Alhamdulillah ya, kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia mulai membaik, setelah selama hampir 2 tahun kita menjalani kehidupan yang 'berbeda'. Untungnya, meski enggak bisa jalan-jalan, saya masih bisa menikmati wisata kuliner. Kok bisa?
Yup, terima kasih kepada kurir ojek online yang membuat saya bisa tetap menikmati berbagai jajanan Bandung meski di rumah aja. Serta terima kasih juga kepada jasa titip kuliner nusantara sehingga meski di Bandung aja saya bisa menikmati makanan khas favorit dari Medan, Palembang, Tasik, Cirebon, Jogja, Semarang, Surabaya, Bali, dan lain-lain.
Selama pandemi ini, saya memang jarang makan di luar rumah. Pernah sih sesekali, tetapi masih bisa dihitung dengan jari lah. Untuk menghindari Covid-19, seringnya ya take away atau pesan online, lalu dimakan di rumah.
Hingga suatu hari, Jav harus dirawat inap karena sakit Hepatitis A. Kata dokter, penyakit ini menular melalui makanan, hiks.... Saya merasa sangat sedih dan bersalah.
Baca juga, Ketika Jav Sakit Hepatitis
Kejadian tersebut menjadi pukulan yang telak untuk saya. Makan di rumah aja, enggak ke mana-mana, memang bisa menghindarkan kami dari Covid-19. Tetapi ternyata enggak 100% aman, karena masih banyak penyakit lain yang mengintai.
Hepatitis A merupakan salah satu food borne disease. Food borne disease yaitu penyakit yang menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Selain Hepatitis A, food borne disease lain yang terkenal yaitu Tifoid.
Makanya, setelah pengalaman Jav sakit Hepatitis A tersebut, saya pun membatasi diri membeli makanan dari luar, terutama dari gerobak di pinggir jalan. Jangan sampai ada anggota keluarga kami yang terkena penyakit food borne disease lagi, baik Hepatitis A, Tifoid, atau yang lainnya.
![]() |
Cakue mini legendaris, dari saya SD sampai sekarang rasanya masih sama. |
Tapi... hanya bertahan beberapa bulan aja, heuheu.... Soalnya cakue, lumpia basah, batagor, kue ape, kue cubit, dan jajanan lain yang enak menurut saya ya yang dijual di pinggir jalan. Bisa sih membuat sendiri di rumah, tapi rasanya berbeda, kurang otentik, hehehe....
![]() |
Kue cubit, paling enak dimasak setengah matang. |
Akhirnya, ya balik jajan lagi. Apalagi setelah lari atau bersepeda, enggak afdal rasanya kalau pulang tanpa membawa bungkusan berisi jajanan, hihihi.... Bismillah, semoga Allah selalu melindungi keluarga kami.
![]() |
Sate Ayu yang antreannya selalu mengular, sate jandonya yummy banget. |
Namun untuk hidup sehat, enggak bisa hanya bermodalkan mengucap 'Bismillah' aja dong ya. Allah tentu melihat usahanya juga, sudah maksimal atau belum.
Begini nih usaha saya.
- Kalau take away atau pesan online, biasanya saya langsung mengeluarkan makanan dari kemasannya dan memindahkannya ke wadah di rumah. Jika memungkinkan, sebelum dimakan, makanan tersebut dihangatkan terlebih dahulu. Yang berkuah seperti lontong kari atau bakso, direbus hingga mendidih. Yang tanpa kuah seperti surabi atau bubur ayam, dipanaskan di microwave.
- Sedangkan kalau dine in, biasanya saya menggunakan peralatan makan sendiri yang dibawa dari rumah.
Ribet? Lumayan. Apalagi makanan atau minuman dingin, bingung deh, bagaimana coba cara sterilisasinya.
Untungnya nih, ternyata masih ada senjata pemungkas yang bisa melindungi tubuh dari food borne disease. Apakah itu? Vaksin.
Peluncuran Kampanye #SantapAman
Alhamdulillah, hari Kamis tanggal 11 November kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara Peluncuran Kampanye #SantapAman yang diadakan oleh Sanofi Pasteur, perusahaan biofarmasi global di Indonesia.
Acara ini digelar secara online, serta menghadirkan dr. Dhani Arifandi T. (Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia), dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI. (Dokter Spesialis Penyakit Dalam), dan William Gozali alias Willgoz (Chef dan pecinta kuliner) sebagai narasumber.
