"Oke.. Jadi sesuai rencana awal, kita mulai saja proyek ini secepatnya.." kataku segera membuat kesimpulan.
"Tapi Pak.. Bukankah tadi sudah saya sampaikan bahwa berdasar studi kelayakan, lokasi itu tidak sesuai untuk pembangunan rumah susun skala besar.." Tomi mengulang lagi hasil analisisnya.
"Saya mengerti.. Tapi ini perintah Bos Besar.. Kita ikuti saja apa kemauannya.. Oke.. Kita tutup pertemuan ini.." aku tidak menghiraukan pendapat Tomi. Rasanya tidak sebanding hasil analisis pegawai fresh graduate itu dengan uang berjumlah milyaran yang aku terima dari Bos Besar. Dengan uang itu aku akan membangun rumah megah untuk istriku di kampung halamannya.
Beberapa tahun kemudian...
Ah! Ternyata benar hasil analisis Tomi waktu itu. Salah satu komplek rumah susun yang baru dihuni belum sampai sebulan itu tiba-tiba ambruk dan menimbulkan banyak korban. Sebentar lagi berita ini akan menyebar dan KPK pasti akan menginterogasiku. Aarrgghh!!
Aku bergegas berjalan meninggalkan ruanganku. Tapi kenapa suasana kantor sore ini begitu aneh. Pandangan mata seluruh staf terpaku pada gambar di layar televisi.
"Ada apa ini?" tanyaku.
"Aceh diterjang tsunami Pak!" seseorang menjawab pertanyaanku.
Saat itu juga mataku menangkap gambar kampung halamanku yang habis diterjang air.
"Allahu akbar.. Allahu akbar.." para pegawai memuji kebesaran Allah.
Tiba-tiba badanku lemas dan duduk bersimpuh. Bagaimana keadaan istri dan anakku? Apakah mereka selamat? Atau jangan-jangan mereka hanyut terbawa air dan sedang meregang nyawa?
"Ya Allah.. Engkaulah yang Maha Kuasa.. Tolong ampuni dosa-dosaku.. Aku mohon selamatkan istri dan anakku.." aku menangis tersedu.
~~~~~
#FF2in1 Sesi 27 Desember 2012 (2)
Tema: Indonesia Menangis - Sherina Munaf
Aahh.. :(
ReplyDeleteSemoga selamat ya.. :|
heuheu..
ReplyDelete