Wednesday, July 29, 2015

Review Yoel's Batagor Kuah Instan



Makanan apa coba yang biasanya dicari ketika Lebaran? Di antara makanan bersantan seperti gulai dan opor yang melimpah, biasanya rujak dan mi bakso selalu jadi favorit.

Di rumah tantenya Mamah misalnya, rujak cuka yang pedas, asam, dan segar, selalu laris diserbu seluruh anggota keluarga besar Mamah. Di rumah adiknya Papah, mi bakso Mas Parno, mi bakso kampung yang ditanggung langganan keluarga besar Papah, selalu dinantikan kehadirannya.

Memang lumayan bosan juga sih kalau terus-terusan ketemu sama ketupat dan kawan-kawannya. Karena di mana-mana pasti hidangan lebarannya ketupat. Kepinginnya pasti yang segar-segar. Bahkan dulu, zaman saya masih gadis, selesai salat Ied, bukannya makan ketupat, malah makan mi instan ditambah tomat dan cabai rawit :))

Sayangnya, lebaran tahun ini, saya tidak sempat ngebakso. Setelah menikah, seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan silaturahmi menjadi dua kali lebih padat. Padahal kalau niat sih, tempat-tempat mi bakso langganan saya pasti sudah buka di hari pertama lebaran juga.

Untungnya nih, di rumah, saya mempunyai stok batagor instan. Tau batagor kan? Bakso tahu goreng. Bandung memang surganya batagor. Mau yang enak, ada. Mau yang enak banget juga banyak. Harganya pun bervariasi, mau yang murah meriah sampai yang mahal dan enggak masuk di akal juga ada :D Versinya pun terdiri dari dua macam, ada yang kering disajikan bersama saus kacang, ada juga yang basah disajikan bersama kuah hangat yang gurih.

Batagor instan yang baru saya coba ini jenisnya batagor kuah. Namanya Yoel's. Pilihan rasanya banyak sekali. Ada yang original, ada juga yang diberi taburan kacang, kerupuk udang, makaroni, keripik setan, basrengm dan lain-lain. Bahkan untuk anak juga tersedia. Yang original harganya Rp 12.500, yang ditambah taburan harganya Rp 13.500, sedangkan yang untuk anak harganya Rp 14.500.

Batagor instan ini bisa didapatkan secara online. Kalau mau, langsung saja cek di website-nya http://batagorkuahinstan.com. Tapi waktu itu sih, saya langsung pesan melalui BBM Messenger kepada pemiliknya. Prosesnya cepat. Saya transfer siang hari, sore hari langsung dikirim. Keesokan harinya, batagornya sudah sampai deh di rumah.

Kemasannya rapi, disegel dengan plastik bening. Warnanya juga cukup menarik. Dan keterangannya pun cukup lengkap. Tanggal kedaluwarsa, komposisi, cara pembuatan, dan takaran air panas tercantum di kemasan. Namun komposisinya kurang jelas, apakah menggunakan bahan pengawet atau tidak, apakah menggunakan bahan penyedap atau tidak, serta apakah menggunakan pewarna buatan atau tidak. Padahal, itu kan penting sekali.



Cara membuatnya sangat mudah, layaknya makanan instan lain. Tinggal buka kemasannya, keluarkan batagornya dari dalam plastik dan masukkan ke dalam wadah, tuangkan bumbu-bumbunya (kaldu, cabai, minyak bawang, dan kecap asin), lalu tambahkan air panas sesuai takaran. Tutup wadahnya, lalu tunggu selama sepuluh menit. Batagor kuah pun siap untuk disantap.

Ternyata menyantap batagor kuah ini cukup mengenyangkan juga. Siomaynya sih lumayan enak, rasa ikannya terasa, dan teksturnya kenyal-kenyal semi kriuk-kriuk. Kuahnya juga gurih dan pedas. Sayang kalau tahunya sih, saya merasa kurang cocok, kering dan keras. Taburannya (waktu itu saya memilih taburan basreng dan kerupuk udang pedas) oke banget, membuat batagor kuahnya semakin ramai :p



Batagor instan ini memang praktis, cocok sekali untuk dibawa sebagai bekal di jalan apabila bepergian ke luar kota atau camping di gunung. Tapi kalau untuk dimakan di rumah, saya sih mending pilih batagor yang biasa saja lah :D

Tuesday, July 28, 2015

MOS: Perlu, Enggak?

mos

Beberapa hari ini topik mengenai MOS (Masa Orientasi Siswa) sedang hangat ya. Keberadaannya menuai pro dan kontra. Awalnya sih saya enggak mau ikut komentar. Tapi karena melihat gerakan #AntiMOS di Twitter, saya jadi gatal juga ingin turut mengungkapkan pendapat. Soalnya alasan gerakan tersebut karena ada ibu-ibu yang berantem berebut di supermarket, orang tua yang terserang stroke ringan, orang tua yang meninggalkan pekerjaan, dan lain-lain karena anaknya mengikuti MOS :(

Sebagai mantan siswa dan mahasiswa yang pernah merasakan ospek (namanya MOS waktu di SMP dan SMA serta OSKM dan MPAB waktu di kampus), saya tidak setuju dengan gerakan #AntiMOS. MOS itu seru loh. Ini alasannya.

1. Sarana untuk mengenal lingkungan sekolah. 
Selain mengenal guru dan fasilitas sekolah, kita juga bisa mengintip kegiatan asyik (ekstrakurikuler) yang dapat diikuti selama sekolah di tempat tersebut. Waktu SMP dan SMA sih namanya demo, kalau waktu kuliah namanya OHU (Open House Unit). Seneng nontonnya. Terus, kalau di kampus biasanya ada pengenalan lingkungan di sekitar (melalui bakti sosial) dan pengenalan profesi, bahkan ada praktiknya juga.

2. Melatih kreativitas dan kekompakan.
Tugas-tugas 'ajaib' yang dipermasalahkan dalam status Twitter tadi kan diberikan untuk siswa baru, kenapa malah jadi orang tua yang ikut repot. Biarkan sajalah anak-anak yang berpikir, orang tua cukup membantu seperlunya saja. Pengalaman MOS waktu SMP sih saya sudah enggak ingat. Tapi kalau waktu SMA, saya masih ingat. Jadi, ketika pulang dan sudah mendapatkan daftar barang yang harus dibawa untuk keesokan harinya, kami enggak langsung pulang, tapi berinisiatif untuk berkumpul dulu di warung dekat sekolah. Kami memikirkan bersama solusi dari tugas-tugas 'ajaib' itu. Setelahnya, mau mencari bareng-bareng boleh, mau mencari masing-masing juga silakan. Kalau waktu kuliah sih, setiap kelompok memang dianjurkan memiliki basecamp. Jadi tugasnya bisa diselesaikan bersama-sama. Enggak ada deh ceritanya merepotkan orang tua. Memang sih karena yang punya basecamp enggak ikut melanjutkan ospeknya, jadinya saya rutin diantar-jemput orang tua. Di rumah juga dibantuin tugas-tugasnya, tapi ya seperlunya saja. Enggak sampai begadang.

3. Mengenal kakak kelas.
Ketika MOS, biasanya kita harus melengkapi buku yang berisi mengenai data kakak kelas dan tanda tangannya. Kenal dengan kakak kelas itu enggak rugi loh, malah bisa sekalian ngeceng juga kan, hehehe....

