Beberapa waktu yang lalu, Jav menemukan sebuah dadu. Bentuknya kecil sekali. Warnanya hijau dengan titik-titik berwarna putih. "Bunda, ini apa?" tanya Jav. "Ini namanya dadu," jawab saya. "Sama kaya yang di mobil yah," ucapnya. "Iya," saya menjawab sambil mengangguk. Di mobil memang ada bantal hias berbentuk dadu. "Buat apa sih?" Jav bertanya lagi. "Buat dikocok, dikeluarin, terus dihitung jumlah titiknya." Kemudian kami pun langsung mempraktekkannya. Jav sangat menyukai bunyi dadu yang sedang dikocok dan bersemangat menghitung jumlah titiknya.
Saya kemudian memikirkan berbagai alternatif permainan yang bisa dimainkan dengan menggunakan dadu. Salah satunya yaitu loncat dari satu tegel ke tegel lain yang jumlah loncatannya berdasarkan pada jumlah angka yang tertera pada dadu. Selain belajar berhitung, bisa melatih motorik kasar, dan menyalurkan energi Jav juga, hehehe....
Lalu tiba-tiba saya teringat pada board game Ular Tangga. Kebetulan yangkinya Jav ada perlu ke toko mainan, langsung deh saya titip. Alhamdulillah, sekarang Jav sudah punya Ular Tangga, dibeliin yangkinya. Tapi ketika saya lihat dusnya, ternyata permainan tersebut diperuntukkan untuk anak berusia di atas 6 tahun. Hmmm, biar deh, dicoba saja dulu, toh peraturannya enggak rumit.
Pertama kali, saya biarkan Jav main sendiri dulu. Saya jelaskan bagaimana caranya. Mulai dari mengocok dadu, menghitung jumlah titik yang tertera pada dadu, hingga memindahkan bidak dari satu kotak ke kotak lain sebanyak angka yang tertera pada dadu. Saya juga menjelaskan bahwa apabila bidaknya berhenti di kotak yang bergambar tangga, berarti bidaknya bisa naik ke kotak di ujung gambar tangga. Tetapi apabila bidaknya berhenti di kotak yang bergambar ular, berarti bidaknya harus turun ke kotak di ujung gambar ular. Setelah Jav mengerti permainannya, mulai deh main berdua. Kadang sama saya, kadang sama ayahnya.
Yang lucu nih, ketika awal-awal bidak Jav berhenti di kotak yang bergambar ular, sehingga harus turun, dia enggak terima. Marah dan menangis, hihihi.... Begitu juga ketika dikalahkan oleh saya atau ayahnya, pundung, hehehe.... Untungnya, lama-lama Jav mulai terbiasa dengan hal yang kurang mengenakkan tersebut. Sekarang, dia malah ketagihan, minta main Ular Tangga terus, pulang sekolah, sebelum tidur, bangun tidur. Pergi ke mana pun, Ular Tangganya selalu dibawa. Saya sih senang-senang saja, karena permainan tersebut kan baik untuk perkembangan anak.
Yup! Jangan salah. Permainan sederhana yang sering kita mainkan sewaktu kecil dulu ternyata banyak manfaatnya loh. Di antaranya:
- Meningkatkan bonding antara anak dan orang tua.
- Belajar berhitung dengan cara yang menyenangkan. Bahkan bisa belajar penjumlahan juga (kan dadunya ada 2). Tapi belum lah Jav mah, santai saja dulu.
- Belajar membaca angka di setiap kotak dari urutan yang lebih kecil sampai yang lebih besar, untuk menentukan arah bidaknya.
- Melatih emosi, terutama ketika bidaknya berhenti di kotak yang bergambar ular. Supaya Jav belajar menerima bahwa hidup enggak selamanya menyenangkan dan dia harus siap dengan berbagai kemungkinan tersebut.
- Melatih daya juang, bahwa bidak bisa naik bisa turun, tapi kalau sabar dan telaten pasti akhirnya bisa sampai juga ke kotak nomor 100.
- Melatih sportivitas, karena dalam sebuah permainan, wajar apabila ada yang menang dan ada yang kalah.
