Wednesday, February 2, 2022

Trekking di Tahura Djuanda via Maribaya

tahura djuanda bandung

Liburan sekolah kemarin pada jalan-jalan ke mana nih? Kalau saya sih memang enggak ada rencana ke mana-mana. Soalnya di musim liburan begitu, tempat wisata pasti ramai.

Namun beberapa hari sebelum mulai sekolah, suami bilang kalau hari Kamis dia cuti dan mengajak kami jalan-jalan ke Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau biasa disingkat Tahura Djuanda. Yeay! Hihihi, ya begini lah kami, cuma nyaman mengajak anak jalan-jalan ke hutan, jauh dari kerumunan, hari kerja pula, hihihi....

Sebenarnya sebelum pandemi kami sudah sering banget main ke Tahura Djuanda. Dengan keluarga, dengan teman pengajian, dengan grup senam di komplek, bahkan Jav juga pernah dengan sekolahnya. Tapi kalau sama Rashya belum.

Beberapa bulan yang lalu sempat juga mencoba main ke sana. Kami masuk dari arah selatan yaitu Pintu Masuk I Dago Pakar. Tapi hari Minggu, dan ternyata jreng jreng jreng... tempat parkirnya penuh. Buset. Akhirnya enggak jadi deh. Langsung melipir dan trekking tipis-tipis aja di Dago Resort.

Makanya jalan-jalan ke Tahura Djuanda kemarin, kami sengaja melakukannya di hari kerja. Masuknya pun dari arah utara yaitu Pintu Masuk IV Maribaya, supaya berganti suasana.

Kami berangkat dari rumah pukul 8 pagi dan tiba di Maribaya pukul setengah 10. Rute yang kami lalui seperti biasa lewat Punclut, yaitu Dago-Punclut-Kayu Ambon Lembang-Maribaya.

Pintu masuknya berada di sebelah kanan jalan. Mudah kok, enggak sulit dicari, karena ada gapura besar di depannya. Tempat parkirnya pun cukup luas. Ketika tiba di sana, belum ada mobil lain selain mobil kami.

reservasi online tahura djuanda
Reservasi online

Tiket masuknya yaitu Rp 12 ribu per orang, ditambah biaya parkir Rp 12 ribu per mobil. Sehari sebelumnya saya sudah melakukan reservasi online. Reservasi online ini dilakukan untuk membatasi jumlah pengunjung supaya enggak melebihi kuota di masa pandemi ini. Jadi ketika tiba, saya tinggal menunjukkan bukti reservasinya, lalu membayar dan mendapatkan tiket masuk.

peta tahura djuanda
Ada peta di balik tiketnya

Oh iya, ketika baru masuk, ada pemuda yang menawarkan jasa pemandu. Berhubung bukan turis dan memang mau menikmati quality time bersama keluarga, kami pun menolak tawaran tersebut.


Suasananya enak banget. Meski panas, tapi kami enggak kepanasan karena terlindungi pohon-pohon yang rimbun. Udaranya pun segar dan sejuk sekali.


Walau begitu, lumayan banyak nyamuk. Nyamuk hutan. Padahal kami sudah memakai losion anti nyamuk loh, tapi enggak mempan. Memang kalau enggak mau digigit nyamuk, mending memakai baju berlengan panjang kalau main ke tempat seperti ini.

monyet tahura djuanda

Di tengah perjalanan, kami sempat bertemu dengan sekumpulan monyet. Monyetnya cuma melihat aja ketika kami mengajak mereka berinteraksi. Ya kami cuma berani mengajak mereka foto-foto, karena ada larangan untuk memberi makan hewan liar di Tahura Djuanda. Plus memang takut diserbu juga sih, heuheu....


Rashya cukup menikmati perjalanan ini. Padahal sudah lama banget kami enggak jalan jauh seperti ini. Terakhir tuh ke Gunung Batu Lembang, bulan Mei tahun kemarin.

Sebenarnya, di sepanjang jalan ini tuh ada beberapa warung yang menjual makanan dan minuman. Tapi mungkin karena hari kerja, warungnya pada tutup. Untungnya kami membawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Jadi kalau Rashya capek, istrihat dan ngemil dulu sebentar. 


Oh iya, ada beberapa obyek wisata yang kami lewati. Di antaranya yaitu Curug Omas, Curug Lalay, Batu batik, dan Curug Kidang. Berhubung tujuan utamanya yaitu Penangkaran Rusa, jadi ya kami jalan aja terus.


Setelah berjalan sejauh 2,8 km, kami pun tiba di Penangkaran Rusa. Dari jalan utama, ada jalan kecil menuju tempat tersebut, jaraknya kurang lebih 200 meter. Kami juga menyeberangi PLTA dulu.

plta tahura djuanda

Sampai di Penangkaran Rusa, ternyata tampak ada kehidupan. Maksudnya banyak pengunjung lain juga, hehehe.... Mungkin datang dari Pintu Masuk Dago.


Di sini, warungnya buka. Kami pun langsung membeli wortel untuk memberi makan rusa. Kalau enggak salah, harganya Rp 10 ribu untuk 1 ember.

penangkaran rusa tahura djuanda

Setelah puas memberi makan rusa, kami istirahat sambil jajan pop mie dan gorengan. Sayang, tempat duduknya terbatas. Kami enggak kebagian duduk di bangku yang ada mejanya.

Berhubung sudah siang dan adzan Dzuhur, kami pun mulai jalan kembali. Tentunya balik lagi ke arah Maribaya. Kepinginnya sih lanjut terus ke Dago, tapi mobilnya kan diparkir di Maribaya. Harusnya punya supir nih, hihihi....


Kali ini, dari Penangkaran Rusa ke jalan utama, kami mencoba lewat jalan pintas. Fiuh... lumayan menanjak curam dan becek. Harus super hati-hati, emak-emak seperti saya deg-degan takut ngegelosor ke bawah, heuheu....


Berkebalikan dengan rute berangkat yang cenderung menurun, rute pulangnya tentu saja menanjak. Aman sih, enggak terlalu terasa. Yang agak berat bikin hah heh hoh itu cuma pas tangga di dekat Curug Omas. Jadi total, jarak perjalanan kami PP hari itu sekitar 6 km.


Kami tiba di tempat parkir pukul 1 siang. Langsung ganti sepatu dan salat Dzuhur. Ada toilet dan Masjid. Enak, airnya dingin dan segar. Kebersihannya standar lah, tapi sayangnya bagian belakang (tempat salat perempuan) kurang terperhatikan.


Setelah selesai salat, kami pun segera pulang. Lapar, mau mencari makan siang, hehehe.... Yang pasti badan rasanya segar dan hati pun terasa senang.

rute tahura djuanda

~~~

Tahura Djuanda
Kompleks Tahura, Jl. Ir. H. Juanda No.99, Ciburial, Kec. Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40198
Buka Setiap Hari, Pukul 07.00 – 17.00
Website: tahurabandung.com
Instagram: @tahuradjuanda.official

ojeg tahura djuanda
Capek? Tenang ada ojeg :D

3 comments :

  1. Nice post mbak. Alternatif yang bagus untuk liburan/weekend bareng keluarga ya. Di situ ada tempat nginep nya gak ya?

    ReplyDelete
  2. Wah seru liburan kayak apalagi bareng keluarga, jadi pengin trekking kayak gini menikmati jalan setapak sama pemandangan, keren tempatnya.

    ReplyDelete
  3. Jadi sebenernya masih bisa tembus sampai Maribaya ya..?

    ReplyDelete