Tuesday, December 31, 2013

Culinary Trip To Makassar [5]: Oleh-Oleh Dari Makassar

Namanya jalan-jalan, enggak afdal rasanya kalau enggak beli oleh-oleh untuk orang di rumah. Untung SunCo menyediakan jadwal khusus untuk membeli oleh-oleh. Setelah makan siang di Pallubasa Serigala, kami diberi waktu untuk belanja oleh-oleh di Toko Cahaya yang berada di Jl. Sulawesi. Tempatnya luas, terang, dan nyaman. Saking luasnya, tidak terasa waktu satu jam yang disepakati untuk belanja pun sudah habis. Sehingga ada beberapa tempat dan barang yang tidak sempat saya jamah, padahal saya sudah memborong satu dus oleh-oleh! 

Kaos - Kacang Disko - Sarung Tenun - Sirup Markisa - Kopi - Cokelat (Dok. Pribadi)
Setelah sampai di hotel, saya baru ingat kalau mamah sempat titip kerudung khas Makassar. Dan ternyata, kata Kang Iwok, di Toko Cahaya tadi ada pasmina, dan beliau beli untuk istrinya. Huaaa hiks hiks... Pengen banget bisa mampir ke toko oleh-oleh lagi. Apalagi saya juga kabita dengan berbagai hiasan kulkas lucu-lucu yang dipamerin sama Pru. 

Untungnya Kang Iwok juga mau cari oleh-oleh lagi. Jadi pagi-pagi sebelum check out, saya bersama Kang Iwok, Mba Ika, dan Mba Marissa berburu oleh-oleh lagi ke Somba Opu. Cukup dengan berjalan kaki, kami pun bisa sampai di pusatnya tempat oleh-oleh di Makassar. Sayang, ternyata tidak semua toko buka di hari Minggu. Tapi tidak masalah, karena dua barang yang saya cari (pasmina dan hiasan kulkas) ada di dua toko yang kami kunjungi. Salah satunya Toko Keradjinan.

Hiasan Kulkas dan Pasmina (Dok. Pribadi)
Selain oleh-oleh yang dipilih sendiri, saya juga memesan otak-otak yang dikoordinir oleh panitia. Sejak awal, saya memang sudah ngincer otak-otak sebagai oleh-oleh yang wajib dibeli dari Makassar. Alhamdulillah kesampaian :)

Otak-Otak (Dok. Pribadi)
Yang terakhir ini, oleh-oleh khas Makassar juga. Tapi enggak beli, soalnya dikasih sama Mba Mugniar. Cocok banget diminum pas saya batuk-batuk pulang dari Makassar.

Sarabba (Dok. Pribadi)

Monday, December 23, 2013

Sukun Panggang

Masih tentang sukun. Setelah paginya bikin Sukun Goreng, siangnya saya browsing lagi resep sukun, taunya nemu ini. Langsung dieksekusi dengan sedikit modifikasi.

Dok. Pribadi
Bahan:
  • 150 gr sukun, kukus, iris tipis
  • 2 siung bawang putih, cincang 
  • 1/2 buah bawang bombay, cincang 
  • 100 gr daging ayam, potong dadu
  • 100 gr wortel, potong dadu
  • 50 gr buncis, potong
  • 50 gr jamur kancing, iris
  • Garam secukupnya
  • Merica secukupnya
  • Gula pasir secukupnya
  • 25 gr soun, rendam, potong
  • Air secukupnya
  • 2 sdt maizena dan 2 sdt air, larutkan
  • 2 sdm minyak untuk menumis
  • Keju parut secukupnya
Cara membuat:
  • Panaskan minyak lalu tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum
  • Tambahkan ayam, aduk hingga berubah warna
  • Masukkan wortel, buncis, dan jamur kancing lalu aduk sampai layu
  • Tambahkan garam, merica, dan gula pasir, aduk ratat
  • Tuang air, masak hingga mendidih
  • Tambahkan larutan maizena, aduk sampai kental
  • Masukkan soun lalu aduk rata
  • Tata irisan sukun pada dasar pinggan yang sudah dioles mentega
  • Tuang tumisan lalu taburi dengan keju
  • Lakukan sebanyak dua kali
  • Tutup dengan irisan sukun lalu taburi dengan keju
  • Panggang hingga matang
Alhamdulillah, Jav suka :)

Sukun Goreng

Beberapa hari yang lalu, saya dapat kiriman breadfruit, si buah roti alias sukun dari tetangga di belakang rumah. Kata Ibu Tetangga, selain digoreng atau dikukus, sukun juga enak dibuat keripik. Lalu beliau pun memberikan resepnya. Saya lalu berkata, "Duh, Bu, kenapa enggak ngirim yang udah jadi keripik aja?" di dalam hati tapinya hihihi...

Selama ini saya biasanya selalu menghibahkan sukunnya pada Mamah, lalu saya terima yang udah jadinya hohoho... Tapi kali ini, saya sedang ingin bereksperimen di dapur. Jadi saya olah sendiri aja sukunnya. 

Resep yang pertama saya coba yaitu Sukun Goreng. Paling mudah kayanya. Apalagi sedang musim dingin hujan begini, paling enak makan gorengan plus teh manis anget. Pengen juga sih bikin keripik sukun, tapi parutannya harus dicari dulu heuheu...

Dok. Pribadi
Bahan:
  • 500 gr sukun, potong setebal 1 cm
  • 5 siung bawang putih
  • 3 cm kunyit
  • Garam secukupnya
  • Minyak goreng secukupnya
Cara Membuat:
  • Haluskan bawang putih dan kunyit
  • Balur sukun dengan bumbu halus bersama garam 
  • Diamkan beberapa saat (saya sih 1 jam)
  • Siapkan wajan, panaskan minyak goreng Goreng sukun di atas api sedang hingga berwarna kuning kecokelatan
Enak dan simple :)

Sunday, December 22, 2013

Ibu, Cinta Tanpa Akhir

Pagi ini saya mendapatkan sebuah SMS dari Mamah.
"Ka Ibu Cimahi sms Selamat Hari Ibu kitu, ambeh atoheun. Perhatian ti Teteh. // Ke Ibu Cimahi sms Selamat Hari Ibu, supaya seneng. Perhatian dari Teteh."
Huaaa... Air mata saya langsung tumpah setelah membaca SMS tersebut. Belum sempat saya mengucapkan Selamat Hari Ibu pada Mamah, Mamah sudah lebih dulu mengingatkan saya untuk mengucapkan Selamat Hari Ibu pada ibu mertua saya.

