Orang tua dan beberapa teman mempertanyakan rencana saya untuk menyekolahkan Jav di sekolah dasar swasta. Bukannya kepingin sok gaya atau apa. Seandainya sekolah negeri memiliki kualitas sebaik sekolah swasta--seperti di Australia dan negara-negara maju lain--sih ngapain juga saya membayar sekolah swasta kalau bisa gratis.
Bagi teman-teman yang sudah pernah membaca buku Anak Bukan Kertas Kosong, pasti tahu kan kalau buku ini pada dasarnya mengajak kita--para orang tua--untuk menengok kembali gagasan tentang pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Pendidikan itu bukanlah menanamkan, melainkan menumbuhkan. Pendidikan bukanlah mengubah beragam keistimewaan anak menjadi seragam, melainkan menstimulasi anak untuk menjadi dirinya sendiri.
(Anak Bukan Kertas Kosong, halaman 45)
Berikut saya rangkum beberapa poin dari e-book yang berisi panduan bagi orang tua dalam memilih sekolah yang menumbuhkan .
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sekolah:
- Pertama, jarak sekolah dengan rumah. Idealnya waktu perjalanan anak bersekolah tidak lebih dari 30 menit.
- Kedua, kesamaan visi, prinsip, atau nilai orangtua dan sekolah. Visi sekolah bukan hanya kata-kata yang dipasang, tapi wujud nyata pada sikap, proses, dan lingkungan belajar.
- Ketiga, syarat dan biaya. Jangan memaksakan bila kondisi kita terbatas. Jangan sampai anak kita sudah nyaman, tapi terpaksa pindah karena keterbatasan kondisi orangtua.
Setelah membuat daftar sekolah yang memenuhi ketiga faktor di atas, kini saatnya orang tua melakukan kunjungan ke sekolah tersebut.
Panduan observasi. Sekolah tersebut memiliki prospek yang bagus apabila:
Mebel di kelas
- Kursi mengelilingi meja agar bisa terjadi interaksi yang baik
- Area yang nyaman untuk belajar, termasuk berbagai "pusat kegiatan"
Dinding
- Dinding dipenuhi tugas siswa yang "tidak sempurna", tanda adanya proses belajar
- Tanda, pameran, atau daftar yang jelas dibuat oleh siswa, bukan oleh guru
- Ada kesepakatan kelas yang disepakati bersama
- Informasi atau kesan pribadi dari orang yang pernah beraktivitas bersama anak-anak di kelas itu
Wajah siswa
- Bersemangat
- Sibuk dengan aktivitas
Suara di Kelas
- Sering terdengar suara mendengung dari obrolan siswa ketika beraktivitas dan bertukar pikiran
Benda-benda
- Ruang dipenuhi buku-buku menarik, peralatan seni, peralatan tujuan
- Penataannya terkesan "berantakan yang punya tujuan"
Posisi guru
- Sering bekerja bersama muridnya sehingga perlu beberapa detik untuk menemukan posisi guru
Suara guru
- Bersifat bersahabat, lebih banyak bertanya atau memberi dorongan
- Nada suara hangat dan tulus
Reaksi siswa terhadap pengunjung kelas
- Menyambut baik, bersemangat menjelaskan atau mendemonstrasikan apa yang mereka kerjakan atau bertanya pada pengunjung
Tugas belajar
- Beberapa kegiatan yang berbeda sering terjadi pada saat bersamaan
- Aktivitas sering dikerjakan secara berpasangan atau berkelompok
Sekitar sekolah
- Suasana menyenangkan
- Hasil karya siswa memenuhi lorong sekolah
- Perpustakaan cukup lengkap dan nyaman
- Kondisi kamar kecil bersih dan terang
- Ruang guru hangat dan mengundang
- Staf ramah terhadap siswa dan pengunjung
- Siswa terlihat beraktivitas di kantin, perpustakaan atau tempat lain di sekolah
Pertanyaan kunci untuk ditanyakan ke sekolah. Sekolah tersebut memiliki prospek yang bagus apabila:
Proses belajar
- Beragam cara belajar, bukan hanya dengan ceramah atau mendikte
- Mempertimbangkan kebutuhan, potensi dan cara belajar siswa
- Menekankan pada kesenangan dan kegemaran belajar
Penilaian belajar