Jadi, di masa pandemi ini kan terjadi perubahan pola perilaku masyarakat Indonesia dalam kegiatan belanja makanan. Berdasarkan data dari Demographic Institute of Faculty of Economic and Business, University of Indonesia tahun 2020, terjadi peningkatan pembelian makanan secara online hingga 97%.
Di satu sisi, layanan pembelian makanan secara online tentu sangat memudahkan. Namun di sisi lain, sulit untuk memastikan bahwa makanan atau minuman tersebut bebas dari kontaminasi kuman penyebab food borne disease.
Bukan hanya delivery sih, dine in dan take away pun sama risikonya. Apalagi sekarang, kasus Covid-19 semakin menurun. Di Bandung, restoran sudah bisa melayani dine in dengan kapasitas maksimal 75%. Hasrat wisata kuliner yang sempat terpendam, kini bisa tersalurkan. Namun, jangan sampai deh hobi mencoba makanan baru membuat tubuh menjadi terkena penyakit.
Nah, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional tanggal 12 November, Sanofi Pasteur Indonesia menginisiasi kampanye #SantapAman ini untuk mensosialisasikan pentingnya mendapatkan vaksinasi untuk mencegah penyakit menular melalui makanan atau food borne disease, terutama penyakit Tifoid.
Melalui vaksinasi, tubuh mendapatkan perlindungan ekstra, sehingga bisa menyantap berbagai makanan dan minuman tanpa rasa khawatir.
Tentang Food Borne Disease
Sebenarnya, bagaimana sih penyakit bisa menular melalui makanan?
- "Kalau saya makan malam di restoran mewah yang higienis, harusnya aman kan?"
- "Kalau saya memilih memesan makanan online yang fotonya bersih dan menarik, pastinya aman kan?"
- "Kalau saya membeli jajanan di tetangga, lebih aman kan?"
Eits, belum tentu. Mau makan di restoran mewah, jajan di gerobak pinggir jalan, membeli dari teman, atau bahkan memasak sendiri pun, risiko makanan terpapar kuman selalu ada. Hanya saja memang peluang terjadinya kontaminasi berbeda-beda ya.
Kontaminasi makanan atau minuman bisa terjadi kapan aja dan di mana aja. Mulai dari tahap pemilihan bahan baku, penyimpanan, pengolahan, penyajian, pengemasan, atau bahkan pengiriman.
Penanganan makanan yang enggak tepat, bisa menyebabkan makanan tersebut terkontaminasi bakteri. Bisa karena kurang terjaganya kebersihan diri, dapur yang kurang higienis, ataupun kurangnya pengetahuan mengenai cara penyimpanan dan pengolahan makanan yang baik, serta perlengkapan yang kurang memadai.
Contohnya nih, karena kurang terjaganya kebersihan diri. Ada seseorang yang menjadi carrier Tifoid (enggak bergejala tetapi bisa menularkan), selesai BAB enggak mencuci tangan dengan benar, lalu dia mengolah makanan. Akhirnya bakteri bisa meumpang masuk ke dalam tubuh melalui makanan tersebut.
Atau karena kurangnya pengetahuan mengenai cara penyimpanan dan pengolahan makanan yang baik. Misalnya menggunakan talenan yang sama untuk memotong sayur dan daging mentah, sehingga terjadi cross contamination.
Tentang Demam Tifoid
Demam Tifoid (lebih dikenal dengan tifus atau tipes) adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Gejalanya yaitu demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam. Pada anak-anak, tifoid biasanya disertai dengan diare. Sedangkan pada orang dewasa cenderung mengalami konstipasi.
Saya sendiri pernah mengalami, 2 kali malah. Rasanya enggak enak banget. Panas dingin, mual, muntah, dan sakit kepala hebat. Apalagi pas naik kendaraan dan melewati polisi tidur, deuh... sakit kepalanya enggak tertahankan.
Penyakit ini bisa menyerang siapa aja, enggak mengenal usia atau profesi. Gejalanya pun bervariasi. Bisa tanpa gejala, bergejala ringan, bergejala berat, hingga menyebabkan kematian apabila enggak ditangani dengan tepat.
