Sekarang saatnya cerita tentang kegiatan utama dari acara culinary trip ke Makassar ini, apa lagi kalau bukan jalan-jalan dan wisata kuliner! Siap-siap ngiler yah :p
Konro Karebosi
Konro Karebosi adalah tempat pertama yang kami kunjungi. Setelah melewati perjalanan panjang Jakarta-Makassar (ditambah Bandung-Jakarta), rasa galau saya mulai hilang, dan perut pun mulai lapar :D Cocok banget kan makan konro :)
Menu utama di tempat ini yaitu Sop Konro dan Konro Bakar. Kalau Sop Konro, iganya bersatu dengan kuah sopnya. Sedangkan Konro Bakar, iganya terpisah dengan kuah sopnya. Iganya dibakar dulu lalu disiram dengan bumbu kacang. Pilihan saya pun jatuh pada Konro Bakar.
Konro Bakar... Itu tulang iganya empat biji loh! (Dok. Pribadi) |
Nafsu makan saya langsung meningkat drastis ketika melihat penampakan si Konro Bakar. Besar dan banyak! Dagingnya empuk, dan bumbunya pun meresap ke dalam daging... Mmmm maknyus! Dulu, saya juga pernah mencoba Konro Bakar, di Bandung satu kali, di Jakarta satu kali. Enak, tapi yang ini enaaak banget. Namanya juga makan di tempat asalnya ya, pasti lebih nikmat :) Kuah sopnya juga enak banget, apalagi ditambah perasan jeruk nipis, segar! Tapi saya sih menambahkan garam lagi pada kuah sopnya. Selain itu, yang perlu diperhatikan, makan konro bakar itu enggak boleh lama-lama. Soalnya kalau kelamaan, nanti iganya berlemak dan mengganggu kenikmatan.
Dibakar... Dibakar... (Dok. Pribadi) |
Tempatnya sih lumayan enak dan nyaman. Hanya saja, kita harus siap baju kita jadi bau asap, harap maklum heuheu... Kenapa namanya Karebosi? Karena pada awalnya, Konro Karebosi ini hanyalah sebuah warung kaki lima di daerah Lapangan Karebosi. Setelah dilakukan revitalisasi pada Lapangan Karebosi, warung ini pun pindah ke Jl. Gn. Lompobattang hingga akhirnya menjadi besar seperti sekarang. Lompobattang itu artinya perut besar. Jadi cocok banget kan kalau tempatnya di sini. Sering-sering ke sini makan konro, bisa-bisa perut kita jadi besar hihihi...
Pallubasa Serigala
Setelah selesai acara Demo Masak dan Travel Talk, kami langsung meluncur ke Pallubasa Serigala. Serem amat ya namanya? Soalnya letaknya berada di Jl. Serigala. Tempatnya memang tidak terlalu besar. Maka kami pun harus duduk berdesak-desakkan, mana panas pula. Tapi tempat yang sempit dan udara yang panas menjadi tidak penting lagi ketika pesanan kami tiba.
Ramai... (Dok Pribadi) |
Saya memesan Pallubasa Campur tanpa telur. Campur itu maksudnya isinya bukan hanya daging, tapi campur dengan jeroan juga seperti paru, babat, dan lain-lain. Kalau tanpa telur, soalnya bisa juga ditambah kuning telur mentah. Tapi saya enggak berani, takut bau anyir.
Pallubasa... Enak! (Dok. Pribadi) |
Awalnya saya agak kecewa melihat porsinya yang kecil (disajikan dalam sebuah mangkok kecil). Tapi setelah dimakan, ternyata kenyang juga :D Potongan dagingnya besar-besar. Kuahnya pun kental dan gurih. Top markotop! Katanya kalau pakai telur, makin gurih lagi dan enggak bau anyir kok. Duh, saya jadi penasaran. Mudah-mudahan ada kesempatan lagi buat nyicipin pallubasa pakai telur.
Pallubasa sebenarnya identik dengan daging kerbau. Tapi karena daging kerbau sudah sulit didapatkan, jadi menggunakan daging sapi. Oiya, pallubasa ini agak mirip dengan coto. Bedanya, kuah pallubasa menggunakan bubuk kelapa sangrai, sedangkan kuah coto (kata Mba Firma) menggunakan bubuk kacang. Pallubasa disajikan bersama nasi putih, sedangkan coto disajikan bersama buras (mirip ketupat tapi kecil). Dulu saya pernah mencoba coto. Bukan di Makassar, tapi di Buol. Kuahnya memang tidak sekental pallubasa.
