Sunday, May 18, 2014

Mari Cegah dan Obati TB Resistan Obat

Masih ingat cerita tentang Alya? Beberapa tahun yang lalu, dia merupakan pasien Tuberkulosis (TB) Paru. Namun, setelah berobat secara teratur selama enam bulan, Alya pun dinyatakan sembuh.

Beberapa waktu yang lalu, Alya mengalami batuk yang disertai rasa sesak di dadanya. Sebagai mantan pasien TB, gejala tersebut tentu membuat Alya khawatir. Dia takut penyakit TB-nya kambuh lagi. TB bisa kambuh? Iya. TB bisa sembuh, tapi tidak menutup kemungkinan untuk bisa kambuh lagi apabila mantan pasien tidak menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan.

Alya akhirnya memeriksakan dirinya ke dokter dengan perasaan putus asa. Bagaimana tidak. Alya merasa dia selalu menjaga kesehatan dan lingkungannya. Selain itu, apabila TB-nya memang benar-benar kambuh, maka Alya harus menjalani lagi pengobatan TB dengan jangka waktu yang lebih lama. Pengobatan tersebut bukan hanya dengan obat-obatan yang ditelan, tapi juga dengan tambahan suntikan Streptomicin setiap hari selama dua bulan masa insentif.

Alya berusaha untuk ikhlas menerima apapun hasil diagnosis dokter, apalagi cara penularan TB begitu mudah. Alya bisa saja tertular kuman TB lagi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Syukurlah, kecemasan Alya tidak terbukti. Setelah menjalani berbagai tes, dokter menyatakan bahwa TB Alya tidak kambuh lagi.

Alya merasa lega luar biasa. Sebenarnya dia tidak keberatan apabila harus menjalani pengobatan TB lagi, apalagi obat TB kan gratis. Yang penting, dia bisa sembuh. Namun yang membuat Alya galau luar biasa adalah kondisinya yang kini jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu. Kini Alya sudah menikah dan mempunyai seorang batita yang manis dan menggemaskan. Bayangkan apabila TB Alya memang kambuh lagi. Kemungkinan besar, suami dan gadis kecilnya pun ikut tertular. Selain itu, Alya juga harus menjalani uji resistansi untuk mengetahui apakah TB yang dideritanya termasuk TB Resistan Obat atau bukan.

TB Resistan Obat
Seperti penyakit TB, penyakit TB Resistan Obat juga disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Bedanya, kuman pada TB Resistan Obat telah mengalami kekebalan terhadap Obat Anti TB (OAT). Apabila kuman tersebut kebal terhadap dua atau lebih OAT lini pertama, seperti Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamide, Ethambutol, dan Streptomicin maka disebut Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB). Sedangkan apabila kuman tersebut sudah kebal terhadap salah satu OAT lini kedua seperti Fluorokuinolon, Kanamisin, Amikasin, dan Kapreomisin maka disebut Extensively Drug Resistant Tuberculosis (XDR-TB).

TB Resistan Obat (Credit, animasi oleh penulis)
Penyebab TB Resistan Obat
TB Resistan Obat dapat terjadi karena cara pengobatan TB yang tidak tepat, baik oleh petugas kesehatan maupun oleh pasien TB itu sendiri.