Sebenarnya penyakit ini bisa sembuh dengan antibiotik. Namun mencegah tentunya lebih baik kan daripada mengobati. Apalagi di Indonesia, Tifoid merupakan penyakit endemik, karena prevalensinya yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
Lindungi Diri dan Keluarga dengan Vaksin Tifoid
Berhubung Indonesia masih merupakan negara endemik Tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah Demam Tifoid. Vaksinasi Tifoid dapat meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella typhi.
Vaksinasi ini dapat dilakukan mulai usia 2 tahun ke atas. Cukup 1 dosis untuk mendapatkan perlindungan selama 3 tahun. Makanya, untuk perlindungan maksimal, sebaiknya vaksinasi diulang lagi setiap 3 tahun sekali.
Salah satu jenis vaksin Tifoid yang umum digunakan adalah vaksin Tifoid injeksi Polisakarida Vi. Data setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan bahwa vaksin tersebut bisa memberikan perlindungan terhadap penyakit Tifoid sebesar 74%. Efek sampingnya pun sangat bisa ditoleransi. Biasanya hanya pegal, enggak enak badan, atau demam ringan.
Vaksin Tifoid bisa didapatkan di rumah sakit atau klinik vaksin. Telepon aja dulu untuk memastikan ketersediaannya.
Setelah nengetahui bahwa Tifoid bisa dicegah dengan vaksin, saya ada rencana nih untuk mengajak keluarga mendapatkan vaksin Tifoid. Tapi sepertinya bulan depan, karena bulan ini saya baru mendapatkan vaksin Covid-19 dosis kedua.
Sebenarnya, enggak apa-apa sih apabila kedua vaksin ini diberikan bersamaan, enggak akan berpengaruh terhadap proses pembentukan sistem imun. Namun untuk memantau KIPI vaksin Covid-19, sebaiknya ada jeda selama 1 bulan dengan vaksin Tifoid (1 bulan sebelum dosis pertama atau 1 bulan setelah dosis kedua).
Penutup
Kontaminasi makanan dan minuman bisa terjadi kapan aja dan di mana aja. Di rumah, kita bisa mencegah terjadinya kontaminasi dengan menjaga kebersihan diri, serta memperkaya pengetahuan mengenai cara menyimpan dan mengolah makanan.
Namun makanan dan minuman dari luar? Enggak bisa kita kontrol. Tempat makan yang terlihat bersih, belum tentu dapurnya bersih dan makanan diproses dengan higienis. Tapi enggak mungkin juga kan menjadi parno berlebihan dan enggak mau membeli makanan dan minuman dari luar sama sekali?
Makanya, yuk dukung kampanye #SantapAman. Kita berusaha melindungi diri dan meminimalkan rasa khawatir melalui vaksinasi. Dengan begitu, kita bisa menikmati wisata kuliner dengan nyaman, baik di restoran mewah atau bahkan di gerobak pinggir jalan.
Untuk informasi lebih lengkap, teman-teman bisa follow akun Instagram @kenapaharusvaksin ya.
bisa merasa aman dengan makanan yang kita santap memang akan beri banyak manfaat yaaa mba. Vaksin ini bisa membantu banget yaaa
ReplyDeleteIya, dengan vaksin tifoid, makan jadi lebih tenang dan nikmat...
Deletepaling gemes kalo liat sate dengan bumbu sebanyak itu.. omg yummeeeehhhhh
ReplyDeleteanak anakku juga doyan banget makan sate ayam, sate kambing, sate padang, sate kere, sate maranggi, dan entah sate apa lagi
tapi sekrang mau jajan kudu liat liat sana sini, bersih ngga warungnya
Duh, jadi kepingin sate padang nih :D
Deleteah iya, aku tuh hobinya santap di luar rumah mbak.suka makan dan jajan di luar rumah
ReplyDeletemakanya beberapa kali juga terserang penyakit tifoid, hmm kayaknya aku harus segera vaksin tifoid deh
Yuk mbak, kita vaksin tifoid...
Deletewakakakkaa aku gagal pokus sama Cakue, Sate, kue cubit jadi pengen nyubit buat dicemil atulah, Liaa.
ReplyDeleteKalo dipikirin emang ngeri banget ya jajan diluar tuh, bener2 mesti pilah pilah tempat dan kebersihannya. Noted banget soal vaksin tifoid ini juga, biar lebih anam santap dimanapun yaa.
Yup, mending vaksin tifoid supaya aman santap di mana aja...
DeleteNah ini penting banget diperhatikan apalagi makanan berpengaruh pada kesehatan.