4.Melatih kedisiplinan.
Orang Indonesia terkenal dengan sikapnya yang santai dan kebiasaannya datang terlambat. Kalau mau maju, dua hal tersebut harus dihilangkan. Jadi, kalau kakak kelas marah dan menghukum siswa baru yang datang terlambat atau melanggar aturan, selama masih masuk akal dan enggak berlebihan, jangan disebut kejam ya.

5. Menjadi kenangan manis yang tidak akan terlupakan.
Harus memakai atribut aneh sambil menari-nari di depan kakak kelas, mungkin bagi sebagian orang (termasuk Pak Anies Baswedan) dianggap sebagai pelecehan. Tapi bagi saya sih, dikerjain sedikit oleh kakak kelas mah jangan dimasukkan ke hati. Malah saya yang pemalu ini bisa jadi enggak tahu malu lebih percaya diri karena 'dipaksa' untuk berani tampil.

6. Melatih kekuatan fisik.
Mungkin untuk tingkat SMP dan SMA, belum terlalu diperlukan. Tapi untuk yang kuliah, apalagi di jurusan teknik, latihan fisik itu perlu banget. Catat ya, latihan fisik yang diberikan secara bertahap dan terarah oleh Danlap (Komandan Lapangan), bukan kekerasan fisik seperti tampar-tamparan dan tendang-tendangan yang dilakukan secara personal.

7. Melatih kekuatan mental.
Di jurusan saya, selain panitia ada swasta juga. Kalau panitia itu kakak kelas yang angkatannya sampai dua tahun di atas kita, kalau swasta yaitu kakak kelas yang angkatannya tiga tahun atau lebih di atas kita. Swasta memang lebih resek daripada panitia, pernah tuh sengaja mengomel dan berdiri di depan saya. Karena menghalangi, sementara Danlap meminta barisan untuk maju, ya saya tabrak saja swastanya, hahaha.... Sudah bisa ditebak, sejak kejadian itu saya dijadikan bulan-bulanan oleh para swasta (ospek di jurusan kan setahun). Nama saya jadi terkenal karena sering disebut. Trauma? Enggak. Santai saja lah, toh mereka enggak akan main fisik. Omelan mah anggap angin lalu saja, masuk telinga kiri keluar telinga kanan, hohoho....

Makanya, saya sih enggak setuju kalau MOS dihapuskan. Well, lain dulu, lain sekarang. Mungkin zaman sekarang tugasnya memang memberatkan dan terlalu berlebihan. Tapi ya cukup ditertibkan saja, sistem dan peraturannya diperbaiki, jangan sampai dihilangkan. Kasihan loh kalau anak-anak sekarang enggak merasakan MOS.

Karena percayalah wahai adik-adikku....
Mengerjakan tugas MOS sampai pagi selama tiga hari, belum seberapa melelahkan dibandingkan dengan begadang karena mengerjakan tugas kuliah selama berminggu-minggu.... 
Berbaris di lapangan di bawah terik matahari, belum seberapa menyiksa dibandingkan dengan berjalan kaki seharian melakukan survei infrastruktur untuk tugas studio.... 
Keharusan menggunakan atribut aneh  belum seberapa menyakitkan dibandingkan dengan mulut setajam silet milik dosen killer....
Omelan kakak kelas yang berpotensi menjadi polusi suara, belum seberapa menyebalkan dibandingkan dengan mengurus surat survei yang dipersulit di instansi pemerintahan....
Dan terakhir, MOS yang isinya hanya pemberian materi di dalam ruangan itu membosankan :D

So, nikmatilah MOS wahai adik-adikku....

Untuk para orang tua, yuk biarkan anak kita belajar menghadapi tantangan. Awasi dan bantu seperlunya. Tapi kalau memang ada praktik yang menjurus pada perpeloncoan, pelecehan, dan kekerasan, langsung saja laporkan ke mopd.kemdikbud.go.id ;)

Monday, July 27, 2015

DIY: Rambu Lalu Lintas

Jav memang tergila-gila dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan mobil. Paling suka main mobil-mobilan, menonton video unboxing Tomica, mengoleksi beberapa Tomica, menonton video promosi mobil, mengoleksi brosur mobil, hingga menganalisa mobil-mobil di tempat pameran maupun di tempat parkir :))

Entah awalnya gara-gara apa, tiba-tiba Jav meminta kepada saya untuk dibelikan mainan rambu-rambu lalu lintas. Padahal waktu diajak ke Taman Lalu Lintas, dia cuek saja tuh. Saat itu saya langsung berjanji untuk mencarikannya di toko mainan anak-anak. Tapi karena berbagai macam kesibukan, saya pun melupakan permintaan tersebut.

Rupanya Jav serius dengan keinginannya. Dia terus menagih janji saya. Daripada menunggu sampai entah kapan untuk bisa pergi ke toko mainan, akhirnya saya memutuskan untuk membuatnya saja. Selain lebih murah, bisa menjadi kegiatan tambahan juga untuk Jav. Mudah kok....

diy rambu lalu lintas

Bahan:
  • Kumpulan gambar rambu lalu lintas (cari saja di Google dengan kata kunci "DIY traffic sign" :p)
  • Stik es krim
  • Malam
  • Double-sided tape 
  • Gunting

Cara Membuat:
  • Cetak gambar rambu-rambu lalu lintas di atas kertas putih. Sayang, printer-nya sedang eror, sehingga warna yang muncul jadi belang-belang gitu :D
  • Gunting sesuai bentuknya. Jav yang menggunting, saya yang merapikan.
  • Karena menggunakan kertas biasa, maka saya laminasi dulu gambar-gambarnya, supaya tidak cepat rusak. Biaya laminasi di dekat sekolah Jav Rp 1.000 per lembar, padahal ukurannya imut-imut begitu. Ketika membayar, saya tawar saja Rp 10.000 untuk 12 lembar. 
  • Selanjutnya, tempel gambar-gambar tersebut di ujung stik es. Bagian ini juga menjadi tugas Jav, mulai dari menggunting, menempel, dan melepas double-sided tape, hingga menyatukan gambar di stiknya. Saya hanya membantu mengarahkan saja. 
  • Hore, sekarang rambunya sudah memiliki tiang. Eh, tapi rambu lalu lintasnya belum bisa berdiri. Kami pun membeli malam dulu di koperasi dekat rumah. Harganya Rp 500 per bungkus. Saya beli 6 bungkus saja, 1 bungkus bisa dibagi 2. Biar hemat, hihihi.... 
  • Setelah dibagi dua dan dikeluarkan dari bungkusnya, langsung tusukkan deh rambu-rambunya. Harus hati-hati agar malamnya tidak hancur. Jav juga suka sekali dengan kegiatan ini.

diy rambu lalu lintas

Jadi deh rambu lalu lintasnya. Jav bangga sekali menunjukkan rambu-rambu hasil buatannya ketika ayahnya pulang dari kantor. Memang kegiatan-kegiatan seperti ini bukan hanya baik untuk melatih kreativitas dan motorik halus saja, tetapi juga bisa menambah rasa percaya diri juga ;)

Saya kira, Jav akan menggunakan rambu-rambu tersebut untuk mainan mobil-mobilan Tomicanya. Tapi karena menurutnya rambu-rambu itu terlalu tinggi dan terlalu besar, jadi Jav menggunakannya untuk dia sendiri. Jav menyebar rambu-rambu tersebut di seluruh penjuru rumah. Rambu tanda dilarang masuk di pintu kamar saya, rambu tanda jalan menurun di dekat tangga, rambu tanda jalan buntu di ujung lorong, dan lain-lain. Setelah itu dia mengendarai mobil-mobilannya sambil berkeliling di dalam rumah :)

Saturday, July 25, 2015

Kuliner Enak di Sukabumi

Lebaran sudah seminggu berlalu. Teman-teman yang mudik, pasti sudah mulai kembali ke rutinitas semula. Saya yang tinggal di Bandung ini sih enggak mudik. Lah, orang tua asli Bandung dan mertua asli Cimahi :p Padahal sekarang ini lagi kepingin banget menyepi di kampung, menikmati suasana santai sambil membaca buku atau melamun :))

Daripada sedih karena enggak punya kisah mudik untuk dikenang dan dibagikan, saya mau cerita tentang oleh-oleh dari Sukabumi saja deh :D

Jadi, liburan tahun baru kemarin, saya bersama orang tua, adik dan mertuanya jalan-jalan ke Pelabuhanratu. Itu adalah pertama kalinya saya main ke Pelabuhanratu. Seringnya kalau ke pantai ya ke Pangandaran.

