Thursday, January 2, 2014

Yang [Enggak] Asyik di Floating Market Lembang

Udah lama banget saya ingin main ke Floating Market Lembang. Sempat beberapa kali direncanain, tapi gagal terus. Kebetulan tanggal 26 Desember kemarin, Mamah masih libur dan katanya ingin jalan-jalan. Saya pun memberikan dua alternatif tempat wisata di Lembang. Enggak mau yang jauh-jauh, males macetnya :D Lalu Mamah memilih Floating Market Lembang.

Perjalanan kami pagi itu cukup lancar. Kami sudah sampai di lokasi pukul setengah sembilan. Kami memang tidak lewat Ledeng, tapi lewat Punclut, makanya lancar. Berdasarkan informasi, pada hari libur tempat wisata ini sudah beroperasi sejak pukul delapan pagi. Namun, ketika kami sampai, jangankan pintu masuknya, penjual tiket masuknya pun belum dibuka. Rupanya hari itu termasuk hari biasa. Padahal pengunjung yang datang sudah banyak loh, kan sedang liburan sekolah. Daripada bengong, akhirnya foto-foto aja dulu sambil berteduh di bawah pohon :D

Dok. Pribadi
Harga tiket masuknya adalah Rp 10.000/orang dan Rp 5.000/mobil. Tiket tersebut bisa ditukar dengan segelas minuman seperti Nescafe, Milo, atau Nestea.

Yang Asyik
Karena baru setahun dibuka, Situ Umar dan lingkungan sekitarnya tampak tertata rapi. Danau yang berkilau memantulkan sinar matahari pagi, lingkungan sekitar yang hijau, serta dekorasi seperti saung-saung dan hiasan lampion menambah cantik pemandangan di tempat wisata ini.

Dok. Pribadi
Dari pintu masuk, ada tiga alternatif rute untuk menuju floating market. Pertama, kita bisa berjalan ke arah kiri, di sana terdapat beberapa bangunan restoran dengan dinding kayu. Kedua, kita bisa berjalan ke arah kanan, di sana ada beberapa permainan seperti ATV, Flying Fox, Kolam Angsa, Taman Kelinci, Kampung Leuit, dan lain-lain. Atau ketiga, kita bisa langsung menyeberangi danau menggunakan perahu dengan biaya Rp 1.000/orang.

Dok. Pribadi
Tiba di floating market, kami langsung menuju ke tempat penyewaan perahu, tapi ternyata petugasnya belum siap. Sambil menunggu, akhirnya kami memilih untuk ngemil dulu. Banyak sekali pilihan makanan yang dijual di sini. Makanan tradisional mulai dari tutut, seblak, bajigur, mendoan, sate, sampai empal gentong, lengkap. Makanan dari negera tetangga pun mulai dari sosis, pizza, dimsum, takoyaki, sampai kebab, ada. Semuanya dijual di atas perahu yang 'parkir' di pinggir danau.

Dok. Pribadi
Memang kalau dari segi harga, makanan yang dijual di sini relatif mahal. Sate kelinci harganya Rp 25.000/porsi, Duren Bakar harganya Rp 30.000/porsi, Potato Twist harganya Rp 10.000/tusuk. Wajar sih. Dimana-mana, kalau dijual di tempat wisata, harga makanan pasti naik berkali-kali lipat. Tapi kata Mamah, anggap saja kita bukan hanya membeli makanan, tapi membeli suasana heuheu...

Dok. Pribadi
Selesai ngemil, kami kembali ke tempat penyewaan perahu. Ternyata sudah mulai antri meskipun tidak terlalu panjang. Sejujurnya saya takut sekali naik perahu, soalnya enggak bisa berenang. Tapi berdoa aja lah, semoga enggak ada apa-apa. Apalagi sebelum naik, kami juga dipakaikan pelampung terlebih dahulu.

Biaya penyewaan perahu dayung ini Rp 70.000/perahu/30 menit. Saya sempat iseng bertanya pada suami, "Kalau udah setengah jam belum balik gimana yah? Bakal dipanggil pakai pengeras suara?". "Kita liat aja," begitu jawab suami. Ternyata oh ternyata, mendayung itu cape juga yah. Mau enggak mau, setelah setengah jam mendayung berkeliling danau, pasti ingin cepat kembali lagi. Pegel hihihi... Kalau ingin narsis di atas perahu, di sini juga disediakan fotografer yang siap mendokumentasikan gaya kita. Biayanya Rp 35.000/lembar.

