Thursday, February 17, 2022

5 Perjalanan Paling Berkesan


Meski mengaku sebagai orang rumahan, saya sadar bahwa mengunjungi tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru, menikmati kulinernya, selalu membuat saya bersemangat.

Selain itu, meski bukan travel blogger, saya juga senang menulis cerita tentang perjalanan di blog ini. Hanya sebagai dokumentasi untuk kenang-kenangan. Namun alhamdulillah jika ternyata pengalaman tersebut bisa bermanfaat juga bagi yang membutuhkannya.

Perjalanan Paling Berkesan?

Hmmm, bingung juga. Bagi saya, setiap perjalanan selalu memberikan kesan dengan cerita suka dukanya masing-masing. Entah itu kesan baik ataupun kesan buruk, cerita perjalanan tersebut selalu tersimpan di hati (dan blog, karena saya pelupa, hehehe...).

Tapi baiklah, setelah mengingat-ingat dan membuka-buka kembali catatan perjalanan di blog, berikut beberapa perjalanan yang menurut saya paling berkesan.

Perjalanan Paling Bikin Deg-Degan

Masih ingat peristiwa pesawat Adam Air yang hilang di Perairan Majene bulan Januari tahun 2007?

Beberapa hari setelah kejadian tersebut, ketika tragedi ini masih hangat-hangatnya diperbincangkan, bahkan saat berbagai pihak sedang sibuk-sibuknya melakukan pencarian, saya harus pergi ke Padang menggunakan pesawat Adam Air juga.

Jadi waktu itu Pak Bos kelimpahan proyek di Kabupaten Lima Puluh Kota dari temannya. Berhubung proyeknya 'sosial', jadi dananya pun minim sekali. Makanya untuk perjalanan survei ke Kabupaten Lima Puluh Kota melalui Jakarta-Padang pun, Pak Bos memilih penerbangan yang saat itu biayanya paling murah.

Yup, Adam Air, tentu aja, huhuhu....

Terbayang kan bagaimana perasaan saya waktu itu. Jangankan naik pesawat Adam Air di saat suasana seperti itu. Naik pesawat lain di saat normal aja, saya suka deg-degan.

Makanya hari-hari sebelum berangkat rasanya gelisah banget. Apalagi pas berangkat, kami terbang malam hari di tengah cuaca yang buruk. Suasananya mencekam. Merupakan perjalanan 2 jam kurang sekian menit terlama dan paling melelahkan dalam hidup saya.

Di pesawat, saya mati gaya, enggak bisa ngapa-ngapain. Roti dari Pak Bos enggak disentuh. Tidur juga enggak bisa. Buku yang dibawa pun sulit dibaca dengan fokus. Hanya bisa terus berdoa agar kami diberi keselamatan.

Alhamdulillah, akhirnya kami tiba di Padang dengan selamat. Perasaan enggak keruan selama berangkat pun terbayar dengan perjalanan Padang-Kabupaten Lima Puluh Kota yang memanjakan mata, serta sate Padang dan masakan khas Minang yang menggoyang lidah, hohoho....

Untungnya, kami enggak menggunakan pesawat Adam Air lagi ketika kembali ke Jakarta, heuheu....

Perjalanan Paling Bikin Gondok

Masih cerita seputar penerbangan nih. Namun kali ini bukan tentang pesawatnya, tapi kejadian di bandara.

November 2013, saya mendapat hadiah lomba blog wisata kuliner di Makassar. Masya Allah, 3 hari yang membahagiakan. Senang sekali bisa menikmati konro bakar, pallubasa, seafood, pallumara, dan lain-lain di tempat asalnya.



Sayangnya, kebahagiaan tersebut ternodai ketika kami hendak pulang kembali ke Jakarta. Saat pemeriksaan terakhir di pintu masuk menuju garbarata, saya ditahan. Petugas mengira saya sedang hamil dan meminta surat keterangan dari dokter kandungan.

Gondok banget lah, hiks.... Perasaan saya berkecamuk. Antara kesal dan malu, ingin menangis tapi ingin tertawa juga.

