Wednesday, December 26, 2012

Cita dan Ci(n)ta

Aku tunggu di Kedai Palem sekarang..

Membaca pesan singkat dari Rizal membuat hatiku serasa diremas-remas. Adegan demi adegan pertemuan terakhir dengannya berputar di kepalaku. Aku yang memperlihatkan selembar surat padanya, air muka Rizal yang mengeras saat membaca surat itu, beberapa pertanyaan singkat darinya, lalu dia pun membisu. Rizal kecewa karena kenekatanku melamar beasiswa ke luar negeri meskipun dia tidak suka. Rizal marah karena aku melakukan hal itu tanpa sepengetahuannya. Rizal boleh kecewa, tapi tidak seharusnya dia marah. Aku paham Rizal mencintaiku. Aku juga mencintainya, sangat mencintainya. Tapi aku mempunyai cita-cita yang ingin kuraih. Bukankah cinta seharusnya memberi sayap dan bukan rantai?

Setelah berhari-hari tanpa kabar, kini dia menungguku di tempat dia menyatakan cintanya. Mungkin dia akan mengakhiri hubungan kami. Kuhapus air mata yang meleleh di pipiku.

~~~

Rizal menungguku di meja favorit kami.

"Sorry agak lama.." kataku sambil duduk di depannya.

"Engga apa-apa.." dia menjawab pendek.

Seorang pelayan datang membawa dua cangkir cappucino yang rupanya sudah dipesan Rizal. Ketika itu ponselku berbunyi. Aku menghela nafas kecewa saat membaca pesan singkat yang dikirim sahabatku.

"Kenapa?" tanya Rizal.

"Karin udah janji mau nemenin aku ngurus surat-surat ke Jakarta.. Tapi barusan tiba-tiba di bilang engga bisa.." kataku.

"Iya, aku yang minta Karin supaya engga usah nganterin kamu.." katanya santai.

Tentu saja aku kesal mendengarnya. Lancang sekali dia menghalangi usahaku untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri. Aku tak sanggup berkata-kata dan berlari keluar dari kedai. Air mataku pun tumpah tak terbendung.

"Dela! Tunggu Del!" rupanya Rizal mengejarku dan berhasil meraih tanganku.

"Aku yang akan nganterin kamu besok.." katanya sambil menarikku ke pelukannya.

"Maaf atas sikapku kemarin.. Aku cuma kaget.. Sebenarnya aku bangga sama kamu karena bisa dapetin beasiswa itu.. Aku pasti ngedukung kamu.. Seperti katamu, kita pasti bisa menjalani hubungan ini.." katanya sambil membelai rambutku.

"Makasih sayang.." kataku dengan penuh rasa haru.

~~~~~

Tulisan ini diikutsertakan pada event #postcardfiction yang diadakan oleh @kampungfiksi dan @smartfrenworld.

5 comments :