Weaning (menyapih) adalah kata yang membuat perasaan saya galau akhir-akhir ini. Umur Jav sudah 20 bulan, berarti beberapa bulan lagi tiba saatnya dia akan disapih karena umurnya akan genap 2 tahun. Padahal dulu sekali, saya menunggu-nunggu saat-saat Jav bisa disapih. Alasannya sederhana, hanya karena saya ingin bebas memilih baju yang dipakai tanpa harus ada kancing/resleting di bagian dada. Juga karena saya sudah lama tidak tidur dengan posisi tengkurap, yang sulit dilakukan karena lebih sering tidur sambil menyusui hehe.
Tapi sekarang, saya benar-benar harus menyiapkan mental, karena jangankan untuk benar-benar menyapih, tiap membayangkannya saja saya selalu sedih. Membaca pengalaman ibu lain yang sudah menyapih pun bisa membuat saya mengeluarkan air mata.
Apalagi kalau ingat bahwa dulu Jav pernah mengalami disapih secara paksa. Iya, saat Jav berumur 8 bulan, saya sakit tifus. Waktu itu saya harus mengkonsumsi antibiotik yang tidak aman untuk Jav. Sebenarnya ada antibiotik yang aman untuk ibu menyusui, namun sayangnya justru saya selalu alergi dengan antibiotik tersebut. Akhirnya Jav disapih dan minum susu formula (persediaan ASIP di kulkas tidak banyak, karena saya hanya menyetok sedikit untuk campuran MPASI).
Keadaan Jav saat itu benar-benar menyedihkan. Setiap mau tidur, selalu menangis meraung-raung. Biasanya sebelum tidur Jav nenen dulu, tapi kali itu hanya minum susu formula yang disuapi menggunakan sendok (sejak berumur 3 bulan, Jav tidak mau minum ASIP pakai botol). Nenek, tante, dan terutama ayahnya sangat kerepotan karena harus menggendong dan mengayun-ayun Jav hingga berjam-jam sampai Jav bisa tidur. Saat itu perasaan saya tidak menentu dan selalu ikut menangis setiap mendengar Jav menangis ingin nenen. Hal itu membuat saya berjanji bahwa saya harus menjaga kesehatan agar bisa selalu menyusui Jav.
Waktu 2 minggu terasa sangat lama. Saya khawatir dengan produksi ASI saya yang semakin lama semakin kritis. Selama tidak menyusui saya hanya sanggup memompa sebanyak dua kali sehari. Frekuensi mempompa yang tidak sering, juga tidak ada rangsangan sama sekali dari Jav membuat kondisi ASI saya terus menipis. LDR (let-down reflex) pun tidak pernah terjadi lagi. Saya tidak sabar menunggu waktu 2 minggu berakhir. Saya ingin dapat segera menyusui Jav lagi, sebelum ASI saya benar-benar kosong.
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, saya boleh menyusui Jav lagi. Sebelumnya saya sudah membekali diri dengan berbagai informasi mengenai relaktasi. Bahwa waktu yang dibutuhkan oleh ibu dan bayi untuk relaktasi kurang lebih sama dengan waktu saat berhenti menyusui dan menyusu. Berarti kalau saya tidak menyusui selama 2 minggu, keadaan baru akan normal lagi kurang lebih 2 minggu. Namun saya berdoa dan berpikir positif bahwa Jav bisa menyusu lagi dengan normal tanpa harus menunggu sampai 2 minggu. Bukankah selama 2 minggu ini Jav selalu menangis karena ingin nenen. Saya pikir Jav sudah sangat rindu untuk nenen, sehingga dia akan nenen dengan lahap dan produksi ASI saya pun bisa segera normal kembali.
Ternyata perkiraan saya salah. Saat Jav haus dan diberi nenen, bukannya nenen dengan lahap dia justru menolak dan menangis semakin keras. Jangankan menyedot, melihat nenen saja Jav enggan. Jav mengalami nursing strike (bayi menolak untuk menyusu dari ibu secara langsung, untuk kasus Jav karena terlalu lama jauh dari payudara ibu).
