Monday, July 13, 2020

Belajar Bercocok Tanam dengan Cara Hidroponik

hidroponik

Salah satu hikmah dari pandemi Covid-19 yaitu saya jadi belajar menanam tanaman secara hidroponik. Kebetulan ada teman SMA yang sudah master, jadi mulai belajar bareng-bareng sama teman yang lain.

Jujur, sebenarnya saya enggak pernah tertarik dengan kegiatan bercocok tanam. Jangankan menanam tanaman. Tanaman yang sudah ada saja (bukan saya yang menanam) enggak pernah diurus, disiram pun seingatnya saja, heuheu.... 

KENAPA HIDROPONIK?

Tapi kali ini saya mulai tertarik karena pertama, di masa pandemi ini saya butuh kegiatan baru atau pengalih perhatian dari kecemasan melihat perkembangan pandemi serta padatnya jadwal membersamai Jav melaksanakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). 

Kedua, ceritanya saya tuh ingin memulai usaha menuju kemandirian pangan keluarga. Sepertinya asyik jika bisa memiliki kebun di rumah sendiri. Kalau butuh tinggal petik saja. Apalagi di masa pandemi begini kan, jadi enggak perlu terlalu sering belanja ke luar rumah.

Makanya, meski sekarang musimnya mengoleksi tanaman hias, saya sih belum tergugah. Lebih memilih menanam tanaman yang hasilnya bisa dikonsumsi, hihihi....

Ketiga, karena dalam praktiknya, menanam secara hidroponik ini menggunakan air. Enggak memakai tanah. Jadi enggak perlu kotor-kotoran. Penting banget nih, hohoho....

Hidroponik (bahasa Inggris: hydroponic) adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.(Wikipedia)

Dan terakhir, karena dilakukan bersama-sama dengan teman. Kalau sendiri khawatir tiba-tiba mager di tengah jalan. Sedangkan kalau bareng-bareng begini kan jadi ada penyemangat. 

PERLENGKAPAN HIDROPONIK

Nah, untuk memulainya, tentu saja perlu mempersiapkan perlengkapannya terlebih dahulu. Perlengkapan tersebut disesuaikan dengan metode yang akan digunakan.

Jadi, hidroponik ini banyak macamnya. Ada sistem statis (boks, botol, guyur, dan lain-lain), sistem dinamis (gully, DFT, NFT), rakit apung, dutch bucket, dan lain-lain. Saya memilih metode yang paling mudah saja, yaitu wick system. Wick system (sistem sumbu) merupakan sistem hidroponik statis. Cara kerjanya mengandalkan prinsip kapilaritas air melalui penggunaan sumbu sebagai perantaranya.

Selain mudah, metode ini juga termasuk murah. Perlengkapannya bisa memanfaatkan barang bekas (botol atau box) yang ada di rumah. Tetapi berhubung saya kepingin yang praktis, dan memang enggak ada botol bekas ukuran besar (1,5 liter) juga di rumah, jadi memakai baki hidroponik saja. Dibeli secara online sepaket dengan perlengkapan dan bahan lainnya.

Berikut perlengkapan dan bahan-bahannya:
  1. Benih sayuran
  2. Rockwool 
  3. Nutrisi AB Mix 
  4. Botol bekas
  5. Netpot
  6. Baki hidroponik
  7. Kain flanel

TAHAPAN MENANAM SECARA HIDROPONIK

Apabila semuanya sudah siap, bisa langsung praktik deh. Saya memulainya pada akhir bulan April (pas awal Ramadan) kemarin.

Pertama,
Menyiapkan Media Tanam

Sebelum menyemai benih, perlu dipersiapkan dulu media tanamnya, yaitu rockwool. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran netpot. Pokoknya maksimal tingginya selisih 1 cm dari tinggi netpot. Kebetulan punya saya sudah dipotong-potong dan dilubangi sama penjualnya, hohoho.... Adapun jumlahnya, disesuaikan dengan jumlah benih yang akan disemai. 

hidroponik
Rockwool

Selanjutnya rockwool tersebut direndam dalam air baku selama kurang lebih 24 jam. Oh iya, air baku yang bisa digunakan yaitu air yang ppm-nya di bawah 100 seperti air hujan, air buangan AC, air isi ulang, atau air minum dalam kemasan. Berhubung waktu itu masih musim hujan, saya menggunakan air hujan yang sudah ditampung. 

