Para penggemar fiksi pasti tau dong Kampung Fiksi, tempatnya
para pecinta fiksi belajar segala sesuatu yang berkaitan dengan menulis fiksi.
Ada yang belum tau? Duh! Coba deh main-main ke Kampung Fiksi. Kita bisa belajar teknik-teknik menulis fiksi,
mengetahui pengalaman para penulis yang sudah menelurkan karya, membaca review
buku-buku keren, sampai berlatih bersama menulis fiksi.
Tidak hanya berbagi ilmu, Kampung Fiksi juga sering
bagi-bagi hadiah lewat lomba yang diadakannya. Berikut beberapa lomba dari
Kampung Fiksi yang pernah saya ikuti:
Melalui lomba ini lah saya pertama kali mengenal Kampung
Fiksi. Ketika itu, peserta lomba harus membuat flash fiction dengan tema celebration of life. Saya pun membuat tiga buah flash fiction yang
berjudul Sarah, Cita Ci(n)ta, dan Pulang Kampung. Tidak
disangka-sangka, ternyata Sarah masuk 10 besar! Meskipun tidak menjadi juara
utama, tapi rasanya bangga sekali.
- #postcardfiction edisi Valentine
Kali ini flash fiction (atau puisi) yang dibuat peserta
lomba harus ditulis dalam sebuah postcard lalu dikirim ke
panitia. Lebih seru dan heboh! Tidak tanggung-tanggung, akhirnya saya mengirim
empat buah flash fiction yang berjudul Foto Prewed untuk Pink Theme,
Panji dan Dea untuk Blue Theme, serta Koma dan Selamat Ulang Tahun untuk Black
Theme. Sayang, saya masih belum beruntung. Padahal udah bela-belain beli postcard yang lucu-lucu loh hihihi...
- Lomba review buku Macaroon Love
Siapa yang tidak tergoda ketika melihat manisnya gambar
macaroon pada cover buku hasil karya salah satu co-founder Kampung Fiksi ini.
Tidak tahan rasanya untuk segera membeli dan membacanya. Apalagi ada lomba reviewnya.
Senang sekali karena ternyata Mak Winda dan Tim Kampung Fiksi menyukai tulisan
saya tersebut dan menjadikannya sebagai Juara 1! Yippie!
|
Captured from my Andromax U (hadiah dari Kampung Fiksi) |
Yup! Bersama Kampung Fiksi, belajar menulis fiksi menjadi terasa
menyenangkan. Dengan mengikuti berbagai lomba dari Kampung Fiksi, secara tidak
langsung kemampuan menulis saya pun ikut terasah. Namun bukan hanya hal itu
yang membuat saya tidak bosan mengikuti lomba dari Kampung Fiksi. Ini nih
alasan lainnya:
- Hadiahnya yang wow banget
Hadiah dari Kampung Fiksi biasanya tidak jauh-jauh dari
buku dan gadget. Hmmm penulis mana coba yang tidak suka kedua benda tersebut.
Buku, selain menghibur, juga bisa dijadikan referensi untuk memperluas wawasan
dan mempelajari teknik menulis bagi para (calon) penulis. Dan gadget,
sebagai (calon) penulis yang tidak bisa duduk manis di depan laptop/pc karena
pasti diganggu si kecil, gadget (smartphone) adalah segalanya bagi
saya. Browsing tips-tips menulis dan info lomba menulis, blogwalking,
bahkan blogging semua saya lakukan melalui smartphone.
|
Hadiah untuk lomba dalam rangka ulang tahun Kampung Fiksi yang ke-3. Bikin mupeng! |
- Jumlah kata yang dibatasi
Bagi saya, menulis dengan jumlah kata yang dibatasi adalah
sebuah kemudahan sekaligus sebuah tantangan. Lebih mudah karena saya tidak
perlu menulis panjang-panjang. Namun juga lebih sulit karena saya harus bisa
menulis seefisien dan seefektif mungkin agar tetap menghasilkan tulisan yang
singkat namun jelas dan lengkap, sehingga idenya dapat diterima oleh pembaca
(dan juga juri) dengan baik. Penilaian pun terasa lebih fair karena semua
peserta mempunyai 'luas lapak' yang sama.
Masih ragu untuk mengikuti berbagai lomba dari Kampung Fiksi? Rugi loh! :p
~~~
Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersama Smartfren, Mizan, BentangPustaka, Stiletto Book dan Loveable.
Wah, seru banget tantangan2 nulisnya.... Selamat ya, pernah juara... Duh, andai saya mengenal Kampung Fiksi lebih cepat... :)
ReplyDeletewah coba deh aku tak ke sana dulu...
ReplyDeleteEmang hadiah dari kampung fiksi luar biasa keren ya Mbak.
ReplyDeleteGutlak ya
hadiahnya keren banget ya mbak, pasti karena reveiwnya keren juga
ReplyDeleteKeren...
ReplyDeleteMauuuu belajar nulis fiksi juga
ReplyDeletehadiahnya keren/kereeennnn...
ReplyDelete