Dua belas tahun yang lalu, saya pernah meminjamkan sebuah buku pada seorang teman, sebut saja Mawar *hehe*. Beberapa hari kemudian, Mawar berkata pada saya bahwa bukunya sudah selesai dibaca, tapi buku itu sedang dipinjam teman saya yang lain, sebut saja Melati *hehehe*. Ternyata buku itu tidak pernah dikembalikan oleh Melati, dan lama-kelamaan saya pun melupakan buku itu. Beberapa bulan kemudian, saya dan teman-teman berkunjung ke rumah Melati. Saya melihat buku saya yang dipinjam Melati teronggok di sudut sebuah lemari. Saya bertanya pada Melati apa dia sudah selesai membacanya, kalau sudah selesai akan saya bawa lagi bukunya. Namun Melati menjawab bahwa dia belum selesai membacanya. Saya pun pasrah, dan sampai sekarang buku itu tidak pernah kembali *menghela nafas*.
Tiga tahun yang lalu, saya mendengar sebuah ungkapan dari dosen saya saat saya mengembalikan buku yang dipinjamkannya. Kurang lebih begini:
"Sudah selesai? Alhamdulillah bukunya kembali dengan selamat.. Kamu tahu engga? Orang yang bodoh adalah orang yang meminjamkan bukunya, tapi orang yang lebih bodoh adalah orang yang mengembalikan buku yang telah dipinjamnya.."
Saya pun tertawa *pantas rak bukunya penuh dengan buku-buku perpustakaan yang belum beliau kembalikan hihihi*.
Semenjak saat itu, ungkapan lucu tersebut terus terpatri di hati saya. Saya sayang buku-buku saya. Saya tidak ingin menjadi 'orang bodoh' dan tidak ingin meminjamkannya pada sembarang orang. Pelit? Tidak juga, saya hanya lebih selektif saja dalam meminjamkan buku-buku saya, yaitu:
- Meminjamkan buku pada orang yang bisa mendapatkan manfaat dari buku tersebut karena benar-benar membacanya, bukan menyimpannya di sudut lemari dan membiarkannya berdebu seperti yang dilakukan Melati *hiks*.
- Meminjamkan buku pada orang yang pasti akan mengembalikan buku tersebut (dalam ungkapan tadi berarti 'orang yang lebih bodoh' dari saya *hihihi*). Biasanya saya selalu berpura-pura lupa membawa buku yang akan dipinjamkan pada orang yang mempunyai 'rekam jejak buruk'. Malah untuk meyakinkan bahwa saya tidak pelit, saya minta padanya untuk mengingatkan saya sebelum berangkat agar membawa buku yang dimaksud. Pada kenyataannya dia selalu lupa mengingatkan saya. See? Mengingatkan saya untuk membawa bukunya saja lupa, apalagi mengembalikan bukunya nanti *fiuh*.
- Kadang saya membaca sebuah buku dan merasa seseorang harus membacanya atau seseorang akan senang membacanya. Karena khawatir dengan 'rekam jejaknya yang buruk', demi keselamatan buku saya, lebih baik saya membeli lagi buku yang dimaksud dan memberikannya pada orang tersebut sebagai hadiah. Terlihat manis kan? *hihihi*
Begitulah trik saya agar menjadi 'orang yang tidak terlalu bodoh' dalam meminjamkan buku.
~~~~~
Tulisan ini diikutsertakan pada even #OurBook - Berbagi Cerita yang diadakan oleh Bookoopedia.
12 taun yang lalu? pas SMA dong??
ReplyDeleteaaaakkk aci bukan yg minjem nathh?? -_-'
tp rata2 yg pinjem buku aci org pinter jg loh nath, entah brp buku yg gak balik lagi, ampe lupa buku apa aja dan siapa yg minjem, wkwkkw
klo aci mah tulis aja namanya aci ga usah hanti mawar ato melati hihihi :p
ReplyDeleteWah, bener banget mbak. buku saya yang dipinjem, 80% ngga balik lagi *nyesek
ReplyDelete