Sejak dulu, saya dan Mamah sebenarnya sering sekali bertengkar. Mamah yang otoriter ditambah saya yang suka membantah membuat emosi kami sama-sama cepat naik kalau sudah berdebat. Tapi bukan berarti setelah itu kami jadi tidak pernah bertegur sapa. Setelah meredakan emosi masing-masing, tanpa menunggu waktu lama, kami pun bercanda lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Kalau dalam Bahasa Sunda, istilahnya awet rajet :D

Pertengkaran kami biasanya tidak jauh dari perhatian Mamah yang (menurut saya) terlalu berlebihan. Misalnya, ketika saya sakit dan belum periksa ke dokter. Mamah langsung menjemput saya untuk mencoba pengobatan alternatif langganan beliau. Tentu saja saya menolak. Saya belum ke dokter bukan karena tidak mau, tapi masih menunggu sehari lagi. Apabila kondisi saya tidak juga membaik, saya pasti akan ke dokter. Namun Mamah tidak begitu. Tanpa menanyakan pendapat saya, beliau langsung memaksa saya untuk mencoba pengobatan alternatif. Saya tidak terima diatur dan dipaksa-paksa. Mamah juga tidak terima dengan penolakan saya. Kami pun bertengkar.

Mendengar suara pagar yang ditutup Mamah sambil emosi, saya baru menyadari kesalahan saya. Ya Allah... Mamah sebenarnya tidak pernah bermaksud untuk mengatur saya, beliau hanya khawatir melihat kondisi saya dan ingin saya bisa cepat sembuh. Mungkin karena caranya yang selalu terburu-buru dan tidak sabaran, malah membuat saya merasa terpojok.

Saya dan Mamah - 2012 (Dok. Pribadi)
Saya memang sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Tapi bagi Mamah, saya tetap gadis kecilnya yang masih harus "dicereweti" dan mungkin memang sayanya juga masih pantas untuk "dicereweti" :D Seperti SMS tadi pagi itu :)

Terima kasih Mah, untuk mengingatkan saya agar selalu berbuat baik pada ibu mertua...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu merawat diri dan tampil cantik untuk suami...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu menjaga kesehatan...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu rajin beribadah...

Terima kasih, untuk mengingatkan saya agar selalu bersikap ramah pada tetangga baru yang menurut saya sombong...

Terima kasih, untuk tidak bosan mengingatkan saya tentang berbagai hal...

Terima kasih atas perhatian dan kasih sayang Mamah selama ini... Karena bagi saya, cinta Mamah adalah cinta tanpa akhir...

~~~


Saturday, December 21, 2013

Menikmati Masakan Khas Aceh di RM Seulawah

Beberapa minggu yang lalu, setelah menghadiri acara pernikahan sahabat di Jakarta, saya menyempatkan diri dulu untuk makan malam sebelum pulang ke Bandung. Menuntaskan rasa penasaran saya pada tempat makan yang biasa dikunjungi suami saya ketika sedang di Jakarta. Inginnya sih mencoba semua, tapi bagaimana mungkin heuheu.. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya memilih RM. Seulawah.

Lokasi nya berada di Jl. Bendungan Hilir No.9 (depan Rumah Sakit Angkatan Laut Mintoharjo). Mendapatkan tempat parkir di sini memang agak sulit, karena di malam hari, ramai dengan pedagang kaki lima yang berjualan di halamannya.

Tampak depan (Dok. Pribadi)
Sebenarnya saya tergoda untuk mencoba semua menu yang tersedia di sini. Ada Ayam Tangkap, Sambal Ganja, Mie Kuah Kepiting. Tapi pilihan saya akhirnya jatuh pada yang cara makannya paling simple aja, Mie Goreng Udang dan Teh Tarek Hangat. Suami saya memesan Nasi Goreng Kambing dan Es Timun. Sedangkan untuk Jav, saya memesan Nasi Putih dan Martabak Aceh.

Martabak Aceh - Nasi Goreng Kambing - Mie Goreng Udang (Dok. Pribadi)
Es Timun - Teh Tarek Hangat (Dok. Pribadi)
Mie Goreng Udang-nya enaaak. Udangnya banyak dan bumbunya lekoh banget. Ditambah perasan jeruk nipis jadi makin seger. Pas! Teh Tarek-nya juga nikmat. Aroma kayu manisnya terasa banget. Waktu saya nyicip Nasi Goreng Kambing suami saya juga enak, tapi karena baru makan Mie Goreng, rasanya jadi kalah sama Mie Goreng. Es Timun-nya juga seger, rasanya original banget. Yang menurut saya rasanya kurang adalah Martabak Aceh-nya. Enak sih, tapi enggak pakai daging, beda tipis sama telur dadar yang ada di Nasi Goreng.

Ngomongin telur dadar, ternyata suami saya dapat kejutan waktu makan telur dadarnya. Ada karet gelangnya. Waktu lapor sama pelayan, pelayannya hanya mengambil karet itu lalu langsung kembali ke belakang. Boro-boro dapat dapat makanan gratis sebagai permintaan maaf, meminta maaf pun enggak. Ya enggak apa-apa sih, asal jangan terulang lagi aja.

Untungnya saya agak terhibur karena mba-mba kasirnya ramah banget. Dia enggak marah waktu Jav mengambil alih remote TV. Mba kasirnya malah mengajak Jav mengobrol serta meminta Jav supaya duduk manis dan makan yang pinter :)

Wednesday, December 18, 2013

Terlambat

Credit
"Seharusnya kamu tidak melakukan hal itu!"

"Tapi ini bukan salahku!"

"Jelas-jelas ini salahmu. Kalau kamu tidak kabur dari rumah, semua ini tidak akan terjadi!"

Aku menangis.

"Dasar cengeng!"

"Iya ini salahku... Tapi aku tidak pernah berharap membuat Mama seperti ini..."

"Kalau kamu sayang Mamamu, kenapa kamu kabur?"

"Aku tidak tahu... Mungkin aku tidak suka diatur..."

"Mamamu tidak mengaturmu... Bukankah kamu memang suka menari?"

"Iya aku memang suka menari..."

"Kalau begitu, kenapa semuanya harus dibuat rumit?! Sampai Mamamu terkena serangan jantung!"

"Aku suka menari seperti Mama, tapi aku cinta melukis seperti Papa..."

"Papamu yang kabur bersama wanita simpanannya itu?!"

"Aku sayang Mama... Aku ingin Mama sembuh... Aku mau memilih jurusan tari saat kuliah nanti, asalkan Mama sembuh..."

"Percuma! Semuanya sudah terlambat!"

Aku menangis lagi sambil menatap sosok yang berada di depanku. Bayanganku. Duduk di kursi roda dengan kaki yang sudah diamputasi karena sebuah kecelakaan yang terjadi ketika aku kabur dari rumah.

