Monday, August 3, 2015

Mengajak Balita Salat di Masjid

mengajak balita salat di masjid

Jav dan Masjid
Sudah ada yang kangen dengan suasana bulan Ramadhan? Dengan keberkahannya, rutinitas sahurnya, atau salat Tarawihnya? Kalau saya sih kangen banget salat Tarawih di masjid. Bagaimana enggak kangen, sejak ada Jav, saya enggak pernah lagi ikut salat Tarawih berjemaah di masjid.

Saya enggak pernah berani membawa Jav untuk ikut salat berjemaah di masjid. Soalnya sejak masih bayi, Jav tuh kalau menangis, suaranya kencang sekali. Pernah loh, Jav menangis pas tengah malam, esok paginya tetangga yang jaraknya tiga rumah dari saya cerita bahwa suara tangisan Jav terdengar sampai ke rumahnya :D Saya sendiri pernah juga sih samar-samar mendengar suara tangisan Jav dari rumah orang tua yang jaraknya lima rumah dari saya :)) Makanya, saya khawatir apabila ikut salat Tarawih berjemaah di masjid, tangisan Jav akan mengganggu jemaah lain.

Sesudah Jav agak besar, saya juga masih belum berani membawa Jav salat berjemaah di masjid. Soalnya anaknya aktif sekali, di mana pun dan kapan pun. Hobinya lari-lari, enggak kuat diam lama-lama, dan baru bisa tenang kalau sedang tidur atau sedang sakit, heuheu.... Alhamdulillah.... Tapi saya bukan tipe ibu yang bisa tetap santai ketika anaknya mengganggu ketertiban umum. Daripada mengganggu jemaah lain, lebih baik saya salat di rumah saja.

Mengajak Jav Salat Berjemaah di Masjid
Tetapi bagaimana pun, sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengenalkan dan mengakrabkan anaknya dengan masjid. Kalau salat biasa sih sering, misalnya salat di musala atau di masjid saat sedang berada dalam perjalanan. Nah, kalau salat berjemaah, sebagian besar tanggungjawabnya dipegang oleh ayahnya Jav. Alhamdulillah, Jav selalu bersemangat kalau diajak ke masjid. Ketika mendengar suara azan, langsung wudu serta mengenakan peci dan sarung. Selama ini sih, ayahnya hanya bisa mengajak Jav salat Dzuhur dan salat Ashar berjemaah di masjid. Itupun kalau ayahnya sedang libur (hari biasa kan kerja) dan enggak malas. :p Kalau salat Shubuh, Javnya belum bangun. Sedangkan salat Maghrib dan salat Isya, ayahnya kebagian tugas menjadi imam.

Prinsip kami, mengenalkan dan mengakrabkan anak dengan masjid memang penting, tapi jangan sampai mengganggu jemaah lain. Makanya, kalau membawa Jav ke masjid, ayahnya Jav biasanya berbaris di saf paling belakang. Saya memang selalu mewanti-wanti Jav, bahwa masjid itu rumah Allah, jadi enggak boleh ribut dan lari-lari. Tapi namanya anak-anak, salat berjamaah sih ikut, tapi setelah rakaat pertama langsung salam. Dan selanjutnya... apa lagi kalau bukan lari-lari :)) Lari ke belakang, lalu lari lagi ke depan menghampiri ayahnya, begitu terus bolak-balik. Coba kalau Jav ikut ke masjid pas ayahnya jadi imam, pasti akan sangat mengganggu.

Salat Jumat Pertama Jav
Karena alasan itulah Jav belum pernah diajak salat Jumat. Nah, lebaran kemarin kan jatuhnya hari Jumat. Jadi, ketika bersilaturahmi di rumah adiknya Papah, sementara ibu-ibu mengobrol dan menikmati hidangan lebaran, bapak-bapaknya salat Jumat dulu. Ketika ayahnya pergi ke masjid, Jav sedang bermain bersama saudara-saudaranya. Saat menyadari bahwa ayahnya sudah pergi ke masjid, Jav langsung merengek ingin ikut. Agak repot juga membujuknya.