Ternyata pantai di Pelabuhanratu itu udaranya sejuk ya. Karena posisinya dekat dengan pegunungan dan di sekitarnya banyak pepohonan, jadi adem. Ditambah lagi, ketika itu sedang musim hujan juga. Saya yang biasanya hanya doyan dengan pemandangan pantai, kali itu merasa nyaman juga dengan udaranya. Betah deh....

Makanannya sih, apa lagi yang asyik kalau bukan seafood. Waktu itu kami membeli seafood segar di pasar Pelabuhanratu, kemudian mengolahnya di salah satu warung makan pinggir pantai Citepus langganan keluarga mertua adik saya. Sengaja beli banyak, karena bukan hanya untuk disantap di tempat, tapi juga untuk dibawa pulang ke vila yang kami tinggali.

seafood pelabuhanratu

Kami menginap di sana hanya semalam saja. Sebelum kembali ke kota masing-masing, mertua adik saya mengajak kami membeli oleh-oleh dulu. Yaitu bakso ikan di pasar Pelabuhanratu. Namanya Bakso Sabar. Lokasinya mudah dicapai karena berada di bagian depan pasar. Selain menjual bakso untuk dibawa pulang, di sana juga menyediakan mi bakso untuk dimakan di tempat. Bakso ikan yang dijual terdiri dari dua macam, ada yang super dan ada juga yang biasa. Yang membedakannya yaitu jenis ikan dan rasio daging ikan yang digunakan dalam bahan bakunya.

Karena sudah sore, maka bakso super yang tersisa hanya tinggal tiga bungkus. Kalau yang biasa sih, masih banyak. Langsung diborong deh bakso supernya. Adik saya satu bungkus, mertuanya satu bungkus, saya berdua ibu saya satu bungkus.

bakso ikan sabar

Dari segi penampilan, bakso ikan ini berbeda dengan bakso ikan yang biasa saya beli di supermarket. Lebih gelap dan lebih padat. Rasa ikannya terasa sekali, tapi baunya enggak amis. Enak....

bakso ikan sabar

Kalau perginya kami menggunakan rute alternatif melalui Cikidang yang medannya cukup ekstrim, namun udaranya sejuk dan pemandangannya memanjakan mata. Maka pulangnya kami menggunakan rute biasa melalui Kota Sukabumi.

Di sana, kami mencari bolu pisang. Mulanya kami menemukan kios yang menjual bolu pisang yang terkenal itu di pinggir jalan. Tetapi stoknya sudah habis. Dipandu oleh sang penjaga kios, kami kemudian langsung menuju pabriknya yang berada di dalam gang.

bolu pisang ibu onih

Alhamdulillah, kebagian bolu pisang yang fresh from the oven, masih hangat. Aromanya harum sekali.... Sayang variasi bolu pisang lainnya seperti bolu pisang keju dan bolu pisang pandannya masih di dalam oven. Jadi enggak bisa nyobain deh.

bolu pisang ibu onih

Kami meminta agar bolunya dipotong-potong dulu, jadi bisa langsung dicoba di dalam mobil selama perjalanan. Teksturnya lembut tapi kering, enggak basah malesin seperti bolu pisang yang selama ini saya temuin. Manisnya juga enggak berlebihan, jadi enggak giung. Membuat saya bisa menghabiskan beberapa potong dalam satu kali makan :D

bolu pisang ibu onih

So, apabila teman-teman main ke Pelabuhanratu, jangan lupa beli baso ikan dan bolu pisang untuk dibawa pulang ya ;)

Thursday, July 23, 2015

Hidangan Lebaran Tahun Ini

hidangan lebaran

Lebaran itu berjuta rasanya. Rasa sedih karena meninggalkan bulan Ramadhan, bercampur dengan rasa syahdu mendengar takbir yang menggema dimana-mana, dibalut dengan rasa bahagia karena berkumpul bersama keluarga, dan dilengkapi dengan rasa antusias menikmati hidangan yang tersaji di meja :D

Setiap keluarga biasanya mempunyai tradisi hidangan lebaran yang berbeda-beda. Sayangnya saya sendiri belum menemukan hidangan lebaran apa yang menjadi ciri khas di rumah saya. Bagaimana bisa mempunyai ciri khas, setiap lebaran, saya kan enggak pernah masak. Masak juga buat siapa, karena kami selalu pergi bersilaturahmi ke banyak tempat. Jadi wisata kuliner seharian berhari-hari deh, hihihi.... Nah, di setiap tempat itu, saya mempunyai hidangan lebaran favorit yang selalu ditunggu-tunggu.

Di rumah orang tua
Setiap lebaran, Mamah pasti membuat ketupat. Biasanya dilengkapi dengan gulai dan sambal goreng kentang. Tapi enggak pernah sama. Misalnya nih, tahun sebelumnya Mamah membuat gulai ayam serta sambal goreng kentang dan ati. Dua tahun sebelumnya, Mamah membuat gulai daging serta sambal goreng kentang dan petai. Sedangkan tahun ini, Mamah membuat gulai kikil serta sambal goreng kentang dan udang. Yang selalu sama dan membuat hidangan di rumah Mamah semakin nendang yaitu ase cabe hijaunya. Wuih, pedas dan segar....

Di rumah tantenya Mamah
Karena orang tua Mamah (Nin) sudah enggak ada, maka kami semua berkumpul di rumah adiknya Nin yang paling besar. Hidangan lebarannya tidak jauh dari gulai, sambal goreng, dan kawan-kawannya. Tapi selain itu, biasanya selalu ada macaroni schotel juga. Ternyata macaroni schotel digabung dengan kuah gulai itu, enak banget loh!