~~~

#FF2in1 Sesi 18 Desember 2013
Tema kedua: "Mirrors" - Justin Timberlake

Diam-Diam Suka

Credit
Seperti biasa, sore ini aku sedang menyiram tanaman di halaman rumah. Dari kejauhan, terdengar sebuah suara motor mendekati arah rumah ini. Itu pasti suara motor Dimas. Aku sudah hapal.

Motor itu berhenti di rumah sebelah. Pemiliknya lalu turun untuk membuka pagar. Sebuah senyuman tersungging dari bibirnya ketika tatapan mata kami bertemu. Deg! Rasanya jantungku berhenti berdetak melihat senyumnya. Senyum yang dia berikan untukku. Aku mencoba membalas senyumnya. Namun terlambat, Dimas sudah kembali menaiki motornya dan memasukkannya ke halaman rumah.

Ya, beginilah keseharianku. Selalu berharap bisa sering bertemu Dimas. Tapi setelah bertemu, malah seperti orang bodoh. 

"Wi! Dewi!" tiba-tiba wajah Dimas muncul dari balik tembok pembatas antara rumah ini dan rumah sebelah. Wajahku langsung terasa hangat. Dimas mengetahui namaku! Padahal belum sebulan aku tinggal di sini.

"Ya?" jawabku gugup sambil menghampirinya.

"Ini ada titipan kue dari Mama buat Bu Retno," Dimas menyodorkan sebuah kotak padaku.

"Oh iya," jawabku malu-malu sambil menerima kotak darinya.

Aku sudah hendak berbalik ketika Dimas memanggilku lagi.

"Pssst! Risa udah pulang belum?" tanyanya.

"Belum," jawabku pendek.

"Kalau udah pulang, sampein salam dari aku ya..." katanya sambil tersenyum.

