Monday, February 17, 2020

2019 Pakai ZenBook


2020 sudah berjalan hampir dua bulan nih. Apa kabar resolusi dan harapan teman-teman di tahun 2019? Sudah tercapai? Kalau saya sih jujur sudah beberapa tahun ini enggak punya resolusi, hehehe.... Pastinya selalu berharap untuk lebih baik lagi dari tahun ke tahun. Tapi, khusus di tahun 2019, saya mempunyai harapan spesial nih, pengen ganti laptop sama ZenBook, hohoho....


"2019, pakai ZenBook!"

Yup, yel yel di acara ZenBook Blogger Gathering chapter Bandung bulan April yang lalu itu menjadi doa saya juga. Alhamdulillah, ternyata kesampaian loh. Pas ulang tahun bulan November kemarin, saya dapat hadiah kejutan ZenBook 13 dari suami. Enggak nyangka, hihihi.... Mungkin karena dibantu doa dari teman-teman juga nih....

Meski sempat sedikit menyesal kenapa suami enggak bertanya sama saya dulu karena sebulan kemudian ASUS merilis ZenBook baru “The Laptop of Tomorrow”, tapi ya senang banget lah. Soalnya laptop yang lama layarnya sudah enggak nyaman, ada garis-garis hitam gitu yang semakin lama semakin melebar. Mau diservice, menunggu spare partnya saja minimal dua minggu. Aduh....

Dan ZenBook gitu loh. Kenapa mesti ZenBook, bukan yang lain? Selain memang karena ngiler sama spesifikasi premiumnya, ya supaya matching aja sama handphonenya, ZenFone, hehehe....

Sebelum bercerita lebih jauh, saya sebutkan dulu apa saja yang terdapat di dalam kotaknya ya. Rupanya, di dalam kotak yang cukup besar tersebut ada: 
  • Buku panduan penggunaan
  • Buku garansi
  • Protective sleeve
  • Kain lap microfiber
  • 45W power adapter, plug type: ΓΈ4 (mm)
  • USB3.0 to RJ45 cable (connector LAN)

Enggak terasa, sekarang sudah tiga bulan saya menggunakan ZenBook UX333FA. Berikut beberapa hal yang saya suka dari ultrabook ini.

Super Ringkas
Yup, ZenBook 13 ini merupakan laptop 13 inci terkecil di dunia. Beneran kecil banget, bahkan lebih kecil dari kertas A4 loh. Ukurannya yaitu 30,2x18,9cm. Dengan tebal cuma 1,69cm dan berat 1,19kg saja. Ringkas dan ringan banget. Enak dibawanya. Soalnya saya tuh sukanya pakai tas bahu. Sejak ganti laptop, enggak malas lagi kalau harus bepergian sambil membawa laptop.

Lebih kecil dari kertas A4

Meski begitu, ZenBook 13 ini memberikan area layar yang besar, yaitu 95% screen-to-body-ratio. Kok bisa? Karena menggunakan desain NanoEdge Display tanpa bingkai dengan bezel ultraslim di keempat sisinya. Yaitu 2,8mm di bagian samping, 3,3mm di bagian bawah, dan 5,9mm di bagian atas untuk mengakomodasi kamera. Keren banget kan. Kalau kata Jav, kaya handphone, hehehe....

Desain Mewah
ZenBook 13 terdiri dari dua pilihan warna, yaitu Royal Blue dan Icicle Silver. Dua-duanya cantik. Senang deh dipilihin warna Royal Blue sama suami, lebih anggun dan elegan. 

Pada covernya tentu saja diberi sentuhan akhir khas ZenBook yaitu logam dengan ikon Zen yang melingkar. Kesannya prestigious banget. Ditambah dengan panel trim warna Rose Gold di atas keyboardnya. Uh, semakin mewah. 

Akses Luar Biasa Cepat
Karena sudah menggunakan Disk solid-state (SSD), ketika dinyalakan, loadingnya cepat banget. Selain itu, dilengkapi pula dengan kamera inframerah (IR) dan perangkat keras biometrik sehingga bisa log in hanya dengan menggunakan wajah melalui Windows Hello. Canggih banget, karena bisa mendeteksi wajah meski berada di tempat yang gelap.

