Fakta 1:
Tanggal 24 Maret merupakan Hari TB (Tuberkulosis) sedunia.
Yup! Pada tanggal tersebut di tahun 1882, Dr. Robert Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan sumber penyakit TB. Penyakit TB memang bukan penyakit baru. Para ilmuwan telah menemukan bukti pada mumi yang menunjukkan adanya penyakit TB dan menyebabkan meninggalnya seorang wanita yang hidup 600 tahun sebelum Masehi. Wow udah lama banget ya! Walaupun begitu, saya sendiri baru beberapa tahun terakhir ini mengetahui lebih dalam tentang penyakit TB.
Ketika itu, Alya (bukan nama sebenarnya), 25 tahun, kondisi kesehatannya tiba-tiba menurun. Dia mengalami demam dan batuk. Karena gejalanya tidak seperti batuk biasa, maka keluarganya segera membawa Alya ke dokter. Setelah diperiksa, dokter menyebutkan bahwa dia merupakan tersangka (suspek) pasien TB Paru. Dokter menyarankannya untuk mengunjungi dokter spesialis paru di RS Paru Rotinsulu.
Fakta 2:
TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
TB yang menyerang paru disebut TB Paru. Penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut. Namun, TB ternyata tidak hanya dapat menyerang paru, TB juga bisa menyerang organ tubuh lain seperti otak, kulit, kelenjar, atau tulang, yang disebut dengan TB Ekstra Paru.
Mycobacterium tuberculosis (Sumber dari sini) |
Tentu saja Alya merasa sangat terkejut mendengar pernyataan dokter tersebut. Beberapa waktu belakangan ini, berat badannya memang menurun. Dia mengira hal itu disebabkan karena kawat gigi yang baru dipasangnya. Namun dia sadar, bahwa gejala penyakitnya memang mirip dengan gejala penyakit TB Paru.
Fakta 3:
Gejala utama penyakit TB Paru adalah batuk berdahak (kadang disertai dengan darah) selama lebih dari 2 minggu.
Selain itu, dapat juga diikuti dengan gejala tambahan seperti:
- Demam meriang selama lebih dari 1 bulan
- Berkeringat dingin meskipun tidak melakukan aktivitas
- Sesak napas
- Lemas
- Tidak nafsu makan
- Berat badan menurun
Gejala TB (Sumber dari sini, sini, sini, sini, dan sini) |
Menyadari mempunyai gejala yang sama dengan gejala penyakit TB Paru, Alya pun mengikuti saran dokter untuk memeriksakan diri ke RS Paru Rotinsulu. Selain melakukan pemeriksaan fisik, dia juga harus melakukan beberapa tes sebagai bahan diagnosis penyakit TB Paru.
Fakta 4:
Diagnosis utama TB Paru dilakukan melalui pemeriksaan dahak mikroskopis.
Pemeriksaan dahak mikroskopis dilakukan pada 3 spesimen dahak yaitu sewaktu-pagi-sewaktu (SPS).
- S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada waktu suspek TB datang berkunjung pertama kali
- P (pagi): dahak dikumpulkan pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur
- S (sewaktu): dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi
Alur diagnosis TB (Sumber: KMK No. 364 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis) |
Hasil tes menunjukkan bahwa ternyata Alya positif mengidap TB Paru. Meskipun pemeriksaan dahak mikroskopis menunjukkan hasil BTA negatif, namun foto toraks menunjukkan bahwa terdapat bercak putih pada paru Alya.
Bukan hanya Alya yang merasa shock, keluarganya pun merasa terpukul. Selama ini mereka tidak pernah mendengar ada saudara atau teman yang pernah mengalami sakit TB. Yang mereka tahu selama ini, TB hanya penyakit yang biasa dialami oleh masyarakat golongan bawah, dengan gizi buruk dan lingkungan yang tidak sehat. Sedangkan Alya, dia tinggal di rumah orang tuanya di sebuah kompleks perumahan. Lingkungannya sehat dan makanannya pun bergizi.
Fakta 5:
TB menular melalui udara. Bisa menginfeksi siapa saja, tidak mengenal jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, profesi, atau status ekonomi.
Sumber penularan TB berasal dari pasien TB BTA positif. Ketika batuk, bersin, atau berbicara, pasien menyebarkan kuman ke udara melalui percikan dahak. Dahak tersebut dapat bertahan selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Media penularan TB (Sumber dari sini, sini, sini, sini, dan sini) |
Melihat cara penularan TB, memang memungkinkan bagi siapa saja untuk dapat tertular TB. Apalagi Alya yang memang sering berhubungan dengan banyak orang. Mungkin saja dia terinfeksi ketika sedang menaiki angkutan umum, atau mungkin ketika dia sedang survei ke pemukiman kumuh, atau mungkin juga ketika dia sedang belanja di pasar. Sulit untuk menemukan siapa yang menularkan TB pada Alya.
