Thursday, February 4, 2016

Seminar Menjadi Ibu Bijak [1]: Tumbuh Kembang Anak


Hari Sabtu tanggal 23 Januari yang lalu, saya berkesempatan untuk menghadiri sebuah acara seminar dengan judul "Menjadi Ibu Bijak" di Prodia Wastukencana, Bandung. Acara ini merupakan sebuah seminar charity yang diadakan oleh Yayasan Kharisma Satria Kirana. Yayasan ini terdiri dari para tim dokter yang memiliki fokus kegiatan untuk membantu kelompok lansia kondisi berat seperti sakit, hidup sendiri, dan/atau tidak mempunyai dana untuk biaya hidup.

Percaya tidak, mereka ini biasa makan daging hanya setahun sekali loh yaitu ketika Hari Raya Qurban. Nah, yayasan ini mengupayakan agar mereka bisa makan daging setiap bulan. Selain itu yayasan ini juga mengusahakan peningkatan kualitas tempat tinggal mereka. Sehingga rumah mereka dilengkapi dengan wc dan tidak lagi beralaskan tanah.

Saat ini ada 38 orang lansia yang dibiayai oleh yayasan Kharisma Satria Kirana. Biaya hidup mereka sebesar Rp 200.000 per orang per bulan. Kita bisa loh ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mulai dari mengunjungi para lansia dan menjadi teman bicaranya. Ataupun memberikan sumbangan berupa uang melalui rekening Mandiri No. 132-00157-94580 a/n Yayasan Kharisma Satria Kirana.


~~~

Materi pertama yang diberikan dalam acara seminar ini yaitu mengenai "Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Anak". dr. Yovi Yoanita membuka penyampaian materinya dengan fakta-fakta yang terkait dengan gangguan tumbuh kembang anak.


Di Amerika, 15-18% anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini menyebabkan 7-10%-nya putus sekolah. Dan 20-30% gangguan tersebut baru terdeteksi saat masuk sekolah.

Di Indonesia, 30% anak mengalami gangguan perkembangan. Ironisnya, ternyata 80%-nya disebabkan karena kurang stimulasi. Gangguan ini bukan hanya terjadi di pedesaan saja loh. Di pedesaan, 30% anak mengalami gangguan perkembangan. Sedangkan di perkotaan, 19% anak mengalami gangguan perkembangan. Diketahui juga bahwa 8% anak usia prasekolah mengalami gangguan bicara. Dan 34% anak termasuk kategori pendek.

Selain itu, masih ada gangguan perkembangan yang lain seperti gangguan autism sebesar 1% dari populasi Asia, Eropa, dan Amerika Utara. Disabilitas intelektual sebesar 1-3% dari populasi umum. Cerebral palsy sebesar 1,5-2,5 per 1000 kelahiran hidup di USA. Serta ADHD sebesar 5% dari populasi umum.

Sebagai orang tua, kita perlu memahami ciri khas anak. Yaitu dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya.

Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal di antaranya yaitu perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, endokrin, dan kelainan kromosom. Adapun faktor eksternal di antaranya yaitu gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, dan obat-obatan.

Pertama, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan yaitu:
  • Bertambahnya ukuran, jumlah sel, dan jaringan interseluler. 
  • Bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh.
  • Bersifat kuantitatif.

Hal-hal yang terjadi dalam proses pertumbuhan di antaranya adalah:
  • Perubahan ukuran
  • Perubahan proporsi
  • Hilangnya ciri-ciri lama
  • Timbulnya ciri-ciri baru


Penilaian pertumbuhan dapat dilakukan dengan cara mengukur:
  • Berat badan
  • Panjang badan/tinggi badan
  • Indeks Massa Tubuh

Untuk memantau pertumbuhan anak, kita dapat menggunakan beberapa alat. Salah satunya yaitu Kartu Menuju Sehat (KMS). Fungsi KMS yaitu:
  • Alat untuk memantau pertumbuhan anak
  • Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak
  • Sebagai alat edukasi


Kedua, perkembangan. Yang dimaksud dengan perkembangan yaitu:
  • Bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
  • Bersifat kualitatif.

Karakteristik perkembangan anak di antaranya:
  • Perkembangan melibatkan perubahan
  • Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya
  • Pola yang tetap
  • Tahap-tahap yang berurutan
  • Mempunyai kecepatan yang berbeda
  • Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Perkembangan anak terdiri dari dua pola, yaitu:
  • Sefalokaudal: perkembangan terlebih dahulu berada di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal. Contohnya perkembangan dimulai dengan bayi dapat mengangkat dan mempertahankan posisi tegak kepala, kemudian berguling ke kanan dan ke kiri, dilanjutkan dengan duduk.
  • Proksimodistal: perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar), lalu berkembang ke daerah distal (jari-jari yang memiliki kemampuan halus). Contohnya perkembangan dimulai dengan bayi hanya dapat mengamati tangannya, mencapai mainan, kemudian bertepuktangan.


Perkembangan otak anak dimulai sejak awal kehamilan, masa ini adalah waktu yang paling penting dan paling peka. Saat bayi lahir, otaknya belum lengkap baru 1/4 besar otak dewasa dan 2/3 jumlah sel otak dewasa. Perkembangannya rata-rata menurun setelah usia 2-3 tahun. Ketika anak berusia 10 tahun, jumlah sel otaknya mencapai 500 triliyun. Dan baru benar-benar matang setelah 30-40 tahun.

Makanya, 1000 hari pertama kehidupan anak (270 hari di dalam kandungan dan 730 hari setelah lahir), merupakan masa yang sangat penting. Kenapa? Karena dampak yang ditimbulkan pada periode ini bersifat permanen dan jangka panjang.

Berikut aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam perkembangan anak.
