Thursday, September 28, 2017

Mendidik Ego dan Individualitas Anak


Masih ada sisa bahan tulisan dari kajian pola asuh di sekolah Jav yang dulu nih. Sayang kalau disimpan sendiri. Soalnya menurut saya sih menarik dan penting banget. Termasuk pengetahuan baru juga bagi saya. Tentang ego dan individualitas yang ternyata perlu dimiliki oleh anak-anak kita. Materi ini disampaikan oleh Ustaz Adriano Rusfi sebagai narasumber, didampingi oleh ayahnya Jav sebagai moderator. 

Mungkin sama seperti orang tua lain, pada awalnya saya juga heran dengan topik kajian pola asuh kali ini. Serius kita harus mendidik ego dan individualitas pada anak? Bukannya jelek ya. Eits.... Jangan salah, ego dan individualitas berbeda loh dengan egois dan individualistis.

ego n Psi 1 aku, diri pribadi; 2 rasa sadar akan diri sendiri; 3 konsepsi individu tt dirinya sendiri
dan
individualitas n 1 keadaan atau sifat khusus sebagai individu; 2 ciri-ciri yg dimiliki seseorang yg membedakannya dr orang lain; watak kepribadian


Kenapa sih anak butuh individualitas?
  • Karena manusia bukan hanya makhluk sosial, tetapi juga makhluk individual. Allah menciptakan semua manusia istimewa, mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Makanya memiliki nama yang berbeda sebagai ciri individu. 
  • Kelak bertanggung jawab nafsi-nafsi. Di akhirat nanti, manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing. Meskipun melakukan bersama-sama, tapi pertanggungjawabannya enggak bisa kolektif.
  • Adanya terpaan pengaruh lingkungan yang semakin kuat. Baik dari teman maupun media. Tapi enggak mungkin kan kita melarang anak untuk bergaul. Makanya pendidikan yang benar itu prinsipnya imunisasi bukan sterilisasi. Sehingga meskipun bergaul, anak tetap percaya diri, berani tampil beda, berani mengatakan 'tidak'.
  • Karena orang Indonesia, terutama di Jawa Barat merupakan the most suggestable people in the world. Contohnya latah, kesurupan, mudah dihipnotis. Jangankan pas enggak sadar, ketika sadar saja, orang Indonesia cenderung latah (suka ikut-ikutan). Saya setuju banget nih. 
  • Adanya fenomena pedofilia. Anak korban pedofilia biasanya memiliki ego yang lemah, sehingga mau saja diajak-diajak dan dipegang-pegang. Penyebabnya yaitu rindu ayah (rindu sosol laki-laki dewasa) serta sudah muncul percikan seksual. Paparan makanan, telinga, mata anak zaman sekarang membuatnya cepat balig tapi telat akil.
  • Adanya tuntutan syahadatain. Tidak ada Tuhan selain Allah. Hanya manusia yang mempunyai ego yang bisa berkata 'tidak'.

Selanjutnya, siapa yang harus mendidik ego dan individualitas anak? Tentu saja ayahnya. Karena:
  • Ayah itu Sang Ego dan Individu. 
  • Membangun maskulinitas.
  • Pendidik kemandirian, keberanian, kekuatan, kepercayaan diri, serta prinsip dan keyakinan.

Maskulinitas (ketegasan, profesionalitas, percaya diri, dan lain-lain) bukan hanya penting untuk anak laki-laki ya, tapi untuk anak perempuan juga. Sama seperti anak laki-laki yang juga harus dibangun feminimitasnya (cinta, kasih sayang, empati, peduli, dan lain-lain) oleh ibu.

Untuk apa ego dan individualitas?
  • Kepercayaan diri. Percuma memiliki kompetensi, akhlak baik, dan lain-lain kalau enggak percaya diri.
  • Keberanian tampil beda. Bukan asal beda, tetap bergaul dan ramah.
  • Punya sikap. Enggak menunggu pendapat orang lain.
  • Unik. Beda, khas, lain dari yang lain, mempunyai sesuatu yang orang lain enggak punya.
  • Visioner. Memiliki cara pandang lain.
  • Kreatif. 

Mendidik individualitas harus dilakukan pada saat usia anak 2-7 tahun. Karena merupakan:
  • Periode onomatopia (alam semesta mengelilingi diriku).
  • Usia pembentukan konsep diri.
  • Usia negativistik. Contoh: disuruh ke kanan malah ke kiri. Ih, Jav banget deh ini, heuheu....
  • Usia unik dan kreatif.
  • Individualis. 
  • Periode play, not game. Sama-sama main, bukan main bersama.
Baru setelah 7 tahun, anak perlu dididik sosiabilitas (kerjasama, kekompakan, berbagi, dan lain-lain) oleh ibunya.

Bagaimana cara mendidiknya?
Prakondisi
  • Adzankan
  • Berikan nama unik (identitas)
  • Aqiqahkan (berikan harga diri)
  • Hargai individualitasnya
  • Perlakukan berbeda
  • Jadikan tiap anak 'anak emas'
  • Jangan dipaksa untuk berbagi
Praktik
  • Berikan panggilan kesayangan
  • Berikan pakaian sesuai karakter/selera
  • Berikan kesadaran akan hak milik
  • Bangun keterampilan tampil sendiri
  • Bangun keberanian tampil beda
  • Ajarkan menolak dan berkata 'tidak'
  • Ciptakan momen ekspresi diri

Yuk para ayah, didik anak-anaknya ego dan individualitas, karena karakter enggak bisa diajarkan tapi ditularkan oleh orang tuanya.

6 comments :