Mencegah Gigi Berlubang Menggunakan Sasha yang Mengandung Siwak Asli

Setelah pandemi ini berakhir, tempat mana yang ingin teman-teman kunjungi pertama kali? Kalau saya, dokter gigi.

Sejak pandemi, masyarakat memang dianjurkan untuk menunda dahulu berkunjung ke dokter spesialis, kecuali dalam keadaan darurat. Termasuk dokter gigi. Jadi, kalau bukan keadaan darurat seperti perdarahan yang enggak berhenti, infeksi/bengkak yang menyebabkan sulit bernafas, gigi lepas secara mendadak, atau sakit gigi yang enggak tertahankan, sebaiknya ya enggak perlu terburu-buru ke dokter gigi.

Jujur, dulu sih saya enggak terlalu rajin berkunjung ke dokter gigi, kecuali ketika sedang mengenakan kawat gigi. Namun semenjak Jav harus melakukan perawatan gigi. Saya mulai rutin membawa anak-anak memeriksakan gigi setiap enam bulan sekali. 

Pada awalnya, Jav enggak pernah mengalami masalah gigi. Karena sejak bayi, saya selalu menjaga asupan makanannya. Tanpa gula sebelum usianya satu tahun. Setelah satu tahun, makanan dan camilannya pun dibuat dengan takaran gula yang minim. Selain ASI, minum susunya yaitu UHT plain. Sikat gigi juga rajin.

Tapi setelah masuk TK, makanannya mulai enggak terkontrol. Dia mengenal cokelat, permen, minuman manis, dan lain-lain dari teman-temannya. Ditambah mulai malas sikat gigi, plus sayanya juga lalai, akhirnya pas kelas satu--dua tahun yang lalu, Jav pun merasakan yang namanya sakit gigi karena giginya berlubang. Kasihan deh, makan enggak enak, tidur enggak nyaman. 

Tentunya hampir semua orang pernah merasakan sakit gigi akibat gigi berlubang, baik anak-anak maupun orang dewasa. 92% gigi berlubang dialami oleh anak-anak dan 88% gigi berlubang dialami oleh orang dewasa.

Sakit gigi yang dialami Jav cukup parah karena sampai bengkak. Enggak bisa ditambal biasa di klinik, harus perawatan di rumah sakit. Fiuh, lumayan banget menghabiskan banyak waktu dan energi. Soalnya harus bolak-balik ke rumah sakit setiap seminggu dua kali selama sekitar tiga bulan. Untung dokternya menyenangkan. Beliau menyemangati kami, "Niatnya jangan cuma untuk perawatan, tapi silaturahmi, biar dapat pahala juga," hohoho....

Makanya, sejak saat itu saya memperhatikan betul kondisi gigi anak-anak, jangan sampai giginya kembali berlubang. Enggak mau terulang lagi. Selain mengingatkan Jav untuk rajin menyikat gigi , saya juga rutin membawanya ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk diperiksa.

Tapi dengan adanya pandemi, kini kami menahan diri dulu untuk enggak ke dokter gigi. Padahal terakhir dicek itu bulan November. Berarti seharusnya dicek lagi bulan Mei ini kan, huhuhu.... Akhirnya, hanya bisa berdoa semoga gigi anak-anak baik-baik saja. Tentunya sambil berusaha merawat gigi mereka semaksimal mungkin, agar jangan sampai berlubang lagi.

Gigi berlubang berawal dari plak, yaitu zat lengket di mulut akibat adanya tumpukan kuman atau bakteri yang mengubah makanan menjadi asam. Selanjutnya, asam pada plak bisa merusak enamel perlindungan gigi sehingga membuat gigi berlubang.

Berikut beberapa hal yang dapat menyebabkan gigi berlubang:

• Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang manis atau asam.
• Penggunaan rutin obat-obatan, suplemen, vitamin, atau produk herbal yang mengandung gula.
• Jarang menyikat atau membersihkan gigi.
• Enggak menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.

Makanya berikut usaha saya merawat gigi keluarga di rumah: 

• Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis. Jav suka banget makan makanan yang manis seperti cokelat, es krim, brownies, biskuit cokelat, dan lain-lain. Dalam masa pandemi ini, saya meminta Jav agar "wayahna kurangi dulu makan makanan manisnya". Alhamdulillah anaknya mengerti, mau membatasi konsumsi makanan manis. Kasihan sih, tapi ini kan demi kebaikan dia juga. Enggak berhenti total kok, sekali-kali masih boleh. 
• Rutin menyikat gigi minimal dua kali sehari. Yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur. Tugas beratnya sih mengajak Jav sikat gigi sebelum tidur. Bilangnya masih mau ngemil dulu, eh lima menit kemudian malah sudah ketiduran, heuheu.... 
• Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. 

