Tuesday, December 18, 2012

Sarah

"Halo.. Nadia lagi apa? Udah makan? Udah minum? Anak Mama pinter.. Kalau gitu udah dulu ya.. Mama sayaaaaang banget sama Nadia.."

"Nadia lagi seneng main telepon-teleponan.. Makanya aku rekam suaraku, biar kaya ngobrol beneran.." Sarah meletakkan ponselnya di samping kasur.

"Bagus juga idemu.." aku mencium keningnya.

"Kamu mau juga?" tanyanya.

Sarah lalu mengambil ponselku.

"Buat kamu video aja ya.. Jadi kalau kamu di luar kota dan kangen, tinggal putar videonya.." katanya bersemangat.

Tanpa menunggu tanggapan dariku, Sarah langsung beraksi di depan ponselku yang sudah siap merekam.

Dua minggu kemudian...

Nadia tertidur sambil menggenggam ponsel Sarah. Rekaman suara Sarah di ponsel itu diputar berulang-ulang dan menjadi pengantar tidur sekaligus obat rindu pada Mamanya. Pelan-pelan aku mengambil ponsel itu, mematikannya dan menyimpannya di meja. Kuselimuti gadis mungilku dan kucium lembut keningnya. Kuhapus air mata yang menggenang di pelupuk mataku.

Aku segera kembali ke kamarku. Kuraih ponselku yang tergeletak di meja dan kuputar video yang direkam Sarah. Kini air mataku tak terbendung lagi. Dada ini terasa sesak setiap sadar bahwa Sarah telah pergi untuk selamanya.

"Halo suamiku.. Aku sayaaaaang banget sama kamu.. Makasih ya selalu jadi suami yang sabar untukku dan jadi ayah yang hebat untuk Nadia.. I love you.."

"Aku janji sayang.. Akan selalu menjadi ayah yang baik untuk Nadia.." kataku terbata-bata diantara isak tangisku.

Beberapa tahun kemudian...

"Calon mempelai wanita sudah siap, tinggal menunggu Anda.." seorang panitia berkata padaku.

Aku mengangguk. Kukeluarkan tablet pc-ku dan kuputar lagi video yang direkam Sarah. Aku tersenyum melihat wajah di video itu. Meskipun video dengan resolusi VGA ini tidak tajam, tapi wajah cantik Sarah tetap terlihat jelas.

"Sayang, aku sudah menepati janjiku.. Sekarang putri kita sudah menjadi gadis cantik yang pintar dan sukses.. Hari ini adalah hari yang spesial, karena aku akan menikahkan dia dengan pria idamannya.." lalu kusimpan kembali tablet pc tersebut ke tempatnya.

~~~~~

Tulisan ini diikutsertakan pada event #postcardfiction yang diadakan oleh @kampungfiksi dan @smartfrenworld.


8 comments :

  1. Waah.. kok ceritanya sedih? :(

    ReplyDelete
  2. di bayangan lia malah lebih sedih lagi.. cuman nuangin ke tulisannya susah.. mentok2nya begini deh hasilnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin kepentok jumlah kata juga ya? Hehe
      sukses ya postcardfiction-nya..

      Delete
  3. eits.. tunggu ko beberapa tahun kemudian putri kecil bisa menikah ya? hemm.. ada yang ngak beres nih.. itu jangan2 nikah sama Syeh Puji

    ReplyDelete
  4. hoho tenang.. dalam cerita ini ga ada pernikahan dini ko :)
    kan beberapa tahun itu lamaaaa, belasan tahun, dari jaman video kamera di handphone masih VGA, sampai sekarang udah jaman tablet pc :D

    ReplyDelete
  5. Sediihh..ini untuk postcard fiction yg kmrn atau yg baru? sukses yaa :)

    ReplyDelete