Aku mengangguk pelan. Hatiku kecewa karena ternyata Dimas menyukai Risa, putri majikanku.

~~~

#FF2in1 Sesi 18 Desember 2013
Tema pertama : "Diam-Diam Suka" - Cherrybelle

Tuesday, December 17, 2013

Selamat Tinggal Popok!

*Dadah-dadah sama clodi (cloth diaper) di lemari dan pospak (popok sekali pakai) di rak supermarket* :D

Tumpukan clodi Jav (Dok. Pribadi)
Saya lagi seneng banget nih, Jav udah bisa pipis di kamar mandi dan enggak ngompol lagi *senyum-senyum bahagia*. Ya saya tau, sebenarnya Jav ini termasuk terlambat apabila dibandingkan dengan anak lain yang sudah lulus toilet training sejak usia 2 tahun bahkan 1 tahun. Sedangkan Jav, baru lulus toilet training satu bulan sebelum usianya 3 tahun :D

Bukan karena malas, tapi saya pernah loh mencoba melatih Jav ketika usianya 18 bulan. Waktu itu sebelum mandi, setelah popoknya dibuka, tiba-tiba Jav pipis di kamar mandi. Maka saya pun bersemangat untuk mulai mentaturnya ke kamar mandi setiap 1 jam. Memang posisi Jav masih berdiri dan bukan di toilet tapi di pinggir bak. Enggak apa-apa lah, namanya juga masih belajar. Kadang berhasil pipis di kamar mandi, kadang bablas ngompol di clodi. Lumayan. Tapi seminggu kemudian, Jav bener-bener enggak berhasil pipis di kamar mandi. Ketika saya ajak ke kamar mandi, Jav enggak mau pipis, tapi enggak sampai 1 menit setelah memakai clodi, langsung pipis. Saya coba beberapa hari, tetap begitu. Entah kenapa. Akhirnya saya pun memutuskan untuk menunda dulu toilet training-nya Jav :(

Beberapa kali saya mencoba melepas clodi Jav setelah mandi pagi. Jangankan pipis di kamar mandi, di lantai pun enggak. Jav menahan pipisnya seharian! Setelah mandi sore dan memakai clodi lagi, baru deh Jav mau pipis. Saya jadi bingung harus bagaimana.

Mempertimbangkan kondisi yang tidak kondusif, beberapa kali saya harus menunda toilet training Jav. Sampai akhirnya tidak terasa ternyata sudah masuk akhir tahun 2013. Hwa! Padahal awal tahun 2014 nanti Jav sudah berusia 3 tahun. Maka diputuskan bahwa Jav akan mulai toilet training setelah tanggal 8 Desember. Kenapa? Karena hari itu sahabat saya menikah di Jakarta. Dan setelah hari itu tampaknya tidak ada acara lagi setidaknya sampai malam tahun baru. Proses toilet training Jav tidak akan terganggu. Semoga.

Pemanasan hari ke-1
Setelah mandi pagi, saya tidak memakaikan pospak pada Jav. Sejak beberapa bulan yang lalu, saya memang menyerah pada pospak, capek dan jenuh juga mencuci clodi :p Seperti yang sudah saya duga sebelumnya, seharian Jav enggak pipis. Setiap saya tanya "Jav mau pipis?", Jav menggeleng dan berteriak "Enggak!" Setelah mandi sore dan memakai pospak lagi, Jav pipis banyak sekali sampai bocor dari pospaknya. Heu...

Pemanasan hari ke-2
Meskipun Ayahnya Jav khawatir dengan kesehatan Jav karena kebiasaannya menahan pipis, saya tidak menyerah. Kalau Jav dipakaikan pospak lagi, supaya dia enggak menahan pipis, kapan toilet training-nya. Saya tetap rutin bertanya "Jav mau pipis?", jawabannya tetap sama "Enggak!" Tapi hari itu beberapa kali celana Jav basah sedikit, mungkin karena tidak tahan. Beberapa kali saya ganti celananya dan membawanya ke kamar mandi. Jav tetap enggak mau pipis.

Pemanasan hari ke-3
Kali ini Jav beneran ngompol! Di ruang tamu waktu saya sedang masak di dapur. Meskipun tidak memarahi Jav, tetap saja saya menyiapkan kain pel dengan perasaan kesal. Maklum, saya paling benci pekerjaan mengepel lantai :p Untungnya, melihat kejadian itu, suami saya yang baik hati langsung mengambil alih tugas saya, mengepel lantai :D

Latihan hari ke-1
Tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi, kali ini saya bertekad membawa Jav ke kamar mandi, dan tidak akan keluar sebelum Jav pipis. Terlihat kejam ya? :D Enggak juga, karena saya tau betul Jav sudah minum cukup banyak dan saat itu sudah waktunya dia pipis. Saya juga tau, bahwa Jav itu bukannya enggak mengerti, tapi belum mau aja. Saya mengajak Jav berdiri di depan toilet sambil berkata "Ayo Jav pipis...", "Yuk currr...", "Bikin air mancur..." Enggak berhasil.

Lalu saya memintanya jongkok di toilet. "Sambil jongkok aja kaya Ayah sama Bunda ya..." Saya juga jongkok di depannya sambil memegang tangannya dan mengulang lagi kalimat-kalimat sebelumnya. Masih belum berhasil. Saya ingat, pernah ada yang bercerita memberi hadiah stiker lucu pada anaknya apabila anaknya berhasil pipis di toilet. Lalu saya tiba-tiba mendapatkan sebuah ide. "Kalau Jav udah pipis, nanti sama Bunda dikasih es krim..." Dengan penuh semangat, Jav berteriak "Jav mau es krim!" Saya menjawab lembut "Iya makanya pipis dulu..."

Dan setelah hampir 15 menit nongkrong di kamar mandi, Jav akhirnya pipis di toilet! Yeay! Saya menciumi dan memuji Jav, mengatakan bahwa saya senang sekali kalau Jav pipis di kamar mandi. Tentu saja, saya juga memenuhi janji saya memberinya seporsi mini es krim. Untungnya Jav hanya meminta es krim dua kali saja. Setelahnya, dia mau pipis tanpa imbalan apapun :)

Sore harinya, Yangkinya Jav mengajak Jav jalan-jalan ke depan. Bilangnya sebentar, ya udah saya kasih. Ditunggu-tunggu kok lama juga. Ternyata Yangkinya pulang dulu ke rumah dan sholat dulu. Jav yang masih berada dalam proses adaptasi, enggak bilang sama Yangkinya kalau dia ingin pipis, atau mungkin Jav bilang tapi Yangkinya enggak ngeuh. Jav ngompol deh dan membuat Yangkinya harus ngepel heuheu...

