Lebaran pada liburan ke mana nih? Meski pemerintah membolehkan masyarakat untuk berwisata, saya sih enggak tertarik. Enggak pandemi aja saya mah malas liburan berdesak-desakan, apalagi sedang pandemi seperti sekarang ini.
Untuk mengisi waktu liburan, akhirnya kami memilih untuk hiking. Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bergerak aktif sekaligus menstimulasi sensomotornya. Kasihan berbulan-bulan di rumah aja. Terakhir keluar rumah dan jalan-jalan di alam itu akhir tahun 2020 ke Wayang Windu Panenjoan.
Baca juga, Memanjakan Mata di Wayang Windu Panenjoan
Kali ini, suami mengajak kami hiking ke Lembang. Katanya, di belakang rumah Om Janet (teman kuliah suami) ada bukit. Saya sendiri sudah beberapa kali ke sana. Tapi enggak pernah tahu kalau di belakangnya ada bukit.
Ternyata nama bukitnya yaitu Gunung Batu. Lokasinya berada di Jalan Dago Giri, Lembang. Kenapa namanya Gunung Batu? Karena bukitnya memang berupa bebatuan yang merupakan bagian dari Sesar Lembang. Sesar Lembang sendiri membentang dari timur ke barat sepanjang 29 km, memisahkan Gunung Tangkuban Parahu dan dataran Bandung.
Jadi, hari Sabtu tanggal 15 Mei kemarin, kami pun mencoba hiking di sana. Berangkat dari rumah pukul 7.30 dan tiba di tempat Om Janet (Rumah Bunga Rizal / Pizzaaa! Lembang) pukul 08.30. Lancar.... Setelah memarkirkan kendaraan dan mengobrol sebentar dengan Om Janet kami pun langsung berjalan menuju bukit.
Gunung Batu Lembang dilihat dari kejauhan |
Dari Rumah Bunga Rizal, kami berjalan ke arah kanan, melalui gang dan melewati Kebun Begonia. Terus aja menyusuri permukiman warga, hingga keluar di Jalan Dago Giri. Jalan sedikit, kemudian masuk lagi ke Jalan Gunung Batu.
Di Jalan Gunung Batu |
Daerahnya cukup gersang. Pohon ada, tapi jarang, cuma ada beberapa dan enggak rimbun. Pantas Om Janet bilang sebaiknya maksimal berangkat pukul 8. Walau masih pagi, sorot mataharinya seperti pukul 11, menyengat, heuheu.... Jalannya pun berpasir. Makanya meski enggak ada orang lain, kami tetap memakai masker, untuk melindungi diri dari debu.
Jalan pintas menuju ke puncak Gunung Batu |
Di tengah perjalanan, kami berpapasan dengan keluarga yang sepertinya sudah turun dari bukit. Suami pun bertanya untuk memastikan arah. Ternyata jalannya masih jauh dan memutar. Tetapi katanya ada jalan pintas, masuknya dari celah dengan plang kuning sebagai penandanya.
Terjal |
Mengikuti saran keluarga tersebut, kami pun masuk ke situ. Rupanya medannya lumayan terjal. Enggak apa-apa sih. Cuma yang bikin stres itu jalannya yang berpasir, kering, dan licin. Emak-emak takut ngegelosor, hihihi....
Jav dan Rashya tetap semangat |
Beberapa saat kemudian kami tiba di dinding batu raksasa. Katanya sih tempat ini sering dijadikan latihan untuk panjat tebing. Sayang banyak coretan dari orang-orang enggak bertanggungjawab. Sambil menikmati pemandangan, kami bisa istirahat dan minum dulu. Lumayan, di situ juga suami bisa foto-foto ala Tom Cruise di Mission Impossible 2, hehehe....
Istirahat di dinding batu raksasa |
Perjalanan belum selesai. Kami pun melanjutkan pendakian menuju puncak. Meski sedikit lagi, tetapi medannya lebih ekstrim, harus memanjat bebatuan.
Medan berbatu |
Hingga akhirnya ketika tiba di puncak Gunung Batu, kami disambut sebuah tugu dan bendera merah putih. Serasa mendaki Gunung Semeru, hihihi....
Tugu dan bendera di puncak Gunung Batu |
Di atas sini udaranya lebih sejuk. Berada di ketinggian lebih dari 1300 mdpl, pemandangannya pun memanjakan mata. Di sebelah utara, dari barat ke timur terdapat jajaran Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Putri, Gunung Bukittunggul dan Gunung Manglayang. Sedangkan di sebelah selatan, ada jajaran Gunung Papandayan, Gunung Patuha, Gunung Malabar, dan Gunung Guntur.
Memang paling asyik menikmati pemandangan di puncak Gunung Batu itu saat sunrise, sunset, atau malam hari. Berhubung kami ke sana saat tengah hari, jadi silau gitu. Googling aja deh kalau teman-teman ingin melihat pemandangan dari puncak Gunung Batu. Cakep-cakep loh.
Oh iya, sebelum turun, kami juga bertemu dengan sesebapak. Ternyata beliau penjaga bangunan Stasiun Pemantauan Gempa Bumi dan makam yang berada di puncak Gunung Batu.