Seafood Apong
Seafood Apong ini tempatnya cukup nyaman. Katanya sih termasuk restoran baru di Makassar. Tapi karena selalu menyajikan seafood yang beragam dan segar, membuat restoran ini menjadi sangat terkenal.
Ikan segar (Dok. Pribadi) |
Pesta seafood (Dok. Pribadi) |
Yang sebelah kanan itu, sambal racikan saya... Seger! (Dok. Pribadi) |
Pallumara Mappanyuki
Wisata kuliner ini ditutup dengan Pallumara Mappanyuki. Pallumara yaitu sop kepala ikan kakap merah, sedangkan Mappanyuki adalah nama jalannya. Lagi-lagi kami harus makan sambil keringetan. Kalau teman lain sibuk mengeluh tentang kolesterol dan berat badan yang bertambah gara-gara wisata kuliner ini. Di dalam hati, saya malah membatin, merasa badan menyusut karena cairan tubuh yang terlalu banyak menguap #enggakpenting #abaikan :D
Pallumara (Dok. Pribadi) |
Porsinya besar. Makanya kami pun makan berdua-berdua. Karena tempat duduk saya berhadapan dengan Mba Febri, maka saya pun kebagian makan berdua dengannya. Beruntung, karena ternyata saya makan dengan lahap sekali, sedangkan Mba Febri makannya sedikit sekali hihihi... Pallumara ini agak mirip dengan gulai kepala ikan ala Padang. Hanya saja kuahnya lebih segar karena ditambah asam. Mantep banget!
Cucur Bayao
Ini dia juaranya. Makanan favorit saya di Makassar. Cucur bayao! Kue ini menjadi salah satu dessert yang disajikan di hotel ketika sarapan. Kata Mba Firma, cucur bayao hanya bisa ditemukan di acara pernikahan. Waa beruntung sekali saya berkesempatan mencicipi kue spesial ini. Bayao artinya telur. Bahan utamanya memang terbuat dari telur dan gula. Kata Mba Firma, cara membuatnya seperti membuat sponge cake biasa. Yang membuatnya berbeda karena gulanya baru disiram setelah kuenya matang. Rasanya? Lembut, legit, dan maniiis banget. Tapi enggak eneg. Ah... Heaven on earth!
Yang depan itu cucur bayao (Dok. Pribadi) |
Selamat malam Mbak Nathalia woow kaya nya enak-enak makanan dan kuenya
ReplyDeleteYah Mbak. tempatnya bersih adem acara kuliner yah Mbak mantep deh jadi ngiler
Nih kalau inget jangan lupa bungkus buat baa pulang Mbak hhhhh
sayang ga bisa dibungkus & dibawa pulang ke bandung :D
DeleteSaya pilih sea food apong aja ahh mak, sama cucur bayaonya xixixiii....
ReplyDeletebeneran cucur bayaonya enaaak :)
Deleteuwhhhhh seru banget,penasaran sama rasa sop konronya mbk..heummm..
ReplyDeletesmoga ada kesempatan buat nyobain ya mba :)
Deletedi siak ada ga yg jual? di bandung & jakarta sih ada..
Nama-nama makanannya unik2 ya mbak. lihat fotonya pasti lezat banget.......
ReplyDeletepengalaman yg sangat menyenangkan. seandainya aku, kubuat jadi 2-4 posting mbak. xixi
iya, soalnya pakai nama jalan, dan nama jalannya unik2 :)
Deletehehe ini jg udah saya bagi jd 4 posting, klo posting yg ini dibagi lg, jd bnyk bgt :D
Eh pernah mampir ke sini ya mbak ^^ Kenapa gak coba kue barongko?
ReplyDeletepengen, tp blum ada kesempatan :D
Deleteyg kaya pepes itu bukan?
Aku nggak nyobain cucur bayau sama Konro mbak. Hiks
ReplyDeletecucur bayao pdhl ada di hotel :D
Deletehuaaa mbak konronya bikin ngiler aja
ReplyDeletehehe, saya jg jd pengen lg :D
DeleteJadi laperrrr
ReplyDeletesamaaa mba :D
DeleteMbak Lia ... kalo pallumara itu gak pake santan. Itu berminyak karena bumbunya ditumis. Trus pake asam, makanya warnanya bisa begitu ^_^
ReplyDeleteEh tau gak, saya itu gak pernah makan pallu basa .. hihi aneh ya ... aneh memang saya koq gak pernah minat mencobanya :D
wah makasih infonya mba.. udah saya edit yah hehe..
Deleteeh masa sih blum pernah nyoba pallu basa? bukan pecinta daging kah? :D
slurrrp....yummy...enak sekali :)
ReplyDeletenyam nyam nyam :D
Delete