Jadi, sejak mulai dinyalakan sampai siap dipakai hanya butuh waktu loading 5-6 detik, sudah termasuk dengan face log in. Bagi orang yang enggak suka menunggu seperti saya, ZenBook ini luar biasa banget deh. Enggak perlu menunggu hingga bermenit-menit seperti di laptop saya yang sebelumnya, hohoho....

Saat proses pengaturannya, saya melakukan dua kali pemindaian wajah. Pertama, wajah polos tanpa menggunakan apa-apa. Sedangkan yang kedua menggunakan kacamata dan kerudung. Sampai sekarang, setiap log in enggak pernah bermasalah. Eh pernah sekali sih, waktu Rashya pengen duduk dipangku saya. Windows Hellonya bingung karena wajah saya ketutupan wajah Rashya, hihihi....

Ergonomis
ZenBook 13 mempunyai desain eksklusif dengan engsel ErgoLift. Jadi saat dibuka, keyboard bagian atasnya otomatis terangkat sehingga miring sebesar 3°. Fitur ini membuat posisi mengetik terasa nyaman, meski harus bekerja berjam-jam. Katanya bisa meningkatkan kinerja pendinginan dan audio juga.

Engsel ErgoLift

Saya sempat khawatir covernya bakal cepat lecet karena dijadikan pengungkit. Tapi kalau diperhatikan ternyata ada bumpernya kok. Selain itu, layarnya juga memiliki sudut bukaan hingga 145°. Lebih lebar, jadi bisa memilih sudut layar terbaik dengan leluasa. 

Keyboardnya juga nyaman banget. Meski body laptopnya kecil, tapi keyboardnya enggak kecil, hihihi.... Sempat cemas juga bakal enggak enak mengetik di atas keyboard yang kecil dengan ruang gerak tangan dan jari yang terbatas. Tapi ternyata rasanya sama saja seperti mengetik di laptop 15 inci. Empuk juga dengan key travel sebesar 1,4mm.

Terus nih katanya, kalau mau tahu laptop itu premium atau biasa, lihat saja keyboardnya, bisa menyala atau enggak. Keyboard ZenBook 13 ini tentu saja bisa menyala. Bisa diatur terang, sangat terang, atau mati. Selain keren, backlit ini cukup membantu kalau malam-malam saya mager dan mengetik di kamar bersama anak-anak yang sudah tidur dengan cahaya yang redup.

Full-size Backlit

Oh iya, untuk versi lain, ada numberpad-nya juga. Berada di touchpad yang apabila diaktifkan, ada lampu LED yang menyala menunjukkan angka-angka seperti di kalkulator. Keren ya. Untungnya saya belum terlalu memerlukan fitur tersebut, jadi meski enggak ada, enggak terlalu sedih, hehehe....

Performa Oke
Meski super ringkas, performanya enggak perlu diragukan. ZenBook gitu loh. ZenBook 13 ini dilengkapi dengan prosesor Intel® Core™ i5-8265U dan memori 8GB LPDDR3 RAM - 2133MHz. Mengetik hingga mengedit foto dan video rasanya menyenangkan karena lancar banget. Bahkan multitasking bekerja sambil mendengarkan musik atau menonton video pun tetap oke. 

Dan, seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, dengan disk solid-state (SSD) performa tinggi dan antarmuka PCIe® 3.0 x2, membuat ZenBook 13 bisa menyimpan data secara sangat cepat. Jadi enggak perlu menunggu ketika membuka aplikasi.

Oh iya, ZenBook 13 punya saya ini merupakan tipe yang paling rendah. Enggak diberi tambahan kartu grafis, hanya mengandalkan Integrated Intel® UHD Graphics 620. Katanya memang diciptakan untuk produktivitas bukan untuk bermain game. Saya sendiri belum pernah mencoba bermain game sih, nanti deh di-update lagi, hehehe....

Meski tanpa tambahan kartu grafis, tetap asyik kok digunakan untuk mengedit video menggunakan Filmora. Sempat iseng juga mencoba mengedit video menggunakan Davinci Resolve, hihihi... Ternyata enggak ada masalah, mungkin karena mengedit video dari handphone dan cuma potong-potong plus sambung-sambung saja, hehehe....

