Sunday, August 27, 2023

Perayaan 17 Agustus Tahun Ini


Dirgahayu Republik Indonesia. Alhamdulillah tahun ini masih bisa merasakan perayaan Kemerdekaan Indonesia yang ke-78.

Olimpiade Merah Putih di Sekolah Rashya

Setiap bulan Agustus, sekolah Rashya selalu mengadakan Olimpiade Merah Putih. Jadi selama satu pekan, anak-anak mengikuti berbagai perlombaan. Mulai dari lomba kelereng, balap karung, makan kerupuk (makan kerupuknya sesuai sunnah, sambil duduk), menangkap belut, dan lain-lain.

Meski judulnya olimpiade, kegiatan ini bukan perlombaan untuk menjadi juara dengan saling mengalahkan teman. Tetapi seru-seruan saja dengan tantangan utamanya yaitu berhasil mengalahkan diri sendiri. Salut sama Rashya yang berhasil menyelesaikan semua tantangan.

Di olimpiade ini, semuanya menang dan semuanya mendapat hadiah. Sekolah Rashya memang sangat peduli dalam menjaga dan merawat fitrah anak-anak. Anak usia dini itu fitrahnya berkolaborasi, bukan berkompetisi. Makanya saya mah senyum saja sih waktu TK di dekat rumah mengaku sebagai sekolah yang berbasis fitrah tetapi sering mengadakan lomba dan ada juara-juaranya, heuheu....


Hari terakhir olimpiade, bunda-bundanya diundang ke sekolah Rashya untuk mengikuti lomba-lomba juga. Saya kira seperti tahun kemarin, lombanya kerjasama antara orang tua dan anak. Namun ternyata tahun ini berbeda, bundanya lomba sendiri sementara anak-anaknya menyemangati.


Sayang saya enggak berhasil dalam lomba memindahkan belut. Gagal mengalahkan ketakutan diri sendiri yang jangankan memegang dan menangkap belut, melihatnya saja sudah merinding. Cuma berani sama belut yang sudah mati dan sudah dipotong-potong, hihihi....


Lomba Karnaval di Komplek

Tahun ini keluarga kami enggak banyak berpartisipasi dalam kegiatan perayaan 17 Agustus di komplek. Waktu ada pengumuman lomba karnaval antar RT pun awalnya enggak akan ikut. Ya gimana RT-nya hare-hare.

Namun setelah dipikir-pikir, kasihan Rashya. Enggak apa-apalah ikut saja, enggak perlu memakai kostum heboh-heboh, yang penting bisa menjadi kenangan buat Rashya. Soalnya dia mah anaknya nasionalis banget, masa enggak ikut. Kebetulan masih ada kostum tentara bekas tahun lalu.


Tapi kok rasanya enggak puas ya, jiwa gunting-gunting dan tempel-tempel saya meronta-ronta. Akhirnya 2 hari sebelum hari-H saya mendapat ide untuk membuat kostum burung garuda. Tapi karena banyak pekerjaan lain, baru sempat belanja bahan 1 hari sebelum hari-H. Itupun siang setelah menjemput Rashya dari sekolah.


Setelah selesai, saya jadi senyum-senyum sendiri. Berhubung ide dan bikinnya dadakan, konsepnya jadi enggak jelas. Bukannya membuat sayap garuda, saya malah membuat sayap malaikat. Bukannya berwarna emas, saya malah membuat sayapnya berwarna merah putih. Bukannya membuat mahkota kepala garuda (enggak jadi soalnya kata Rashya gambar desain saya lebih mirip kepala bebek daripada kepala burung garuda, heuheu...), saya malah membuat mahkota bulu yang tutorialnya banyak berseliweran di media sosial.


Di hari-H-nya, seperti yang sudah saya duga, dari RT kami hanya Rashya yang ikut. Sementara RT yang lain kompak dan heboh banget. Biarinlah, sudah biasa. Eh, pas pengumuman pemenang, ternyata Rashya mewakili RT kami sebagai peserta karnaval terunik. Alhamdulillah....

10 comments :