Friday, January 13, 2012

Dag Dig Dug

"Bener nih ga ada yang kurang?", lagi-lagi Cindy bertanya padaku sambil mematut bayangan dirinya di cermin. Pertanyaan yang tidak perlu dijawab, karena sejak kedatanganku disini setengah jam yang lalu, dia tidak pernah beranjak dari depan cermin. Tentu saja kalau ada yang kurang pasti sudah ketauan dari tadi.

"Vi, aku keliatan cantik kan?", dia masih tidak berhenti bertanya.

"Tentu saja kamu cantik. Ampun deh, tenang aja..", aku menjawab gemas. Bagaimana tidak gemas, tanpa usaha apa pun dia itu sudah cantik. Warna rambutnya yang berwarna coklat mengkilat sangat serasi dengan warna matanya yang juga coklat. Ditambah suara yang merdu, semua orang pasti mudah terpikat padanya.

"Hehe judes amat, harap maklum dong. Kan temenmu ini lagi dag dig dug mau dipinang..", Cindy cemberut.

"Iya iya. Deuh bahasanya, dipinang. Jangan cemberut dong, nanti cantiknya hilang, engga jadi dipinang deh hihi..", aku jadi iseng menggodanya.

"Ih kamu tuh ya, mentang-mentang udah ada yang punya, engga peduli sama perasaan aku..", Cindy merajuk.

"Udah ah jangan cemberut gitu. Oiya emang kaya gimana sih lelaki yang kita tunggu-tunggu ini?", kali ini aku bisa membuatnya tersenyum.

"Secara fisik sih biasa aja, tapi perasaanku  mengatakan kalau dia tipe lelaki penyayang..", Cindy menjawab dengan pandangan mata menerawang.

"Eh, ada suara mobil berhenti tuh. Dia bukan?", tanyaku.

"Iya..!", Cindy langsung meninggalkanku di kamar. Suara kalungnya bergemerincing saat dia berlari keluar rumah menyambut lelakinya. Aku hanya geleng-geleng kepala sambil mengikutinya.

Eh, tiba-tiba sekarang jadi aku yang dag dig dug. Aku kenal mobil itu. Mobil Vios berwarna hitam dengan stiker Persib di dekat spion. Tidak salah lagi, aku tahu persis siapa pemilik mobil itu. Dan benar saja, dia keluar dari mobilnya. Lelakiku. Dia berjalan menuju halaman rumah menghampiri Cindy. Dia belum menyadari keberadaanku. Lelakiku itu memeluk dan mencium Cindy. Sakit sekali hatiku.

Sampai akhirnya dia menyadari keberadaanku. Dia tampak terkejut, tapi hanya sesaat. Dia melepaskan pelukannya pada Cindy dan berjalan menghampiriku sambil tersenyum hangat. Dia hendak memelukku juga. Aku berusaha menghindar, tapi percuma.

Dia menatapku dengan matanya yang teduh sambil berkata "Vivi.. Sedang apa kamu disini? Ternyata kamu kalau main kesini. Jauh juga ya. Berarti kamu sudah akrab dengan Cindy dong? Tadinya aku ingin membuat kejutan, memberimu teman untuk di rumah. Bu Rika sudah terlalu tua untuk merawat Cindy. Jadi mulai hari ini Cindy tinggal bersama kita. Gimana, kamu senang kan?"

Aku hanya bisa menjawab "Meong..."

#15HariNgeblogFF Hari-2

No comments :

Post a Comment