Sunday, August 16, 2015

Ikhlas Memaafkan Karena Allah

memaafkan

Ada yang pernah merasa sakit hati karena seseorang?
Atau malah ada yang sedang merasa sakit hati?

Saya pernah merasakannya. Dada ini terasa sesak. Hati pun serasa diremas-remas. Berlebihan? Mungkin. Sebenarnya yang saya rasakan itu seharusnya sudah kedaluwarsa sejak bertahun-tahun yang lalu. Tapi karena terulang lagi, yang dulu pun jadi diingat-ingat lagi. Menumpuk dan menunggu waktu untuk meledak.

Beruntung, beberapa waktu yang lalu saya mengikuti pengajian ibu-ibu POMG di sekolah Jav yang rutin diadakan setiap bulan dan diisi oleh Teh Sasa Esa Agustiana (owner sekolahnya Jav, istrinya Pak Aam Amirudin). Temanya cocok sekali untuk keadaan saya kala itu, tentang memaafkan.

Perempuan itu, sudah kodratnya memiliki jiwa kasih sayang dan jiwa pemaaf. Tapi namanya manusia, ada saja ujiannya. Apalagi kalau sudah berumah tangga, cobaan ekonomi lah, fitnah lah, dan lain-lain. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun pernah marah kepada Aisyah karena menganggap bahwa istrinya tersebut telah melakukan perselingkuhan. Tentu saja, itu tidak benar, fitnah. Tapi Nabi Muhammad SAW juga manusia yang mempunyai perasaan cemburu dan sakit hati. Sehingga beliau pun marah dan mendiamkan Aisyah sampai sebulan lamanya. Hingga Allah SWT menunjukkan kebenaran kepadanya.

Ya, sakit hati memang manusiawi. Tetapi menyimpannya terus-menerus tentu buruk bagi kesehatan, baik kesehatan jiwa maupun kesehatan raga. Tentunya, bisa mengurangi kecantikan juga. Jadi lebih baik memaafkan sajalah.

Apakah dengan memaafkan, lantas kita tidak akan sakit hati? Sakit hati sih iya, tapi sebentar saja, sembuhnya insya Allah akan lebih cepat.

Bagaimana cara untuk menumbuhkan jiwa pemaaf? Begini nih katanya....
  • Ingatlah sifat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Masa kita ciptaan-Nya, tidak?
  • Jiwa pemaaf harus diusahakan, walaupun orang yang membuat kita sakit hati tidak meminta maaf. 
  • Serahkan rasa sakit hati kita pada Allah SWT. Kalau dia yang membuat sakit hati tidak mau meminta maaf, ikhlaskan saja, biar Allah SWT yang mengurusnya.

Apapun masalah kita, akan lebih mudah apabila Allah SWT yang meng-handle. Termasuk ketika mempunyai masalah dengan orang yang kita cintai. Coba bandingkan, ketika orang yang kita cintai (anak, suami, orang tua, atau sahabat) dan orang yang tidak dikenal mengecewakan kita, tentu akan lebih terasa sakit ketika dikecewakan oleh orang yang kita cintai. Sedih sih wajar, tapi jangan sampai sakit hati berlebihan. Karena sakit hati yang berlebihan menunjukkan bahwa kita mencintai mereka secara berlebihan, melebihi cinta kita kepada Allah SWT. Ups.... Lebih baik kita maafkan, doakan, dan titipkan mereka kepada Allah SWT.

Jiwa memaafkan melibatkan hati, lisan, dan amalan. Memaafkan bukan berarti melupakan. Secara lisan mungkin kita sudah memaafkan. Tetapi bagaimana ketika kita teringat lagi lalu kemudian sakit hati lagi? Segera istighfar, connect lagi dengan Allah SWT, sehingga kita mendapatkan energi kembali untuk memaafkan. Itulah yang membedakan orang munafik dan orang beriman.

Begitulah.... Semoga bermanfaat untuk teman-teman yang sedang sakit hati juga :)

37 comments :

  1. Saya belajar untuk ini juga Mbak Lia. Memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak mungkin. TFS :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba... insya Allah bisa klo kita niatkan karena Allah :)

      Delete
  2. Berat memang memaafkan seseorang yang menyakiti sampai lubuk hati terdalam, tapi menyimpan amarah justru merugikan diri sendiri. Jwa jadi tak tennag ya mba, saya juga lagi berusaha untuk iklas, dan ngga baper hehehe

    ReplyDelete
  3. memaafkan orang lain emang gampangnya cuman di mulut, biasanya di hati terus membekas hehe

    ReplyDelete
  4. forgiven not forgotten kata orang sono ya, eh sini hehe

    ReplyDelete
  5. lebih enak memaafkan daripada menyimpan rasa gak enak ya

    ReplyDelete
  6. Kalau sudah benci dan dendam memang susah ya memaafkan apalagi yang dibenci tetap membuat masalah.

    ReplyDelete
  7. mau maapin memang susah deh apalagi kl udah sebel duluan padahal baru liat mukanya (kasian bener tuh orang)... Cobaan sebenarnya ketika kita udah memutuskan okay...semua orang bisa berbuat salah... Saya akan memaafkan dan memberikan kesempatan... Lalu....jreng... orang itu bikin salah lagi...yang sama... *langsung tepok jidat*

    ReplyDelete
  8. Jika Allah saja bisa memaafkan hamba-Nya ,,, masa kita tidak bisa memaafkan sesama hamba-Nya

    ReplyDelete
  9. walau berat tapi harus belajar ikhlas ya mbak

    ReplyDelete
  10. Aku pernah sakit hati. Tapu sekarang sudah plong karena sudah bisa memaafkan.

    ReplyDelete
  11. Ilmu iklas lair batin kudu dikuasai ya mb nat

    ReplyDelete
  12. Bener banget. Memaafkan sesungguhnya meringankan hidup kita sendiri.

    ReplyDelete
  13. Memaafkan lebih mudah dibanding melupakan tapi ya.....
    kadang suka keinget2 tiba2... jadi nangis lagi
    tapi bukan berarti gak memaafkan sii

    ReplyDelete
  14. Aku sebenenya mudah memaafkan. Tapi, susah untuk melupakan. Jadi kalo ada orang yang pernah salah atau nyakitin aku banget, aku bisa maafin dia. Tapi setelah itu, jadi gak sama kayak biasa. Pengen sih bisa biasa lagi, tapi susah....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama dengan karakter saya wahai Mbak Nia. Saya gak gampang emosi, mudah memaafkan. tetapi kalau sudah kelewatan, ya saya sulit memaafkan, bahkan bisa emosi meluap-luap.

      Delete
    2. waduh, smoga emosinya bisa disalurkan dgn cara yg baik yah :D

      Delete
  15. Memeafkan membuat hati lebih lapang ya mbak.

    ReplyDelete
  16. hai mbak nathalia diana...

    kita ketemu lagi hihiii...

    sulit yaa..mungkin berusaha lapang dada. walaupun lapang saja mungkin belum cukup ya?

    thank...

    ReplyDelete
  17. berat ya mbak kalo mau maafkan itu.. kadang kalo uda maafin tapi masih membekas itu yg sakiitt banget kalo ngelawan diri sendiri.. makasih sharingnya mbak lia

    ReplyDelete
  18. berat memang memaafkan seseorang dengan hati yang tulus, hi apalagi memafkan seorang mantan yang sudah nyakitin hati seseorang hehe

    ReplyDelete