Saturday, August 31, 2013

Indonesia dan Vietnam: Bersama Merebut Pangsa Pasar Kopi Dunia

Sekarang ini, minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Hampir di seluruh penjuru kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga ASEAN, banyak tersebar gerai kopi. Di dunia, negara penghasil kopi terbesar adalah pertama: Brazil, kedua: Vietnam dan ketiga adalah Indonesia. Kedua negara terakhir adalah anggota ASEAN. Menuju Komunitas ASEAN 2015 ini, mampukah Vietnam dan Indonesia merebut pangsa pasar kopi dunia? Bisakah kedua negara tersebut menjadi partner produksi kopi, bukan menjadi rival atau saling bersaing.

Ngopi. Sebuah kata yang tidak asing di telinga kita. Ngopi memang sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Mulai dari desa hingga ke kota. Mulai dari warung di pinggir jalan sampai kafe dengan interior modern. Entah karena memang berniat hanya untuk minum kopi, sambil nongkrong bersama teman-teman, atau sambil membahas pekerjaan dengan rekan bisnis.

Saya sendiri termasuk penikmat kopi, namun bukan penggemar kopi. Pengetahuan dan selera saya pada kopi sangat pas-pasan. Saya pernah mencoba Kopi Lampung, Kopi Lombok dan Kopi Luwak yang terkenal itu, namun bagi saya rasanya sama saja *dilempar biji kopi sama para penggemar kopi* :D

Biji kopi yang telah digoreng (sumber)
Karakter kopi bergantung pada tempat tumbuh, proses produksi, dan sifat genetik. Kopi dari tempat yang berbeda akan memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (apabila ditanam dekat pohon durian, maka aroma kopi akan wangi durian , kandungan kafein, rasa, dan tingkat keasaman.

Sayang ya lidah saya kurang sensitif pada rasa kopi, padahal Indonesia kaya dengan berbagai jenis kopi loh. Ada Kopi Wamena yang aromanya harum, halus, memiliki after taste yang sangat manis, dan mengandung kafein paling sedikit. Ada Kopi Lanang yang diyakini dapat menambah vitalitas para pria. Ada Kopi Kintamani, kopi Bali yang diproduksi dalam sistem Subak Abian dan sudah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis dari CIRAD. Ada Kopi Sumatera yang terdiri dari Kopi Mandailing, Lintong, dan Gayo. Ada Kopi Toraja yang memiliki kandungan asam rendah. Ada Kopi Jawa yang merupakan salah satu jenis kopi paling berpengaruh di dunia sampai-sampai 'Java' menjadi slang untuk 'kopi' dalam Bahasa Inggris. Juga ada Kopi Luwak yang merupakan jenis kopi paling mahal.

Biji kopi dan luwak (sumber)
Vietnam pun mempunyai jenis kopi sendiri yang disebut Nam. Ada Ca Phe Sua Nong, kopi yang pekat dan kental dengan campuran susu kental manis. Ada Ca Phe Sua Da, kopi yang pekat dan kental dengan campuran susu kental manis dan es. Ada juga Ca Phe Trung, kopi yang dicampur dengan putih telur dan rasanya mirip tiramisu.

Penyajian Kopi Vietnam sangat unik. Biasanya kopi disiapkan dalam satu cangkir untuk satu orang disertai dengan alat penyaring yang disebut phin (baja tahan karat yang mempunyai pinggiran sehingga dapat ditumpu oleh cangkir kopi dan bagian tengahnya memiliki lubang-lubang kecil. Kopi dapat diseduh untuk kemudian diberi susu kental manis dan/atau es.

Penyajian Kopi Vietnam (sumber)
Kopi Indonesia dan Kopi Vietnam sangat diminati oleh pasar internasional, terutama USA, Eropa, dan Jepang. Indonesia menempati urutan ketiga terbesar penghasil kopi di dunia dengan kontribusi sebesar 6,8%, sedangkan Vietnam menempati urutan kedua terbesar penghasil kopi di dunia dengan kontribusi sebesar 14,5%. Adapun urutan pertama dimiliki oleh Brazil.

Produksi kopi Indonesia memang lebih rendah dari produksi kopi Vietnam. Indonesia yang mempunyai areal produktif seluas 950.000 hektar hanya menghasilkan kopi sebanyak 780 kg/hektar. Sedangkan Vietnam yang hanya mempunyai areal produktif seluas 550.000 hektar mampu menghasilkan kopi sebanyak 2.000–3.000 kg/hektar.