Setelah direndam, bisa ditiriskan dan rockwool pun siap untuk digunakan. 

Kedua,
Menyemai Benih

Saya menyemai benih pakcoy (samhong) dan selada. Benihnya langsung saja dimasukkan ke dalam lubang pada rockwool. Enggak perlu dalam-dalam, cukup 1 mm, agar mudah melihatnya. Setelah itu disimpan di tempat yang gelap. Lalu dicek 24 jam kemudian, apakah sudah sprout atau belum.

hidroponik
Macam-macam benih

Bagusnya sih dilakukan pagi hari. Supaya kalau sudah sprout, langsung dijemur di bawah sinar matahari pagi. Kalau belum, ya disimpan lagi di tempat gelap, dan dicek lagi keesokan harinya. Sedangkan kalau 3 hari enggak sprout juga, berarti ganti saja benihnya. Move on dong, hihihi....

Ketiga,
Menjemur di Bawah Sinar Matahari

Apabila sudah sprout, harus langsung dijemur tuh. Jangan sampai telat diberi sinar matahari karena tanamannya bisa kutilang (kurus, tinggi, langsing). Nanti pertumbuhannya enggak optimal. Karena batangnya terlalu kecil, enggak akan kuat menahan beban kehidupan. Bisa layu apabila terkena angin atau hujan.

hidroponik
Sprout

Sambil dijemur, rockwool direndam air baku lagi setinggi seperempatnya. Dijaga supaya enggak kering dan tetap lembap. Dijemurnya sampai kapan? Sampai panen ya. Semangat mengejar matahari, hohoho....

Keempat,
Memberi Nutrisi

Nutrisi pada hidroponik disebut dengan AB Mix. Jadi dalam satu paket, terdiri dari Mix A dan Mix B. Untuk membuatnya menjadi nutrisi siap pakai, cukup mengikuti petunjuk yang tercantum di kemasannya.

hidroponik
Nutrisi hidroponik, Mix A

hidroponik
Nutrisi hidroponik, Mix B

Mix A dan Mix B masing-masing ditambah air baku menjadi pekatan A dan pekatan B. Baru setelahnya, pekatan A dan pekatan B tersebut ditambahkan ke dalam air baku sehingga menjadi nutrisi siap pakai. Dosisnya berbeda-beda tergantung tanamannya. Oh iya, sebelum digunakan, pekatan A dan pekatan B sebaiknya disimpan di tempat gelap. 

hidroponik
Pekatan A, Pekatan B, larutan nutrisi

Nah, setelah muncul daun ketiga (daun sejati), air baku diganti dengan air nutrisi. Tetapi nutrisinya setengah dosis dulu. Kalau tingginya sih sama, seperempat tinggi rockwool. 

hidroponik
Sudah muncul daun ketiga (daun sejati)

Kelima,
Pindah Rumah Tanam

Setelah muncul daun kelima, saatnya pindah rumah. Namanya juga sistem sumbu, jadi menggunakan sumbu sebagai perantaranya. Sumbunya yaitu kain flanel. Kain flanel ini diselipkan ke dalam netpot dan dibuka agar rockwool bisa masuk.

hidroponik
Pindah rumah

Setelah rockwool masuk, ditarik deh. Jadi kain flanelnya memeluk rockwool, sehingga rockwoolnya bisa tetap lembap. Kemudian netpot dimasukkan ke lubang pada baki hidroponik. Sekarang, larutan nutrisinya diberi sesuai dengan dosis normal.

hidroponik
Cantik...

Selanjutnya tinggal perawatan saja deh. Yaitu rutin mengecek ketinggian larutan nutrisi. Apabila sudah mau habis, segera diisi kembali. Berhubung enggak pernah hujan lagi, saya menggunakan air PDAM saja deh sebagai air bakunya, heuheu....

hidroponik
Penampakan bagian dalamnya

Oh iya, karena sistemnya statis, airnya enggak mengalir, maka perlu dicek juga jangan sampai ada jentik nyamuk. Kalau ada, disaring dan dibuang saja. 