- Tidak ada ranking
- Penilaian melalui beragam jenis penilaian atau ujian
- Penilaian dilakukan di awal, selama dan di akhir proses belajar, bukan hanya di akhir
Guru
- Ada pelatihan khusus untuk guru baru
- Ada kegiatan reguler (pelatihan atau pertemuan kecil) yang dilakukan sekolah secara mandiri
Orang tua
- Ada pertemuan reguler di awal atau akhir ajaran
- Ada kegiatan pengembangan kualitas orangtua
- Orangtua punya hak berkomunikasi dengan guru atau sekolah
Interaksi masyarakat
- Ada proyek belajar yang memfasilitasi siswa berinteraksi dengan masyarakat
- Ada tokoh masyarakat yang diundang menjadi narasumber
Perilaku Kekerasan
- Ada kebijakan tertulis tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah
- Ada poster buatan siswa yang menyerukan saling mengerti, toleransi dan menolak kekerasan
- Ada kasus dan ditangani secara terbuka dengan melibatkan semua pihak. Tidak ada kasus yang diceritakan bukan berarti tidak ada kekerasan di sekolah. Justru patut dicurigai ada upaya menutupi
Siswa minoritas
- Tidak ada aktivitas spesial untuk kelompok siswa mayoritas
- Ada aktivitas setara untuk setiap kelompok siswa
Lebih lengkapnya, teman-teman unduh saja e-book Panduan Memilih Sekolah yang Menumbuhkan karya Bukik Setiawan di TemanTakita.com ;)
Terima kasih artikelnya saay..bermanfaat banget ni Alde mau masuk SD sebentar lagi
ReplyDeleteSama2 mba :)
Deletemenurutku semua sekolah itu sama saja, sama baiknya, tergantung niat anaknya, mau bener-bener sekolah apa enggak
ReplyDelete:)
Deletebener banget, harus nya sekolah menjadikan anak menjadi diri nya sendiri
ReplyDelete*tosss*
DeleteMemajang semua karya, termasuk gambar yg di-urek2 doang sama anak umur 2 tahun (bocah ini ikut2an kakaknya les 😁) ini kami terapkan waktu punya bimbel dulu
ReplyDeleteMantep :)
DeleteOoh ada yang sudah bikin ebook panduannya ... keren
ReplyDeleteIya mba :)
Deletesekolah2 yang kayak gitu kebanyakan swasta mungkin ya, yg negeri kan udah punya panduan sendiri
ReplyDeleteNah itu... Knp yg negeri ga bs dibikin gt jg, hiks...
DeletePertanyaan kunci yang ada dalam postingan ini sungguh bermanfaat, Mbak. Terutama bagi orangtua yang peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Pertanyaan tersebut sangat membuka wawasan pendidikan yang menumbuhkan.
ReplyDeleteSaya cmn merangkum dr ebooknya, spy lbh bnyk yg tau ;)
Deletewah ada e book panduannya ya ..
ReplyDeleteIya nih :D mantap ya mbak :D hehe
DeleteDownload aja :)
Deleteduh benar ketigahal di atas sama dengan prinsip saya memilih sekolah untuk anak mbak, nanti tiba saatnya untuk anak nih sebentar lagi ke sekolah dasar
ReplyDeleteMendasar bgt ya
Deletehome schooling kayaknya oke, tapi pengaruh gak ke kehidupan sosial mereka?
ReplyDeleteBaca aja buku2 tentang home schooling :)
DeleteKalo di kampungku utama yg dekat. tp ada jg yg milih sekolah agak jauh asal ada yg nganter
ReplyDeleteNah itu berhubung saya yg anter, jd maunya ya yg paling deket
DeleteBismillah
ReplyDeleteAkhirnya anaknya sekolah di mana teh? Lg galau anakku ga masuk psikotes SD SAF sedangkan kk nya sudah kls 3 di SD tersebut hiks si adik berharap bgt bs 1 sekolah dng kk nya
bisa waiting list ga di SAF? siapa tau tiba2 ada yg ngundurin diri hehe...
Deletemba sekarang anaknya sekolah dimana?
ReplyDeleteKemarin SDnya di Binar Indonesia...
DeleteIya mba nathalia, sekarang anaknya sekolah dimana? Aq tinggal di margahayu bingung milih yg deket antara al fitrah, asyifa, tulus kartika, binar indonesia sama yang baru sekarang ada al kenzie
ReplyDeleteKemarin jadinya di Binar Indonesia
Delete