Indonesia sebenarnya lebih unggul dari segi faktor alam. Letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa membuat kondisi tanah Indonesia memungkinkan kopi dapat tumbuh dengan baik di mana saja. Sementara, Vietnam hanya mengandalkan kondisi tanah di perairan Sungai Mekong.

Yang membuat Vietnam lebih unggul dari Indonesia adalah adanya (Kustiari):
  • Keterlibatan pemerintah yang cukup besar yaitu dengan membangun irigasi dan jalan-jalan yang memadai, membuat penelitian, mengadakan penyuluhan, dan memberikan kredit.
  • Kopi di Vietnam banyak diusahakan oleh perusahaan negara. Sementara di Indonesia, sebagian besar diusahakan oleh petani yang memiliki keterbatasan modal dan sumberdaya.
  • Etos kerja petani yang berdisiplin tinggi dan progresif.

Dilihat dari penjelasan di atas, sudah jelas bahwa Indonesia masih harus banyak belajar dari Vietnam. Sebagai sesama negara ASEAN, Indonesia dan Vietnam seharusnya dapat bekerjasama untuk merebut pangsa pasar kopi di dunia. Kerjasama dalam hal apa ya yang dapat menguntungkan kedua belah pihak bukan hanya menguntungkan Indonesia *mikir*.
  • Peneliti Indonesia dapat belajar pada peneliti Vietnam dalam hal upaya adaptasi lapangan, yaitu menanam kopi Arabika yang baik ditanam pada ketinggian 1000 mpdl menjadi dapat ditanam pada ketinggian 300 mdpl. Sementara itu, peneliti Vietnam dapat belajar pada peneliti Indonesia dalam hal menciptakan klon-klon unggul yaitu menghasilkan biji kopi harum dengan kadar kafein rendah.
  • Dengan adanya tuntutan sertifikasi produksi kopi yang berkelanjutan dari negara-negara pengimpor kopi, Indonesia dan Vietnam dapat bekerjasama untuk menyusun konsep badan sertifikasi internasional di tingkat ASEAN. Sehingga dapat menghemat biaya sertifikasi karena tidak tergantung lagi pada badan sertifikasi di negara-negara pengimpor kopi.
  • Menciptakan pangsa pasar baru, khususnya di negara-negara ASEAN dengan memanfaatkan ASEAN Community pada tahun 2015.

Dengan kerjasama seperti itu, diharapkan Indonesia dan Vietnam dapat merebut pangsa pasar kopi di dunia.

Referensi:
  • http://bisangopi.com/component/content/article/3-jenis-kopi/7-tocabica
  • http://foragri.blogsome.com/kopi-indonesia-dan-serbuan-coca-cola
  • http://gaeki.or.id/ringkasan-laporan-asean-international-seminar-on-kopi
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Jenis-jenis_kopi
  • http://kopibrik.com/gambaran-singkat-kondisi-pasar-kopi-indonesia
  • http://kopikeliling.com/news/budaya-ngopi-di-vietnam.html
  • http://okezone.com/read/2013/06/27/299/828323/alasan-kopi-vietnam-lebih-unggul-ketimbang-indonesia

~~~

Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba blog #10daysforASEAN hari ke-5.

6 comments :

  1. pagi2 gini enaknya ngopi mbk...tapi aku penasaran bgt sama kopi vietnam katanya enakkk tenan :D

    ReplyDelete
  2. selamat pagi mak, sama...saya juga gak terlalu suka ngopi. eh suka sih...yg gak suka perut saya :D

    ReplyDelete
  3. Hmm indonesia hrs belajar ke vietnam ni soal pengembangan kopi:-)

    ReplyDelete
  4. Kalo dibaca sama pecinta kopi luwak pasti deh dilempar pake biji kopi mbak hehehe. Saya blm pernah ngerasain kopi luwak, katanya harganya muahhhal.
    Mudah2an suatu saat Indonesia-Vietnam bisa merebut pangsa pasar dunia ya mbak :)

    ReplyDelete
  5. Indonesia selalu terjebak dalam hal-hal yang rutinitas tanpa eksplorasi hal baru....
    mungkin alasan tertinggalnya...
    semoga petani kopi semakin cerdas dan maju...

    ReplyDelete