Dok. Pribadi
Setelah ngemil lagi dan istirahat sejenak, energi pun terkumpul kembali. Kami berencana mengajak Jav ke Taman Kelinci. Tapi sebelum sampai di Taman Kelinci, Jav melihat kereta dan ingin mencobanya. Akhirnya Jav pun naik kereta ditemani ayahnya. Biayanya Rp 20.000/orang/2 putaran. Sayang, keretanya bukan kereta yang berjalan di atas rel heuheu...

Dok. Pribadi
Sudah puas naik kereta, lanjut dengan memberi makan kelinci di Taman Kelinci. Biayanya Rp 15.000/orang, sudah termasuk wortel dan es krim. Javnya sih seneng banget ngasih makan kelinci. Kelincinya disayang-sayang. Tapi kita yang nungguinnya enggak enak banget. Tempat duduk sih ada, tapi enggak ada atapnya. Mana sedang panas-panasnya huhu...

Dok. Pribadi
Yang Enggak Asyik
Cara bertransaksi di tempat ini cukup menarik. Untuk membeli makanan atau tiket permainan, pengunjung harus menggunakan koin khusus. Namun, kita tidak perlu khawatir karena kios tempat penukaran koin pecahan Rp 10.000 dan Rp 5.000 tersebar di beberapa tempat. Sayangnya, hal ini menjadi tidak menarik lagi dan justru malah RIBET, karena:
  • Koin yang sudah ditukar, apabila masih ada sisa, tidak dapat ditukar kembali. Seandainya koin yang sudah ditukar bisa dikembalikan, tentu pengunjung tidak perlu repot bolak-balik menukar koin karena sejak awal akan sekalian menukar koin dengan jumlah nominal yang besar. Tapi karena tidak bisa ditukar dan kalau tidak mau rugi, kita harus sudah mengetahui terlebih dahulu apa yang mau dibeli, mengecek berapa harganya, menukar uang dengan koin, baru beli makanan/tiketnya. Kalau masih ada yang mau dibeli, ya begitu lagi. Fiuh!
  • Tempat penukaran koin, tempat pembelian tiket permainan, dan tempat permainan berada di tempat yang berbeda. Coba bayangkan, untuk bisa naik kereta saja, kita harus mendatangi tiga loket! Weleh-weleh...
Dok. Pribadi
Floating Market Lembang ini tempatnya asik, makanannya lengkap, permainanannya cukup seru. Tapi sayang, karena keribetan bertransaksi membuat saya malas datang lagi ke sini. Mmmm kecuali kalau:
  • Koin sisa yang tidak terpakai bisa ditukar kembali
  • Tempat pembelian tiket permainan bersatu dengan tempat permainannya
  • Ditraktir #loh? Hihihi...

9 comments :

  1. Asyik nih tulisannya karena ada nggak asyiknya. Baca2 ini di bbrp blog, pada muji2 semua :D Bagusnya kan ada kritiknya juga ya karena gak ada yang sempurna di dunia ini. Mana tahu makin bagus floating market ini ke depannya ... ^__^

    ReplyDelete
  2. pose manyunnya lucu :) aku belum pernah kesana mbak

    ReplyDelete
  3. Uwah seru bangetttt mbk.q pnasaran sm floating market ini.....yah.g enk bgt juga kl hrs tukar uang sm koin....

    ReplyDelete
  4. baru denger nih nama floating market, itu yg jualan nya di atas kapal yah? tapi harus pake koin utk transaksinya, jadi kayak bazar aja. ribet sih emang -___-

    ReplyDelete
  5. duren bakar??? mauuuuuuu......
    semoga suatu saat bisa kesana,aamiin... :)

    ReplyDelete
  6. udah pernah ke lembang,,tp blm pernah ke sini,,alamatnya dimana nih mba,,

    ReplyDelete
  7. Wuaahh ada rencana mo kesana nih deket2 ini, lia... thanks reviewnya, kudu siaps ribet brarti hehe

    ReplyDelete
  8. coin pasti ada sisa .. ga mungkin pas ..
    caranya : bawa aja pulang .. simpan nanti dtg lagi kan , coin ya dibawa lagi cara kedua , teman2 seru malah pake coin itu buat main KARAMBOL... dengan hadiah coin itu.. xixixi

    ReplyDelete