Keenam,
Panen

Terakhir, akhirnya panen. Yeay! Prestasi banget untuk orang seperti saya yang menyiram tanaman saja malas, hihihi.... Kalau selada langsung diambil saja semuanya.

hidroponik
Selada siap panen

Sedangkan pakcoy (samhong), bisa dipetik daunnya saja. Jadi, pada daun yang sudah tua, digunting di bagian bawah batangnya. Sisakan yang muda. Seminggu kemudian banyak lagi loh. Seru, enggak habis-habis. Sampai sekarang, entah sudah berapa kali panen. Enggak dihitung saking banyaknya. 

hidroponik
Pakcoy (samhong) petik daun

Senang deh. Rasanya mewah banget bisa makan sayuran hasil tanam dan panen sendiri. Bersih dan fresh. Setelah percobaan pertama ini sukses, jadi kepingin coba menanam yang lain lagi. Akhirnya saya mencoba menanam bayam. Harusnya sebentar lagi panen. Cerita lengkapnya menyusul ya.

26 comments :

  1. Waaaah, salut banget deh mbak bercocok tanam hidroponik di rumah. Iya sih kita tuh mesti punya kegiatan yang disukai, bisa dilakukan selama di rumah aja jadi ga bosan banget jadinya hehehe. Bibi, benih, pot, pupuk dan tanamannya bisa dibeli online juga ya udah banyak yg jual sekarang, jadi kita cukup duduk manis di rumah. Pasti bahagia kalau hasilnya tumbuh subur. Pandangin terus sambil mamam mie instan hahaha :D

    ReplyDelete
  2. Pasti lebih seger makan sayuran hasil bercocok tanam sendiri..
    Salut, dari nyiram aja males jadi bisa punya panenan ya Mbak. Wabah beneran membawa hikmah.
    Oh ya, pakcoy nya bisa panen berkali-kali ternyata ya...wah, senengnya. Hemat berarti ya, ga beli sayur lagi. Ditunggu cerita bayamnya ya

    ReplyDelete
  3. Beughh, ternyataaaa kalo dilakoni dgn serius dan sepenuh cinta, hasilnya bisa maknyus gini ya Mbaaa
    aku jadi tertulari semangatnya nih haphaphaaappp!

    ReplyDelete
  4. Salah satu sisi positif pandemi, ya. Kalau di rumah saya yang hobi menanam itu suami. Dia memang dari dulu senang dengan tanaman. Saya menikmati aja hasilnya hehehe

    ReplyDelete
  5. Seru juga ya Mbak, menumbuhkan sayur sendiri untuk kebutuhan keluarga. Kita tahu sayurnya gak pakai pestisida. Tapi ada hama juga gak sih Mbak untuk tumbuhan hidroponik ini. Karena medianya cuma dari air, terus zat makanan dimasukan ke dalam airnya berarti ya

    ReplyDelete
  6. Sejak pandemi ini jadi banyak orang yang bercoxok tanam yaa.
    Saya pun penasaran dengam cara hidroponik ini. Untung mbak Natalia tulis di blog, jadi dapat ilmunya deh.
    Makasih yaa.

    ReplyDelete
  7. Pas banget Mak aku lagi pengen nyoba tapi malas gugling step by stepnya, ini udah dijelasin di tulisan ini, hehe, makasih lho. Aku mau coba hidroponik juga karena di rumah ga ada tanah lagi :p

    ReplyDelete
  8. Waaah kayaknya asik nih mbak nanam2 tanaman secara hidroponik. Selama ini aku nanamnya pake tanah yang dicampur sekam karungan (beli di toko pertanian) itu. Tapi dasarnya aku malesan ya nanamnya cuma yang gampang-gampang aja kayak pandan, sirih gading, jahe, kunyit, dsb. Belum berani nanam sayuran soalnya sering busuk akarnya itu mbak.Sepertinya kalau hidroponik ga ribet ya.

    ReplyDelete
  9. Duh aku juga kurang tertarik tanaman tapi lihat pada menanam aku jadi mupeng..rencana mau beli bibit di shopee terus tanam sayuran di samping rumah, doakan akuuu...