Oleh petugas kesehatan, diantaranya karena:
  • Diagnosis yang tidak tepat.
  • Pengobatan yang tidak tepat (paduan, dosis, jenis, jumlah, kualitas obat dan jangka waktu pengobatan).
  • Penyuluhan yang tidak memadai.
  • Suplai obat yang tidak selalu tersedia.
Oleh pasien, diantaranya karena:
  • Penggunaan obat yang tidak tepat (tidak teratur, tidak sesuai anjuran petugas kesehatan).
  • Tidak menyelesaikan pengobatan.
Identifikasi Pasien TB Resisten Obat
TB Resistan Obat dapat mengenai siapa saja. Namun, biasanya tersangka pasien TB Resistan Obat adalah orang-orang dengan gejala TB yang memenuhi salah satu kriteria berikut ini:
  • Tidak melakukan pengobatan TB sesuai dengan anjuran petugas kesehatan (tidak teratur atau tidak tuntas).
  • Sakit TB berulang dan pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya.
  • Tinggal di lingkungan dengan angka TB Resistan Obat yang tinggi.
  • Mempunyai kontak erat dengan pasien TB Resistan Obat.
Diagnosis TB Resistan Obat
Diagnosis TB Resistan Obat dapat dilakukan melalui pemeriksaan biakan (kultur) serta uji kepekaan kuman terhadap obat TB (Drugs Sensitivity Test/DST). Sayangnya, hasil dari pemeriksaan tersebut baru dapat diketahui dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun sekarang, diagnosis TB Resistan Obat juga dapat dilakukan melalui tes cepat yang menggunakan metode PCR (Xpert MTB/RIF). Tahun ini, tes Xpert MTB/RIF direncanakan dapat dilakukan di semua provinsi.

Penularan TB Resistan Obat
Penularan kuman TB Resistan Obat sama seperti penularan kuman TB pada umumnya, yaitu melalui udara. Orang yang terinfeksi TB Resistan Obat, saat daya tahan tubuhnya lemah dan kuman TB-nya menjadi aktif, maka penyakit TB yang dideritanya pun merupakan TB Resistan Obat.

Pengobatan TB Resistan Obat
Untuk menyembuhkan dan mencegah penularan TB Resistan Obat, maka pasien harus menjalani pengobatan. Tenang, TB Resistan Obat dapat disembuhkan, asalkan pengobatan dilakukan dengan tepat. Tentu saja, pengobatan TB Resisten Obat ini membutuhkan penanganan yang lebih sulit, obat yang lebih banyak, waktu yang lebih lama (sekitar 18-24 bulan), serta efek samping yang lebih berat.

Pencegahan TB Resistan Obat
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Keberhasilan pencegahan TB Resistan Obat memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

Pasien:
  • Melaksanakan pola hidup sehat. 
  • Menjalani pengobatan sesuai dengan anjuran dari petugas kesehatan.
Petugas kesehatan:
  • Melakukan pemeriksaan dan pengobatan sedini mungkin.
  • Memberikan pengobatan yang tepat.
  • Memastikan ketersediaan obat.
Keluarga pasien:
  • Menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien.
  • Memberikan dukungan mental.
  • Menjadi Pengawas Menelan Obat (PMO) yang dapat diandalkan.
Masyarakat:
  • Menyebarkan informasi tentang TB dan TB Resistan Obat.
Dukungan untuk mencegah dan mengobati TB Resistan Obat (Animasi oleh penulis)

Yuk! Mari kita sama-sama cegah dan obati TB Resistan Obat, untuk Indonesia bebas TB :)

~~~

Referensi:
  • http://www.tbindonesia.or.id/tb-mdr/
~~~


Tulisan ini diikutsertakan dalam Blog Competition:
Temukan dan Sembuhkan Pasien TB
(Serial 4: TB Resistan Obat)


12 comments :

  1. memang berobat gak boleh setgah2 ya mbak...tp pengobatan tb ini jangka wkt minum obatnya lamaaaa...jd membosankan...makanya bth suport dari org2 terdekat agar trus bersemangat dan sembuh ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, dengan adanya dukungan dr orang2 terdekat, diharapkan pasien terus semangat untuk berobat hingga tuntas :)

      Delete
  2. pokoknya harus fokus, disiplin ya kalau masu sembuh dari TB

    ReplyDelete
  3. semua sakit intinya gak boleh putus obat ya.. Apalagi kayak TB gini,makin panjang lah sakitnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan hanya TB, penyakit lain yang harus mengkonsumsi antibiotik lain juga ga boleh putus berobat yah :)

      Delete
  4. Mak, ulasannya tentang TB resistan obat mendetail banget.
    Semoga menang yaa...

    ReplyDelete
  5. semua penyakit kan ada obatnya, yang terpenting kita ihtiar,jangan mudah menyerah dan putus asa, dan harus benar2 menjaga apa yang dilarang dan apa yang harus dilakukan

    ReplyDelete