Di rumah adiknya Papah
Berhubung orang tua Papah (Papih dan Ibu) juga sudah enggak ada, jadi kami semua berkumpul di rumah adiknya Papah yang rajin bantuin Ibu menyiapkan hidangan lebaran. Jadi, sejak Ibu masih ada sampai sekarang, hidangan lebarannya masih sama. Ketupat, opor ayam, sayur labu, dan telur pindang. Ciri khasnya dan yang selalu bikin kangen adalah taburan pelengkapnya. Sambal petis, bubuk kacang, dan bubuk kelapa. Campuran kuah opor dan kuah sayurnya jadi terasa spesial banget deh ;)

Di rumah mertua
Hidangan lebaran di rumah mertua sih anti-mainstream. Enggak pernah ada ketupat dan gulai atau opor. Tahun ini ibu mertua menyajikan semur daging, ayam kampung goreng, belut goreng, paru goreng, dan sayur asem sebagai hidangan lebarannya. Wuih, seger! Tapi, bukan itu ciri khasnya. Yang selalu ada dan selalu ditunggu-tunggu setiap lebaran adalah godognya. Godog (atau ada juga yang menyebutnya bebecek, beleketek, bebeye, dan entah apa lagi), sejarahnya sih merupakan makanan sisa lebaran (sambal goreng kentang, tumis sayur, dan semur daging) yang dicampur dan dihangatkan terus-menerus. Namun godog zaman sekarang sih bukan terbuat dari makanan sisa, tapi sengaja dibuat sejak beberapa hari sebelum lebaran, dicampur, dan dihangatkan terus-menerus, sehingga warnanya menjadi hitam dan aromanya menjadi khas. Hmmm, cocok banget dimakan bersama ulen (ketan goreng)....

godog ulen
Di rumah mertua adik ipar
Dulu, suami tante (adiknya Papah) yang dari Jambi selalu membawakan masubah untuk dihidangkan saat lebaran. Tapi sudah bertahun-tahun enggak pernah lagi. Padahal saya doyan banget sama kue khas Palembang ini. Eh, enggak nyangka pas silaturahmi ke rumah mertua adik ipar, ternyata ibunya tidak hanya membuat dan menghidangkan kue lapis surabaya tetapi juga... masubah di mejanya. Langsung dong saya cicipin masubahnya, manis dan legit. Alhamdulillah :D

Di rumah mertua adik
Saya enggak tahu, apa ciri khas hidangan lebaran di rumah mertua adik. Karena kami biasanya silaturahmi ke sana beberapa hari setelah lebaran. Yang selalu terbayang di lidah sih soto minya. Enak dan seger banget. Beda dengan soto mi-soto mi lain yang pernah saya coba. Bukan buatan sendiri, tapi dari pedagang yang keliling di sekitar rumah. Sayangnya sejak beberapa tahun lalu, pedagangnya pensiun dan enggak berjualan lagi :( Senangnya, karena tahun ini kami diberi suguhan soto mi yang rasanya mirip dengan soto mi sebelumnya. Dagingnya empuk dan melimpah, serta kuahnya gurih dan segar.

soto mi bogor
Kalau teman-teman, apa hidangan spesial lebarannya? ;)

Tuesday, July 21, 2015

Cerita Puasa Pertama Jav

Bulan Ramadhan sudah berlalu. Saya dan suami sepakat bahwa bulan Ramadhan tahun ini terasa sangat singkat. Rasanya baru kemarin mulai puasa, tahu-tahu sudah memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, tahu-tahu sudah Lebaran. Huaaa....

Selain waktu yang terasa singkat, ada hal lain yang berbeda di tahun ini. Bulan Ramadhan kali ini merupakan kali pertama bagi Jav belajar berpuasa. Yeay! :D

Sejak sebelum memasuki bulan Ramadhan, Jav memang sudah tertarik untuk ikut berpuasa. Awalnya sih karena dia melihat iklan hmmm... apa ya saya lupa, pokoknya ada anak kecil yang sedang berpuasa. Jadilah Jav pun ikutan heboh, "Jav juga mau puasa!"

Berhubung keinginan untuk ikut berpuasanya muncul atas kesadaran sendiri, maka saya hanya tinggal menjelaskan pengertian puasa pada Jav. Dengan bahasa yang sederhana tentunya. Bahwa puasa itu berarti tidak makan, tidak minum, dan tidak marah-marah, hihihi... sejak adzan Shubuh hingga adzan Maghrib. Selain itu, saya pun berjanji akan memberikan hadiah apabila dia ikut berpuasa selama sebulan penuh. Makin semangat deh jadinya.

Saya sih mengajak Jav untuk ikut berpuasa sejak adzan Ashar sampai adzan Maghrib. Alasannya:
  • Jav ini makannya lama sekali. Siang saja makannya bisa sampai sejam, apalagi kalau harus sahur. Ya dianya mengantuk, ditambah mengunyah makanannya lama pula. Pasti bakal repot, heuheu....
  • Waktu puasanya relatif lebih pendek daripada berpuasa sejak adzan Shubuh hingga adzan Dzuhur. Yang penting pengenalan saja dulu.
  • Jav bisa ikut merasakan nikmatnya berbuka puasa ketika adzan Maghrib bersama kami. Coba kalau buka puasanya pas adzan Dzuhur, sendirian dan kurang 'seru', hehehe....

Buka puasa di rumah Nin

Lalu bagaimana praktiknya? Begini nih.
  • Beberapa kali Jav ikut bangun ketika sahur. Kadang mau makan nasi, tapi lebih sering tidak maunya. Untung kalau ngemil roti dan minum susu sih pasti mau. Saya jelaskan pada Jav bahwa dengan makan sahur, kita akan mendapat pahala.
  • Dibandingkan puasa di pagi hari, ternyata puasa di sore hari godaannya lebih besar. Karena sore hari itu waktunya Jav bermain di luar rumah, main sepeda atau main bola bersama temannya. Saya sudah mengingatkan agar mainnya jangan terlalu heboh supaya tidak capek dan haus. Tapi namanya anak-anak, kalau sudah main ya maksimal banget. Akhirnya pas pulang ke rumah langsung cari air minum. Kasihan deh, tapi saya harus tega untuk tidak memberinya minum. Apalagi waktu buka puasanya tinggal beberapa menit lagi. Alhamdulillah, ternyata Jav memang kuat sih.
  • Sayangnya, lingkungan di sekitar kami rupanya kurang mendukung. Pernah nih Jav main ke rumah temannya. Ternyata malah dikasih minuman dan camilan. Pernah juga ketika berkunjung ke rumah saudara, tahu-tahu Jav sudah dikasih minum susu tanpa sepengetahuan saya, huhuhu....
  • Saya sendiri pun sebenarnya belum benar-benar konsisten mengajak Jav belajar puasa. Sebagai blogger, saya pernah beberapa kali memenuhi undangan buka puasa bersama. Kalau tempatnya mendukung, saya ajak Jav berpuasa. Tapi kalau tempatnya kurang mendukung (berlokasi di pusat keramaian di mana Jav akan lebih tertarik untuk bermain daripada duduk manis dan makan), terpaksa sebelum pergi saya mengajaknya makan terlebih dulu.

Ikut sahur
Apabila dihitung, tahun ini Jav hanya sukses berpuasa selama sekitar 2/3 bulan saja. Tapi hadiahnya tetap saya kasih dong. Pertimbangannya, setiap Jav gagal berpuasa, penyebabnya bukan karena faktor dari dalam (Jav yang tidak kuat) tetapi karena faktor dari luar (lingkungan yang kurang mendukung serta saya yang belum konsisten). Hadiahnya apa lagi kalau bukan diecast mobil, sesuai permintaan Jav. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi :)

diecast tomica
1 dari Ayah-Bunda, 2 dari Nin-Yangki

Monday, July 20, 2015

Cermat Memilih Kartu Kredit di Cermati.com

Beberapa waktu yang lalu, teman saya pernah bertanya mengenai seluk beluk kartu kredit. Namanya juga pengantin baru, mungkin banyak keperluan rumah tangga yang harus dibeli. Sayangnya saya tidak dapat membantu teman saya tersebut, karena belum pernah mempunyai pengalaman menggunakan kartu kredit, heuheu....