Untuk kembali turun, kami mengambil jalur yang berbeda dengan jalur ketika naik. Yaitu rute normal yang memutar, bukan jalan pintas. Ya ampun, jalannya adem dan nyaman banget karena dikelilingi pohon pinus. Sama sekali enggak menantang, tahu-tahu sudah sampai di kaki bukit, hihihi....
Rupanya di bawah ada kafe gitu, namanya Sinie Garden & Space. Kalau teman-teman enggak mau berjalan jauh, mungkin bisa parkir di sini. Enggak sampai 1 km untuk menuju ke puncak Gunung Batu. Berhubung kami berjalan dari Rumah Bunga Rizal, lumayan dapat 4 km. Menurut saya sih, lebih enak parkir di Rumah Bunga Rizal lah. Pulangnya bisa makan pizza dan belanja kaktus, hohoho....
Baca juga, Surga Kaktus dan Piza di Lembang
Rute Rumah Bunga Rizal - Gunung Batu - Rumah Bunga Rizal |
Alhamdulillah.... Meski sepatu penuh debu, kulit belang, dan kaki masih pegal-pegal sampai sekarang, hiking setitik ini lumayan bikin happy :)
~~~
Gunung Batu
Jalan Dago Giri No. 134
Langensari, Lembang
Kabupaten Bandung Barat
Dah lama aku ga ngajarambah hiking gini. Seru ya, Lia. Walau risikonya muka jadi gosong hahaha ]. Harus siap-siap tabir surya super ini mah. Btw ini di puncak Gunung Batu ada makamnya siapa sih? Penasaran aku jadinya. Dan si bapak ini sendirian di sana? Ga serem apa ya ditemeni makam malam-malam *abaikan pertanyaanku yang terakhir. Over thinking aja ini mah hahaha
ReplyDeleteasyik bngeeet nih mba bisa hiking di saat libur dan break lebaran ini. Aku stay di rumah aja niiih beresin tugas hehe
ReplyDeleteAku belum pernah hiking bareng suami dan anak2. Kemren2 sibuk mantengin trekking2 di IG tuh tapi ternyata masih belum terealisasi. Bagus nih sambil olah raga kita menikmati pemandangan. Boleh juga ah kapan2 ke puncak Gunung Batu kayak mbak :) TFS ya.
ReplyDeleteHiking itu kalo buat yg senang, memang rasanya excited banget ya mbak, meski setitik itu rasanya udah hiburan mewah apalagi di tengah pandemi gini setelah byk di rumah, kalo bisa hiking rasanya happy
ReplyDeleteAku pikir yang namanya Gunung Batu hanya nama jalan, tapi ternyata juga nama gunung beneran yaa...teh.
ReplyDeleteAsik banget niih..mengajarkan anak-anak untuk tangguh di alam. Aku sejujurnya belum berani ajakin anak-anak hiking.
Hiiks~
Akunya letooii euii...meski anak-anak uda pada gede.
Ahaaii, seruuu banget!
ReplyDeleteKok aku ngga pernah kepikiran buat hiking bareng kluarga ya?
Pan kapan kayaknya perlu nih dicobaaaa
Asik banget hikingnya...
ReplyDeleteBaru tadi banget anakku ngajakin jalan-jalan. Dia pengen hiking di tengah hutan. Suami sih sebenarnya udah berencana mau ngajak kami ke gunung libur lebaran ini, tapi karena bapak masih sakit, rencana itu urung kami lakukan.
Semoga setelah bapak sembuh, kami bisa merealisasikan rencana kami itu. Aamiin.
seru ya kalo liat fotonya, banyak yang bisa dilakukan juga bersama anak, apalagi kalo berangkatnya pagi, bisa sekalian jemur-jemuran ya. anak-anak kuat juga yah
ReplyDeleteWah, menantang. Saya terakhir lewat jalan terjal gitu pas masih kerja dulu di acara outbond. Sekarang kuat nggak ya, kelamaan mager nggak olah raga...
ReplyDeleteSeneng bnget bisa hiking bareng keluarga mba..ini bangt yang mau aku lakukan juga..pasti Lebih penuh tantangan ya..
ReplyDelete3 th lalu pernah senorkeling di p pramuka sama anak2
Aku belum pernah namanya wisata hiking seperti ini rasanya seru banget ya tentunya apalagi bisa ajak keluarga
ReplyDeletemak kece ih olahraganya hiking
ReplyDeleteINi naik pake masker gitu ga eungapkah mak?
kebetulan aku itu ga demen alam xixixi makanya milih liburannya ga di gunung. tapi liat dirimu kok seruuuuu, nanti kali ya kalau dah pada ga mau gendong ajak juga
Mbakkk.. kalau aku sih hiking ataupun sekadar jalan-jalan biasa ke bukit atau sawah pun ya aku anggep berwisata, hihihi.. maklum kami jarang berwisata mahal, jadi jalan-jalan gratisan juga termasuk berwisata, haha.
ReplyDeleteBtw asyik banget hikingnya, lewat bebatuan terjal diantara hijaunya pohon.. bersama keluarga pula! Masya Allah :)
Wah si adek pinter sekali ikut hiking.. seru banget ya hiking sekeluarga giniiii.. gendong si kecil mesti ganti gantian ya maaak, biar ngga capek.. hihi
ReplyDelete