Latihan hari ke-2
Malam sebelumnya, saya pakaikan pospak setelah Jav tidur dan melepasnya sebelum Jav bangun pagi. Kering! Yeay! Siangnya juga lancar. Enggak ada kecelakaan :)

Ujian
Eninnya Jav mengajak menghadiri undangan pernikahan sepupu adik ipar saya di Jakarta. Tentu saja saya menolak, karena Jav masih dalam proses adaptasi pipis di toilet. Saya juga enggak mau memakaikan pospak lagi pada Jav, takut harus mengulang lagi dari awal. Tapi karena kangen sama keponakan, akhirnya kami ikut juga, tanpa pospak tentunya. Deg-degan banget, baru juga dua hari latihan pipis di toilet langsung dites perjalanan Bandung-Jakarta-Bandung. Pagi-pagi, Jav bangun dan celananya tidak basah. Yeay! Saya mengajaknya mandi dan pipis jam setengah 6. Berangkat dari Bandung jam 6. Jav pipis di Rest Area Km 97, apartemen Ayahnya, gedung resepsi, Rest Area Km 72, dan Pom Bensin Buah Batu. Alhamdulillah lancar :)

Untung ikut, jadi bisa foto bareng :) (Dok. Pribadi)
Pupnya juga udah bisa di toilet. Memang kalau pup, saya harus ekstra peka, karena sepertinya Jav masih merasa kurang nyaman untuk pup di toilet. Tapi selama ini fine-fine aja sih. Hmmm... Enggak menyangka proses toilet training Jav bisa selancar ini. Saya enggak perlu sering-sering ngepel, juga enggak perlu beli training pants dan sprei waterproof :D

Terlihat ajaib yah? Kalau saya pikir-pikir enggak juga sih. Karena sejak 18 bulan saya tidak pernah berhenti melakukan cuci otak hypnoparenting pada Jav. Selain mengajarkan Jav untuk pipis di kamar mandi melalui buku, setiap memakaikan popok, saya bilang "Jav kan udah besar, pipisnya di kamar mandi yah.. " Setiap ada iklan pospak di TV, saya bilang "Tuh, popok mah untuk dede bayi..." Kalau lagi ngobrol sambil tidur-tiduran juga saya selalu menyelipkan pertanyaan "Jav kalau pipis di mana?", Jav pun menjawab "Di kamar mandi..." Jadi ketika praktek, sebenarnya Jav sudah mengerti. Sama seperti menyapih, ternyata pada kasus Jav, sounding sangat mempengaruhi keberhasilan toilet training.

Buku toilet training Jav (Dok. Pribadi)
Kayanya Jav udah siap nih untuk punya adik masuk playgroup :)

Monday, December 16, 2013

Asik! Masuk Koran...

Dok. Pribadi
Bukan tulisan saya sih  yang masuk koran, tapi foto saya yang nampang di Tabloid Nova edisi minggu lalu :p Lumayan lah, mudah-mudahan bisa jadi pemancing supaya tulisan saya bisa nongol di media :D

Friday, December 13, 2013

Culinary Trip To Makassar [4]: Jalan-Jalan di Makassar

Pantai Losari
Judulnya juga culinary trip, jadi selama di Makassar, jadwal kami penuh dengan acara makan. Untungnya masih ada acara mainnya juga sih, meskipun hanya sebentar, yaitu ke Pantai Losari!

Foto bersama para pemenang lomba blog (Dok. Ika Koentjoro)
Foto bersama seluruh rombongan (Dok. SunCo)
Pantai Losari merupakan ikon Kota Makassar. Tempat ini bukan hanya dipenuhi oleh para wisatawan, tapi juga ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat baik bersama teman, pasangan, maupun keluarga. Saya yang berniat berfoto di depan tulisan Makassar dan Pantai Losari pun menjadi kesulitan karena saking ramainya orang-orang yang duduk di sana.

Sunset di Pantai Losari (Dok. Pribadi)
Pantai Losari memang terkenal dengan sunset-nya. Wajar apabila di sore hari tempat ini menjadi sangat ramai. Apalagi di seberang pantai terdapat pedagang jajanan pisang epe yang berjajar di sepanjang pantai. Pisang epe adalah pisang yang dipipihkan dan dibakar, lalu disiram dengan gula merah atau apa saja sesuai dengan selera masing-masing. Sayang saya tidak sempat mencicipi hiks...

Pedagang pisang epe (Dok. Pribadi)
Untuk yang muslim, tenang saja, di Pantai Losari ini ada Masjid Terapung. Nama resmi dari Masjid Terapung ini adalah Masjid Amirul Mukminin. Masjid ini memang terapung, karena dibangun di atas laut di tepi Pantai Losari. Shalat di sini rasanya adem banget :)

Fort Rotterdam
Sebenarnya tidak ada jadwal khusus untuk mengunjungi Fort Rotterdam. Namun hari terakhir di Makassar, sebelum check out, saya bersama Kang Iwok, Mba Ika, dan Mba Marissa menyempatkan diri untuk mengunjungi Fort Rotterdam, obyek wisata sejarah di Makassar.

Bagian depan Fort Rotterdam (Dok. Pribadi)
Benteng yang megah (Dok. Pribadi)
Fort Rotterdam terletak tidak jauh dari Pantai Losari. Benteng peninggalan Kerajaan Gowa yang dibangun kembali oleh Belanda ini sangat megah, tingginya lima meter dan tebalnya dua meter. Di dalamnya terdapat berbagai bangunan, di antaranya Museum La Galigo dan ruang tahanan Pangeran Diponegoro. Sayang saya tidak sempat melihat-lihat ke dalam. Untungnya foto-foto di luar sih masih sempat :p

Bagian dalam Fort Rotterdam (Dok. Pribadi)
Jalan Pagi di Makassar
Hari kedua di Makassar, saya bersama Mba Firma dan Kang Iwok sudah keluar dari hotel sejak pukul lima pagi. Tujuan utama kami adalah rumah orang tua Mba Firma. Karena setengah perjalanan dilalui dengan berjalan kaki, maka banyak tempat menarik yang kami temukan. Saya juga sempat mencoba menumpang pete-pete. Bentuknya sama saja seperti angkutan kota pada umumnya, namanya saja yang berbeda.

Lapangan Karebosi (Dok. Pribadi)
Masjid Al-Markaz (Dok. Pribadi)
Bongkar muat ikan (Dok. Pribadi)
Di rumah orang tua Mba Firma, kami disuguhi jalangkote, jajanan khas dari Makassar. Bentuk dan rasanya mirip pastel, namun bedanya jalangkote disajikan bersama saus cuka pedas.