Rupanya omnya (sepupu saya) mengajak Jav ikut ke masjid untuk menyusul ayahnya. Tentu saja saya tolak. Pertama, saya khawatir Jav akan menangis apabila di masjid enggak bisa bertemu dengan ayahnya (salat Jumat di Masjid Raya Cipaganti kan ramai). Kedua, saya juga khawatir nanti Jav akan mengganggu omnya dan jemaah lain. Namun Mamah mengingatkan bahwa biasanya Jav menjadi lebih tenang dan lebih mudah diatur kalau enggak ada ayah-ibunya. Akhirnya saya pun membiarkan Jav pergi salat Jumat bersama omnya.

Ternyata perkiraan Mamah terbukti loh. Walaupun enggak bertemu dengan ayahnya, dan baru bisa bertemu pas bubar, Jav enggak menangis atau merengek. Ketika salat juga tenang dan enggak lari-lari. Jav ikut salat dan ikut mendengarkan khotbah sambil menghitung air conditioner yang dipasang di dinding masjid :D

Beginilah pengalaman saya dan suami dalam mengenalkan dan mengakrabkan Jav dengan masjid. Kalau teman-teman bagaimana? ;)

25 comments :

  1. memang harus dikenalkan sejak dini, pasti membekas dan menjadi kebiasaan yang nantinya tidak berat lagi untuk dilaksanakan ketika sudah besar, smoga adik jav jadi anak soleh

    ReplyDelete
  2. Perlu banget mengenalkan anak untuk sholat berjamaah apalagi bagi anak laki laki namun memang sebaiknya selalu didampingi orang tua sehingga anak bisa tertib tidak mengganggu jamaah lain

    ReplyDelete
  3. sepertinya nanti kalo punya anak mau dibiasakan jg deh seperti ini :) ngajak balita ke masjid biar meraka berlatih sejak kecil :)

    ReplyDelete
  4. paling suka lihat ayah sama anak ke masjid,shalat berdampingan dan nggak lari2an di masjid hehehe.

    ReplyDelete
  5. entar kalo punya anak mau di biasakan seperti kata-kata mbak ituh :D

    ReplyDelete
  6. Betul banget, sebisa mungkin sejak kecil diajak ke mesjid buat shalat

    ReplyDelete
  7. Seruuu kalau ingat. Anakku perempuan, waktu baru sampai ke mesjid cepet2 pengin pakai mukena. Begitu sholat mulai, malah mukenanya dicopot.

    ReplyDelete
  8. Namanya juga anak anak mba, Kalau berisik saat shalat itu masih wajar, Yang penting dari sejak dini harus dikenalkan shalat berjamaah ke masjid.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sayangnya ga smua orang mau memaklumi... drpd dimarahin jemaah lain, mending saya pilih2 waktu shalat yg ga terlalu ramai :D

      Delete
  9. Balita sangat suka lho ke masjid. Anakku Zaudan apalagi. Tiap bapaknya libur pasti jadi ajang pikinik dari masjid ke masjid. :D

    ReplyDelete
  10. kalau di kampung saya, ngajak anak ke masjid, meski sudah di bilangin jangan ramai, tapi tetep saja namanya juga anak2 kecil tetep saja main, lari - larian sama temen2nya, tapi itu gak masalah, bisa dimaklum.. itu malah lebih bak, setidaknya setidaknya sang anak sudah kenal masjid sejak dini

    DIBUTUHKAN, MASJID RAMAH ANAK. HIMBAUAN.....UNTUK SEMUA PENGURUS MASJID/DKM.

    Sudah bukan menjadi rahasia lagi betapa kadang anak2 kehadirannya tidak begitu diharapkan di dalam masjid.

    Anak2 dianggap pengganggu kekhusyukan dalam beribadah. Sehingga bahkan ada masjid yg terang2an menulis larangan anak masuk

    Bahkan ada orang dewasa yg tak segan2 menghardik & mengancam mrk jika bermain dan bercanda. Masjid pun menjadi tempat menyeramkan

    Anak2 pun mncari tmpt alternatif hiburan. Pilihannya playstation & game online. Permainan menyenangkan. Penjaganya pun menyambut ramah

    Akhirnya pihak masjid pun susah mencari kader remaja masjid. Banyak remaja yg menolak, sebab waktu kecil selalu dimusuhi saat di masjid.

    Sifat Allah yang Maha Rahman tak muncul dlm perilaku sebagian pengurus masjid yg galak dan suka bentak anak.