Sekarang ini, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan kartu kredit. Namun memilih kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, saya sih membayangkannya seperti mencari mainan Jav di kotak mainannya :p Pasti ada, tapi membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan waktu yang lama :D

"Pusing ya, kalau coba survei, datengin banknya satu per satu?" Begitu pertanyaan bodoh yang waktu itu keluar dari mulut saya. Teman saya hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Atau browsing aja di website banknya?" Saya mencoba memberi usul lain yang lebih masuk akal. "Iya, yah," Teman saya itu mulai mempertimbangkan pendapat saya.

"Oiya, coba tanya di grup ITBMotherhood atuh. Pasti banyak deh yang udah punya pengalaman pakai kartu kredit." Tiba-tiba saya teringat pada grup di Facebook yang berisi kumpulan para ibu-ibu alumni ITB. "Nah, betul banget tuh! Makasih ya, udah diingetin," ucapnya dengan wajah yang semringah.

Hmmm, seandainya dulu saya sudah mengenal Cermati.com, pasti deh langsung saya kasih tautannya pada teman saya itu. Cermati merupakan perusahaan start-up di Jakarta yang bergerak di bidang teknologi finansial. Produknya merupakan informasi finansial yang super lengkap dan sangat mudah diakses, sehingga masyarakat dapat membuat keputusan finansial yang paling tepat secara cermat. Salah satunya yaitu dalam memilih kartu kredit.


Apabila kita memilih kartu kredit di website Cermati, maka akan muncul 250 lebih produk kartu kredit yang tersedia di Indonesia. Wuih, ternyata banyak sekali ya. Untung teman saya tidak jadi survei mendatangi setiap banknya satu per satu, hihihi....


Di halaman tersebut, kita dapat melihat highlight dari masing-masing kartu kredit. Mulai dari rating (dalam skala 1 sampai dengan 5), resume singkat, jumlah iuran tahunan, serta besaran cashback. Semua produk diurutkan berdasarkan rating-nya. Tetapi bisa juga kok diubah urutannya, misalnya berdasarkan jumlah iuran tahunan atau besaran cashback-nya.


Apabila ada yang menarik, kita dapat mengetahui informasi lengkapnya dengan cara mengklik produk tersebut. Nanti muncul deh semua informasi yang kita butuhkan. Mulai dari promo yang sedang berlaku, fiturnya, biaya dan denda, persyaratan, cara pengajuan, serta ulasan tambahan mengenai produk tersebut. Di bagian paling bawah, terdapat pilihan kartu kredit lain yang diterbitkan oleh bank yang sama.





Untuk memudahkan pencarian, website ini juga memiliki fitur penyaringan yang sangat mudah digunakan. Fitur tersebut hanya akan memunculkan kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kita. Misalnya berdasarkan tipenya, penerbitnya, iuran tahunannya, syarat penghasilan tahunannya, dan provider-nya. Kalau sudah disaring, tinggal cermati dan pilih deh kartu kredit mana yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan kita ;)


Kalau mau membandingkan beberapa produk kartu kredit juga bisa loh. Jadi bisa langsung terlihat kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing produk.



Oiya, informasi produk yang tersedia di Cermati ini bukan hanya kartu kredit saja. Masih ada yang lainnya juga seperti tabungam, deposito, kredit tanpa agunan, kredit multi guna, kredit motor, kredit mobil bekas, dan kredit pemilikan rumah. Jadi, bagi teman-teman yang sedang membutuhkan informasi mengenai berbagai produk finansial, tidak perlu bingung lagi, langsung saja cek di Cermati :)

Wednesday, July 15, 2015

Bekerja dan Menyusui? Siapa Takut!

Sebagian besar sahabat dan teman-teman saya merupakan mama yang bekerja di luar rumah (pegawai kantoran). Ketika mempunyai anak, mereka gagal memberikan ASIX (Air Susu Ibu Eksklusif) pada bayinya. Alasannya beragam. Ada yang masih mencampur asupan ASI dengan susu formula. Tetapi ada juga yang langsung menyerah 100% pada susu formula.

Padahal, sebelumnya saya sudah sering berbagi artikel maupun menceritakan pengalaman saya ketika menyusui. Tentang manfaat ASI, konsep supply demand, cara kerja hormon oksitosin, memanfaatkan LDR (let down reflect) untuk memerah/memompa, dan lain-lain. 

Kalau akhirnya mereka gagal, saya bisa apa? Bukan hak saya untuk menghakimi. Apalagi mengingat status saya sebagai mama yang tidak bekerja di luar rumah. Nanti malah dianggap jago ngomong saja, karena belum pernah merasakan beratnya perjuangan bekerja sambil tetap menyusui. 

Nah, dalam rangka Pekan Air Susu Ibu se-Dunia (World Breastfeeding Week) yang diselenggarakan oleh UNICEF pada minggu pertama bulan Agustus, Indonesia pun turut serta merayakannya dengan mengadakan Bulan ASI Nasional selama bulan Agustus.

The Urban Mama juga turut serta menyukseskan program tersebut dong. Tahun ini, komunitas yang mewadahi para mama kece untuk saling berbagi dan mendukung tugas mulianya sebagai ibu, kembali mengadakan TUM Breastfeeding Month. Selama bulan Agustus, TUM akan mengangkat hal-hal yang berkaitan dengan menyusui sebagai tema besarnya. 

Adapun kampanye utamanya yaitu Breastfeeding and Work, Let's Make It Work! Wuih, asyik banget ya. Cocok nih untuk para mama yang bekerja tetapi tetap ingin memberikan ASIX sebagai nutrisi terbaik bagi buah hatinya. Makanya, para mama kece yang bekerja, jangan sampai ketinggalan ya. Catat nih detail acaranya.
  • Acara: TUM Breastfeeding Seminar - Breastfeeding and Work, Let's Make It Work! 
  • Waktu: Sabtu, 8 Agustus 2015, pukul 10.00 - selesai
  • Tempat: Landmark Tower No. 1, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta
  • HTM: Rp 100.000 (single) / Rp 150.000 (couple - suami istri).

Nara sumbernya keren-keren, yaitu para #TUMExpert, Anna Surti Ariani dan Fatimah Berliana Monika. Anna Surti Ariani adalah seorang psikolog yang memiliki minat besar terhadap dunia keluarga. Saya sendiri sering mengikuti kultwitnya di @AnnaSurtiNina. Nanti, Mama Nina akan membahas mengenai "Sukses Menyusui dengan Trik-Trik Psikologis". Sedangkan Fatimah Berliana Monika adalah konselor laktasi dan merupakan La Leche League (LLL) Leader of Rochester South NY, US. Hasil karyanya yang berjudul Buku Pintar ASI dan Menyusui sudah pernah saya tulis reviewnya di sini. Pada acara tersebut, Mama Monik akan membahas mengenai "Tips dan Trik Memerah serta Ruang Laktasi".

Pssst, bagi mama yang tidak bekerja pun, enggak ada salahnya loh mengikuti acara ini. Ilmunya bisa dimanfaatkan untuk mengantisipasi kejadian tak terduga seperti mama yang tiba-tiba sakit parah sehingga tidak bisa menyusui secara sementara (seperti kejadian yang menimpa saya ketika Jav baru berumur delapan bulan). Atau agar bisa sekali-kali menikmati indahnya jalan-jalan malam mingguan berdua saja bersama suami :p

Bagi yang berminat, pembelian tiketnya bisa dilakukan di sini ;)

tumbreastfeeding seminar

Monday, July 13, 2015

Lebaran: Saatnya Mengenalkan Balita pada Keluarga Besar

lebaran silaturahmi

Lebaran tinggal beberapa hari lagi! Walaupun enggak punya tempat mudik, tapi tetap perlu siap-siap nih bakal jalan-jalan seharian keliling daerah Bandung dan sekitarnya untuk bersilaturahmi dengan seluruh keluarga besar :)

Saya dan suami lahir dalam keluarga yang bisa dikatakan cukup kecil. Saya hanya memiliki satu saudara kandung. Begitu juga dengan suami yang hanya memiliki dua saudara kandung. Walaupun begitu, kami beruntung karena merupakan bagian dari keluarga besar orang tua masing-masing. Bayangkan, ayah saya mempunyai sebelas saudara kandung. Begitu pun dengan ayah mertua yang mempunyai dua belas saudara kandung.

