Sunday, February 14, 2016

Kuret di RSIA Humana Prima

Lanjutan cerita blighted ovum kemarin nih....

Jadi ketika sudah divonis blighted ovum oleh dokter Mulya di KIA Harapan Bunda, saya langsung mencari informasi BPJS untuk kuret. Ribet? Ternyata enggak. Ya, saya memang harus ke Puskesmas (fasilitas kesehatan tingkat I) dulu untuk meminta surat rujukan. Tapi mudah kok. Saya hanya menunjukkan foto USG dari KIA Harapan Bunda, kemudian bidan di Puskesmas pun langsung memberikan surat rujukan ke RS Al-Islam (fasilitas kesehatan tingkat II) sesuai permintaan saya.

Setelah itu saya daftar ke RS Al-Islam melalui telepon. Ternyata dokter kandungan perempuan yang praktik esok harinya sedang cuti. Jadi saya daftar untuk lusa. Tapi karena dirasa terlalu lama, kami langsung datang ke RS Al-Islam hari itu juga.

Rupanya ada dokter Ani yang masih bisa menerima pasien. Namun karena sudah siang, kami enggak bisa menggunakan BPJS (jatahnya sudah habis). Jadi kami menggunakan jalur umum. Walaupun begitu, untuk kuretnya bisa menggunakan BPJS kok. Surat rujukannya langsung dari dokter Ani. Iya, jadi surat rujukan yang dari Puskesmas enggak terpakai.

Nah, karena antrian kamar di Al-Islam sangat panjang, kami memutuskan untuk pindah ke RSIA Humana Prima. Seminggu kemudian, saya datang lagi ke Puskesmas, menjelaskan bahwa kamar di RS Al-Islam sedang penuh, dan meminta untuk dibuatkan surat rujukan baru untuk RSIA Humana Prima. Jadi nomor suratnya tetap sama, hanya berbeda rumah sakit tujuannya saja. Simpel.

Selanjutnya, saya diperiksa oleh dokter Selvie di RSIA Humana Prima dengan memanfaatkan BPJS menggunakan surat rujukan dari Puskesmas. Begitupun ketika daftar untuk kuret, masih menggunakan surat tersebut. Alhamdulillah lancar. Enggak ada perbedaan pelayanan tuh antara pasien yang menggunakan jalur umum dan jalur BPJS.

Pukul sepuluh pagi, dua hari kemudian, ketika tiba di rumah sakit, saya mulai puasa dan diinfus. Oiya sekalian diambil darah juga untuk dicek. Karena mempunyai riwayat alergi obat, maka pukul satu siang saya dites alergi obat antibiotik dulu di kulit tangan. Duh, perih banget. Tapi untungnya enggak alergi. Jadi saya pun langsung diberi suntikan obat antibiotik. Waktu itu saya belum mendapat kamar, jadi menumpang di ruang tindakan dulu. Deg-degan deh. Saya takut banget dipasang laminaria seperti pengalaman teman-teman lain. Tapi ternyata enggak saya mah.


Baru pada pukul dua siang, saya dipindahkan ke kamar rawat inap. Untuk kelas 1, satu kamar berisi dua pasien. Ketika saya tiba, sudah ada pasien yang pagi harinya baru selesai melahirkan. Kami pun bertukar pengalaman. Saya berbagi pengalaman bedah sesar ketika melahirkan Jav, dan dia berbagi pengalaman kuret pada kehamilan sebelumnya. Jadinya saya bisa sedikit merasa lebih santai. Apalagi sambil menonton Uttaran juga, hihihi....

Pukul lima sore, saya dibawa lagi ke ruang tindakan untuk persiapan kuret pukul setengah enam sore. Setelah buang air dan berganti pakaian, saya diberikan suntikan obat antinyeri dan antimual. Duh, perih banget waktu disuntik obat antinyeri. Beberapa menit kemudian dokter pun tiba. Ada dokter kandungan dan dokter anestesi. Dokter anestesi langsung memberikan suntikan obat bius total. Katanya sih saya sadar terus, jadi dosisnya ditambah lagi.

