Sebelumnya, Ngomong Dong, Rashya [1]: Speech Delay?
Setelah mengetahui hasil diagnosis Gangguan Bahasa Ekspresif dari dr. Purboyo, rasanya saya enggak sabar ingin memulai terapi wicara untuk Rashya. Tapi harus sabar nih menanti jadwal periksa di Instalasi Rehabilitasi Medik RSHS tanggal 20 Maret 2019.
Makanya, sambil menunggu jadwal tersebut, saya mencari tahu tentang beberapa klinik tumbuh kembang yang ada di Bandung. Siapa tahu ada yang enggak perlu pakai antre sampai berbulan-bulan. Nah, yang paling dekat dari rumah ada di RS Al-Islam. Tapi kenapa ya dr. Purboyo enggak mau memberi rujukan ke sana.
Karena penasaran, saya pun konsultasi sama kepala sekolah sekaligus psikolog di sekolah Jav. "Klinik tumbuh kembang di RS Al-Islam recomended enggak?" Beliau pun balik bertanya kepada saya, untuk siapa dan ada masalah apa. Ketika saya jawab untuk Rashya dengan diagnosis GBE, beliau menjawab, "Kan masih bayi? Masih otw atuh."
Selanjutnya beliau menyarankan saya untuk stimulasi di rumah saja dulu. Seperti diajak banyak bicara, diberi makanan bertekstur, minum dari sedotan, membuat gelembung sabun, meniup peluit, makan es krim, menjilat permen loli, sikat gigi, dan lain-lain. Banyak contohnya di internet dan beberapa memang sudah saya praktikkan. Pesan beliau, "Kalau bicara, pastikan dia lihat bibirmu."
Setelah konsultasi begitu, saya bisa menunggu jadwal periksa di Instalasi Rehabilitasi Medik RSHS dengan perasaan yang lebih tenang. Enggak terlalu panik lagi.
Sehari sebelum jadwal periksa, saya tiba-tiba merasa ingin menggunakan BPJS. Soalnya, sudahlah jauh, masa bayar sendiri pula. Akhirnya saya pun mendadak mengurus dokumen BPJS. Minta surat rujukan mulai dari dokter umum di Klinik Margasari (faskes tingkat 1) dan dokter anak di RSIA Humana Prima (faskes tingkat 2).
Ketika memberi surat rujukan, dr. Fiva mewanti-wanti kami agar lebih siap mental dan sabar mengantre karena memakai BPJS. Duh, betul juga ya, mana RSHS ini menjadi rumah sakit rujukan se-Jawa Barat. Jangan-jangan harus mengantre dari Subuh. Kami pun pasrah saja. Kalau masih bisa kebagian BPJS ya syukur, kalau enggak juga enggak apa-apa.
Tapi ternyata enggak perlu antre loh, Gaes.... Eh, ya antre juga sih, tapi sebentar banget. Jadi kami kan baru sampai ke RSHS pukul setengah 9, soalnya mengantar Jav ke sekolah dulu, tapi cuma menunggu 3 nomor, sama saja seperti mendaftar biasa lewat jalur umum. Pendaftaran pun bisa kami lalui dengan cepat dan nyaman. Terharu banget deh. Mungkin karena sekarang di RSHS sudah ada sistem pendaftaran online ya, jadi enggak ada lagi antrean yang mengular.
Oiya, kali ini kami menggunakan motor supaya enggak pusing mencari tempat parkir mobil dan enggak perlu ada drama cabut pentil lagi, heuheu....
Yang lama itu justru menunggu pendaftaran di Instalasi Rehabilitasi Medik. Tempat tunggunya di lorong dan ramai banget, tempat duduk pun penuh. Kami harus menunggu sambil berdiri. Mungkin karena semua yang mau terapi (terapi wicara, terapi fisik, dan lain-lain) plek tumplek menunggu di situ. Setelah selesai daftar, kami harus menunggu lagi sebelum dipanggil oleh dokter. Untungnya kali ini tempatnya lebih nyaman. Di basement, tapi terang dan luas. Yang menunggu pun cuma anak-anak seumuran Rashya dan pengantarnya.