Ya bukan salah petugasnya sih. Perut saya yang pada dasarnya memang buncit, pasti semakin buncit lagi setelah kulineran sepuasnya selama 3 hari, hihihi....

Perjalanan Paling Penuh Air Mata

Juni 2013, dari 900 peserta yang mendaftar, saya termasuk ke dalam 30 peserta yang lolos seleksi untuk mengikuti pelatihan menulis di Yogyakarta. Bangga banget, tapi galau....

Jadi, sejak melahirkan, saya belum pernah pergi sendiri. Ke mana-mana selalu sepaket. Di mana ada saya, pasti di situ ada Jav. Selama 2,5 tahun, kami enggak pernah terpisahkan.

Makanya rasanya enggak tega harus meninggalkan Jav selama 6 hari. Namun suami terus mendukung saya untuk pergi. Akhirnya saya pun berangkat, menggunakan kereta.


Perjalanan yang enggak pernah saya sesali, karena bukan hanya mendapatkan materi tentang menulis, tetapi juga bisa bertemu langsung dengan Pak Edi (bosnya Diva Press yang inspiratif), mendapatkan motivasi menulis dari Tere Liye (penulis favorit saya), berkenalan sama teman-teman editor, berbagi pengalaman dengan teman-teman penulis, serta bonus mengikuti Lava Tour Merapi.


Baca juga, Lava Tour Merapi

Padahal ketika berangkat, selama beberapa jam pertama di kereta, saya menangis, heuheu.... Belum apa-apa sudah merasa kangen sama Jav. Untungnya waktu itu saya duduk sendiri sih, jadi bisa puas meluapkan emosi dan menangis hingga menghabiskan berbungkus-bungkus tisu.

Ditambah lagi ada perasaan bersalah karena telah menjadi ibu yang jahat, tega, egois, dan sebagainya. Lebay, hihihi.... Waktu itu saya juga bertekad, enggak akan pergi-pergi sendiri lagi.

Benar, sejak saat itu saya enggak pernah pergi-pergi sendiri lagi? Ya enggak lah! Setelahnya, tetap aja ada kalanya saya pergi sendiri, lalu galau, terus menangis di perjalanan, dan janji enggak akan pergi sendiri lagi, begitu terus. Meski nangisnya enggak se-lebay yang pertama kali sih, hehehe....

Perjalanan dengan Oleh-Oleh Tak Terduga

April 2010, saya melakukan survei lapangan ke Buol. Senang banget karena untuk sampai di Buol, dari Jakarta kami terbang dulu ke Gorontalo. Nostalgia, mengingat waktu kecil saya pernah tinggal selama setahun di sana.


Baru dari Gorontalo, kami melanjutkan perjalanan darat ke Buol melalui jalur Trans Sulawesi selama 8 jam. Asyik! Jalannya berkelok-kelok mengitari pegunungan dan menyusuri pantai. Kondisi jalannya sebagian besar mulus, namun ada juga yang masih berupa tanah berbatu, serasa offroad, hohoho....


Di Buol juga enggak kalah seru. Survei aprak-aprakan dari satu kecamatan ke kecamatan lain dan berinteraksi dengan warga setempat. Pokoknya menepi sementara dari keramaian kota.

Apalagi waktu itu di sana listriknya cuma menyala setengah hari. Jaringan internet juga hanya ada di ibu kota kecamatan tempat kami menginap, itu pun hanya dilayani 1 provider. Entah ya kalau sekarang.

Setelah kembali dari Buol, sesuai kebiasaan setiap pulang dari luar kota, saya merasa enggak enak badan. Dulu saya memang gampang sakit dan masuk angin. Tapi rasanya kok enggak biasa. Badan serasa remuk seperti habis long march pas penutupan MPAB (ospek jurusan). Cek kalender, eh kok belum haid.

Suami pun langsung membeli 4, iya 4 test pack. Fyi, kami baru menikah bulan Maret. Dan hasilnya positif! Alhamdulillah.... Bersyukur sekaligus takjub, karena janinnya kuat diajak aprak-aprakan di Buol.