Fakta 6:
Hanya 10% orang yang terinfeksi TB (TB Laten), kemudian menjadi sakit TB (TB Aktif).
Uji tuberkulin (Mantoux) merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah seseorang sudah terinfeksi TB atau belum. Tidak semua orang yang terinfeksi TB (TB Laten) bisa menjadi sakit TB (TB Aktif). Pada tahun 2011, diketahui bahwa 80% masyarakat Indonesia sudah terpapar kuman TB. Namun kuman tersebut tidur (dormant) di dalam tubuh dan baru aktif ketika daya tahan tubuh orang tersebut sedang lemah. Jadi bisa saja Alya terinfeksi kuman TB satu minggu sebelumnya, satu bulan sebelumnya, atau bahkan satu tahun sebelumnya. Hanya Tuhan yang tau :)
Fakta 7:
TB bisa disembuhkan.
Untungnya, meskipun mematikan, selama pasien TB berobat secara teratur hingga tuntas, maka pasien tersebut bisa sembuh. Demi kesembuhannya, Alya mengkonsumsi obat secara teratur sesuai dengan resep dokter, serta secara rutin memeriksakan perkembangan kesehatannya. Tidak penting lagi mencari tahu dari mana sumber penularannya. Akhirnya Alya pun dinyatakan sembuh enam bulan kemudian.
So, kesimpulannya, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penyebaran TB?
So, kesimpulannya, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penyebaran TB?
- Waspada terhadap gejala-gejala TB. Apabila menemukan gejala TB baik pada diri sendiri atau pun pada orang lain, segera periksakan ke dokter, agar bisa segera diobati.
- Kita tidak bisa menghindar dari paparan kuman TB. Untuk itu, kita harus selalu menjaga daya tahan tubuh untuk menghindari meningkatnya TB Laten menjadi TB Aktif.
~~~
Referensi:
- http://detik.com/health/read/2012/02/17/165455/1845390/763/80-persen-orang-indonesia-pernah-terpapar-kuman-tb
- http://www.tbindonesia.or.id/
- KMK No. 364 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis
~~~
Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition: Temukan dan Sembuhkan Pasien TB
(Serial 1: Temukan Pasien TB)
pengen ikutan kompetisi ini, tapi ga sempet nulisnya :(
ReplyDeleteudh DL aja kemarin..hiks.. sukses ya mba ;)
masih bisa ikut di serial selanjutnya kan yah :)
Deletesaya jg tadinya pengen bikin 2 artikel, tp ga keburu :))
Suka sama ilustrasi gambarnya mbak ^^
ReplyDeleteBtw, ikutan lomba ini jadi tahu banyak tentang Tb ya mbak. Nambah ilmu ^^
betul mak.. nambah wawasan yah :)
Delete7 fakta tentang TB itu bisa membantu orang2 yang belum paham utk bisa tahu lebih banyak tentang TB. Semoga dengan makin banyaknya masyarakat yang kenal dg penyakit ini maka dalam waktu dekat Indonesia bisa segera bebas dari TB :)
ReplyDeletesemoga :)
Deletesetelah mampir ke blog2 yg ikut lomba, jd makin tau ttg tb... sukses utk lombanya mak :)
ReplyDeletemakasih udah berkunjung mak :)
Deletesmakin luas nih ilmu tentang TB mbk.. semoga lombanya sukses ya :D
ReplyDeletemakasih :)
DeleteWah... postingannya unik. Lain dari yang lain. Sukses, Mak. ^^
ReplyDeletesukses juga ya mak :)
DeletePernah terinfeksi tb krn penularan, tapi nggak sampe tb...
ReplyDeleteBaru tau kalo tgl 24 maret hari tb.
Spertinya rokok salah satu penyebab trbesar ya..
iyah, perokok mempunyai resiko utk tertular & sakit tb yg lebih tinggi..
DeleteMenarik, Mak. 7 Fakta ini informatif sekali. Ilustrasinya bisa berganti2 gitu... *gaptek :D
ReplyDeletesyukurlah kalau informatif :)
DeleteMeskipun hanya 10% persen yg bisa terkena TB Laten…namun jumlah itu sebenarnya sangat besar loh….selamat berlomba,,semoga menjadi yg terbaik,,,keep happy blogging always,,salam dari Makassar
ReplyDeleteyg terkena tb laten 80% pak..
Deletesalam balik dari bandung :)
fakta no 6 itu yang agak menakutkan. Katanya, bisa jadi aktif stlh lama terinfeksi. Kalau udah gt susah juga dicari sumber penularannya, ya
ReplyDeletebetul banget.. yg penting jaga kesehatan aja spy tbnya ga jadi aktif..
DeleteUlasanya bagus mbak,dg gambar yg ciamik pula.
ReplyDeleteArt di rumah ada yg tiba tiba batuk terus dan berat badan turun terus. Sy waktu itu mah punya anak bayi jd si mbak dipulangin deh. Takut ketularan ke bayi.
lebih baik mencegah drpd mengobati :)
Delete