Violet (25 tahun) adalah seorang penulis baru yang novelnya sedang naik daun. Sejak kecil dia sudah hobi menulis. Dia lebih senang berkutat di kamarnya dan menulis daripada pergi keluar rumah. Kebiasaannya ini membuat dia menjadi gadis yang amat manja. Kemana pun dia pergi, harus ada yang menemani, bisa dengan ibu atau temannya. Tersesat adalah hal yang tidak aneh setiap dia pergi sendiri. Violet berharap dapat segera bertemu dengan jodohnya dan menikah. Dengan begitu, dia akan mempunyai pengawal pribadi yang dapat mengantarnya kemana-mana.
Suatu kecelakaan kecil di sebuah supermarket merupakan awal bagi Violet bertemu dengan jodohnya. Violet menolong seorang wanita yang terpeleset dan terjatuh. Ternyata wanita itu mempunyai seorang anak lelaki yang langsung datang menghampiri mereka. Damar (29 tahun) dan ibunya berkali-kali mengucapkan terimakasih pada Violet. Saat itu Violet dan Damar sama-sama merasakan cinta pada pandangan pertama.
Pendekatan yang intensif juga dukungan dari kedua keluarga besar membuat mereka memutuskan untuk segera menikah. Violet merasa bagai menjadi putri dalam sebuah dongeng yang sudah menemukan pangerannya. Baginya, Damar adalah lelaki yang sempurna. Selain baik dan tampan, dia juga selalu menyayangi dan melindungi ibunya. Harapan mendapat suami yang dapat menjadi pengawal pribadi akhirnya terkabul.
Pernikahan Violet dan Damar berlangsung mewah. Mereka pun hidup bahagia selamanya.
Eits! Tunggu dulu, bukan begitu akhir ceritanya.
Setelah bulan madu yang indah di sebuah pulau pribadi, Violet dan Damar harus menghadapi realita sebuah kehidupan pernikahan yang sesungguhnya. Berbagai masalah mulai muncul satu per satu dalam kehidupan pernikahan mereka.
Bukannya semakin tenang setiap bepergian karena sudah ada suami yang siap mengantar, Violet masih harus pergi sendiri karena Damar justru lebih sering mengantar ibunya. Violet pun tidak menyangka bahwa Damar adalah suami yang kolot, dia harus melayani semua kebutuhan Damar sampai hal yang paling kecil. Tentu saja Violet yang biasa dilayani dan tidak bisa masak menjadi kerepotan.
Godaan bagi kehidupan rumah tangga mereka juga datang dari pihak luar. Campur tangan ibu mertua sering menambah ricuh suasana karena mereka masih tinggal di rumah ibu Damar. Ditambah munculnya seorang penggemar yang mulai mengirimkan surat-surat dan puisi-puisi romantis pada Violet. Lama-lama Violet merasa bahwa dia telah memilih lelaki yang salah.
Akhirnya Violet dan Damar sadar bahwa menikah dan menyatukan dua pribadi yang berbeda untuk hidup bersama ternyata tidak semudah dan seindah seperti dalam dongeng Cinderella. Di satu sisi diperlukan kebesaran hati untuk menerima kekurangan pasangan, namun di sisi lain diperlukan pengorbanan agar menjadi pribadi yang lebih baik untuk menyenangkan hati pasangan. Demi cinta dan calon buah hati mereka, pelan-pelan Violet dan Damar berjuang untuk belajar menghargai dan memahami pasangan masing-masing.
~~~~~
Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Novel Cinderella Syndrome oleh Leyla Hana.
Makasih partisipasinya ya, mba :)
ReplyDelete