Perjalanan Paling Bikin Bahagia

Pandemi yang sudah berlangsung selama hampir 2 tahun ini memang membatasi mobilitas sebagian besar dari kita. Namun bukan berarti kita enggak bisa lagi menikmati bahagianya melakukan perjalanan. Karena untuk mendapatkan pengalaman perjalanan yang berkesan, enggak perlu pergi jauh kok.

Hal tersebut saya rasakan ketika berada dalam perjalanan pulang dari Tahura Djuanda. Meski capek dan anak-anak sempat membuat drama, tapi saat itu saya duduk di mobil sambil melihat langit yang cerah lewat jendela dengan jiwa yang penuh dan diliputi dengan perasaan apa ya... lega, tenang, ringan, bahagia? Saya sendiri bingung bagaimana mendeskripsikannya. Sudah lama enggak merasa seperti itu selama pandemi ini.


Ternyata bukan hanya moda dan tujuan perjalanan yang membuat perjalanan tersebut menjadi berkesan. Mungkin berasal dari udara yang sejuk dan segar, ditambah hormon endorfin yang keluar ketika trekking, apalagi dilakukan bersama orang-orang tersayang.


Kalau teman-teman bagaimana? Cerita juga dong tentang perjalanan berkesannya.

~~~

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog Bulan Februari.
Tema: Pengalaman Travel yang Berkesan


9 comments :

  1. Seru banget sih Nat jalan-jalannya. Semua punya ceritanya masing-masing jadinya ya.

    ReplyDelete
  2. Ada aja ya cerita di setiap perjalanan yang tentunya bikin berkesan dan terasa seru. Apalagi kalau liburannya sama keluarga.

    ReplyDelete
  3. Wah 5 perjalanan yang pastinya memorable banget ya Mba Nathalia. :)

    Dapat hadiah wisata 3 hari kuliner di Makasar?? Sungguh luar biasa, apalagi di sana terkenal banget masakannya lezat-lezat ya.. :)

    Yang trekking di Tahura bersama dua junior, bikin saya bertanya-tanya, bagaimana Teh Nathalia me-manage-nya.. Pasti sabar banget niy Teteh ehehe. :)

    ReplyDelete
  4. Kayanya pernah juga tuh naik pesawat yang baru2 ada kasus. Memang udah ga konsen ngapa2in deh.

    Hehe kebayang mungkin saya bahkan ga tega juga ninggalin anak sama suami nih ;)

    ReplyDelete
  5. carita oleh-oleh tak terduga bikin bahagia ya teh Aghita.
    oya ... adam airlines yang jatuh itu pas aku lagi di Mina selesai wukuf. ada teman pilot adam airline yang segrup haji dan berhari-hari dia sedih banget akibat peristiwa tersebut ... subhanallah
    salam jalan-jalan

    ReplyDelete
  6. Wiii... Jangankan yg ninggalin anak 2,5 taun, saya juga kmrn ninggalin anak umur 13 taun aja langsung lebay. Padahal cuma semalam! Hahahaha... Ini mah payah yak? 😂

    ReplyDelete
  7. Teteh aku mupeng liat foto-foto makanan di Makassar hehe.

    Aku sering disangka hamil kalau pas lagi naik kereta, tahunya karena ditawarin duduk. Awal-awal suka nolak, tapi orangnya jadi kaya malu gitu kan, akhirnya lama-lama ku iyain aja, lumayan la bisa duduk haha

    ReplyDelete
  8. Hebat euy bisa meringkas 5 perjalanan dalam tulisan dengan jumlah kata yang dibatasi, hehhee. Paling bikin ngakak ketika dicegat sama petugas bandara karena disangka hamil, aduh maaf ya kalau aku menertawakan hal yang mengesalkan itu, hehehe...

    ReplyDelete
  9. Wih seru-seru kisah perjalanannya, setelah sekian tahun harus nempel terus sama anak kadang pengen me time. Ehh begitu jauh dikit emaknya ga sanggup yaa hehehe salam kenal teteh🤗

    ReplyDelete