Jalangkote bersama sausnya (Dok. Pribadi)

Thursday, December 12, 2013

Culinary Trip To Makassar [3]: Makan-Makan di Makassar

Sekarang saatnya cerita tentang kegiatan utama dari acara culinary trip ke Makassar ini, apa lagi kalau bukan jalan-jalan dan wisata kuliner! Siap-siap ngiler yah :p

Konro Karebosi
Konro Karebosi adalah tempat pertama yang kami kunjungi. Setelah melewati perjalanan panjang Jakarta-Makassar (ditambah Bandung-Jakarta), rasa galau saya mulai hilang, dan perut pun mulai lapar :D Cocok banget kan makan konro :)

Menu utama di tempat ini yaitu Sop Konro dan Konro Bakar. Kalau Sop Konro, iganya bersatu dengan kuah sopnya. Sedangkan Konro Bakar, iganya terpisah dengan kuah sopnya. Iganya dibakar dulu lalu disiram dengan bumbu kacang. Pilihan saya pun jatuh pada Konro Bakar.

Konro Bakar... Itu tulang iganya empat biji loh! (Dok. Pribadi)
Nafsu makan saya langsung meningkat drastis ketika melihat penampakan si Konro Bakar. Besar dan banyak! Dagingnya empuk, dan bumbunya pun meresap ke dalam daging... Mmmm maknyus! Dulu, saya juga pernah mencoba Konro Bakar, di Bandung satu kali, di Jakarta satu kali. Enak, tapi yang ini enaaak banget. Namanya juga makan di tempat asalnya ya, pasti lebih nikmat :) Kuah sopnya juga enak banget, apalagi ditambah perasan jeruk nipis, segar! Tapi saya sih menambahkan garam lagi pada kuah sopnya. Selain itu, yang perlu diperhatikan, makan konro bakar itu enggak boleh lama-lama. Soalnya kalau kelamaan, nanti iganya berlemak dan mengganggu kenikmatan.

Dibakar... Dibakar... (Dok. Pribadi)
Tempatnya sih lumayan enak dan nyaman. Hanya saja, kita harus siap baju kita jadi bau asap, harap maklum heuheu... Kenapa namanya Karebosi? Karena pada awalnya, Konro Karebosi ini hanyalah sebuah warung kaki lima di daerah Lapangan Karebosi. Setelah dilakukan revitalisasi pada Lapangan Karebosi, warung ini pun pindah ke Jl. Gn. Lompobattang hingga akhirnya menjadi besar seperti sekarang. Lompobattang itu artinya perut besar. Jadi cocok banget kan kalau tempatnya di sini. Sering-sering ke sini makan konro, bisa-bisa perut kita jadi besar hihihi... 

Pallubasa Serigala
Setelah selesai acara Demo Masak dan Travel Talk, kami langsung meluncur ke Pallubasa Serigala. Serem amat ya namanya? Soalnya letaknya berada di Jl. Serigala. Tempatnya memang tidak terlalu besar. Maka kami pun harus duduk berdesak-desakkan, mana panas pula. Tapi tempat yang sempit dan udara yang panas menjadi tidak penting lagi ketika pesanan kami tiba.

Ramai... (Dok Pribadi)
Saya memesan Pallubasa Campur tanpa telur. Campur itu maksudnya isinya bukan hanya daging, tapi campur dengan jeroan juga seperti paru, babat, dan lain-lain. Kalau tanpa telur, soalnya bisa juga ditambah kuning telur mentah. Tapi saya enggak berani, takut bau anyir.

Pallubasa... Enak! (Dok. Pribadi)
Awalnya saya agak kecewa melihat porsinya yang kecil (disajikan dalam sebuah mangkok kecil). Tapi setelah dimakan, ternyata kenyang juga :D Potongan dagingnya besar-besar. Kuahnya pun kental dan gurih. Top markotop! Katanya kalau pakai telur, makin gurih lagi dan enggak bau anyir kok. Duh, saya jadi penasaran. Mudah-mudahan ada kesempatan lagi buat nyicipin pallubasa pakai telur.

Pallubasa sebenarnya identik dengan daging kerbau. Tapi karena daging kerbau sudah sulit didapatkan, jadi menggunakan daging sapi. Oiya, pallubasa ini agak mirip dengan coto. Bedanya, kuah pallubasa menggunakan bubuk kelapa sangrai, sedangkan kuah coto (kata Mba Firma) menggunakan bubuk kacang. Pallubasa disajikan bersama nasi putih, sedangkan coto disajikan bersama buras (mirip ketupat tapi kecil). Dulu saya pernah mencoba coto. Bukan di Makassar, tapi di Buol. Kuahnya memang tidak sekental pallubasa.

Seafood Apong
Seafood Apong ini tempatnya cukup nyaman. Katanya sih termasuk restoran baru di Makassar. Tapi karena selalu menyajikan seafood yang beragam dan segar, membuat restoran ini menjadi sangat terkenal.

Ikan segar (Dok. Pribadi)
Malam itu kami benar-benar makan besar. Semua menu khas di Seafood Apong, kami pesan. Ada cumi bakar, kangkung asap, ikan gindara bakar, tim ikan kerapu, kerang, kepiting, dan yang paling unik ada ikan kudu-kudu. Bentuknya segi empat, dan kulitnya keras seperti tulang. Saking kerasnya, sampai ada gurauan seperti ini, “Kalau ikan ini menabrak kapal selam, justru kapal selamnya yang bocor," hihihi... Daging ikannya ditaburi tepung, lalu digoreng dengan metode deep fry. Dagingnya lembut, dan rasanya gurih. Kulitnya juga digoreng meskipun tidak dapat dimakan, sehingga penampilannya menjadi lebih menarik.

Pesta seafood (Dok. Pribadi)
Selain itu, yang unik di restoran ini yaitu kita dapat meracik sambal sendiri. Di meja sudah disediakan berbagai jenis bahan untuk membuat sambalnya seperti sambal kacang, petis, tauco, terasi, bawang, mangga muda, tomat hijau, dan cabe rawit.

Yang sebelah kanan itu, sambal racikan saya... Seger! (Dok. Pribadi)
Alhamdulillah nikmat banget! Pulang ke hotel langsung tidur nyenyak :D

Pallumara Mappanyuki
Wisata kuliner ini ditutup dengan Pallumara Mappanyuki. Pallumara yaitu sop kepala ikan kakap merah, sedangkan Mappanyuki adalah nama jalannya. Lagi-lagi kami harus makan sambil keringetan. Kalau teman lain sibuk mengeluh tentang kolesterol dan berat badan yang bertambah gara-gara wisata kuliner ini. Di dalam hati, saya malah membatin, merasa badan menyusut karena cairan tubuh yang terlalu banyak menguap #enggakpenting #abaikan :D