    Anak2 lebih mengenal Allah yang Mahakeras siksanya dibandingkan Maha RahimNya. Sebab mereka banyak dihukum dan dimarahi jika bermain2 di masjid

    Pun jika ada anak yg sungguh2 ibadah. Ternyata banyak mereka yg tak layak ada di shaf depan. Padahal mereka datang sejak awal.

    Padahal hak ada di shaff depan adalah yg datang duluan, bukan berdasarkan usia.

    Kadang saat sholat jumat pun, khatib lupa menyapa anak2. Lebih fokus kepada jamaah dewasa. Anak2 dianggap warga kelas dua.

    Masjid sebagai pusat display agama, seharusnya menjadi tmpt untuk mengajarkan hakikat islam sesungguhnya : kasih sayang dan keramahan.

    Tidak berminatnya remaja saat ini terhadap Islam, sebagian besar krn trauma di masa kecil akan tampilan islam khususnya di masjid

    Masjid kalah bersaing dengan mall, warnet dan tempat permainan lain dimana penjaganya ramah dan murah senyum.

    Banyak jamaah berebut menjalankan sunah di masjid. Lupa akan sunah yg lain yg diajarkan rasul : memuliakan anak2.

    Sungguh indah saat rasul membawa cucunya, umamah dan husain ke masjid. Digembirakan mereka dgn digendong seraya bermain di masjid.

    Demi memuaskan husain bermain di masjid, Rasul melamakan sujudnya agar ia puas menungganginya seperti kuda. Tak memarahinya.

    Sahabat menduga lamanya sujud akibat datangnya wahyu. Mereka salah. Rasul menyengajakannya supaya anak2 puas bermain di masjid.

    Kisah2 Rasul yg memuliakan anak di masjid mungkin jarang terdengar/sengaja dilupakan sebagian orang. Padahal mereka mengaku pencinta rasul.

    Alhamdulillah setelah banyak dialog dengan pengurus masjid yg melarang anak2, akhirnya ada juga yang tercerahkan meski awalnya marah2.

    Bahkan ada yg berinisiatif membuat ruang bermain bagi anak2 serta menyediakan pampers bagi anak2.

    Biarlah anak betah bermain di masjid daripada memilih bermain di tempat lain yg menjauhkan mereka dari agama.

    Jika sudah merasa nyaman di masjid. Barulah buat peraturan. Kapan harus bermain dan kapan harus ibadah. Mereka tentu bisa menerima.

    Indahnya jika anak2 saat waktu luang, izin ke ortunya untuk pergi ke mesjid. Berlama2 disana. Masjid pun ramai.

    Orang dewasa lain yg malas ke masjid pun jadi bergairah melihat masjid yg ramai. Jadilah setiap masyarakat memakmurkan masjid.

    Maka dari sekarang mari membuat masjid sebagai tempat yang nyaman, ramah, bersih dan menyenangkan bagi anak2. Kelak mereka yg akan memakmurkan masjid.

    Mudah2an ada pengurus masjid yg baca memulai gerakan ajak anak ke masjid ini.

    Mudah2an berkenan di bagikan kepada sebanyak2 teman.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya pernah liat tuh fotonya pengumuman di masjid yg melarang anak2 utk masuk masjid :(

      Delete
  11. alhamdulillah jav ngga nangis ya. mm, pernah baca ga mak, di medsos ttg pro kontra membawa anak ke mesjid. mgk karena anaknya gabisa diam shg mengganggu kekhusyuan beribadah. saya termasuk yg suka bawa anak ke mesjid dan suka ga enak kalo anak sampe rewel dan mengganggu jamaah lain. mungkin ini pembelajaran buat ortu ya. anak diberi pengertian dl sebelum k mesjdi agar tertib di mesjid. ketika dia blm bisa tenang mungkin sebaiknya bljr salat d rumah, sesekali ke mesjid tentu saja bagus sekali

    ReplyDelete
  12. mesti dibiasakan dari kecil ya biar terbiasa :)

    ReplyDelete
  13. Dari kecil anak memang sudah sebaiknya diajarkan dengan berbgai bentuk ibadah mbak. Dan juga kewajiban kita sebagai orang tua untuk mendidik anak sebaik mungkin. Karena diakhirat nanti semua itu akan kita pertanggungjawabkan. Baik buruk dari hasil didikan kita tentu kita juga yang akan menikmatinya, iya kan mbak ?!

    ReplyDelete