
Makanan apa coba yang biasanya dicari ketika Lebaran? Di antara makanan bersantan seperti gulai dan opor yang melimpah, biasanya rujak dan mi bakso selalu jadi favorit.
Di rumah tantenya Mamah misalnya, rujak cuka yang pedas, asam, dan segar, selalu laris diserbu seluruh anggota keluarga besar Mamah. Di rumah adiknya Papah, mi bakso Mas Parno, mi bakso kampung yang ditanggung langganan keluarga besar Papah, selalu dinantikan kehadirannya.
Memang lumayan bosan juga sih kalau terus-terusan ketemu sama ketupat dan kawan-kawannya. Karena di mana-mana pasti hidangan lebarannya ketupat. Kepinginnya pasti yang segar-segar. Bahkan dulu, zaman saya masih gadis, selesai salat Ied, bukannya makan ketupat, malah makan mi instan ditambah tomat dan cabai rawit :))
Sayangnya, lebaran tahun ini, saya tidak sempat ngebakso. Setelah menikah, seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan silaturahmi menjadi dua kali lebih padat. Padahal kalau niat sih, tempat-tempat mi bakso langganan saya pasti sudah buka di hari pertama lebaran juga.
Untungnya nih, di rumah, saya mempunyai stok batagor instan. Tau batagor kan? Bakso tahu goreng. Bandung memang surganya batagor. Mau yang enak, ada. Mau yang enak banget juga banyak. Harganya pun bervariasi, mau yang murah meriah sampai yang mahal dan enggak masuk di akal juga ada :D Versinya pun terdiri dari dua macam, ada yang kering disajikan bersama saus kacang, ada juga yang basah disajikan bersama kuah hangat yang gurih.
Batagor instan yang baru saya coba ini jenisnya batagor kuah. Namanya Yoel's. Pilihan rasanya banyak sekali. Ada yang original, ada juga yang diberi taburan kacang, kerupuk udang, makaroni, keripik setan, basrengm dan lain-lain. Bahkan untuk anak juga tersedia. Yang original harganya Rp 12.500, yang ditambah taburan harganya Rp 13.500, sedangkan yang untuk anak harganya Rp 14.500.
Batagor instan ini bisa didapatkan secara online. Kalau mau, langsung saja cek di website-nya http://batagorkuahinstan.com. Tapi waktu itu sih, saya langsung pesan melalui BBM Messenger kepada pemiliknya. Prosesnya cepat. Saya transfer siang hari, sore hari langsung dikirim. Keesokan harinya, batagornya sudah sampai deh di rumah.
Kemasannya rapi, disegel dengan plastik bening. Warnanya juga cukup menarik. Dan keterangannya pun cukup lengkap. Tanggal kedaluwarsa, komposisi, cara pembuatan, dan takaran air panas tercantum di kemasan. Namun komposisinya kurang jelas, apakah menggunakan bahan pengawet atau tidak, apakah menggunakan bahan penyedap atau tidak, serta apakah menggunakan pewarna buatan atau tidak. Padahal, itu kan penting sekali.

Cara membuatnya sangat mudah, layaknya makanan instan lain. Tinggal buka kemasannya, keluarkan batagornya dari dalam plastik dan masukkan ke dalam wadah, tuangkan bumbu-bumbunya (kaldu, cabai, minyak bawang, dan kecap asin), lalu tambahkan air panas sesuai takaran. Tutup wadahnya, lalu tunggu selama sepuluh menit. Batagor kuah pun siap untuk disantap.
Ternyata menyantap batagor kuah ini cukup mengenyangkan juga. Siomaynya sih lumayan enak, rasa ikannya terasa, dan teksturnya kenyal-kenyal semi kriuk-kriuk. Kuahnya juga gurih dan pedas. Sayang kalau tahunya sih, saya merasa kurang cocok, kering dan keras. Taburannya (waktu itu saya memilih taburan basreng dan kerupuk udang pedas) oke banget, membuat batagor kuahnya semakin ramai :p

Batagor instan ini memang praktis, cocok sekali untuk dibawa sebagai bekal di jalan apabila bepergian ke luar kota atau camping di gunung. Tapi kalau untuk dimakan di rumah, saya sih mending pilih batagor yang biasa saja lah :D