Pantai Losari
Judulnya juga culinary trip, jadi selama di Makassar, jadwal kami penuh dengan acara makan. Untungnya masih ada acara mainnya juga sih, meskipun hanya sebentar, yaitu ke Pantai Losari!
Foto bersama para pemenang lomba blog (Dok. Ika Koentjoro) |
Foto bersama seluruh rombongan (Dok. SunCo) |
Pantai Losari merupakan ikon Kota Makassar. Tempat ini bukan hanya dipenuhi oleh para wisatawan, tapi juga ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat baik bersama teman, pasangan, maupun keluarga. Saya yang berniat berfoto di depan tulisan Makassar dan Pantai Losari pun menjadi kesulitan karena saking ramainya orang-orang yang duduk di sana.
Sunset di Pantai Losari (Dok. Pribadi) |
Pantai Losari memang terkenal dengan sunset-nya. Wajar apabila di sore hari tempat ini menjadi sangat ramai. Apalagi di seberang pantai terdapat pedagang jajanan pisang epe yang berjajar di sepanjang pantai. Pisang epe adalah pisang yang dipipihkan dan dibakar, lalu disiram dengan gula merah atau apa saja sesuai dengan selera masing-masing. Sayang saya tidak sempat mencicipi hiks...
Pedagang pisang epe (Dok. Pribadi) |
Untuk yang muslim, tenang saja, di Pantai Losari ini ada Masjid Terapung. Nama resmi dari Masjid Terapung ini adalah Masjid Amirul Mukminin. Masjid ini memang terapung, karena dibangun di atas laut di tepi Pantai Losari. Shalat di sini rasanya adem banget :)
Fort Rotterdam
Sebenarnya tidak ada jadwal khusus untuk mengunjungi Fort Rotterdam. Namun hari terakhir di Makassar, sebelum check out, saya bersama Kang Iwok, Mba Ika, dan Mba Marissa menyempatkan diri untuk mengunjungi Fort Rotterdam, obyek wisata sejarah di Makassar.
Bagian depan Fort Rotterdam (Dok. Pribadi) |
Benteng yang megah (Dok. Pribadi) |
Fort Rotterdam terletak tidak jauh dari Pantai Losari. Benteng peninggalan Kerajaan Gowa yang dibangun kembali oleh Belanda ini sangat megah, tingginya lima meter dan tebalnya dua meter. Di dalamnya terdapat berbagai bangunan, di antaranya Museum La Galigo dan ruang tahanan Pangeran Diponegoro. Sayang saya tidak sempat melihat-lihat ke dalam. Untungnya foto-foto di luar sih masih sempat :p
Bagian dalam Fort Rotterdam (Dok. Pribadi) |
Jalan Pagi di Makassar
Hari kedua di Makassar, saya bersama Mba Firma dan Kang Iwok sudah keluar dari hotel sejak pukul lima pagi. Tujuan utama kami adalah rumah orang tua Mba Firma. Karena setengah perjalanan dilalui dengan berjalan kaki, maka banyak tempat menarik yang kami temukan. Saya juga sempat mencoba menumpang pete-pete. Bentuknya sama saja seperti angkutan kota pada umumnya, namanya saja yang berbeda.
Lapangan Karebosi (Dok. Pribadi) |
Masjid Al-Markaz (Dok. Pribadi) |
Bongkar muat ikan (Dok. Pribadi) |
Di rumah orang tua Mba Firma, kami disuguhi jalangkote, jajanan khas dari Makassar. Bentuk dan rasanya mirip pastel, namun bedanya jalangkote disajikan bersama saus cuka pedas.
Jalangkote bersama sausnya (Dok. Pribadi) |
No comments :
Post a Comment