Friday, November 15, 2019

Mengatasi Speech Delay Bersama Dini.id


"Ngapain ke dokter segala?"
"Kan dia jalan duluan, nanti juga ngomong, tunggu aja."
Begitu tanggapan orang-orang terdekat kami ketika saya dan suami mengatakan akan memeriksakan Rashya ke dokter tumbuh kembang. 

Saya juga sebenarnya enggak ingin kok membawa Rashya ke dokter. Bukannya apa-apa, takut mendengar diagnosis yang aneh-aneh. Tapi karena di usianya yang kedelapan belas bulan Rashya belum juga mengeluarkan kata-kata berarti, saya dan suami pun mencoba memeriksakan Rashya ke dokter. Dimulai dari dokter anak, dirujuk ke dokter tumbuh kembang, kemudian ke dokter rehabilitasi medik. 

Baca juga:

Ternyata Rashya memang mengalami speech delay. Namun masih ringan dan enggak perlu diberikan terapi. Dokter hanya menyarankan agar Rashya lebih banyak bersosialisasi dengan teman sebaya. Kalau ada daycare, bisa dimasukkan ke daycare. 

Kebetulan di depan rumah memang ada daycare, tapi rasanya kok berat banget memasukkan Rashya ke daycare. Sudahlah masih kecil banget, belum bisa ngomong pula, nanti kalau dia kenapa-kenapa bagaimana, huhuhu....

Akhirnya saya pun konsultasi sama psikolog di sekolah Jav. Kata beliau, "Daycare apa? Ngerti anak?" Hmmm.... "Sebenarnya bayi itu belajar bicara dari ibu." Hmmm.... "Lebih banyak side effect-nya." Hmmm....

Sejujurnya, hati kecil saya setuju banget dengan pendapat ibu psikolog. Tapi merasa bersalah juga kalau enggak melakukan saran dari dokter. Akhirnya saya dan suami mengambil jalan tengah. Rashya ikut main saja satu/dua jam saja di daycare. 

Sekarang usia Rashya sudah lebih dari dua tahun. Karena sempat sakit cacar air dan libur berminggu-minggu, dia enggak mau lagi main di daycare, huhuhu.... Alhamdulillah dalam beberapa bulan ini kemampuan bahasanya sudah ada kemajuan, kosakatanya terus bertambah. Meski jika dibandingkan dengan anak seusianya sih memang terlambat. 

Makanya saya merasa belum tenang nih. Karena perkembangan bicara dan bahasa itu kan merupakan tolak ukur perkembangan kognitif dan intelektual juga. Jadi menentukan perkembangan pada tahap-tahap selanjutnya. Saya khawatir hal tersebut akan memengaruhi perkembangan sosial emosinya juga. Ya bayangkan saja, bagaimana ketika Rashya memiliki keinginan, sedih, atau marah, tapi dia enggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Kasihan kan, hiks....

Setiap hari, saya terus berusaha memberi Rashya stimulasi. Sering mengajaknya berbicara, menyanyi, membaca buku, dan bermain bersama. Pondasi besar dari kemampuan verbal anak adalah interaksi sosialnya. Mudah-mudahan dengan seringnya Rashya bercengkrama dengan keluarganya dan bersosialisasi dengan teman sebayanya, membuat Rashya semakin terasah kemampuan berbahasanya.

Dari lingkungan terkecil yakni keluarganya, Rashya mulai mengenal kata baru dan maknanya. Oleh karena itu, yang wajib diberikan orang tua itu kan kebersamaan dalam bermain, bukan hanya mainan yang banyak dan mahal harganya. Bagi anak, bermain adalah salah satu cara untuk belajar. Orang tua yang menemani kegiatan ini bisa membantu anak dalam berbagai hal, termasuk menambah kekayaan kosakatanya. 

Nah, saya baru tahu nih bahwa ternyata, selain sering mengajak anak mengobrol dan bermain bersama, salah satu solusi yang bisa dipilih orang tua untuk melakukan stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak yaitu Dini.id.

Dini.id adalah startup yang khusus dirancang untuk memberikan program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli. 

Beberapa program Dini.id adalah : 
  1. Sistem assessment online gratis di website www.dini.id yang dapat mengidentifikasi keterlambatan dan potensi dalam perkembangan anak. 
  2. Kelas stimulasi dan intervensi sambil bermain yang dilakukan di playground-playground mitra yang dirancang untuk mengaktifkan neuron dalam otak sehingga meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi dasar perkembangan tahap selanjutnya terutama untuk belajar. 
  3. Program assesment, observasi, dan investigasi berkala yang disupervisi oleh psikiater dan psikolog klinis untuk mengoptimalkan perkembangan anak yang berbeda-beda dan unik. 

Yang saya suka, program stimulasi dan intervensi di Dini.id ini melibatkan orang tua secara langsung, sehingga orang tua bisa memiliki interaksi yang baik dengan anak sekaligus dapat membangun ikatan yang kuat dengan anak.

Adakah teman-teman yang anaknya mengalami speech delay juga? Ada video nih tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini. Isinya benar-benar 'bergizi' dan menambah banyak pengetahuan baru. Memberikan pehamaman bahwa stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak yang mengalami speech delay itu sangat penting.