Tangguh
Dari sisi daya, ZenBook 13 ditenagai oleh baterai berkapasitas tinggi yaitu 50Wh 3-cell lithium-polymer battery. Katanya bisa bertahan hingga 14 jam. Sayangnya, saya belum pernah menggunakannya secara non stop, jadi belum bisa membuktikan. Namun sebagai gambaran, digunakan bekerja sambil membuka browser dan mendengarkan musik selama 90 menit hanya menghabiskan daya sebesar 15% dan digunakan menonton film selama 120 menit hanya menghabiskan daya sekitar 30%. Awet sekali.

Makanya oke banget untuk bepergian. Selain bentuknya yang ringkas, baterainya juga tahan lama. Tapi kalaupun perlu membawa charger, chargernya juga mungil dan ringan banget kok. Mirip charger handphone.

Charger mungil dan ringan

Kemudian dari sisi fisik, ZenBook 13 ini memenuhi standar militer MIL-STD-810G. Sudah menjalani uji coba pengoperasian di lingkungan yang keras termasuk ketinggian yang ekstrem, suhu dan kelembapan. Serta telah lulus tes laptop internal ASUS yang jauh melebihi standar yang ditetapkan oleh industri.

Jadi lebih tenang. Memang, namanya juga laptop kesayangan, pastinya saya berhati-hati banget dalam penyimpanan dan penggunaannya. Namun misalnya enggak sengaja terinjak Rashya, amit-amit deh jangan sampai, mudah-mudahan memang kuat. Digilas motor saja kuat, hohoho....

Multimedia Memukau
Untuk menikmati hiburan seperti mendengarkan musik dan menonton film, ZenBook 13 ini juga seru banget. Memiliki tampilan layar beresolusi tinggi ukuran13.3” FHD (1920 x 1080) 16:9 standard display yang tajam dan jernih banget, dengan 178° wide-view technology sehingga memberikan sudut pandang yang sangat luas, serta menyajikan warna yang terang dan akurat dengan Wide 100% sRGB color gamut. Dilengkapi juga dengan fitur eksklusif teknologi ASUS Splendid dan ASUS Tru2Live Video - yang membuat mata semakin nyaman. 

Adapun audionya, ZenBook 13 menggunakan teknologi ASUS SonicMaster. Tim ASUS Golden Ear bekerja dengan ahli audio terkenal Harman Kardon. Hasilnya uh, mencengangkan. Perpaduan antara hardware yang unggul dan software yang cerdas membuat kualitas audio ZenBook 13 benar-benar mantap.

Beneran deh, suara mbak instruktur senam di Youtube yang saya ikuti setiap hari saja, menjadi lebih lantang dan merdu. Terus, pas saya nonton film tuh, suara-suara backsound-nya kaya bukan dari laptop, seperti dari dalam ruangan. Terasa nyata banget, bikin saya sempat celingukan, hihihi....

Konektivitas Tanpa Batas
Untuk konektivitas, ZenBook 13 didukung dengan Wi-Fi kelas gigabit dan teknologi ASUS Wi-Fi Master. Bisa mengunduh dengan cepat serta menikmati streaming dengan lancar dan stabil. Enggak ada buffering-buffering gitu.

Selain itu, ZenBook 13 juga memiliki port USB-C™, port USB 3.1 Gen 2, port USB 3.0 Tipe-A, port USB 2.0, port HDMI, dan pembaca memori MircoSD. Super lengkap. 

Samping kanan

Samping kiri

Begitu sih first impression saya tentang ZenBook 13. Bukan review, soalnya belum diulik secara maksimal, hehehe.... Tapi jujur, sejak memakai ZenBook ini jadi terasa lebih betah kerja, hohoho.... Semoga kedepannya semakin produktif lagi deh. Aamiin.... Semangat!

2 comments :

  1. saya juga pengguna dan pecinta laptop asus namun bukan merk zenbook, setelah saya baca dan liat ternyata laptop zenbook memang bagus untuk kalangan para penulis apalagi blogger pokoknye kerne

    ReplyDelete
  2. Zenbook emang enak banget dipakenya. Cepet dan ngga ngelag. Sama itu bodynya ringkes. Kalo ditaro di tas ga bikin pundak pegel

    ReplyDelete