Pengalaman Menyenangkan Mendengarkan AudioBook di Storytel

Kalau ada yang bertanya, apa hobi saya, saya pasti menjawab membaca. Tapi itu dulu. Sekarang, hmmm... rasanya kok agak malu jika menjawab seperti itu.

Yup, sejak sekolah dulu saya hobi banget membaca buku. Ketika masih kerja, saya biasanya membaca buku di angkot. Lumayan banget, rute rumah-kantor (dan sebaliknya) yang bisa menghabiskan waktu sampai 2 jam per perjalanan, menjadi terasa lebih menyenangkan. Buku merupakan salah satu hiburan untuk mengalihkan rasa bosan dan kesal ketika lalu lintas macet atau supir angkotnya ngetem.

Pernah naik angkot di Bandung saat jam pulang kantor, dan melihat ada perempuan yang kadang tertawa atau menangis sendiri di pojok belakang sambil membaca novel fiksi? Nah, itu mungkin saya, hihihi....

Setelah melahirkan dan resign, kegiatan membaca buku di angkot pun enggak bisa saya lakukan lagi. Sebagai gantinya, biasanya saya membaca buku ketika anak-anak sedang tidur. Ceritanya me time, hohoho....

Tapi... itu juga cerita zaman dulu, ketika anak-anak masih bayi dan banyak tidur. Sekarang? Beuh, susah banget mencuri-curi waktu untuk membaca buku. Anak-anak semakin aktif dan posesif, sehingga butuh selalu didampingi. Membaca buku memang masih rutin, tapi bukan untuk saya, melainkan membacakan buku anak, hehehe.... Novel fiksi yang terakhir saya baca yaitu seri Dilan, Ancika: Dia yang Bersamaku Tahun 1995. Itupun karena saya sakit akhir tahun kemarin, heuheu....

Ya, saat ini membaca buku menjadi prioritas nomor sekian setelah suami, anak, pekerjaan domestik, dan pekerjaan lainnya. Bahkan saya juga sudah enggak terlalu heboh lagi belanja buku dan menimbun buku. Tapi efeknya, rasanya otak kekurangan asupan nutrisi. Hingga berpengaruh pada kegiatan menulis blog, rasanya kurang bernas gitu. Kangen banget juga menulis cerita fiksi, tapi selalu kekurangan ide. 

Tentang Storytel

Ternyata ada loh solusi untuk masalah saya ini. Jadi, kemarin saya membaca ulasan teman blogger tentang Storytel. Storytel merupakan aplikasi streaming buku audio dan e-book.

Yup, dengan aplikasi ini, kita bukan hanya bisa baca buku online, tetapi juga mendengarkan buku dalam bentuk audio di mana saja dan kapan saja. Keren banget. Sejalan dengan tren masa kini yang mulai beralih ke audio ya. Saya langsung membayangkan betapa asyiknya bisa mendengarkan buku sambil mengerjakan aktivitas lain. Jauh lebih praktis kan.

Aplikasi yang berkantor pusat di Stockholm Swedia ini merupakan aplikasi streaming buku audio dan e-book berlangganan terbesar di dunia loh. Beroperasi di lebih dari 20 pasar di seluruh dunia, serta menawarkan 500.000 judul buku.

Menjelajahi Storytel

Penasaran, saya pun langsung mencoba aplikasinya. Sebagai pengguna Android, saya mengunduh Aplikasi Storytel untuk Android. Sedangkan bagi teman-teman pengguna iOS, bisa mengunduh Aplikasi Storytel untuk iOS ya.

Ternyata apabila berlangganan paket premium, bisa dapat 7 hari free trial loh. Baru nanti setelah 7 hari, mulai membayar biaya berlangganan 39 ribu per bulan selama masa promo. Cara berlangganannya pun sangat mudah. Saya pilih pembayaran menggunakan GoPay.