So, simpan dulu yuk gadget-nya, luangkan waktu untuk bermain Ular Tangga bersama anak :D
Sekarang sudah jarang banget tuh mba anak anak yang main ular tangga padahal asyik banget kalau main bareng bareng berempat tambah seru
ReplyDeletewah pdhl ini kan termasuk mainan modern, gmn nasib permainan tradisional yah...
Deletehahhahh udah nambah n naeeeek tinggi, tahu2 hrs melorooot tajam, weuw ...!
ReplyDeleteSaya seneng banget saat kemarin2 beli biskuit, packagingnya di bag luar dg disain permainan ular-tangga. Langsung tuh saya gunting dan simpen .... ringan namun tetap menghibur.
ga pakai mikir ya mainnya :D
Deletemainan saya waktu kecil, sungguh mengasyikkan
ReplyDeleteboleh juga tuh, sejenak ninggalin gadget
yup :)
DeleteDulu seneng banget main ular tangga, papannya yang bolak-balik sama monopoli itu hehehe...
ReplyDelete*toss* :D
Deleteaku suka main ular tangga, mak. hihi. kadang harus legowo kalo pas turun. kudu belajar naik lagi :D
ReplyDeletehihihi...
DeleteIni permainan favorit ane waktu kecil dulu :D
ReplyDeletesekarang mah jarang di kampung ane anak kecil yg mainan ky gini, udah ke gadget semua :-(
harus diajakin klo gt :D
Deletehahaha, bener... kl kalah pasti rasanya gimanaaaaa gitu... Apalagi kalau pake acara dihukum misalnya oles bedak di muka kalau kalah.... Blm diledek2... Jadi memang bermain itu untuk membiasakan diri juga bahwa hidup gak mungkin mulus terus dan mesti sabar2 kl lagi apes
ReplyDeleteiya begitulah mba :D
Deletehahahaha.....nggak mau turun malah nangis.itulah anak2 ya mbak,lucu..
ReplyDeletehihihi...
Deletekalo udah kemana2 bawa tuh ular tangga, bisa repot, dikit2 minta main ular tangga, hehe
ReplyDeletehihihi, daripada main gadget :D
Deletebetul betul
DeleteDulu suka main ini, mainannya beli di abang2 harga 2000. Sekarang kayanya udh langka ya..
ReplyDeletemsh ada kok di toko2 mainan :)
Deletebelajar tidak harus dengan buku, tetapi dengan permainan pun juga bisa melatih anak untuk belajar... seperti bermain ular tangga
ReplyDeleteiya :)
DeleteJadi ingat dulu aku suka main ular tangga sama Ibu dan Bapak :)
ReplyDelete:)
DeleteHihi sebel ya Jav kalo sudah naik tangga harus turun gara2 ular :D
ReplyDeleteBagus juga ya Mbak Lia, Jav jadi belajar berkompetisi secara sehat, menerima kekalahan dengan lapang dada. Jadi ingat sulungku waktu kalah lomba minum susu di mal, dia ngambek dan nengis kejer hihihi. Tapi itu kira1 11 tahun yl. Alhamdulillah setelah pengalaman itu, dia belajar terus untuk berlapang dada menerima kekalahan :D
mainan waktu masih kecil ular tangga
ReplyDeleteJadi kangen mainan ini, dah lama banget ngak main ular tangga
ReplyDeletewaduuh tapi harus diingat mba,,, tuh anak jangan dibiaskan maen dadu,,, soalnya takutnya nanti udah gede maen dadu di tempat laen.. heheh :)
ReplyDeletesuka banget main ular tangga
ReplyDeleteDulu saya suka main ular tangga.. suka geregetan kalau sudah mau finish malah kena ularnya mulu
ReplyDeleteZaudan (3th) juga suka ular tangga. Tapi ya gitu, dia masih susah nurut dengan aturannya. Dia kadang pengen loncat ke tempat yang dia sukai. Dia excited banget kalo main ini...
ReplyDeleteanak-anak lebih senang kalau orang tuanya terlibat dalam permainan mereka ya
ReplyDeletewaah anak-anakku juga suka main ular tangga mak
ReplyDelete