Hati saya rasanya hancur karena setiap diberi nenen, Jav selalu menolak. Hari itu saya sedih sekali, melebihi sedih saat putus cinta! Kebetulan hari itu di rumah sedang ramai, ada orang tua dan mertua yang datang berkunjung. Setiap ada kesempatan, saya akan masuk ke kamar dan browsing tentang relaktasi sambil menangis. Saya sangat menyesal karena harus sakit dan berhenti menyusui Jav. Mungkinkah Jav marah karena selama ini merasa ditelantarkan oleh saya? Bagaimana kalau Jav benar-benar tidak mau nenen lagi? Saya tidak akan bisa lagi melihat ekspresi Jav yang lucu saat nenen?
Saya bersyukur Jav sudah selesai mendapatkan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Tapi tetap saja rasanya dada ini sesak setiap teringat bahwa Jav berhenti nenen karena awalnya dipaksa untuk tiba-tiba berhenti menyusu. Mungkin bagi Jav rasanya seperti diputusin pacar secara sepihak dan tiba-tiba. Ah, saya merasa telah gagal menjadi ibu yang baik.
Malam akhirnya tiba, tinggal saya dan suami berdua di rumah. Sebelum tidur seperti biasa Jav menangis, nenen pun masih tidak mau. Ayahnya menggendong dan mengayun-ayun Jav selama 2 jam sampai Jav bisa tidur. Menjelang sepertiga malam, Jav bangun lagi. Saya tawari nenen masih tidak mau, akhirnya saya suapi susu formula tapi sedikit saja. Setelah habis, saya tawari nenen lagi, Jav tetap tidak mau. Saya pun mencoba menyusui sambil menggendong dan mengayun-ayun Jav, juga tidak mau. Tapi saya terus mencoba, sambil menangis dan meminta maaf serta membujuk Jav supaya mau nenen lagi. Sepertinya masih belum berhasil, saya pun berjalan ke luar kamar untuk membuat susu sambil tetap menggendong Jav dengan pakaian yang masih terbuka. Namun keajaiban pun terjadi, ASI saya tiba-tiba mengalir! Mungkin karena pengaruh skin to skin contact antara saya dan Jav menghasilkan hormon oksitosin sehingga LDR pun terjadi. Saya manfaatkan kejadian tersebut dengan langsung menyusui Jav. Alhamdulillah Jav mau menyedot dan nenen lagi. Saya sangat bersyukur, ini merupakan sebuah anugrah bahwa Jav bisa nenen lagi hanya dalam waktu sehari (sehari paling panjang dalam hidup saya).
Tidak terasa sudah 12 bulan waktu berlalu, sekarang saya harus menyiapkan mental untuk benar-benar menyapih Jav 4 bulan lagi. Mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, kali ini saya ingin menyapih Jav dengan cinta (weaning with love).
Rasanya sedih karena sebentar lagi saya akan kehilangan momen paling intim bersama Jav. Selain itu deg-degan juga, berhasil tidak ya Jav diberi pengertian bahwa kini dia sudah besar dan tidak perlu nenen lagi. Saya sudah hafal teori weaning with love, tapi prakteknya belum tentu semudah teorinya. Yang pasti, saya tidak ingin ada acara mengoles payudara dengan obat merah atau mengungsikan Jav ke rumah kakek-neneknya dalam proses menyapih.
Sebenarnya saya mau menyusui Jav lebih dari 2 tahun, menunggu sampai Jav berhenti menyusu atas kemauannya sendiri (self weaning). Saya masih rela kok tidak bisa tidur tengkurap hehe. Tapi yang membuat saya membulatkan tekad untuk menyapih Jav setelah berumur 2 tahun, karena terasa agak repot kalau Jav ingin menyusu saat sedang berada di tempat umum, apalagi Jav sudah tidak mau pakai nursing cover.
Makanya sejak sekarang saya mulai menguatkan hati agar siap menyapih Jav. Mudah-mudahan pada saatnya nanti, saya dan Jav sama-sama siap untuk mengakhiri saat-saat spesial ini tanpa air mata, karena masih banyak hal spesial lain yang dapat kami lalui bersama.
Love you Jav..!
~~~~~
Tulisan ini diikutkan pada Breastfeeding Month Blog Competition yang diadakan oleh fermaledaily.
so sweet banget.. terharu, huhu...
ReplyDeletedonath emang manis hehe..
ReplyDeleteMaak, nyari soal sapih menyapih, nyasar ke bloh ini.. :D
ReplyDeleteDan cerita nursing strike-nya bikin saya inget juga waktu Diana nolak nenen 1x24 jam.