ReplyDeleteIya, apa yang kita makan pastinya berpengaruh pada kesehatan tubuh...
DeleteTertarik dengan adanya vaksin tifoid, karena suamiku pernah dirawat inap karena demam tifoid..duh. dan ternyata kepedulian akan makanan yang kita konsumsi perlu banget ya. Pasalnya kontaminasi makanan atau minuman bisa terjadi kapan aja dan di mana aja. Mulai dari tahap pemilihan bahan baku, penyimpanan, pengolahan, penyajian, pengemasan, atau bahkan pengiriman.
ReplyDeleteIya, kita enggak tau kapan makanan terkontaminasi... Lebih baik vaksin, apalagi udah pernah sampai rawat inap karena tifoid...
Deletejadi kangen sate jando euy, antriannya konten yang cetar.krn udah pernah kena HAV wajib vaksin booster kalo titernya rendah, taku2 jadi sirosis dll, klo tifoid prevention wajib juga krn kita foodies
ReplyDeleteOh berarti kalau udah kena HAV harus cek titernya berapa, gitu ya?
DeleteLakukan du sight seeing agar yakin resto yang akan kita masuki itu bersih, barulah cari t4 duduk dan mulai order. T4 berdib insya Allah kel terhindar dari penyakit tifoid.
ReplyDeleteIya kalau tempat makan mudah sight seeingnya, justru liat dapur dan proses memasaknya yang susah, enggak enak, hehe...
DeleteCakwenya sungguh menggoda mam.... Udah lama ngga beli cakwe, mau bikin kok mager, hihihihi... Yang penting harus makan di tempat yang bersih dan higienis ya mam, biar bisa santap apapun dengan aman.
ReplyDeleteSayangnya cakue yang enak cuma yang dijual di pinggir jalan, hihihi...
DeleteJav sudah nampak kayak anak mudah di foto ituuh *_*
ReplyDeleteIya ya Mbak, sebisa mungkin dipanaskan dulu makanan yang dibeli dari luar, mengurangi dampak kuman. Apalagi typhus nih, masih banyak di sekitar kita yang kena.
Iya mbak, meski godaannya kadang malas, hehe...
DeleteEdukasi yang bagus sekali yaa, teh.
ReplyDeleteKarena seringnya jajan dengan alasan kepraktisan, pun ketika masak sendiri, kita perlu menjaga kebersihan dari mulai peralatan masak hingga cara memasaknya.
Santap aman mengingatkan kita kembali untuk selalu jaga kebersihan di dalam dan di luar rumah.
Yup, plus vaksin tifoid sebagai perlindungan ekstra...
DeleteAda yang bilang obat tipus adalah makan cacing tanah. Ogah mpo makan. Lebih baik mencegah dengan cuci tangan
ReplyDeleteHihihi, geli yah ngebayanginnya...
DeleteJav sehat selalu yaaa..
ReplyDeleteMakanan yg gini2 menggiurkan ya mba. Aku jg sukaa beli, kue cubitnya menggodaa.. Harus lebih hati2 ya pas jajan. Iya ku baru tau tifoid ini bisa karena jajanan ya mbaa. Harus cek2 vaksinasi tifoid akuu
Aamiin... Makasih ya tante...
DeleteIya nih, vaksin yuk...
Aku tuh kadang suka jajan yang pinggir jalan, kadang kalau ada penjual yang dagangannya enggak laku2 ya kasihan, tapi kadang ya sedih kalau mereka enggak memperhatikan kebersihan. Ya g namanya makanan, menurut aku kebersihan tuh penting banget. Emang yah, lebih aman ya masak sendiri aja di rumah.
ReplyDeleteDengan vaksin tifoid, kita bisa membantu pedagang kecil dengan tenang...
DeleteBaru tahu ternyata y mesti waspada bngt sama bakteri yg mungkin Ada d makanan caranya dgn vaksin Tifoid utk petlindungan ganda slain jaga kebersihan
ReplyDeleteYup, vaksin tifoid untuk perlindungan ekstra...
DeleteSaya pernah kena typus hingga kehilangan janin juga, oleh karena itu saya emang sensi banget ama memilih makanan, pengolahan dan cara makan termasuk perabotannya, ada kayak protektif gitu
ReplyDeleteYa ampun, turut berduka cita ya mbak...