Pukul tujuh malam, saya mulai sadar. Alhamdulillah, kuretnya sudah selesai. Tapi rasanya mata ini berat sekali, jadi saya tidur lagi. Baru pada pukul sembilan malam, saya bisa benar-benar bangun. Lalu saya pun kembali dipindahkan ke kamar rawat inap. Ternyata mata, bibir, dan wajah saya bengkak parah, heuheu.... Enggak apa-apa deh, bisa bangun lagi aja saya sudah bersyukur banget. Karena enggak pusing, seharusnya saya bisa pulang malam itu juga. Namun gara-gara alergi, saya harus menginap dulu semalam. Dan karena alergi juga, saya mendapatkan laporan dari suami bahwa di rumah, Jav menangis khawatir karena melihat wajah saya yang bengkak :D

Iya, suami dan Jav pulang ke rumah. Sedangkan saya menginap sendiri di rumah sakit. Malam yang seru, karena pasien di sebelah saya sibuk dengan bayinya yang bangun dan menangis setiap jam. Saya jadi ikut merasakan punya bayi lagi, hihihi.... Keesokan paginya, setelah sarapan dan mengurus administrasi, saya pun bisa pulang. Saya dan suami enggak perlu mengeluarkan biaya apapun, semuanya sudah ditanggung oleh BPJS :)

Nah, yang membuat saya puas dengan RSIA Humana Prima ini, selain bisa menggunakan BPJS tanpa proses yang ribet, juga karena rumah sakit ini Pro ASI.

Jadi, ketika menginap, di tengah malam itu saya mendengar pasangan di kasur sebelah mulai putus asa dan khawatir melihat bayinya yang tampak kehausan karena sejak lahir belum diberi apapun, baik ASI maupun susu formula. Ketika mereka akhirnya meminta sufor pada suster, suster menjawab bahwa prosedur untuk pemberian sufor sangat panjang, orang tua harus menandatangi surat pernyataan bermaterai terlebih dahulu.

Beberapa saat kemudian, datang petugas dari klinik anak. Beliau menjelaskan panjang lebar bahwa kalau ibu belum bisa menyusui bayi dengan posisi duduk karena perutnya masih sakit karena sesar, ibu bisa menyusui dengan posisi tidur. Walaupun ASI-nya belum keluar, sebenarnya bayi kuat kok tidak menyusu sampai tiga hari. Asalkan payudara ibu terus dirangsang, disedot secara rutin oleh bayi. Persis seperti yang saya jelaskan siang harinya ;)

21 comments :

  1. Syukurlahnsekarang banyaka rumah sakit sudah menerima layanan untuk pasien pemegang kartu bpjs ya Mba..

    ReplyDelete
  2. alhamdulillah prosesnya lançar...sehat2 ya mbak,saya baru tahu...

    ReplyDelete
  3. kuret tuh ternyata cepet banget ya mb..dulu pas dikuret aku berasa kayak tidur berapa menit trus tau tau uda sadar n ngantuk banget

    ReplyDelete
  4. Iya memang, bpjs tidak seribet yang dibayangkan, semoga sehat selalu yaa teh Nath

    ReplyDelete
    Replies
    1. klo yg di al-islam lumayan panjang, tp asal tau prosedurnya sih ga ribet jg...

      Delete
  5. Mbaaa baru tau,, cepet sehat ya mbakk,, insyaallah diganti lagi :)
    Aku hamil pertama juga BO tapi gak sampe kuret krn pendarahan 2 minggu langsung bersih.

    ReplyDelete
  6. Semoga sehat, Mbak. :) Duh jadi ikutan ngebayangin pas kuret. >,<

    ReplyDelete
  7. Tetap diusahakan pemberian asi dulu, ya, Mbak untuk ibu yang di kasur sebelah sebelum meberikan sufor (y)
    Buat Mbak Nathalia, semoga sehat terus ya, Mbak dan segera dapat penggantinya :D

    ReplyDelete
  8. denger kata kuret langsung takut aku mbak. Yang sabar ya mbak semoga ada gantinya lagi. Maaf aku baru bisa bw lagi

    ReplyDelete
  9. wah seru banget, abis dioperasi malah jadi konsultan asi juga hehe. udah baikan kan bu...

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah, nih saya juga lagi begadang d RSIA HUMANA PRIMA, tp nunggu anak sakit tiffus.

    ReplyDelete