Wednesday, September 4, 2013

Together For ASEAN, We Dare To Dream

KTT ASEAN ke-22 yang diadakan di Bandar Seri Begawan, ibukota Brunei Darussalam bulan April yang lalu mengangkat tema "Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan". Berdasarkan KTT sebelumnya yang diadakan di Kamboja, para pemimpin negara anggota ASEAN telah berkomitmen membangun badan persatuan sebelum 31 Desember 2015. Maka dari itu, KTT kali ini khusus membahas tiga pilar Badan Persatuan ASEAN yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi, dan Persatuan Sosial dan Budaya, serta tantangan dan solusinya.

Ketimpangan Ekonomi vs Persatuan ASEAN
Di antara tiga pilar Persatuan ASEAN, kesulitan yang dihadapi dalam persatuan ekonomilah yang relatif lebih kecil, perkembangannya pun relatif lebih cepat. Namun sayangnya, perkembangan ekonomi tersebut tidak diiringi dengan pemerataan ekonomi. Terdapat ketimpangan yang besar pada perkembangan ekonomi di negara-negara ASEAN. Ini menjadikan tantangan yang cukup besar bagi Persatuan ASEAN. Masalah ketimpangan ekonomi ini, tidak hanya akan berpengaruh pada satu pilar saja yaitu Persatuan Ekonomi. Tetapi juga mempengaruhi dua pilar lainnya, yaitu Persatuan Keamanan serta Persatuan Sosial dan Budaya.

Contohnya adalah penyelesaian sengketa Laut China Selatan. Dalam mengatasi masalah tersebut, untuk pertama kalinya dalam 45 tahun, ASEAN gagal menghasilkan pernyataan bersama. Kamboja tidak mendukung ASEAN secara keseluruhan untuk berunding dengan Tiongkok. Kamboja dan Tiongkok lebih suka berunding secara terpisah dengan kelima negara yang terlibat sengketa tersebut.

Alasan perbedaan sikap Kamboja ini dapat dimengerti, karena selama ini negaranya mendapat bantuan ekonomi dari Beijing. Seandainya ASEAN dapat mengambil alih peran Beijing untuk meningkatkan perekonomian Kamboja, tentu Kamboja akan mendukung ASEAN. Sehingga mengurangi tantangan dalam pembangunan Persatuan Keamanan ASEAN.

Sumber
Pondasi yang Kuat untuk Pilar yang Kokoh
ASEAN pasti mampu membangun ketiga pilar tersebut. Apalagi ASEAN sudah mempunyai pondasi yang kuat yaitu persamaan negara-negara yang melatarbelakangi pendirian ASEAN, serta komitmen dari negara-negara tersebut untuk mencapai tujuan bersama.

Perbedaan adalah wajar. Dengan adanya tantangan tersebut, bukan berarti perlu pesimis terhadap rencana Persatuan ASEAN sebelum tahun 2015. Bukankah tujuan awal pembangunan Badan Persatuan ASEAN ini adalah agar negara-negara ASEAN dapat bekerjasama dan saling melengkapi sehingga pada akhirnya dapat maju bersama menghadapi tantangan dunia. Saya yakin, tantangan-tantangan tersebut justru akan membuat ASEAN lebih kompak dan kuat. Karena ASEAN adalah satu, seperti lirik dalam Himne ASEAN berikut ini:

Raise our flag high, sky high
Embrace the pride in our heart
ASEAN we are bonded as one
Look'in out to the world
For peace, our goal from the very start
And prosperity to last
We dare to dream we care to share
Together for ASEAN 
We dare to dream
We care to share for it's the way of ASEAN


Referensi:
  • http://indonesian.cri.cn/201/2013/04/25/1s137831.html
  • http://kemlu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=4&l=id
  • http://voaindonesia.com/a/1419373.html
~~~

Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba blog #10daysforASEAN hari ke-9.

4 comments :