Sayangnya, karena kesibukan masing-masing, sulit bagi seluruh anggota keluarga besar untuk dapat berkumpul. Biasanya, kami baru bisa bertemu pada momen-momen spesial seperti acara pernikahan atau lebaran.

Walaupun begitu, saya enggak khawatir Jav akan kesulitan mengenal saudara-saudaranya. Karena biasanya, saya selalu memanfaatkan momen lebaran untuk mengenalkan Jav dengan seluruh anggota keluarga besar.

Yup, setiap lebaran, kami mengunjungi minimal empat tempat. Bersilaturahmi dengan keluarga besar ibu saya, keluarga besar ayah saya, keluarga besar ibu mertua, dan keluarga besar ayah mertua. Capek tapi seru :D

Beberapa hari sebelum lebaran, saya biasanya mempersiapkan Jav dengan memberitahunya terlebih dahulu siapa saja yang akan kami kunjungi selama lebaran. Dengan begitu, Jav sudah mempunyai sedikit gambaran mengenai siapa saja yang akan dia temui, hubungan kekerabatannya, di mana tempatnya, dan sebagainya.

Ketika tiba di tempat tujuan, sambil berjalan, saya ulangi lagi penjelasan sebelumnya. Untungnya, ke mana pun kami pergi, Jav yang selalu ingin tahu selalu bertanya, "Ini di mana?". Begitupun ketika lebaran. Maka, saya pun akan menjawab, "Kita udah sampai di Cimahi, di rumahnya Wa Mamat. Wa Mamat itu kakaknya Aki. Nanti di dalem, banyak sodara-sodaranya Aki, ngumpul semua di sini."

Saat memasuki rumah, saya akan mengajak Jav bersalaman dengan saudara-saudara yang kami temui. Enggak lupa, saya sebutkan juga siapa namanya. Dengan begitu, Jav enggak akan merasa asing dengan saudara-saudaranya meskipun kami jarang bertemu.

Biasanya sih awalnya Jav selalu malu-malu dulu apabila bertemu dengan orang-orang yang belum dia hafal. Saya biarkan saja, toh dulu juga ketika pertama kali dikenalkan pada keluarga besar suami, saya juga butuh waktu agak lama untuk pemanasan dan melihat situasi :p Maka, saya pun enggak mendesak Jav agar bisa langsung akrab dengan mereka. Nanti juga kalau sudah merasa cukup nyaman, Jav berani berinterkasi dan bermain dengan saudara-saudara sebayanya. Akhirnya malah susah ketika diajak pulang :))

Agar ingatan tentang saudara-saudaranya tetap terjaga, di rumah, saya ajak Jav untuk bercerita tentang kegiatan kami ketika lebaran. Kalau sempat, saya juga mengabadikan beberapa momen di rumah saudara menggunakan kamera. Supaya Jav bisa melihat dan mengingat wajah serta kenangan bersama saudara-saudaranya ;)

Friday, July 10, 2015

Makan Malam 'Seru' di Sop Buntut Pak Iing

Sore itu saya sedang memikirkan menu apa yang akan disiapkan untuk berbuka puasa, ketika ibu saya tiba-tiba menghubungi dan mengajak kami untuk buka puasa di Kambing Bakar Cairo. Wuih, memang sudah lama saya mendambakan kambing muda bakar di tempat itu. Alhamdulillah, enggak perlu masak, hohoho....

Pukul setengah lima, kami--saya, Jav, dan orang tua--langsung meluncur ke daerah Buah Batu, sedangkan suami saya pergi sendiri menyusul dari kantor. Sejam kemudian kami sudah tiba di Jalan Pelajar Pejuang No. 104. Tapi, jreng jreng... Kambing Caironya sudah enggak ada dong, berganti dengan Sop Buntut Pak Iing. Hiks, padahal beberapa bulan yang lalu, suami dan ayah saya masih sempat makan di sana. Kok tiba-tiba enggak ada ya? Enggak laku gitu? Masa harus ke Gegerkalong? Jauh, huhuhu....

Karena waktu berbuka yang sudah kian dekat, akhirnya kami pun memutuskan untuk mencoba mencicipi makanan di sana. Menunya, hanya seputar sop buntut dan sop iga. Agak kecewa. Yang begitu sih, sering makan di restoran khas Sunda :( Pengunjungnya sepi pula. Tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi. Apalagi kokinya sempat mengiming-imingi kami dengan menu baru yang lain--yang belum tercantum di buku menu--seperti Iga Sambal Hijau dan Iga Rica. Ya bolehlah dicoba.

Menu Makanan

Menu Minuman

Ayah saya memesan Sop Iga, ibu saya memesan Sop Buntut Bakar, dan suami saya memesan Sop Buntut Goreng. Minumannya yaitu Teh Manis Hangat dan Jus Jeruk Hangat. Tapi, ketika saya memesan Sup Iga Rica pada pelayan, dia mengatakan bahwa menunya belum tersedia. Saya yang sejak awal sudah kecewa karena gagal menikmati kambing muda bakar akhirnya agak mengomel, "Loh, tadi katanya ada? Gimana sih?" Heuheu.... Setelah saya mengkonfirmasikan hal tersebut pada owner-nya, akhirnya menu pesanan saya bisa juga dibuat.

Takjil
Untungnya dapat takjil gratis, minuman segar berisi campuran jeli, sari kelapa, rumput laut, dan biji selasih. Cukup lah untuk menghibur hati saya yang kecewa. Apalagi Jav juga doyan banget sama minuman ini, hihihi....

Sup Iga

Sup Buntut Bakar

Setelah berbuka dan menikmati takjil, kami pun langsung melahap makan malam yang sudah tersaji di meja. Dalam konteks menyediakan makan malam di bulan puasa dengan pengunjung yang cukup ramai, penyajiannya terbilang cukup cepat. Iya, menjelang Maghrib, tempat itu langsung dipenuhi oleh pengunjung. Ramai :)

Sup Iga Rica

Dari segi tampilan, Sup Iga dan Sup Buntutnya cukup menarik. Rapi dan menggoda. Kalau dari segi rasa, saya hanya sempat mencicipi Sup Iga Rica milik saya dan Sup Buntut Goreng kepunyaan suami. Kuah supnya lumayan enak, tapi standar sih, enggak bikin lidah saya gimana gitu... Wortelnya juga terlalu lembek.

Sup Buntut Goreng

Daging Iga Ricanya empuk, bumbunya juga enak, pedasnya nampol! Sayang bumbunya kurang meresap ke dalam daging. Berbeda dengan daging Buntut Goreng yang tidak hanya empuk, tapi bumbu manis gurihnya juga benar-benar terasa meresap. Namun, seperti biasa, porsi nasinya sih kurang banyak sedikit lagi, jadi kami pesan satu porsi lagi untuk dimakan bersama.

