Liza memasuki rumahnya sambil mengelap keringat di wajahnya. Sabtu adalah jadwal rutin Liza lari pagi di sekitar komplek perumahannya.
Ayah Liza keluar dari ruang kerjanya sambil mengacungkan sepucuk surat.
"Liza," katanya, "aku sedang mencarimu, masuklah ke ruang kerjaku."
Liza mengikuti ayahnya memasuki ruang kerja, dan ia menduga bahwa apa yang akan disampaikan oleh ayahnya tentu berhubungan dengan surat yang dipegangnya. Mereka duduk berdua saling berhadapan. Liza menyusun kata-kata dalam kepalanya untuk memberikan penjelasan yang tepat.
"Jadi ini yang selama ini kamu lakukan bersama Hendra?!" ayah Liza mengeluarkan surat dan beberapa lembar foto yang menyertainya ke atas meja.
Liza menggigit bibir bawahnya.
"Rupanya aku harus segera mencari ajudan baru!" lanjut ayahnya.
"Tidak! Jangan Ayah! Ini semua salah Liza! Jangan pecat Hendra..." Liza mulai mengeluarkan air mata.
"Kamu tidak tahu bagaimana sakitnya hatiku melihat foto-foto ini!" kata ayah Liza. Tangan kanannya memegang kepalanya sementara tangan kirinya mengepal di atas meja.
"Liza minta maaf, Ayah." kata Liza sambil terisak.
"Ibumu! Almarhumah ibumu pasti sangat sedih melihat kelakuanmu ini! Dan aku tidak suka jika ada orang yang membuat ibumu sedih." ayah Liza menatap mata Liza dengan tajam.
"Maaf Ayah. Liza janji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Liza.
"Entahlah Liza, kelakuanmu ini sungguh keterlaluan. Di saat aku masih berkabung karena kehilangan ibumu, kamu dan Hendra justru... Kamu..." ayah Liza tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya.
"Maafkan Liza..." ulang Liza.
"Tolong tinggalkan aku sendiri dan bawa foto-foto itu. Aku tidak sanggup melihatnya lagi." ayah Liza mengusir Liza dari ruangannya. Liza pun segera merapikan foto-foto itu dan membawanya ke luar ruang kerja ayahnya.
Setelah sampai di kamarnya, Liza melihat foto-foto itu lagi. Sambil menangis, Liza merobek foto-foto itu. Kumpulan foto wanita yang potensial untuk menjadi istri baru ayahnya. Sudah tiga tahun berlalu, tapi ayah Liza masih saja berkabung atas kepergian istrinya.
~~~~~
292/500 kata
Ditulis dalam rangka menjawab tantangan Berani Cerita #10.
Ditulis dalam rangka menjawab tantangan Berani Cerita #10.
Peran hendranya kurang kuat. Mungkin bs dibumbui fakta lain. In my humble opinion*
ReplyDeletegitu yah? hehe baiklah.. makasih :)
Deletewaah kirain fotonya menunjukkan ada apa2 antara Liza dan Hendra, mbak.
ReplyDeleteSaya terjebak :D
hihihi..
DeleteSudah 3 tahun belum bisa move on juga ya ayahnya :D
ReplyDeletesetia yah :)
Deletetwistnya ngena :)
ReplyDeleteAduuh, tertipuuuu. Kupikir ada apa-apa antara Liza dan Hendra :D
ReplyDeleteKeren twist nya :D
hihihi..
DeleteEndingnya bener2 tak terduga hehehe...
ReplyDeleteKeren mbak... aku dah lama gak belajar nulis FF lagi.
hayu atuh blajar lg :)
DeleteBeraniCerita sekarang sudah sampai #10 ya?
ReplyDeleteBerarti... aku ketinggalan banyak sekali... :(
saya juga suka bolong2 kok ikutnya :)
Deleteawalnya aku kecewa baca akhir cerita karena menyangka 'harusnya' dalam amplop itu adalah foto liza+hendra. Tapi lama kelamaan baru mengerti kalau -mungkin- yang ingin diceritakan penulis adalah bahwa hendra yang mencarikan calon istri buat ayah liza. Bagus nih.. :)
ReplyDeleteiya begitulah :)
Deletekirain foto'a ada adegan syur, eh ternyata salah tebak :)
ReplyDeletehihihi udah ngebayangin yg iyah2 ya :p
Deleteayahnya blm bs move on, tp slaut deh buat kesetiaannya :D
ReplyDeletetertipu aku bacanya hehehe aku pikir ada hubungan antara Liza dan hendra
ReplyDeletepembaca tertipuuuuu hohoho. Nice story mba ;)
ReplyDeletemakasih mba :)
Delete