Setelah berhasil berlangganan, selanjutnya saya disambut dengan aplikasi yang simpel dan user friendly, serta pilihan judul audiobook yang banyak. Ada audiobook Indonesia seperti Mariposa, Divortiare, Selamat Tinggal, Negeri Lima Menara, dan lain-lain. Hingga audiobook mancanegara seperti A Game of Thrones, Sapiens, dan lain-lain.

Apabila bingung, teman-teman bisa mulai mencari audiobook dengan menjelajahi tab 'Home'. Ada:

• 'Top Tittles in Indonesia' untuk kategori buku berbahasa Indonesia pilihan seperti Filososfi Kopi, Dunia Sophie, Lupus, Resign, dan lain-lain.
• 'Top Tittles in English' untuk kategori buku berbahasa Inggris pilihan seperti A Game of Thrones, Sapiens, Harry Potter Audiobook, dan lain-lain.
• 'Editor's Pick' untuk rekomendasi buku pilihan editor.
• 'Familiar Voices" untuk kategori buku yang dinarasikan oleh aktor, aktris, dan public figure seperti Tatiana Maslany yang membacakan The Hunger Games atau Sissy Prescillia yang membacakan Dilan. 
• 'Certified Best Sellers' untuk kategori buku best seller sepanjang masa seperti The Hobbit, The Hunger Games, Harry Potter Audiobook, dan lain-lain.
• 'Upcoming Books in Indonesian' untuk kategori buku yang akan datang di Storytel.
• 'This Week's NY Times Best Sellers' untuk kategori buku terlaris di daftar New York Times.
• 'New!' untuk kategori buku yang baru tiba di Storytel. 
• Dan lain-lain termasuk kategori buku sesuai preferemsi saya yaitu 'Fiction Books' seperti Mariposa, Divortiare, Selamat Tinggal, Negeri Lima Menara, dan lain-lain.

Jika sudah menggunakan aplikasinya, bagian paling atas itu adalah:

• 'Continue listening' untuk kategori buku yang sedang didengarkan.
• 'Because you bookshelfed..." untuk kategori buku yang sesuai dengan selera kita, karena memiliki tema yang sama dengan buku yang sudah dimasukkan ke 'Bookshelf'.

Nah, kalau sudah tahu buku apa yang ingin dibaca, eh didengar, langsung saja ketikkan judul buku atau nama penulisnya di tab 'Search'. Atau bisa juga mencari berdasarkan kategorinya.

Seru! Banyak banget rekomendasi buku di Storytel yang ingin saya dengar. Mulai dari novel Metropop, novel Chick Lit, juga novel dari penulis favorit saya Liane Moriarty. Langsung saja saya tandai dengan cara memasukkannya ke 'Bookshelf'.

Di sebelah tab 'Bookshelf', paling kanan, ada tab 'Profile'. Selain berisi profil kita, di sini juga ada 'Listening Goal' untuk membuat target dan progress jumlah buku yang sudah didengarkan. Juga 'Statistics' untuk melihat data aktivitas selama 30 hari terakhir. Serta 'Settings' yang di dalamnya ada pilihan 'Kids Mode'.

Pengalaman Menyenangkan Mendengarkan AudioBook di Storytel

Layaknya buku konvensional, buku di Storytel juga dilengkapi dengan identitas mengenai buku tersebut. Mulai dari judul buku, penulis, bahasa, kategori, dan sinopsis. Berhubung bentuknya audiobook, tentunya ditambahkan juga dengan narator dan durasi.

Bingung banget mau mendengar buku yang mana dulu. Pilihan pertama pun akhirnya jatuh pada salah satu audiobook Indonesia, Honeymoon Express. Durasinya lumayan, 8 jam, tapi enggak sepanjang novel lain. Pas lah untuk percobaan pertama. Di dalamnya dibagi lagi ke dalam 25 bab, dengan durasi rata-rata 20 menit. 

Sudah lama saya tertarik dengan novel yang ditulis oleh Mia Arsjad ini. Ceritanya tentang Shera, gadis berusia 27 tahun yang memiliki usaha biro perjalanan khusus bulan madu, Honeymoon Express. Tapi profesionalismenya diuji ketika dia harus menangani bulan madu Alva, cinta terpendam Shera ketika mereka masih kuliah.