Selesai makan, waktunya menunaikan ibadah salat Maghrib. Meskipun terlihat sebagai musala darurat, tapi sajadahnya cukup bersih. Untung ibu saya membawa mukena, karena saya tidak melihat ada mukena dan sarung di sana. Yang dirasa kurang nyaman bagi kami adalah tempat wudunya yang bersatu dengan toilet.

Terakhir, kami dikejutkan dengan tagihan yang jumlahnya sangat menakjubkan. Satu menu makanan, harganya berkisar antara Rp 38.000 sampai Rp 44.000. Namun ketika dijumlahkan, empat menu makanan dan minuman yang disantap di tempat, ditambah dua menu makanan yang dibungkus--untuk sahur, totalnya ternyata menjadi Rp 635.000. What?! Ketika dicek sama suami, rupanya harga Sup Iga Ricanya Rp 380.000. Seharusnya Rp 38.000, jadi angka 0-nya kelebihan satu. Weleh-weleh....

Kesimpulannya, makanannya sih recomended. Hanya saja hari itu kami mendapatkan dua pelajaran. Satu, sebelum berangkat, pastikan dulu tempat makan yang ditujunya masih ada dan memang buka. Dua, selalu cek tagihan yang diberikan oleh kasir. Untungnya kasir, pelayan, dan owner-nya sudah meminta maaf sih. Benar-benar makan malam yang seru pakai tanda kutip nih :D

Thursday, July 9, 2015

Asus ZenPower: Power Bank Mungil Berkapasitas Besar

review asus zenpower

Bulan Juni sepertinya bulan keberuntungan saya nih. Hmmm, semoga bulan-bulan selanjutnya juga ya :D Jadi, setelah dikasih Asus ZenFone 2 sama suami tercinta, seminggu kemudian saya dapat power bank-nya dari Asus, hohoho.... Pas banget deh. Ponsel saya langsung dapat pasangannya. Tahu sendiri kan, ponsel enggak ada apa-apanya kalau dayanya habis. Apalagi kalau habisnya di jalan. Bisa-bisa mati gaya dan waswas juga karena enggak bisa dihubungi.


Power bank saya ini keren banget. Namanya Asus ZenPower. Ini nih fitur-fiturnya.

Spesifikasi Asus Zenpower

  1. Mempunyai kapasitas yang besar. Yaitu sebesar 10.050 mAH. Ketika pertama kali menggunakan, saya membutuhkan waktu sekitar 6 jam agar baterainya terisi penuh. Setelah itu, bisa digunakan untuk mengisi ulang ponsel saya yang berkapasitas 3.000 mAH sebanyak tiga kali.  
  2. Proses isi ulang yang lebih cepat dan efisien. Karena memiliki arus output sebesar 2.4 Ampere. Saya hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam agar ponsel saya terisi penuh (dari posisi baterai tersisa 20%).
  3. Kecil dan ringan. Walaupun kapasitasnya besar, bukan berarti ukurannya juga besar. Bentuknya mungil seperti kartu kredit dan beratnya hanya 215 gram. 
  4. Desain premium. Casing luarnya menggunakan bahan aluminium. Menghasilkan tampilan yang cantik, tapi tetap kuat. Teksturnya halus sehingga terlihat lebih mewah. Dan ergonomis juga, sehingga nyaman banget ketika digenggam. 
  5. Warna yang stylish. Pilihan warnanya pun cantik-cantik dan cerah-cerah. Bisa dipilih sesuai dengan gaya dan kepribadian masing-masing. Kebetulan, saya dapatnya yang warna silver, cocok banget deh dengan gaya saya yang sederhana tapi elegan, hihihi....
  6. Lebih aman. Karena menggunakan 11 teknologi PowerSafe yang mengawasi tingkat suhu, mengendalikan voltase masuk dan keluar, dan menjaga dari kemungkinan arus pendek ketika sedang melakukan isi ulang. 
  7. Tahan lama. Karena menggunakan bahan dengan kualitas terbaik yaitu sel Panasonic dari Jepang. Konektor USB-nya juga telah lulus uji ketahanan setelah dipakai sebanyak 5.000 kali. Wuih mantap....

Menarik bukan? Sok atuh segera diburu Asus ZenPower-nya. Harganya mulai dari Rp 269.000 dengan garansi selama 6 bulan ;)

Wednesday, July 8, 2015

Tips Menjual Mobil Bekas

tips jual mobil bekas

Lebaran sebentar lagi! Udah pada belanja apa aja nih? Baju baru? Tas baru? Sepatu baru? Atau jangan-jangan ada yang mau beli mobil baru? Hehehe, lebaran bukan berarti semua harus baru dong ya. Tapi siapa tahu ada yang mau ganti mobil, saya kasih tipsnya nih apa saja yang bisa dilakukan agar mobil lamanya cepat laku.

Kebetulan suami sudah berhasil menjual mobil lama kami tanpa butuh waktu panjang dan enggak pakai repot. Sebenarnya, ini cerita lama sih, kejadiannya sudah lebih dari setengah tahun yang lalu. Cuman, mumpung mau lebaran nih, siapa tahu tipsnya bermanfaat untuk teman-teman yang mau meng-upgrade mobil lamanya supaya mudiknya lebih nyaman :D

1. Persiapkan kelengkapan dokumen. Semakin lengkap, semakin baik. Apalagi kalau mobilnya masih garansi atau diasuransikan atau masih rutin di-service di bengkel resminya. Bisa menambah harga jual tuh. Karena mobil yang kami jual merupakan mobil keluaran sepuluh tahun yang lalu, jadi STNK dan BPKB pun sudah cukup.

2. Kondisikan mobil dalam performa terbaiknya. Mobil yang kami jual ini sebenarnya performanya masih oke banget. Diajak ngebut di jalan tol tarikannya masih kencang, diajak ke tempat yang jalannya menanjak pun masih kuat. Tapi kekurangannya juga cukup banyak. AC-nya sudah enggak dingin, kaca di bagian supir sulit dibuka (repot kan kalau mau ngambil karcis dan bayar tol/parkir), serta yang paling parah akinya cepat habis. Jangan sampai deh kekurangan tersebut menurunkan harga jual atau minat pembeli. Oleh karena itu, sebelum dijual, kami perbaiki dulu kekurangannya, baik spare part maupun aksesorisnya. Karena logikanya, calon pembeli pasti menginginkan mobil yang siap dipakai, iya kan?

3. Dandanin yang cantik. Bisa dilakukan sendiri di rumah. Tapi kalau mau lebih oke sih, mending langsung saja dimasukkan ke salon mobil. Yang penting dipoles menggunakan bahan khusus agar warna cat yang tadinya cenderung kusam berubah menjadi lebih kinclong. Setelah cantik dan mengkilap, segera didokumentasikan. Fotonya bisa digunakan sebagai bahan pendukung untuk dijual secara online. Atau kalaupun tidak dijual secara online, setidaknya bisa menambah daya tarik bagi calon pembeli yang mampir ke rumah untuk melihat kondisi mobil.