    ReplyDelete
  10. Sip sip mbak... suami aku sebenarnya udah ngajakin aku untuk belajar bercocok tanam hidroponik nih.. tapi aku masih belum mau bergerak huhu.. liat postingan mbak jadi mulai tergerak untuk mencoba juga deh

    ReplyDelete
  11. Suami saya mulai bercocok tanam metode hidroponik sejak harus WFH, hasilnya lumayan juga. Memang harus telaten dan penuh cinta ya yaa.

    ReplyDelete
  12. Ya ampun senengnyaaa..bisa makan sayuran hasil bertanam sendiri. Pengen juga euy :( Segar banget kelihatannya. Tapi mau mau doang nih, kapan hari baru coba tanam cabe dan tomat di potpot kecil gitu.

    ReplyDelete
  13. Aku tuh pengen banget nyobain hidroponik di rumah karena lihat mamahku juga bikin di rumahnya dan tumbuh dengan cantik semua sayurnya.

    ReplyDelete
  14. Seladanya seger banget ih. Aku juga lagi nanem2 tapi di tanah biasa nih.

    ReplyDelete
  15. Wah, aktivitas kita selama pandemi ternyata sama, ya...
    Saya juga bertanam sayur hidroponik. Hanya medianya saya pakai paralon dengan sistem air mengalir.
    Alhamdulillah senang sekali bisa panen sayur hasil tanam sendiri

    ReplyDelete
  16. Organic and hidroponic now hits. So many people want to know and learning about that.because many people want good life and lifestyle

    ReplyDelete
  17. Duh aku nih, sejak kapan kepengen nyoba tanam hidroponik ini bareng anak-anak. Kayaknya seru deh. Segera ah, kabita sana Lia yang udah bisa panen sendiri sayuran. 😁

    ReplyDelete
  18. Hydropinik dan segala jenis tanam2an jaid naik daun ya mba. Dan sekilah hydroponik itu ya gampang tinggal nanam2 doang.. ternyata mesti banyak ilmunya ya.. harus pinter2 nyiapin media dan bibit juga.. nanam pake ilmu ini namanya..

    ReplyDelete
  19. Lihat sayuran yang hijau-hijau begini duh seger banget. Udah lama padahal saya mau nyoba teknik hidroponik ini namun tarik ulur dengan berbagai kondisi.

    ReplyDelete
  20. Cantiknyaaa...
    Sayuran hasil menanam sendiri terlihat lebih mengkrok (apa ini bahasa Indonesianya??) dan lebih fresh yaa..
    Pasti dimakan bunyinya "Kress kreess"

    ReplyDelete
  21. Aku punya media tanamnya tapi yang buat anak2 dulu menang kuis apa gtu haha :D
    Cuma gak bisa bagus tumbuhnya. Kyknya butuh ketelatenan yaaa. Mungkin krn aku lbh suka sama hewan kek kucing ketimbang ngrawat tanaman kali haha. Ntr kapan2 coba lagi ah :D

    ReplyDelete
  22. Wah,kayanya aku cara bakal rekomendiasiin cara bercocok tanam hidroponik ini ke bapak. Soalnya selama pandemi ini udah nggak kerja dan sudah lebih sering di rumah. Waktunya bikin bapak makin produktif dengan ini.

    ReplyDelete
  23. Bagus mb, tanamannya subur-subur. Saya juga mulai bertanam nih. Tapi dengan cara biasa. Duh, ternyata butuh ketelatenan ya biar tanaman subur. Jd kebayang kerja keras pak tani...

    ReplyDelete
  24. Wah, senengnya bisa panen hasil menanam sendiri. Aku tertarik dengan teknik hydroponik ini, tapi sampai sekarang belum praktek juga. Masih pakai tanah, hehe ^^

    ReplyDelete
  25. Wahhhh mantul banget hasil panenannya mbak, kalau aku ga telaten sih nanam menanam gitu, suami nanam byk bunga di halaman aku disuruh nyiramin doang aja kadang suka males hahahaa

    ReplyDelete
  26. Bercocok tanam memang selalu menyenangkan, panen banyak, bisa mengenyangkan!. hehehe..
    Apalagi dengan kesenangan seperti yang mbak lakukan, hidroponik jadi pilihan yang ciamik, ya mbak?

    ReplyDelete