Sunday, December 22, 2013

Ibu, Cinta Tanpa Akhir

Pagi ini saya mendapatkan sebuah SMS dari Mamah.
"Ka Ibu Cimahi sms Selamat Hari Ibu kitu, ambeh atoheun. Perhatian ti Teteh. // Ke Ibu Cimahi sms Selamat Hari Ibu, supaya seneng. Perhatian dari Teteh."
Huaaa... Air mata saya langsung tumpah setelah membaca SMS tersebut. Belum sempat saya mengucapkan Selamat Hari Ibu pada Mamah, Mamah sudah lebih dulu mengingatkan saya untuk mengucapkan Selamat Hari Ibu pada ibu mertua saya.

Sejak dulu, saya dan Mamah sebenarnya sering sekali bertengkar. Mamah yang otoriter ditambah saya yang suka membantah membuat emosi kami sama-sama cepat naik kalau sudah berdebat. Tapi bukan berarti setelah itu kami jadi tidak pernah bertegur sapa. Setelah meredakan emosi masing-masing, tanpa menunggu waktu lama, kami pun bercanda lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Kalau dalam Bahasa Sunda, istilahnya awet rajet :D

Pertengkaran kami biasanya tidak jauh dari perhatian Mamah yang (menurut saya) terlalu berlebihan. Misalnya, ketika saya sakit dan belum periksa ke dokter. Mamah langsung menjemput saya untuk mencoba pengobatan alternatif langganan beliau. Tentu saja saya menolak. Saya belum ke dokter bukan karena tidak mau, tapi masih menunggu sehari lagi. Apabila kondisi saya tidak juga membaik, saya pasti akan ke dokter. Namun Mamah tidak begitu. Tanpa menanyakan pendapat saya, beliau langsung memaksa saya untuk mencoba pengobatan alternatif. Saya tidak terima diatur dan dipaksa-paksa. Mamah juga tidak terima dengan penolakan saya. Kami pun bertengkar.

Mendengar suara pagar yang ditutup Mamah sambil emosi, saya baru menyadari kesalahan saya. Ya Allah... Mamah sebenarnya tidak pernah bermaksud untuk mengatur saya, beliau hanya khawatir melihat kondisi saya dan ingin saya bisa cepat sembuh. Mungkin karena caranya yang selalu terburu-buru dan tidak sabaran, malah membuat saya merasa terpojok.

Saya dan Mamah - 2012 (Dok. Pribadi)
Saya memang sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Tapi bagi Mamah, saya tetap gadis kecilnya yang masih harus "dicereweti" dan mungkin memang sayanya juga masih pantas untuk "dicereweti" :D Seperti SMS tadi pagi itu :)

Terima kasih Mah, untuk mengingatkan saya agar selalu berbuat baik pada ibu mertua...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu merawat diri dan tampil cantik untuk suami...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu menjaga kesehatan...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu rajin beribadah...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu bersikap ramah pada tetangga baru yang menurut saya sombong...

Terima kasih, untuk tidak bosan mengingatkan saya tentang berbagai hal...

Terima kasih atas perhatian dan kasih sayang Mamah selama ini... Karena bagi saya, cinta Mamah adalah cinta tanpa akhir...

~~~


9 comments :

  1. Selamat Hari Ibu, mak....*salam kenal :)

    ReplyDelete
  2. Wileujeng wengi Teh Nathalia. nyimak artikel
    Duh ckck mani hari abi Teh macana begitu perhatianya
    Mamah Teteh itu menandakan Kasih Ibu sepanjang masa
    Selamat Hari Ibu yah Teh Nathalia :)

    ReplyDelete
  3. Selamat hari ibu teteh cantik, sirimu langsing sekaliii Mak

    ReplyDelete
  4. iyha bener,udah segede inipun masihhh sering diingetin ya mbk sama ibu...hehhe
    selamt hari ibu^^

    ReplyDelete
  5. sayangilah keduanya karena surga ada di telapak kaki ibu mbak :D

    ReplyDelete
  6. selamat hari ibu. :)

    kadang kita suka bentrok sama ibu sendiri tapi sebetulnya kita saling menyayangi, ya

    ReplyDelete
  7. Selamat hari ibu mbak. Ibu dan anak sama-sama cantik ^^

    ReplyDelete