Pallumara (Dok. Pribadi)
Porsinya besar. Makanya kami pun makan berdua-berdua. Karena tempat duduk saya berhadapan dengan Mba Febri, maka saya pun kebagian makan berdua dengannya. Beruntung, karena ternyata saya makan dengan lahap sekali, sedangkan Mba Febri makannya sedikit sekali hihihi... Pallumara ini agak mirip dengan gulai kepala ikan ala Padang. Hanya saja kuahnya lebih segar karena ditambah asam. Mantep banget!
Cucur Bayao
Ini dia juaranya. Makanan favorit saya di Makassar. Cucur bayao! Kue ini menjadi salah satu dessert yang disajikan di hotel ketika sarapan. Kata Mba Firma, cucur bayao hanya bisa ditemukan di acara pernikahan. Waa beruntung sekali saya berkesempatan mencicipi kue spesial ini. Bayao artinya telur. Bahan utamanya memang terbuat dari telur dan gula. Kata Mba Firma, cara membuatnya seperti membuat sponge cake biasa. Yang membuatnya berbeda karena gulanya baru disiram setelah kuenya matang. Rasanya? Lembut, legit, dan maniiis banget. Tapi enggak eneg. Ah... Heaven on earth

Yang depan itu cucur bayao (Dok. Pribadi)

Monday, December 9, 2013

Food Court Batu Nunggal: Menu Lengkap, Harga Terjangkau

Beberapa waktu yang lalu, setelah menyelesaikan keperluan ke BCA dan Prima Jasa di Batu Nunggal, saya baru sadar bahwa rupanya saat itu udah masuk jam makan siang. Rencana berwisata kuliner ke 'kota' pun terpaksa gagal karena takut Jav keburu kelaperan dan rungsing *alasan, padahal sayanya juga udah laper berat :p*. Untungnya di Batu Nunggal terdapat sebuah food court. Posisinya berada di sebelah Griya Batu Nunggal.

Awalnya saya merasa kurang semangat mau makan siang di sana *udah underestimated duluan*. Tapi setelah keliling dan liat-liat menunya, saya malah jadi bingung saking banyaknya menu makan yang menggugah selera.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya pilihan saya jatuh pada Nasi Panggang Ayam. Sedangkan suami saya memesan Nasi Sapo Tahu.

Nasi Panggangnya lumayan enak. Selain ditaburi ayam dan jamur, kejunya juga melimpah. Sengaja saya enggak pakai sambal yang udah disediakan karena ingin bener-bener menikmati rasa kejunya. Hanya sayang, harus agak lama menunggu pesanan saya datang.

Nasi Panggang Ayam... Harga Rp 20.000-an... Lupa :D  (Dok. Pribadi)
Nasi Sapo Tahu pesanan suami saya, sampai lebih cepat di meja kami. Tampilan dan wanginya menggoda sekali. Udang dan cuminya besar-besar. Dan ketika saya icip-icip, langsung kalah deh rasanya Nasi Panggang pesanan saya heuheu... Pesanan saya enak juga, tapi pesanan suami saya lebih enak. Lebih enak juga dari Sapo Tahu yang suka saya beli di dekat rumah saya.

Nasi Sapo Tahu... Harga Rp 20.000-an... Lupa juga :D (Dok. Pribadi)
Udah beres makan ternyata masih ingin ngemil. Akhirnya kami pun memesan Pempek dan Es Campur. Es Campurnya lengkap dan seger banget, tapi lupa difoto :D Pempeknya juga lumayan enak, lengkap ada mie dan timunnya.

Pempek Kapal Selam... Harga di bawah Rp 10.000 (Dok. Pribadi)
Kalau kebetulan ada perlu ke Batu Nunggal dan lapar, langsung aja mampir ke food court-nya. Food court di sana seru banget. Berbagai macam menu makanan ada. Mulai dari Lotek Bandung, Gudeg Yogya, sampai Ayam Betutu Bali, ada. Cemilannya juga lengkap, mulai dari Batagor Bandung, Lumpia Semarang, sampai Dimsum, ada. Untuk ukuran perumahan, makanan di food court ini rasanya lumayan banget, apalagi harganya juga cukup terjangkau. 

Ah, saya jadi mengkhayal. Seandainya di depan kompleks rumah saya ada food court seperti ini, pasti menyenangkan :)

Thursday, December 5, 2013

Culinary Trip To Makassar [2]: Demo Masak dan Travel Talk

Culinary trip rasanya enggak lengkap ya kalau enggak ada acara masaknya. Nah, hari kedua di Makassar, diadakan Demo Masak bersama Chef Lucky, Travel Talk bersama Marischka Prudence, sekaligus kopdar juga bersama seluruh komunitas blogger di Makassar. Wuih seru!

(Dok. SunCo)
Acara ini digelar di Kampung Popsa. Terletak di pinggir pantai serta menyajikan berbagai macam menu makanan dengan konsep food court, Kampung Popsa ini menjadi pusat kuliner tempat nongkrongnya anak muda gaul di Makassar. Popsa merupakan singkatan dari Persatuan Olahraga Perahu Motor dan Ski Air, karena dulunya tempat ini adalah tempat berkumpulnya komunitas olahraga air di Makassar.

Registrasi di pintu masuk Kampung Popsa (Dok. Pribadi)
Sayang, acara yang seharusnya dimulai pukul sebelas, tidak dapat tepat waktu karena menunggu para peserta yang belum datang. Waktu kosong tersebut kami manfaatkan untuk foto bersama di pinggir pantai. Saya juga senang sekali karena bisa bertemu dan ngobrol-ngobrol sama Mba Mugniar (Emak of the Month Kumpulan Emak Blogger Bulan Desember) meskipun hanya sebentar setelah selama ini hanya saling berkomentar di blog.

Foto bersama di halaman belakang Kampung Popsa (Dok. Marischka Prudence)
Foto bersama Mba Mugniar (Dok. Iwok Abqary)
Akhirnya acara pun dimulai pukul duabelas. Acara dibuka dengan perkenalan dan ngobrol-ngobrol bersama Chef Lucky. Saya sempat kecewa karena bukan Chef Juna, tapi ya sudahlah hehehe... Pemenang pertama Master Chef Indonesia Season I yang biasa disebut Papa Bear ini sudah mulai hobi memasak sejak kelas 3 SD loh. Dia memberi saran pada para blogger cowok supaya jago masak juga. Selain terkesan romantis dan membuat cewek klepek-klepek, cowok yang masak untuk pacarnya juga bisa menghemat pengeluaran karena enggak perlu dinner di restoran mahal hihihi...