DeleteDuh mana aku agak sering juga beli makanan di luar jadi takut nih. Jadi harus lebih rajin menjaga ya kalau pas beli makanan di luar. Untuk prtoteksi harus vaksin tipoid juga ya.
ReplyDeleteIya, kalau udah vaksin enggak perlu takut lagi beli makanan dari luar...
DeleteSaya pas pandemi ini juga lebih banyak beli makanan online. Baru belakangan ini berani dine in
ReplyDelete*tosss*
DeleteKalau saya dine in-nya pun pilih2, harus yang sepi atau di saung2 gitu yang terpisah dengan orang lain...
ya ampun makanan jaman esdeee terpampang nyata semua, hahah.. kadang kangen banget jajan2 gitu,tp udah gede gini bener deh suka mikir higienis atau gak sehat gak buat badan. tp kadang pengen >.<
ReplyDeleteHihihi, vaksin tifoid dulu supaya enggak khawatir kalau jajan...
DeleteTifoid banyak diderita oleh anak kos-kosan (dulu pas kuliah pada bilang gitu, langganan anak kos ya sakit tipes & maag). Hehe. Memang selain kebersihan makanan & peralatan makan, perlu pencegahan seperti suntik vaksin ya agar lebih terproteksi
ReplyDeleteHihihi, iya bener...
Deletewalaupun suka jajan di luar harus tetap memperhatikan santap aman ya maaaak.. tetep harus perhatiin kebersihan resto dan makanannya yaaaa
ReplyDeleteIya, plus vaksin tifoid juga sebagai perlindungan ekstra...
DeleteSemenjak anak-anak dan aku kena tifus. Sekarang kemana aja bawa sendok sendiri dan ga jajan sembarangan lagi.
ReplyDeleteWaduh, semoga enggak kena lagi ya mbak...
DeleteBuat negara kita yg endemik tyfus gini emang lebih aman vaksin dulu ya kalau mau Santap aman, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati
ReplyDeleteYup, pastinya lebih baik mencegah daripada mengobati...
DeleteSaya juga pernah ngalamin sakit tipes ini. Kemungkinan karena jajan ga bersih, memang harus waspada kalo makan/jajan di luar. Agak ribet tipsnya sih, tapi gpp. Karena lebih ribet lagi kalo udah terlanjur sakit.
ReplyDeleteYup betul, sakit tifus tuh enggak enak banget...
DeleteKalau sudah vaksin tifoid dan selalu memilih tempat makan yg higenis, makan di luar jadi aman ya mbak
ReplyDeleteterhindar dari penyakit tifoid
Iya, insya Allah aman dan bikin hati tenang...
DeleteIni pas banget kejadian sama tetangga. Kebetulan doi rajin banget jajan. Bawa anakku malah. Anakku kena TB paru. Mungkin perlatan makam di pinggir jalan tidak memadai dalam proses pencucian. Sementara tetangga ku itu, sakit. Awalnya dikira sakit biasa. Trus aku liat perubahan di warna mata dan kulitnya. Setelah cek dokter disarankan cek lab. Ternyata kecurigaan benar. Kena Hepatitis. Akibat jajan kurang higienis
ReplyDeleteWah hepatitis a ya, saya juga baru tau hepatitis a ada vaksinnya, waktu bayi kan cuma vaksin hepatitis b ya...
DeleteMakasih informasinya mba. Saya juga di awal pandemi lumayan ketat kalo epesan makanan, disemprot disinfektan bungkusnya dan dipindahkan ke wadah sendiri. Tp sekrg suka lupa dipindahkan nih ke wadah nih. Tp jarang juga beli makan di luar banyaknya masak sendiri karena lebih hemat dan tentu bisa lebih terjaga kebersihan nya
ReplyDeleteYup... Meski di rumah selalu masak tapi kadang pengen sekali-kali jajan ya...
DeleteAduh. Langsung kebayang sama makanan yang baru dibeli online. Nggak pake sterilisasi. Langsung makan. Hiks.. bismillah
ReplyDeleteHihihi, berarti selama ini aman2 aja ya mbak...
Deleteserem sih kalau sampai kena tipes gara2 makanan ga higienis. harus dicegah dengan berbagai tips di atas, ya
ReplyDeleteYup, yang penting usaha dulu ya...
DeleteSaya pernah terkena tipes. Jadi penyakit ini ada vaksinasinya yang sebaiknya diulang dalam kurun waktu tiga tahun sekali ya. Saya baru tahu ini. Sepertinya memang kudu ikutan vaksin tifoid.