  • Motorik kasar: aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan pergerakan dan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar. Contohnya duduk, berdiri, berjalan, berlari, dan lain-lain.  
  • Motorik halus: aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya mengamati sesuatu, mencari benang, mencoret, dan lain-lain.
  • Kemampuan bicara dan bahasa: aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk merespon suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah, dan lain-lain. Contohnya berkata "aaa, ooh", tertawa, teriak, menyebutkan nama benda, dan lain-lain.
  • Sosialisasi dan kemandirian: aspek yang berhubungan dengan kemandirian anak, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Contohnya: membalas senyum, membereskan mainan, makan sendiri, dan lain-lain.


Adapun tanda-tanda bahaya (red flags) dalam perkembangan anak yaitu:
Tanda bahaya perkembangan motorik kasar:
  • Gerakan asimetris
  • Refleks primitif sampai usia lebih dari 6 bulan
  • Gangguan tonus otot
  • Gangguan refleks tubuh
  • Adanya gerakan tidak terkontrol
Tanda bahaya perkembangan motorik halus:
  • Refleks menggenggam hingga usia lebih dari 4 bulan
  • Dominasi 1 tangan sebelum usia 1 tahun
  • Eksplorasi oral yang masih dominan setelah usia lebih dari 14 bulan
  • Perhatian penglihatan yang inkonsisten
Tanda bahaya gangguan bicara dan bahasa:
  • Kurangnya kemampuan menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap benda pada usia 20 bulan
  • Ketidakmampuan membuat frase bermakna pada usia 24 bulan
  • Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan
Tanda bahaya gangguan sosio-emosional:
  • Jarang senyum pada usia 6 bulan
  • Kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah pada usia 9 bulan
  • Tidak merespon bila dipanggil namanya pada usia 12 bulan
  • Belum ada kata pada usia 15 bulan
  • Tidak bisa bermain pura-pura pada usia 18 bulan
  • Belum ada gabungan dua kata yang berarti pada usia 24 bulan
  • Tidak ada babling, bicara, dan kemampuan bersosialisasi pada segala usia
Tanda bahaya gangguan kognitif:
  • Kurangnya fixation pada usia 2 bulan
  • Kurangnya kemampuan mata mengikuti gerakan benda pada usia 4 bulan
  • Belum merespon/mencari sumber suara pada usia 6 bulan
  • Belum babling pada usia 9 bulan
  • Belum ada kata berarti pada usia 24 bulan
  • Belum dapat merangkai tiga kata pada usia 36 bulan

Oleh karena itu, perkembangan anak harus sering dipantau. Baik oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan petugas kesehatan.

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam memantau perkembangan anak.
  1. Surveilans yaitu suatu proses yang fleksibel, longitudinal, berkesinambungan, dan kumulatif dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki seorang tenaga medis profesional untuk mendeteksi anak yang mungkin mengalami gangguan perkembangan. Dilakukan secara rutin pada setiap anak yang berkunjung ke tempat praktik dokter.
  2. Skrining yaitu suatu tindakan yang singkat dengan menggunakan alat-alat terstandarisasi untuk membantu mengidentifikasi anak yang berisiko mengalami gangguan perkembangan. Dilakukan secara rutin pada usia 3, 6, 9, 12, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.
  3. Assesment yaitu evaluasi perkembangan secara komprehensif untuk menentukan masalah perkembangan yang dicurigai. Apakah itu berupa:
  • Keterlambatan (delay) yaitu keterlambatan domain/aspek perkembangan (tidak sesuai dengan urutan dan waktu).
  • Disosiasi/menyimpang yaitu gangguan salah satu domain perkembangan yang secara signifikan berbeda dengan perkembangan domain lain.
  • Abnormal yaitu bukan bagian dari milestone perkembangan normal.

Dari hasil pemantauan, dapat disimpulkan gangguan perkembangan pada anak seperti:
  • Cerebral palsy yaitu gangguan motorik dan postur tubuh non progresif, serta kerusakan sel-sel motorik pada saat sedang tumbuh.
  • Disabilitas intelektual yaitu intelegensia rendah (kurang dari 70) sehingga tidak mampu belajar dan beradaptasi dengan lingkungan.
  • Sindrom down yaitu kecerdasan terbatas, dapat dilihat dari fenotipnya (trisomi 21).
  • Gangguan autism yaitu gangguan perkembangan pervasif (bahasa, interaktif, perilaku maladaptif) yang muncul sebelum usia 3 tahun.
  • Perawakan pendek yang dapat terjadi karena gangguan gizi, kelainan endokrin, atau kelainan kromosom.
  • Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.

12 comments :

  1. ibunya anak-anak harus menjadi ibu bijak juga neh :)
    bagus banget artikelnya untuk dipahami lebih mendalam, makasih

    ReplyDelete
  2. Harus dipahami betul nih artikelnya, penting soalnya. Makasih ya Teh Natalia artikelnya lengkap banget

    ReplyDelete
  3. Ikut seminar kayak gini penting banget ya Mba.. apalagi temanya ttg parenting.. semoga pengetahuannya makin byk nambah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, slama waktunya cocok, pasti saya usahain ikutan, biar bisa bagi ilmunya di blog ;)

      Delete
  4. Tulisannya lengkap abis. Cucok buat saya yang saat ini sedang hamil. Hehehe, bookmark dulu

    ReplyDelete
  5. Nah,, Aktivitas yang seperti ini yang sangat penting dan orang indonesia harus banyak tahu, bagaimana menjadi orang tua yang bijak dan menjadi kebanggaan anak anaknya sekarang, nanti dan selamanya. Sip!! sukses selalu mba

    ReplyDelete