"Aku hamil.." kalimat itu langsung terucap ketika aku tiba di kamar kos Raka. Dia tidak merespon ucapanku, matanya fokus memperhatikan layar monitor. Aku mengintip, rupanya dia sedang mengerjakan desain tapak sebuah kawasan wisata, proyek yang sedang digarapnya.
"Aku hamil.." kataku lagi.
Akhirnya Raka membalikkan badan. "Ca, aku belum tidur semalaman, dan kamu datang kesini hanya untuk mengerjaiku.." Raka geleng-geleng kepala.
"Maksud kamu?"
"Ini april mop kan? Ica.. Ica.."
"Ini bukan april mop! Aku serius.."
"Becanda sih becanda, tapi dipikir bener-bener dulu dong.. Kita kan engga pernah ngapa-ngapain, engga mungkin kamu bisa hamil.."
Aku mengeluarkan dan memberikan sebuah test pack pada Raka, ada dua garis di sana. "Aku hamil dan bukan sama kamu.."
Ekspresi wajah Raka berubah.
"Maaf.." kataku.
"Sama siapa?" Raka tampak menahan emosi.
"Bohong..! Kena juga deh.. Ini test pack punya Kak Dila, bentar lagi aku jadi tante loh.. " aku tertawa.
"April mop kan? Engga lucu tau!" Raka cemberut.
"Aku kan udah bilang, ini bukan april mop.. Sekarang udah tanggal 2 sayang.."
"Terus dalam rangka apa?"
"Kamu engga inget ada apa tanggal 2 april?"
Raka menggeleng. Kini aku yang cemberut.
"Ini tanggal pertama kali kita ketemu setahun yang lalu.. Kamu tuh terlalu sibuk kerja.. Makanya kalau tanggal 2 april tahun depan kamu engga mau aku kerjain lagi, kamu engga boleh lupa lagi.."
Raka tampak berpikir. Apa dia masih marah karena becandaanku.
"Kayanya tahun depan engga penting lagi kita mengingat tanggal ini.." akhirnya Raka bicara.
"Kenapa? Jangan bilang kamu mau kita putus hanya gara-gara becandaanku tadi.." aku panik.
Raka diam, matanya menatap lantai.
"Raka.. Jawab dong.. Apa maksud kamu?"
"Karena tahun depan ada tanggal yang lebih penting untuk diingat.. Tanggal pernikahan kita.." kata Raka sambil tersenyum.
"Serius? Ngelamar juga belum.." kataku, antara senang dan tidak percaya.
"Minggu depan orang tuaku mau ke Bandung.. Mereka ingin ketemu Pak Budi dan Bu Diah sekalian ngelamar putrinya, kamu.."
"Bener? Ini bukan april mop kan?" aku masih setengah tidak percaya.
"Bener.. Makanya sekarang kamu mending pergi ke kantor, udah jam 7.. Nanti sore aku jemput kamu, sekalian kita omongin ini lagi.. Aku harus beresin desainnya dulu, diminta Pak Iwan sebelum jam 12.."
"Ah.. Aku seneng banget.. Oke kalau gitu aku pergi dulu yah.." aku berjinjit dan mencium Raka sebelum pergi.
Saat berbalik Raka memanggilku.
"Ca.. Maaf kalau selama ini aku terlalu sibuk kerja.. Aku hanya ingin Pak Budi dan Bu Diah melihatku sebagai lelaki yang bertanggung jawab demi kebahagiaan putrinya.."
Aku terdiam. Air mataku meleleh.
"Makasih sayang.." aku pun kembali dan menciumnya sekali lagi.
#FFHore [7]
ceweknya nekat nih, pake boong hamil segala.
ReplyDeletebisa2 diputusin tuh :p
ga tau tuh, iseng amat hihi..
ReplyDeleteaahh suka deh ending yang kayak begini hehe :-D
ReplyDeletehehe..
ReplyDeletemakasih :)
Ceritanya mengagetkan :D
ReplyDeleteApalagi yang "Aku hamil....!@#$%^&*"