18 comments :

  1. Speed delay untuk anak-anak sebenarnya gak bisa dianggap remeh juga. Ingat adikku dulu kena speed delay, berbagai usaha dilakukan ibuku maklum saja dulu tidak mudah sekarang. kalau sekarang ortu bisa assessment online gratis ke website www.dini.id ya mbak.

    ReplyDelete
  2. anak kedua dulu juga speech delay tapi kata dokter tidak perlu terapi hanya butuh ditingkatkan intensitas komunikasi ibu dan anak

    ReplyDelete
  3. Wah saya salut banget dengan dini.id ini mbak, jadi setiap anak dengan keterlambatannya bisa kembali normal. Apalagi terlambat berbicara, hebatnya orang tua dilibatkan dalam menstimulus anaknya.

    ReplyDelete
  4. Aku dlu sempat panik juga mba pas anakku speech delay. Tapi memang satu sisi degan adanya sratrt up gini akan ngebantu ya mba

    ReplyDelete
  5. Semoga Rahsya cepet lancar ya, insya Allah teteh ibu yang baik pasti udah berusaha yang terbaik.. Dulu saya juga khawatir karena Gen belum bisa jalan tapi emang ngomong dulu sih, beda tiap anak ya Teh... Semangat ✊

    ReplyDelete
  6. Salam untuk Rashya mbak, semoga semakin pintar bicaranya :)
    Salut sama dini.id yang peduli tentang tumbuh kembang anak dengan memberikan program stimulasi dan intervensi

    ReplyDelete
  7. Wah aku ga paham nih soal ini. Tapi kayanya berguna banget ya buat pola asuh anak apalagi yg punya kecenderungan telat seperti ini

    ReplyDelete
  8. Aku dulu juga sempat berpikiran anak pertamaku speech delay. Di usia 2 tahun masih sedikti kosa kata yang diucapkan. Aku sering nangis kalau denger orang-orang bilang karena ibunya terlalu pendiam. Tapi, aku terus memberi stimulan, dan sekarang malah anaknya nggak bisa distop kalau ngomong hehehe...

    ReplyDelete
  9. anak pertamaku mbak, speech delay juga.. gak aku terapi di klinik tumbuh kembang, tapi beneran diajak main setisp hari, aku nya lebih cerewet lagi sama dia, beneran kurangin screentimes, asah lagi motoriknya.. alhamdulillah udah banyak ngomongnya, walau masih ketinggalan sama ade²nya

    ReplyDelete
  10. Dlu aku smpet panik saat usia 2 tahun anakku tidak bisa bicara mba smpet mau terapi juga tapi akhirnya pelan2 dia bisa .sekarang malah ngmng trus hahha

    ReplyDelete
  11. Anakku dulu jg sempet ngomongnya lama ya, trus ma dokter diomelin ibuknya yg kudu sering ngajak ngomong heheh. Yawda akhirnya perbanyak baca cerita, ngobrol, sering ajak interaksi ma anak lain, di sekolah dan di daycare juga sih waktu itu akhirnya bisa deh ngomong banyak. Sampai skrng banyakan nanya malah hehe.

    ReplyDelete
  12. Ponakanku yang di Surabaya sempat mengalami speech delay, Mbak. Hingga usia 2 tahun kosakatanya dia hanya sekitar 20 kata. Mana lagi dia malas banget jawab kalau diajak ngobrol. Tapi setelah terapi, sekarang malah cerewet banget. Semoga nanti Rashya juga makin lancar bicaranya ya.

    ReplyDelete
  13. Huaaa, wajib lihat nih. Anakku no.2 ini juga kelihatannya speech delay, umur 27bln kosakatanya masih beberapa aja :(
    Padahal udah diajak ngomong, disimulasi masih juga sepatah dua patah kata saja.

    ReplyDelete
  14. Speech Delay emang bener gak bisa dianggap remeh ya mbak, dulu anakku umur 17 bulan kosakata nya baru sedikit banget, nah karena takut speech delay aku terapi dia.

    Aku izin share artikel ini ya mbak, ke temanku karena anaknya umur 4th lebih kosa katanya masih sedikit banget, aku sedih karena orangtuanya kurang aware

    ReplyDelete
  15. Teh...kalau belum bisa ngomong huruf R itu termasuk speech delay gak siih?
    Anakku belum bisa...huhuu~
    Ngefeknya kalau nulis kalimat yang ada R-nya, kadang disorientasi sama L.

    ReplyDelete
  16. Speech delay tetap bisa diatasi ya kak, yang penting tahu tekniknya dan orangtuanya jangan terlalu panik ya

    ReplyDelete
  17. Adik saya dulu sampai umur hampir 3 tahun irit banget ngomongnya. Sampai dikira bisu sama kami semua. Dan memang sih speech delay ini kayaknya ngaruh di akademiknya

    ReplyDelete
  18. anakku juga 2 tahun baru bisa ngomong, kasusnya sama dengan Rhasya. Hanya perlu teman ngobrol. Untungnya saya coba terapi mandiri dulu dari cerita orang-orang. Pas ganti pengasuh yang bawel, baru deh bisa ngomong.

    ReplyDelete