuan antusias dan bahkan kalap. Sayangnya teman saya itu belum tahu kalau saya lebih menyukai belanja buku daripada baju dan pernak-pernik lainnya.

Maka sore itu, setelah mengucapkan terima kasih dan memaksakan sebuah senyum untuk menghargai usahanya menyenangkan hati saya, saya mampir ke sebuah toko buku. Ajaib, beberapa saat berada di dalam toko buku, melihat deretan buku berjajar rapi, dan mencium wanginya yang khas membuat rasa sedih saya perlahan menghilang. Setelah memilih dan membeli beberapa buah buku, perasaan saya menjadi 100% lebih baik.

Itu adalah salah satu dari sekian banyak cerita tentang kecintaan saya pada buku. Apalagi setelah mempunyai anak dan memutuskan untuk menjadi stay at home mother, buku merupakan media hiburan favorit saya untuk mengisi waktu saat me time di rumah. Bahkan ketika saya seharusnya menambah stok pakaian menyusui, justru toko buku merupakan tempat yang menjadi tujuan untuk dikunjungi pertama kali setelah luka caesar saya pulih.

Memang, setelah mempunyai anak saya tidak bisa sering-sering lagi pergi ke toko buku. Sebagai gantinya, saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam memilih buku di toko buku online. Pilih bukunya, transfer biayanya, dan buku pun langsung dikirim ke rumah.

Namun sekarang memilih buku terasa lebih complicated. Daftar buku yang ingin saya beli menjadi semakin panjang, karena ada daftar buku untuk bacaan anak saya juga. Iya, setelah gagal menularkan kecintaan terhadap buku pada suami saya, sekarang saya sedang menularkan kecintaan saya terhadap buku pada anak saya yang sebentar lagi akan berusia dua tahun. 


Syukurlah sudah cukup terlihat hasilnya. Rasanya senang sekali saat anak saya menghampiri saya sambil membawa buku yang ingin dibacakan oleh saya. Rasanya juga terharu saat anak saya antusias memilih-milih dan membuka-buka buku saat kami mengajaknya ke toko buku. Memang dia belum bisa membaca. Tapi mengingat suami saya kurang suka membaca, maka melihat kecintaan anak saya pada buku membuat saya tenang. Mudah-mudahan kecintaannya pada buku semakin bertambah setelah nanti dia bisa membaca.


~~~~~

Tulisan ini diikutsertakan pada even #OurBook - Berbagi Cerita yang diadakan oleh Bookoopedia.

2 comments :