4. Pilih cara penjualan yang dirasakan paling nyaman. Ada tiga cara yang bisa dilakukan, dan kami sudah sempat mencoba semuanya.
  • Jual langsung ke calon pengguna, bisa secara online ataupun offline. Pengalaman saya sih menjual langsung secara online (memanfaatkan website penjualan mobil bekas) hasilnya kurang efektif. Sedangkan menjual langsung secara offline (nongkrong seharian di pusat penjualan mobil bekas) juga sangat enggak efisien.
  • Jual ke dealer mobil bekas. Kalau mau menjual mobil dengan cepat, cara ini bisa digunakan. Tapi apabila menginginkan harga yang tinggi, jangan pakai cara ini deh. Masa, mobil kami dikomentari begini oleh salah satu pemilik dealer mobil bekas di Cimahi, "Mobil yang kaya gini sih, dikasih gratis juga saya mah enggak mau." Sakit hati!
  • Jual melalui orang marketing di dealer mobil baru. Jadi, petugas marketing yang menjual calon mobil incaran kami, menawarkan jasa tukar tambah mobil bekas. Entah apakah itu memang program di dealer tersebut, atau dia saja (yang kebetulan juga merupakan tetangga kami) yang terlalu kreatif :D Jadi perjanjiannya, kami tidak akan membeli mobil baru apabila mobil lamanya belum berhasil terjual dengan harga sejumlah xxx rupiah. Ya iyalah, kalau enggak begitu, uang untuk beli mobil barunya dari mana, hihihi.... Selanjutnya, dia deh yang mencari calon pembeli mobil lama kami. Akhirnya, mobil tersebut terjual dengan harga yang berada di bawah kesepakatan. Tapi alhamdulillah, kekurangannya dibagi dua. Sebagian oleh kami, sebagian lagi disubsidi dari perusahaannya.
starlet marun
Yang sudah menemani keluarga kami selama dua tahun :)

Monday, July 6, 2015

Ngabuburit sambil Ngebasreng

Kegiatan Asyik untuk Ngabuburit
Tidak terasa ya, sekarang kita sudah memasuki hari yang ke-19 di bulan Ramadhan. Teman-teman biasanya ngapain aja nih sambil menunggu waktu berbuka puasa? Mengaji? Tidur? Jalan-jalan? Atau ngemil kuaci? :p

Kalau saya sih, karena tidak bekerja di luar rumah, maka waktu ngabuburit biasanya dihabiskan ya apa lagi kalau bukan untuk menyiapkan makanan berbuka puasa. Apabila masih ada sisa waktu, paling blogwalking atau membaca buku.

Tapi, hari Jumat tanggal 3 Juli yang lalu, ada yang berbeda dengan kegiatan ngabuburit saya. Waktu itu saya ngabuburit sambil menikmati basreng. Pasti pada mengerutkan kening deh sambil berkata di dalam hati, "Loh, menunggu buka puasa kok sambil menikmati basreng. Batal dong puasanya," hihihi....


Basreng dan Gurita
Ih tenang, yang ini mah basrengnya beda. Bukan bakso goreng, tapi Buka Puasa Bareng #BloggerBDG, hehehe.... Semacam acara kopdarnya para blogger Bandung, silaturahmi sekaligus seru-seruan. Jadi lah sore itu Piset Square dipenuhi oleh ribuan puluhan blogger Bandung berpakaian hitam dengan gaya yang norak :D

Acara keren ini dibuka dengan pembacaan dua tulisan Kang Pepih Nugraha dari bukunya yang berjudul  “Ibu Pertiwi Memanggilmu Pulang” oleh Bang Aswi. Melalui kegiatan tersebut, Bang Aswi ingin mengingatkan kita untuk kembali pada hakikatnya sebagai blogger. Di tengah banyaknya lomba blog dan tawaran paid review yang memang menggiurkan, jangan sampai deh melupakan fitrah kita sebagai blogger yang menulis hal-hal sederhana serta mengemasnya menjadi bacaan yang renyah.


Selanjutnya, Teh Eka Riani--owner Kaos Gurita--sebagai pencetus terciptanya acara ini memberikan sambutan singkatnya. Katanya, Teh Eka ini kangen sama para blogger yang sudah dikenalnya sejak tahun 2013. Wah, padahal saya pribadi sih sudah mengenal Kaos Gurita sejak tahun 2008, ketika Kaos Gurita membuka stand kaos-kaos yang bisa ngomongnya di acara ITB ;)


Setelah itu, Teh Meti memberikan bocoran acara kopdar blogger nasional yang akan dilaksanakan di Bandung, kerjasama antara #BloggerBDG dan RTIK Bandung. Asyik!


Buka Puasa Bareng
Beberapa saat kemudian, adzan Maghrib pun berkumandang. Alhamdulillah, Teh Eka sudah menyediakan minuman dan makanan berbuka yang aduhai sekali. Selain air putih dan teh manis, ada buah-buahan dan gorengan juga. Bala-balanya cihuy banget deh....

Dok. Gurita Kaos Bisa Ngomong
Selesai ngemil gorengan dan salat Maghrib, kami pun langsung menikmati makan malam yang sudah disediakan oleh Hawaii Fried Chicken. Hmmm, ayam gorengnya renyah dan yummy banget! Saya menikmatinya dengan sangat lahap sambil mendengarkan cerita Pak Bhakti tentang usahanya yang sudah menaungi 350 brand termasuk Hawaii Fried Chicken ini. Wuih....

No Sosmed
Beres makan, terus bubar? Ah, itu mah di acara lain. Di acara Basreng ini, keseruan tidak hanya selesai sampai acara makan malam, masih ada kegiatan yang lebih seru menanti, yaitu games offline. Iya, kan supaya bisa khusuk bersilaturahmi, berbincang-bincang, dan bercanda, maka malam itu kami dilarang bermain sosmed. Gadget boleh dipakai hanya untuk lomba foto dan lomba blog.

Malam itu ada empat kelompok yang mengikuti lomba. Satu kelompok terdiri dari lima sampai tujuh orang blogger. Semuanya gokil-gokil. Ada grup Ucul, Manekin, Emak Gaul, dan Ganteng-Ganteng Blogger :)) Semua berlomba-lomba menghasilkan tulisan yang menarik serta foto norak yang paling unik. Bahkan saking niatnya, sampai ada manekin yang cedera :p

Dok. Nchie Hanie
Waktu itu saya satu kelompok bersama Teh Ummi, Teh Dey, Teh Meta, Euis, dan Widya. Asyiknya berada satu kelompok dengan orang-orang kreatif. Hasilnya, walaupun belum berhasil di lomba blog, tapi kami menjadi juara pertama di lomba foto. Yeay!

Hangatnya kebersamaan para blogger
Yang pernah kurus, minggir!
Semua Dapat Hadiah
Senangnya.... Pemenang lomba foto mendapatkan hadiah parsel dari Piset Square. Sedangkan pemenang lomba blog mendapatkan hadiah dari Kaos Gurita. Yang kalah kasihan dong.... Tenang, yang kalah juga dapat hadiah loh. Hadiahnya Apple dan Blackberry! Buah tapinya, bukan gadget :))

Hore! Dapat hadiah :)
Dibongkar... Dibongkar...
Basreng yang Membuat Ketagihan
Ternyata kopdar tanpa sosmed itu asyik ya. Pokoknya bikin ketagihan deh. Untungnya selama emaknya bernorak-norak ria, Jav lumayan anteng juga. Mulai dari main mobil-mobilan dan motor-motoran, main berdua sama anaknya Teh Ima, sampai main mobil-mobilan dan motor-motoran sendiri lagi :D

Semuanya dicobain, sampai skuter merah muda pun dicoba juga :p
Terima kasih ya untuk para panitia, Bang Aswi, Teh Nchie, dan Teh Meti. Serta untuk para sponsor, Kaos Gurita, Hawaii Fried Chicken, dan Piset Square. Acaranya benar-benar seru :) Ditunggu ya undangan untuk acara seru selanjutnya, hihihi.... 

Dok. Gurita Kaos Bisa Ngomong