Thursday, October 18, 2018

Bekerja Sambil Kuliah S2 Bukanlah Sebuah Pilihan


“Rasanya saya ingin melanjutkan S2...”

Pernyataan ini telah diungkapkan ratusan kali, baik oleh lulusan baru maupun rekan di kantor yang telah bekerja lebih dari dua puluh tahun dengan gaji melimpah. Banyak pekerja, baik yang termasuk ke dalam kedua kelompok tersebut, maupun yang berada di luarnya yang terus menerus berkeinginan untuk melanjutkan studi S2. Pertanyaan semacam ini sangat mungkin terjadi pada siapa saja yang telah menyelesaikan studi S1 dan akan menjadi keputusan yang lebih besar ketika seseorang sudah memiliki perkerjaan yang mereka cintai.

Terlepas dari usia dan masa kerja, mereka memiliki dilema yang sama, yaitu mengenali kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan formal. Dengan kebutuhan untuk menyeimbangkan antara pekerjaan, kehidupan dan kurangnya ketersediaan program studi S2 yang fleksibel untuk dapat memenuhi tuntutan 24 jam dalam sehari.

Masalahnya yang mereka hadapi sebenarnya sudah jelas. Hal ini menyangkut tagihan, utang, dan tujuan finansial yang harus dipenuhi. Bergantung pada kebijakan kantor, mengambil cuti (sabatikal) mungkin bukan pilihan. Sebagian besar karyawan juga tidak memiliki ‘kemewahan’ berupa jadwal kerja yang fleksibel. Uang tidak akan pergi ke mana-mana, namun masalah yang harus dihadapi adalah mengatur waktu.

Sejauh ini, pencarian studi S2 paruh waktu di Indonesia telah mengarah ke beberapa pilihan 'paruh waktu', namun hampir setengah dari pilihan yang ditawarkan oleh perguruan tinggi lokal mendefinisikan 'paruh waktu' sebagai hanya mengambil setengah dari mata kuliah yang dibutuhkan dalam satu semester. Jika studi S2 ‘purna waktu’ mengharuskan mahasiswa mengambil lima mata kuliah setiap semester, kuliah 'paruh waktu' mengharuskan mereka mengambil dua atau tiga mata kuliah. Bagaimanapun, kelas-kelas purna waktu diadakan saat jam kantor pada hari kerja, sedangkan kelas paruh waktu diadakan pada malam hari atau akhir pekan. Menyelesaikan studi S2 dengan cara ini akan membutuhkan waktu tiga hingga empat tahun dengan porsi ‘paruh waktu’, dibandingkan dengan cara normal yang hanya membutuhkan waktu satu setengah hingga dua tahun. 

Kuliah purna waktu jelas tidak praktis bagi banyak orang. Masalahnya adalah tidak hanya kesulitan untuk menghadiri kelas di pagi atau sore hari, namun juga menjalaninya selama terus menerus selama enam hingga delapan semester, setara dengan tiga hingga empat tahun, merupakan hal yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima, terutama bagi tenaga kerja muda.

Tentu saja terdapat beberapa perguruan tinggi yang menawarkan kuliah paruh waktu yang diadakan pada malam hari dan akhir pekan, namun bidang yang dilingkupi tidaklah banyak. Meskipun demikian, bagi mereka yang tertarik untuk mengejar gelar master di luar bidang bisnis dan manajemen, memperpanjang masa studi adalah pilihan yang tersedia saat ini untuk gelar master paruh waktu atau yang fleksibel. Tentu jalan kita masih panjang.

Penelusuran cepat dengan kata kunci “kuliah pascasarjana online di Indonesia” bahkan menunjukkan lebih sedikit hasil terkait dan hanya terfokus pada beberapa bidang studi. Dengan dunia serba online, orang akan berpikir bahwa perguruan tinggi juga harus dibawa ke ranah online. Mereka berharap dimungkinkannya mengambil gelar master online di mana setiap mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengakses dan menyelesaikan kuliah selama waktu senggang yang mereka miliki. Dewasa ini, memilih gelar dengan jalur semacam ini bukanlah sesuatu yang mewah, melainkan menjadi kebutuhan yang sangat penting. 

Pasar mahasiswa S2 yang membutuhkan fleksibilitas sangatlah padat, mulai dari yang termuda, lulusan baru yang mencari peluang untuk menjejaki karir, hingga para CEO dan pemegang jabatan eksekutif yang ingin memperluas keahlian dan mengisi portofolio mereka. Telah berlalu masa di mana seseorang dapat membangun karir yang bermakna hanya dengan memperoleh satu gelar dan dengan gelar tersebut berarti seseorang harus menyusuri karir di bidang yang sama. Dunia telah berkembang serta menjadi beragam. Kita pun harus turut mengikuti perkembangan dunia dengan cara mengembangkan diri. Jika tidak dengan gelar master, perguruan tinggi juga dapat menawarkan sertifikasi dan kualifikasi profesional sebagai pengganti apabila mereka memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut.

Setiap hari kita dihujani dengan informasi, penemuan, gagasan, dan teori baru. Mahasiswa yang memulai kuliah pada hari ini dan lulus tiga tahun kemudian menyadari bahwa ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah ternyata sudah kedaluwarsa. Transfer ilmu pengetahuan sangat cepat memungkinkan untuk ilmu pengetahuan tersebut untuk ditinggalkan. Para pengusaha mengeluh bahwa mahasiswa tidak disiapkan untuk memasuki dunia kerja. Perguruan tinggi pun sama frustrasinya karena mahasiswa tidak dapat mengikuti tuntutan pekerjaan di dalam industri.

Seorang pengusaha dapat mengambil cuti (sabatikal) selama dua tahun untuk melanjutkan S2. Setelah menyelesaikan studinya, ia ternyata menemukan bahwa lingkungan kerjanya telah berubah.

Seharusnya tidak ada lagi perdebatan mengenai “bekerja atau melanjutkan studi?” Sebaliknya, akan menjadi hal yang luar biasa jika perguruan tinggi melihat ini sebagai peluang untuk terlibat langsung dengan industri - mengambil tenaga kerja sebagai mahasiswanya saat mereka terus melayani dunia kerja dengan perubahan cepat dan penemuan baru. 

Dalam upaya menawarkan fleksibilitas tinggi dengan mengandalkan sistem online sepenuhnya, hal tersebut telah menjembatani jurang antara bekerja atau melanjutkan studi, serta membuka gerbang untuk transfer ilmu pengetahuan. Saat ini, kedua hal tersebut harusnya tidak menjadi pilihan, melainkan menjadi tujuan untuk bekerja dan melanjutkan studi secara bersamaan.

Dewasa ini, kita hidup di zaman internet. Sudah sepantasnya kita menggunakannya.

~~~

Pertimbangkan mengenai kursus online untuk memuat pembelajaran dalam jadwal sibuk anda. RMIT University di Australia memberikan kursus pascasarjana yang berbasis online. Cari tahu lebih lagi di studyonline.rmit.edu.au

6 comments :

  1. Wow sekarang ada inovasi baru ya, pengen S2, tapi banyak tapinya nih😀

    ReplyDelete
  2. bnr bgt kita hidup di jaman internet hihi, duni kaya terhenti tanpa internet.
    jaman aku kuliah dulu, internet blm secanggih skrg.

    ReplyDelete
  3. Boleh nih mbak infonya. Kendala waktu memang bisa menjadi sedikit penghalang untuk kuliah lagi, apalagi kalau sudah punya anak :(

    ReplyDelete