Ngobrol-ngobrol santai (Dok. Iwok Abqary)
Setelah perkenalan dengan Chef Lucky dirasa cukup, sekarang lanjut dengan perkenalan dan ngobrol-ngobrol bersama Marischka Prudence. Gadis cantik yang biasa dipanggil Prue ini mengawali karirnya sebagai reporter di sebuah stasiun televisi. Keputusan besar harus diambilnya ketika dia memilih untuk resign demi passion-nya untuk travelling dan blogging. Meskipun enggak kerja 'kantoran' lagi, Prue selalu berusaha bersikap profesional dengan menganggap blog sebagai 'kantornya'.

Iri Seru sekali mendengar pengalaman menarik Prue ketika travelling. Prue pernah sangat terharu ketika ada seorang ibu yang ingin memberi nama anaknya dengan namanya. Travelling dan bertemu dengan banyak orang baru, memang memberikan banyak pelajaran hidup bagi Prue, yang ternyata adalah adik angkatan saya di ITB. Tempat paling indah versi Prue adalah Pulau Maratua di Derawan. Katanya airnya jernih banget.  Hmmm saya jadi ingin melihat juga... Tapi kalau disuruh memilih, gadis pecinta nasi goreng dan ramen ini lebih memilih bawah laut daripada pantai.

Setelah puas ngobrol-ngobrol, sekarang waktunya demo masak oleh Chef Lucky. Masakan pertama yaitu Crispy Thai Beef. Sedangkan masakan yang kedua yaitu Sate Lilit Udang. Dua-duanya enak dan gampang banget bikinnya. Kok tau enak? Ya iya kan dikasih icip-icip. Yummie!

Crispy Thai Beef - Klik untuk memperbesar (Dok. Pribadi)
Sate Lilit Udang - Klik untuk memperbesar (Dok. Pribadi)
Banyak sekali tips memasak yang diberikan oleh Chef Lucky, diantaranya:
Tips Deep Fry
  • Untuk menghasilkan beef yang crispy, potong sapinya setipis mungkin.
  • Pastikan minyaknya benar-benar panas. Panaskan minyak, dinginkan terlebihdahulu sambil mempersiapkan bahan-bahannya, setelah siap panaskan lagi minyaknya.
Tips Menumis Bumbu
  • Untuk yang males masak, gunakan saja blender untuk menghaluskan bumbunya. Asalkan langsung diolah, rasanya tidak akan berbeda kok dengan bumbu yang dicincang.
  • Apabila menggunakan wajan anti lengket, gunakan minyak sedikit saja.
  • Untuk membuat masakan menjadi lebih gurih, tambahkan potongan tomat dansedikit gula.
Tips Membersihkan Udang
  • Jangan buang kepala dan kulit udang, selain dapat dijadikan kaldu, juga dapat dijadikan minyak udang. Tumis kepala dan kulit udang bersama bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay. Tumbuk lalu saring.
Tips Membuat Mayonaise
  • Kocok kuning telur bersama minyak goreng. Untuknya rasanya, bisa ditambahkan sesuai selera. Wasabi apabila ingin pedas, bawang putih apabila ingin gurih, gula apabila ingin manis, jeruk nipis atau saos tomat apabila ingin asam.
  • Homemade mayonaise bisa tahan 3-5 hari apabila disimpan di dalam kulkas.
Demo masak udah, icip-icip juga udah. Sekarang saatnya penjelasan dari SunCo yang diwakili oleh Mba Lina. Penjelasan langsung dibuka dengan meminta dua orang peserta untuk mempraktekkan demo meminum minyak goreng. Ternyata minyak goreng SunCo tidak lengket dan mudah diminum seperti air.g Sedangkan minyak goreng yang satunya lagi, para peserta tidak berkomentar, tapi jawabannya sudah bisa dilihat dari ekspresi mereka hihihi...

Jadi, untuk memilih minyak goreng yang baik, kita dapat melakukan beberapa macam tes.
  • Diminum. Minyak goreng SunCo mudah mengalir apabila diminum.
  • Bening. Minyak goreng SunCo melalui tiga kali tahap pemurnian dan dua kali tahap penyaringan sehingga tidak mudah teroksidasi dan meminimalkan resiko timbulnya kanker.
  • Tidak mudah beku. Apabila dimasukkan ke kulkas, minyak goreng SunCo tidak mudah beku karena diolah dari kelapa sawit segar sehingga memiliki kandungan minyak jenuh yang paling rendah sehingga meminimalkan peningkatan kolesterol.
Selain itu, minyak goreng SunCo adalah minyak goreng pertama dengan Fortifikasi Vitamin A. Vitamin A sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh.Karena menggunakan teknik fortifikasi dari Jerman, maka kandungan Vitamin A dalam minyak goreng SunCo tidak akan rusak meskipun dipanaskan.

Wah, pengetahuan tentang memilih minyak goreng yang baik jadi bertambah nih. Tapi acara belum selesai karena ternyata tim SunCo mempunyai kejutan untuk para pemenang lomba blog, lomba makan jalangkote dan es pisang hijau! Saya sih karena perutnya sudah terlanjur diisi angin, jadinya seret banget waktu makan jalangkote. Dan akhirnya saya yang satu tim dengan Mba Ika pun kalah dan gagal mendapatkan voucher belanja heuheu...

Mmmm... Nyam nyam nyam... Dinikmati aja :) (Dok. Mugniar)
Acara ini memang bertabur banyak hadiah. Selain goodie bag untuk setiap peserta, yang nanya dapat hadiah, yang ikut demo dapat hadiah, yang menang lomba makan dapat hadiah. Yang terakhir ada door prize juga sebagai penutup acara.

Selesai deh acara demo masak dan travel talk-nya. Tapi jangan khawatir, setelah ini SunCo mengadakan lomba food photography berhadiah jutaan rupiah loh. Pantengin aja twitter dan facebook-nya :)

Foto bareng Chef Lucky :) (Dok. Pribadi)
Foto bareng Prue (Dok. Pribadi)
Sapo Tahu Seafood @ Kampung Popsa (Dok. Pribadi)