ReplyDeleteYup, sama saya juga baru tahu sekarang...
DeleteIya, Mbak. Pandemi telah berlangsung 2 tahun. Alhamdulillah tidka separah dulu tapi tetap harus menerapkan protokol kesehatan. jangan mentang-mentang sudah divaksin, jadi looosss semuanya.
ReplyDeleteMakanya saya sekarang sesekali saja jajan. Lebih banyak mengkonsumsi makanan dari rumah. Sesekali bisa, tapi saya pilih penjual makanan yang bersih tempatnya. terus makan di tempat, dan saya lihat langsung proses penyajiannya.
Berarti pilih makannya di tempat yang dapurnya terbuka ya pak...
Deleteternyata sering jajan juga bisa terkena penyakit yang menular dari makanan, jadi mesti menjaga kesehatan lebih lagi dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi
ReplyDeleteYup betul, plus vaksin tifoid untuk perlindungan ekstra...
Deleteweh mbak bikin ngiler hehe, informasinya bagus, jadi terbantukan buat saya
ReplyDeleteSip, semoga bermanfaat ya...
Deletewah mba nathalia beneran bawa sendiri alat makannya kalau makan di luar? aku masih take away aja sih ini, karena makan di luar memang potensinya penyakitnya banyak
ReplyDeleteYup, kalau tujuannya makan aja di rumah sih ya takeaway atau pesan online...
DeleteTapi kalau ada tujuan laim dan harus makan di perjalanan ya bawa alat makan sendiri, terus makan di mobil, atau cari tempat yang sepi...
Hal ini mungkin tidak terpikirkan ya mbak untuk vaksin tifoid, karena pastinya kita pernah membeli jajanan di pinggir jalan. Siip mbak infonya jadi masukan
ReplyDeleteYup, semoga bermanfaat...
DeleteIya ya. Kalau dine in bisa diakali dengan membawa dan menggunakan peralatan makan pribadi.
ReplyDeleteKebayang deh nggak nyamannya ketika sedang terserang demam tifoid. Nggak enak banget karena pernah ngerasain rasanya.
Yup, pintar-pintar liat kondisi tempat makannya aja...
DeleteTernyata kalo kita gak hati2 memilih makannan dari luar bisa berbahaya juga ya mbak. Aslinya baru tau banget kalo ada penyakit yang bisa menular dari makanan. Lebih kaget lagi ternyata bersih dan mewah bukan jaminan juga. Jadi mesti lebih hati2 buat memperhatikan kebersihan dari makanan yang kita pesan.
ReplyDeleteBtw, kue cubit setengah mateng tuuu emang gada lawan sih. Enaaak :))
Yup, kecuali kita mengetahui prosesnya dari awal pemilihan baku sampai penyajian, kan enggak mungkin ya...
DeleteDuh, jadi pengen jajan kue cubit setengah matang :D
Tetep kendalinya diri sendiri ya mbak, misal kena penyakit akibat kontaminasi makanan y dari kita yang mungkin kurang teliti memilih menu atau tempat makane, klo ak misale rame mending mundur selain males antri juga karena terlalu crowded jangan sampe kena penularan covid
ReplyDeleteYup, yang bisa kita kontrol ya harus dimaksimalkan...
Deletemenggiurkan foto2 makanannya nih kak. saya sudah beberapa kali tiphoid sampai 4x rawat inap. pengennya gak jajan, tapi ya gimana ya, gak otentik getu huhu
ReplyDeleteWaduh, memang sulit ya menghindari jajanan... Mending divaksin tifoid untuk perlindungan ekstra...
DeleteLebih higienis kalo makan makanan yang dibuat sendiri di rumah daripada di luar, terutama ditempat makan yang gak jelas gitu ya. Kesehatan pun lebih terjaga kalo kita konsumsi makanan yg dibuat sendiri
ReplyDeleteYup, dengan syarat kita tau cara memilih bahan baku, menyimpan, dan mengolah makanan dengan tepat...
DeleteSebagai tukang jalan, rajin dinas luar kota, makan di luar adalah hal yang ngga terhindarkan. Itu alasannya aku rajin vaksin dan salah satu vaksin yang rutin adalah vaksin typhoid.
ReplyDeleteIkhtiar yang sangat dirasakan manfaatnya...
Masya Allah, mantap mbak...
