Sunday, January 20, 2013

Untuk Kamu, Apa Sih yang Enggak Boleh?

Aku menikmati detik-detik keberadaanku di toko buku ini dengan penuh suka cita. Beralih dari satu rak ke rak yang lain, menghibur diri dengan berbagai gambar cover depan buku yang cantik, dan tenggelam dalam sinopsis di balik cover belakangnya. Beberapa menit kemudian aku sudah membawa Heart of The Matter-nya Emily Giffin, 9 dari Nadira-nya Leila S. Chudori, dan The Journeys 2-nya Alanda Kariza dkk.

"Aku boleh beli ini Tante?" Icha muncul dengan membawa tujuh buah buku.

Aku menelan ludah.

"Boleh dong sayang.." aku tersenyum. Untuk keponakanku ini, apa sih yang enggak boleh. Apalagi aku merasa bangga karena keponakanku ini hobi membaca sepertiku, padahal umurnya baru tujuh tahun. Sungguh bertolak belakang dengan ayah ibunya yang sangat anti pada buku. Jangankan melahap buku tebal, membaca buku manual mesin cuci pun malas.

"Empat ratus empat puluh lima ribu lima ratus rupiah.." kata petugas kasir.

Aku menelah ludah lagi, lalu mengeluarkan kartu debit dan memasukkan nomor PIN-nya. Demi Icha, berarti jatahku untuk membeli buku bulan depan sudah terpakai.

"Kemana ya sekarang? Pulang?" tanyaku pada Icha. Aku selalu merasa mati gaya bila berada di mall. Apalagi mall yang letaknya di Bandung Selatan ini luas sekali. Hanya toko buku, bioskop dan foodcourt lah tempat yang tidak akan membuatku mati gaya.

"Kayanya aku pengen donat deh.." jawab Icha setelah berpikir beberapa saat.

"Boleh.. Kalau gitu kita beli donat dulu yuk.." lagi-lagi aku menyetujui keinginannya dan mengajaknya ke kedai donat yang masih berada satu lantai dengan toko buku.

Setelah memesan Iced Cappuccino Caramello dan Alcapone untukku serta Iced Chocolate dan Oreology untuk Icha, kami pun bersantai sejenak. Lumayanlah, malam minggu kali ini aku yang sedang jomblo bisa mempunyai teman kencan. Saat Icha sedang menceritakan film The Hobbit yang baru ditontonnya kemarin, tiba-tiba matanya mengarah ke belakangku.

"Hmm.. Aku kesana dulu ya Tante.. Ada Wulan, temenku.." kata Icha sambil berdiri.

Aku ikut melihat ke arah yang dilihat Icha. Ada gadis kecil seumur Icha yang melambaikan tangannya.

"Oke.. Jangan lama-lama ya.." kataku. Mendengar hal itu Icha langsung mengangguk dan berlari menuju temannya.

Untuk mengisi waktu, aku pun berniat untuk membaca buku yang baru saja dibeli. Namun aku bingung buku mana yang akan kubaca lebih dulu.

"Tante.. Icha mau nemenin Wulan beli buku juga.. Tante tunggu disini ya?" tanya Icha yang tiba-tiba muncul.

"Enggak mau ah.. Ngapain Tante disini sendiri.. Tante ikut kalian aja, tapi tunggu Tante abisin minumannya ya.." kataku sambil segera beres-beres.

"Tante ditemenin kakaknya Wulan kok.. Tuh..!" Icha menunjuk ke arah Wulan, sekarang gadis kecil itu ditemani seorang lelaki muda seumurku yang tampan. Penampakannya mirip Rio Dewanto dan dia tersenyum padaku!

"Gimana? Boleh ya?" tanya Icha.

"Oh.. Untuk kamu, apa sih yang enggak boleh.." jawabku sambil tersenyum manis pada Icha. Kurasakan kupu-kupu beterbangan di dalam perutku.

~~~~~

#13HariNgeblogFF Hari ke-8

No comments :

Post a Comment