Temanya menarik, gaya berceritanya lincah, serta menggunakan bahasa yang santai. Ditambah lagi dibacakan dengan baik oleh sang narator, Mirna Haryati. Novel ini dibuka dengan adegan Shera dan Alva ketika masih kuliah. Gemas dengan Alva yang enggak pedean, membuat saya penasaran dengan kelanjutan jalan ceritanya.

Alurnya maju dengan beberapa adegan flashback ke masa Shera dan Alva di kampus dulu. Adapun sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama, bergantian antara Shera dan Alva. Sejauh ini sih saya nyaman mendengarnya.

Fitur player pada aplikasi Storytel ini cukup lengkap dan membantu. Ada 'timeline' yang bisa digeser dengan mudah, juga 'pengaturan kecepatan narasi' dan 'sleep timer'. Sejujurnya, sebelum ini saya enggak pernah tertarik mendengarkan buku di aplikasi audiobook. Bukannya apa-apa, bawaannya pasti mengantuk, hehehe.... Adakah yang sama dengan saya?

Tapi sekarang saya tahu bagaimana mengatasinya, yaitu dengan cara mendengarkan buku sambil melakukan kegiatan lain, seperti memasak, mengepel, atau menyetrika. Jangan sebelum tidur. Selain memanfaatkan waktu dengan maksimal agar lebih produktif, juga menghindari risiko mengantuk, hohoho.... Plus, dengan fitur  'pengaturan kecepatan narasi', saya juga mengatur kecepatan narasinya hingga 1,25 kali. Jadi enggak terasa terlalu lambat.

Pada aplikasi ini juga terdapat tombol 'download' untuk mendengarkan buku dalam keadaan offline, tombol 'chapter' untuk mendengarkan isi buku berdasarkan babnya, tombol 'bookmarks' untuk menandai bagian yang terakhir didengar, dan tombol 'options' untuk mengetahui 'identitas buku' dan lain-lain.

Keunggulan Storytel

Berdasarkan pengalaman tersebut, berikut beberapa keunggulan Storytel yang saya rasakan.

• Koleksinya banyak. Ada ratusan ribu judul buku, termasuk buku best seller. Dijamin enggak akan kehabisan bahan buku yang akan didengarkan.
• Harganya terjangkau. Biaya berlangganan 39 ribu sebulan rasanya lebih dari layak karena dapat mengakses ratusan ribu buku.
• Aplikasinya simpel dan user friendly.
• Dilengkapi dengan 'Kids Mode'. Para orang tua harus coba deh. Koleksinya banyak dengan pembagian kategori buku berdasarkan tema, usia anak, dan lain-lain. Mantap dan aman banget.
• Praktis, bisa mendengarkan buku di mana saja dan kapan saja. Enggak ada lagi alasan enggak ada waktu untuk melahap buku.
• Bisa didengarkan secara offline. Jadi enggak perlu ketergantungan dengan akses internet, terutama apabila sedang berada di perjalanan dan enggak ada WiFi.
• Paket berlangganan bisa dibatalkan kapan saja. Enggak perlu khawatir karena enggak ada keterikatan.
• Naratornya berkualitas. Dengan suara yang renyah dan intonasi yang ekspresif, memanjakan telinga dan imajinasi pendengar.
• Mengurangi screentime. Sekarang segala sesuatu bisa dilakukan menggunakan smartphone, mulai dari membuat konten, baca buku online, menonton drama Korea, bahkan karena pandemi sekarang belanja buku di Big Bad Wolf pun bisa online. Asyik sih, tapi bahaya untuk mata. Dengan mendengarkan audiobook di Storytel, bisa meminimalkan waktu mata untuk menatap layar.

Bagaimana, teman-teman tertarik untuk mendengarkan buku di aplikasi audiobook Storytel? Langsung saja unduh serta manfaatkan free trial dan harga promonya ya.