DeletePentingnya vaksin dan edukasinya kepada masyarakat, karena saat ini virus terus bermutasi. Bismillah...dengan perlindungan maksimal yang kita ikhtiarkan, semoga dijauhkan dari penyakit.
ReplyDeleteYup, aamiin...
Deletebuat aku yang hobi jajan kayanya tips ini penting banget deh mak.. Harus tetep aware sama kebersihan makanannya ya mak, biar ttp bisa santap aman dan bebas penyakit
ReplyDeleteYup, plus vaksin tifoid untuk perlindungan ekstra...
Deletetifus tuh memang mengganggu banget ya mba. jangan sampai deeh kita terkena ya. Jaga selalu kebersihan makanan yang kita santap
ReplyDeleteAamiin... Semoga kita sehat selalu ya...
DeletePas liat kue cubit setengah mateng, bawaannya pengen santap aja hahaha. Aku juga termasuk yang doyan street food sih, emang enak yak tapi kudu ngutamain kebersihan juga sih soalnya aku udah 3x kena tipes hiks
ReplyDeleteWaduh... Kalau suka jajanan street food mah mending vaksin aja untuk perlindungan ekstra...
DeleteMemang udah enak banget deh urusan jajan ya, Mba.. xixixi.. kita orang Indonesia pasti nggak luput dari Jajanan ya, karena kuliner kita banyak banget. Tapi yaa biar aman emang kudu di proteksi dengan vaksin ya, Mba biar makannya jadi enak.
ReplyDeleteIya, fokus sama yang bisa kita kita kontrol aja, salah satunya vaksin...
DeleteTerlebih bawa anak2, memang mesti ditingkatkan banget imun keluarga ya, Mba. Biar bisa kulineran aman sekeluarga. Salah satunya dengan vaksin tifoid dulu ya...
ReplyDeleteYup, usaha maksimal ya untuk kesehatan diri dan keluarga...
Deletebagus banget kampanye kampanye #SantapAman ini ya?
ReplyDeletebikin kita tau harus melakukan tindakan preventif apa aja
jadi gak parno berlebihan, khususnya untuk mereka yang kesulitan masak sendiri di rumah
Iya, vaksin menjadi solusi yang praktis dan aman untuk yang suka beli makan di luar ya...
DeleteJajam di luar sering jadi 'momok' ya.. Dahlah yg penting jaga dari dalam diri kita sendiri dulu, yg penting ikhtiar dulu.
ReplyDeleteYup, betul banget...
DeleteIyaa jajan memang resikonya ya kebersihan kurang terjamin yaa apalagi belum ada standar kebersihan dan higienis untuk penjual kaki lima di Indonesia jadi lebih aman memang vaksin tifoid ya biar terhindar dari penyakit pencernaan
ReplyDeleteIya mbak, bener banget...
DeleteKalopun udah jaga higienitas saat kuliner diluar tapi tetep kena, kayaknya itu emang udah takdir dan lagi apes aja ya mba. Karena kita gabisa tuh kontrol tifoid carrier. Ikhtiar yg kita bisa vaksin
ReplyDeleteNah iya, begitu...
DeleteVaksin tifoid ini masuk kategori vaksin tambahan ya mba? Belum masuk vaksin wajib?
ReplyDeleteKukira penyakit tifoid ini karena telat makan ternyata karena penyajian makanan yang ngga tepat juga bisa kena.
Terutama menu makanan yang mentah, biasanya ada bakteri salmonellanya.
Sebaiknya dikurangi makan makanan yang mentah.
Iya, vaksin tambahan...
DeleteKalau sering makan makanan yang dari luar emang ada risiko makanannya gak sehat ya mbak, kudu dipastikan dulu perlindungan diri salah satunya dengan vaksin tifoid.
ReplyDeleteWah rajin mbak kalau makan di luar bawa alat makan sendiri hehe, aku paling banter bawa sedotan xixixi
Tp emang masa skrng harus lbh aware yaaa
Biasanya sendok2 tu aku lap lagi haha
Kalau lap sendok dan piring saya dari dulu sih, hihihi...
DeleteKalau jajan di luar emang agak susah ya, meskipun udah bawa peralatan makan sendiri, kita toh tetap tak tau saat hidangan hendak disajikan apakah ketempelan bakteri atau tidak dari sirkulasi udaranya. Udah bener nih membentengi diri dengan vaksin tifoid. Insya Allah sehat-sehat selalu sekeluarga ya Mb Nath.
