Saturday, February 8, 2014

Road To Bantarjaya 2014

Bantarjaya? Apa itu?
Bantarjaya itu nama sebuah daerah di Kabupaten Lebak (Rangkasbitung, biasa disingkat menjadi Rangkas). Liburan Imlek kemarin, saya sekeluarga ceritanya liburan ke sana. Liburan kok ke sana? Memang ada apa di sana? Enggak ada apa-apa sih, cuman ada kebun kelapa sawit, hihihi... Tapi di sanalah adik saya sekarang tinggal, nemenin suaminya.

It's A Long... Long Road...
Perjalanan Bandung-Bantarjaya bisa ditempuh dalam waktu sekitar tujuh jam-an. Berangkat dari Bandung pukul tujuh pagi, sampai di Bantarjaya pukul setengah tiga siang. Itu sudah termasuk istirahat dan makan siang. Kebetulan waktu itu hari Jumat, jadi sudah termasuk dengan shalat Jumat juga. Oh iya, sudah termasuk macet karena pelebaran jalan di Tol Tangerang-Merak juga.

Ada dua alternatif rute yang biasa digunakan oleh adik ipar saya. Yang pertama, dari Tol Tangerang-Merak keluar di Gerbang Tol Ciujung lalu lewat Petir. Yang kedua, dari Tol Tangerang-Merak keluar di Gerbang Tol Serang Timur lalu lewat Jalan Raya Serang-Pandeglang. Suami saya sendiri lebih nyaman menggunakan rute yang kedua, lebih leluasa katanya.

Susahnya Mencari Tempat Makan
Pukul sebelas, perut kami sudah minta diisi. Stok cemilan sih masih banyak, tapi perut kami ingin diisi makanan yang lebih berat. Saat itu kami sedang berada di Jalan Raya Serang-Pandeglang. GPS menunjukkan beberapa alternatif tempat makan, tapi tidak ada yang cukup representatif. Akhirnya perjalanan pun diteruskan sampai ke Rangkas.

Susah sekali mencari tempat makan siang di Rangkas. Sepi! Untungnya terdapat warung PKL yang berjajar di sekitar Alun-Alun Rangkas, jadi bisa sekalian shalat Jumat di Masjid Agung Al-Araaf. Tapi ternyata, di antara warung-warung tersebut yang buka hanya penjual soto, baso, dan jus.

Saya dan ibu saya memilih Soto Tangkar dan Jus Alpukat sebagai menu makan siang saat itu, sementara suami dan ayah saya shalat Jumat dulu. Saya tidak berharap banyak, tapi di luar perkiraan, ternyata Soto Tangkarnya enak! Begitu juga dengan Jus Alpukatnya, kental dan tidak terlalu manis. Cukup recomended :)

Soto Tangkar (Dok. Pribadi)
Off Road
Setelah selesai istirahat, shalat, dan makan, kami pun melanjutkan perjalanan lagi. Seharusnya tidak lama. Tapi ternyata akses menuju perkebunan Bantarjaya, jalannya jelek sekali. Serasa off road heuheu... Untungnya pemandangan hijau dan kebun kelapa sawit di sekitarnya cukup memanjakan mata.

Kiri kanan kulihat saja banyak kelapa sawit... (Dok. Pribadi)
Di pertengahan perjalanan, kami pun mendapat sebuah kejutan. Kami menemukan sekelompok besar kerbau yang sedang berkeliaran dan mencari rumput.

Serasa di Taman Safari hihihi... (Dok. Pribadi)
Ini Baru Liburan
Fiuh! Akhirnya sampai juga di rumah adik ipar saya. Sudah tempatnya terpencil, jaringan internet pun sulit. Kami hanya bisa mendapatkan sinyal GPRS, itu pun kadang muncul, kadang hilang. Tapi bagus, dengan begitu, kami bisa benar-benar menikmati liburan di sini tanpa terganggu 'dunia luar'. Jav bisa puas bermain dengan adik sepupunya tanpa terganggu keinginan untuk menonton video kesukaannya di YouTube. Oiya, karena masih jarang pemukiman penduduk, pada malam hari, Jav juga bisa puas melihat hamparan bintang di langit. Keren!

Jalan-jalan pagi (Dok. Pribadi)
Dari segi makanan, jangan harap ada tukang bubur ayam atau tukang baso yang lewat di tempat ini heuheu... Tapi tidak perlu khawatir, karena kalau ingin minuman segar, tinggal belah kelapa muda. Kalau lapar, tinggal potong dan bakar bebek. Kalau masih ingin ngemil, tinggal rebus jagung manis. Back to nature hihihi...