Teman-teman Muslim pasti enggak asing ya dengan siwak. Siwak adalah dahan atau akar dari pohon Salvadora persica yang digunakan untuk membersihkan gigi, dan rupanya siwak merupakan salah satu bahan yang mengandung fluoride. 

Sebelum mengenal sikat dan pasta gigi, orang-orang zaman dulu menggunakan siwak untuk menjaga kerbersihan gigi dan mulutnya. Siwak ini diperkirakan sudah digunakan sejak zaman peradaban awal Arab, Yunani, dan Romawi Kuno. 

Bagi kaum Muslim, hukum bersiwak adalah sunnah muakkadah karena sesuai dengan anjuran Rasulullah. Bersiwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki manfaat yang banyak baik untuk di dunia maupun untuk di akhirat. Manfaat di dunia diantaranya yaitu membersihkan gigi, menyehatkan gigi, memutihkan gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain. Adapun manfaat di akhirat yaitu mengikuti anjuran Rasulullah dan mendapatkan keridhaan dari Allah. 

Siwak mengandung resin, fluoride alami, klorida, dan kalsium. Keempat zat ini berfungsi menjaga kekuatan akar gigi, mencegah karies, mencegah gigi berlubang, serta memperkuat enamel atau permukaan gigi secara berkelanjutan. Melihat banyaknya manfaat siwak untuk kesehatan gigi dan mulut, maka sejak tahun 1987 World Health Organization (WHO) telah menyetujui siwak sebagai agen oral hygen. 

Saya sempat mendapat oleh-oleh siwak dari saudara yang baru pulang umroh. Namun karena sudah terlanjur terbiasa menggunakan sikat dan pasta gigi, siwaknya enggak terpakai deh. Daripada mubazir, kami berikan saja untuk pengurus DKM di masjid komplek. 

Untungnya sekarang sudah ada Sasha Pencegah Gigi Berlubang. Lebih praktis. Teman-teman tahu Sasha kan? Sasha adalah pasta gigi pilihan keluarga Muslim. Nah, sekarang ada varian barunya nih, ya itu tadi Sasha Pencegah Gigi Berlubang. 

Produk ini mengandung siwak asli yang dapat melawan bakteri penyebab plak dan bau mulut, juga merawat kesehatan gigi dan gusi. Serta mengandung fluoride dan kalsium yang dapat merawat kekuatan gigi. 

Termasuk produk syariah karena memiliki sertifikat halal, serta enggak mengandung alkohol dan bahan yang berasal dari hewan. Sebagai umat Muslim, tentunya saya lebih memilih produk syariah seperti Sasha karena dapat meningkatkan ketakwaan. Sesuai dengan anjuran Rasulullah untuk menggunakan sesuatu yang halal dan menghindari hal-hal yang belum jelas kehalalannya. 

Sekarang enggak bingung lagi deh karena sudah ada Sasha Pencegah Gigi Berlubang yang dapat digunakan sehari-hari untuk seluruh anggota keluarga, termasuk Jav dan Rashya. Yup, produk ini bisa juga digunakan oleh Rashya yang usianya masih di bawah 6 tahun. Namun penggunaannya cukup seukuran biji jagung saja ya. 

Berbeda dengan Sasha varian sebelumnya yang didominasi warna emas-hijau dan putih-hijau, kemasan Sasha Pencegah Gigi Berlubang ini didominasi warna putih dan merah. Informasi yang tercantum di kemasannya sangat lengkap, seperti ingredients, tips menjaga kesehatan gigi, saran penggunaan, expired date, dan lain-lain, serta tentu saja logo halal dari MUI. 

Warna pastanya putih bersih. Aromanya segar layaknya pasta gigi pada umumnya. Tapi rasanya enggak terlalu pedas, makanya anak-anak juga nyaman mengenakannya. Setelah menggunakan pasta gigi ini rasanya gigi terasa lebih bersih dan mulut terasa lebih segar. 

Harga pasta gigi berlubang ini bervariasi sesuai dengan ukuran kemasannya. Untuk kemasan tube 150 gr, harganya yaitu Rp 10.500. Adapun untuk kemasan tube 65 gr, harganya yaitu Rp 4.500. Berhubung sedang masa pandemi, teman-teman bisa membelinya secara online di https://bit.ly/SashaHalalPencegahGigiBerlubang.

Bagi teman-teman yang ingin mengetahui informasi lebih detail mengenai Sasha Pencegah Gigi Berlubang, bisa cek di akun Sasha Indonesia ya: 

Instagram: @sashaindonesia

Facebook: Sasha Pancaran Aura Islami