ReplyDeleteYup, bener banget mbak, celah makanan terpapar bakteri selalu ada...
DeleteAamiin, makasih mbak, sama-sama, sehat-sehat juga ya...
Waaah.. Informasi penting nih buat yang suka kulineran. Kalo udah vaksin jadi lebih tenang ya..
ReplyDeleteYup, semoga bermanfaat ya mbak...
DeleteJadi inget, dulu pas masih jadi mahasiswa, 4 orang penghuni kontrakan kena hepatitis dan hanya aku + 1 penghuni lain yang nggak kena. Memang harus hati-hati banget memilih makanan dan menjaga kebersihan diri ya, kak. Segera Vaksin Tifoid biar semakin leluasa.
ReplyDeleteWaduh, seram ya...
DeleteIya lebih baik segera vaksin tifoid supaya lebih tenang...
Kue tradisional emang enak enak apalagi jajanan kaki lima. Aku kadang mengindahkan faktor kebersihan karena sudah kadung suka sih. Perlu vaksin untuk menjaga diri
ReplyDeleteYup, susah ya menghindari jajanan kaki lima... Solusinya vaksin tifoid supaya bisa jajan dengan tenang...
DeleteSepertinya walau pun nggak jajan diluar kita kudu wajib vaksin tifoid ya mba buat jaga-jaga daya tahan tubuh juga
ReplyDeleteIya, karena risiko makanan terpapar bakteri bisa terjadi di mana aja, bukan hanya dari jajanan...
DeleteAku setuju denganmu Nat, ga cukup hanya dengan Bismillah dalam urusan makan, kita juga perlu usaha untuk menghindari hal-hal yang tak kita inginkan terjadi dari makanan yang kita makan. Cari yang bersih udah, dipanasin udah, bawa alat makan sendiri udah, tambahin juga vaksin biar makin maksimal usaha kita ya.
ReplyDeleteIya mbak, semoga bisa segera vaksin tifoid...
DeleteNggak terasa banget saat santap makanan atau minuman, ternyata virus/bakteri barengan masuk ya mba, penting banget antisipasi dengan vaksin tifoid nih.
ReplyDeleteIya, enggak kelihatan soalnya virus dan bakterinya ya mbak...
DeleteSebenernya hal ini bukan hal baru ya ga sih mba. Cuma aku sendiri sebelumnya lumayan cuek makan di mana aja. Pandemi mengubah segalanya. Kl beli apa aja jadinya aku angetin dulu huhu. Padahal juga bakal ngubah rasa. Tapi aku baru tau sih kalau ada vaksinnya juga. Thank you for spreading the news!
ReplyDeleteSama-sama mbak, semoga bermanfaat ya...
DeleteDulu mengira makan di restoran yang mahal katakanlah sudah merasa aman dengan kebersihan makanannya, tapi ternyata pikiran itu salah. guna mencegah terkena demam tifoid sebaiknya memang melakukan vaksinasi ya biar santap aman dimana saja
ReplyDeleteIya mbak, saya juga dulu mengiranya begitu... Padahal risiko makanan terpapar bakteri bisa di mana aja ya...
DeleteMau jajan di mana pun, entah sama teman, jajan kaki lima, atau resto hotel bintang lima sekali pun, resikonya sama ya? Better dicegah dulu aja ya dg vaksin
ReplyDeleteSama-sama berisiko mbak, meski peluangnya beda-beda sih...
DeleteVaksin tifoid ini penting banget sebenernya buatku, yg rutin traveling dan suka nyobain aneka kuliner khas suatu negara 😁. Mau Semaju apapun negaranya, yg namanya kuman, bakteri dan virus sih bisa di mana aja. Makanya vaksin penting memang buat protect. Apalagi di negara2 yg masih rendah tingkat kebersihannya.
ReplyDeletePerutku selama ini memang jarang masalah mba, tapi suami sensitif banget. Kayaknya dia udah beberapa kali harus opnam hanya karena tifoid.
Tiap kami traveling ke suatu tempat yg sanitasi kurang meyakinkan, aku ngelarang tuh dia makan begitu 😄. Cari tempat yg lebih aman aja. Daripada sakit di negara orang kan. Tapi nanti kalo udh mulai bisa traveling lagi after pandemic, aku mau vaksin dulu deh, biar makin tenang aja 😊