Pokoknya, dua hari di sana saya benar-benar santai. Tidak perlu memikirkan apapun. Bisa puas ber-woman talk ria bersama ibu dan adik saya atau leyeh-leyeh di sofa sambil dengerin yang karaokean. Kalau berlibur ke tempat wisata, pikiran tentu terasa lebih segar. Tapi badan belum tentu segar juga, biasanya malah lebih capek. Tapi di sini, pikiran dan badan sama-sama bisa segar.

Wisata Kuliner @ Rangkas
Sabtu sore, adik ipar saya mengajak kami malam mingguan ke Rangkas. Katanya di sana ada mie ayam yang enak, namanya Mie Ayam U'un. Tapi kami harus kecewa karena setelah jauh-jauh dan ber-off road ria, ternyata pedagangnya tutup :'( Padahal baru beberapa hari sebelumnya, saya baru saja menulis tentang tips jajan irit, salah satunya yaitu memastikan tempat makan yang akan kita kunjungi buka atau tidak :p

Untungnya adik ipar saya mempunyai alternatif tempat makan mie ayam yang lain, yaitu Mie Ayam Kangkung Awi. Lokasinya masih berada di pusat kota (sebelah Alfa Midi). Menu utamanya mie ayam. Tapi mie ayam di sini spesial karena selain menggunakan kangkung sebagai pengganti sawi, warnanya juga cantik. Mie original warnanya putih, mie dengan ekstrak sawi warnanya hijau, mie dengan ekstrak bit warnanya merah, dan mie dengan ekstrak cabai merah warnanya kuning. Pokoknya sehat karena tidak menggunakan pewarna buatan. Untuk topping ayamnya, kita bisa memilih yang original atau rica-rica. Ditambah kuah baso dan pangsit goreng makin mantep deh. Selain mie ayam, ada menu lain juga yaitu bubur ayam dan nasi tim ayam. Recomended juga nih. Apalagi ternyata selain di Rangkas, ada cabangnya juga di Serang, Pandeglang, dan Bogor.

Mie ayam kangkung rica-rica dengan ekstrak bit (Dok. Pribadi)
Malam Minggu @ Alun-Alun Rangkas
Selesai makan, kami shalat Maghrib dulu di Masjid Agung Al-Araaf (lagi). Setelah itu baru deh main ke Alun-Alun Rangkas. Kalau setahun yang lalu kami mengunjungi alun-alun pada pagi hari, sehingga Jav bisa mencoba berbagai permainan di sana. Kali ini, karena malam hari, kami mencoba mengelilingi alun-alun dengan menyewa odong-odong yang dihias dengan lampu beraneka warna. Karena lelah mengayuh, kami menyewa odong-odong tersebut untuk satu keliling saja. Tapi karena belum puas, kami pun menyewa kereta. Kereta ini rutenya lebih jauh, sampai mengeliling danau buatan juga.

Bergaya sambil naik odong-odong (Dok. Pribadi)
Suasana Rangkas di hari biasa dan suasana Rangkas di malam minggu ternyata sangat jauh berbeda. Kalau di hari biasa terasa sangat sepi, di malam minggu justru sangat ramai oleh para pedagang yang berjualan di pinggir jalan juga masyarakat setempat yang menghabiskan malam minggu baik bersama teman, pasangan, atau keluarga.

Selamat Tinggal!
Minggu pagi, kami harus pamit pulang lagi ke Bandung. Sedih... Tapi bagaimana lagi. Lagipula kalau kelamaan di sana bisa-bisa mati gaya hihihi...

Foto dulu ah sebelum pulang (Dok. Pribadi)

7 comments :

  1. disini banyak sawit mbk,bener baget..kalo inggal di daerah hutan swait memang mati gaya,sepi,desa bangetlah pokoknya hehe....itu mie ayamnya kok kayaknya enak banget yah.. :D

    ReplyDelete
  2. waah enak bener nih liburannya, saya diajak ga nih hehe


    eh mbak ikutan dong survei blog saya biar dapet bukunya

    ReplyDelete
  3. anak-anakku paling seneng kalau di jalan lihat kerbau atau sapi..padahal bapaknya dah bosen waktu kecil sekampung sama kerbau dan sapi hehe

    ReplyDelete
  4. Yang aku suka dari acara jalan2 adalah wisata kulinernya Mak...
    Aku sampe sekarang penasaran dg soto tangkar lho.
    Kenapa disebut soto tangkar ya?
    Oya itu mie warna merahnya menggoda juga hehehe

    ReplyDelete
  5. Huwow, seru bener liburan ke Rangkas. Jauh ya tapinya. :D
    Itu topping mie-nya yang rica ya?

    Ah, saya malah jadi ngiler mie yamin yang deket Borromeus itu. (lupa namanya)
    Minggu depan ah, rencananya mau ke Bandung nih.

    ReplyDelete
  6. mie ayam kangkung nya kx unik? sayangnya disini belum ada yg bgituan hehe :D
    follback sob

    ReplyDelete