Saat tiba giliran Rashya, dokter pun mewawancarai kami sambil mengobservasi Rashya. Wawancaranya mulai dari riwayat kelahiran Rashya, kegiatan Rashya sehari-hari (sudah bisa apa saja, bagaimana cara berkomunikasi, bagaimana makannya), apakah punya kakak (berapa umurnya, sudah mandiri atau belum), bagaimana interaksi dengan lingkungannya (frekuensi, durasi, dan kegiatan bersama ayah, bunda, teman sebaya), dan lain-lain. Pokoknya banyak deh. Lumayan lama. Rashya sampai bosan dan akhirnya lari-lari di luar sama ayahnya, sementara saya melanjutkan sesi wawancara.
Setelah selesai wawancara dan menunggu sebentar, kami dipanggil lagi. Kesimpulannya, Rashya kan umurnya masih 19 bulan, laki-laki pula. Biasanya anak laki-laki memang cenderung terlambat bicara dibandingkan anak perempuan. Makannya juga lancar, serta enggak ada kelainan (tuli, hiperaktif, autis, dan lain-lain). Memang termasuk delay, tapi masih ringan, jadi belum perlu terapi wicara.
Fiuh... Rasanya lega sekali mendengar kata-kata dokter tersebut. Alhamdulillah enggak perlu bolak-balik Ciwastra-RSHS untuk terapi wicara. PR dari dokter untuk saya lakukan di rumah ada tiga, yaitu:
- Mengajarkan Rashya agar bisa mengetahui dan menunjukkan nama-nama anggota tubuh
- Mengajarkan nama-nama benda melalui flash card
- Memperbanyak sosialisasi dengan teman sebaya dan masukin ke daycare
Seandainya enggak ada perkembangan hingga umurnya 2 tahun, bisa kontrol lagi ke sana agar bisa dievaluasi kembali. Untuk keperluan tersebut, dokter memberi surat rujukan, yang mudah-mudahan enggak perlu sampai dipakai. Begitu....
Selanjutnya, Ngomong Dong, Rashya [3]: Daycare yang Bikin Galau
Pakai BPJS memang butuh kesabaran mbak :) tapi kl diikutin prosedurnya dan kita sabar antri, sangat membantu banget. Mudah2an Rashya ada perkembangan yang baik ya, ditunggu ceritanya :)
ReplyDeleteIya mbak, udah biasa. Alhamdulillah selama ini enggak pernah dikecewakan sama bpjs...
DeleteAamiin, makasih ya mbak :)
Jadi ingat waktu ngajarin si sulung bicara, karena gagap sebelumnya. Harus telaten emang ngajarin anak cowok. Aku dulu bikin kayak kartu flash gitu buat ngajak anak bicara dengan jelas. Jaman dulu gak ada kartu flash, jadi kudu kreatif
ReplyDeleteWah, salut bikin flash card sendiri :)
DeleteSemoga Rashya makin pintaaaarr ya Nak.
ReplyDeleteSemangaaatt! Semua tante/bude teman Mama senantiasa support Rashya!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Aamiin... Makasih tante :)
DeleteAlhamdulilah masih lega ya Teteh, aku jadi deg2an juga soalnya Rayi jalan dulu dan dibanding kakaknya cerewet kakaknya (perempuan kali yah)
ReplyDeleteKerasa ya bedanya anak perempuan sama laki-laki...
DeleteWaaah makasih banyak sharingnya Mba, jadi aware tentang hal beginian
ReplyDeleteSama2 mbak :)
DeleteEh ketinggalan, semoga Rashya sukses terapinya ya :)
ReplyDeleteKata dokter belum perlu terapi, hehehe...
DeleteSaya jadi ingat sepupu dan keponakan ada yang begini. Di atas 2 tahun semua baru pada bisa bicara. Alhamdulillah sekarang udah lancar semua. Semoga Rashya pun demikian, ya.
ReplyDeleteDi atas 2 tahun itu bisa secara alami mbak? Atau terapi?
DeleteMb, dulu anak pertamaku yang cowok juga aktiv (anak kinestetik) di motorik, tapi ngomongnya minim. Mulai muncul banyak kosakatanya, setelah aku masukin PAUD ( umur 2 tahunan) karena di sana banyak ketemu teman... Dulu klo ngomong cuma 1 kata gitu, pas dia tiba3 bisa merangkai kalimat..."ikan apa itu yah?" seneng bngt aku mba.
ReplyDeleteSemoga rasha ga cuma karena blm waktunya aja ya mba. Kuncinya memang mesti diajak banyak ngobrol sepertinya...
Duh, kebayang senengnya ya... Di deket rumah juga ada paud, tapi banyaknya anak gede...
DeleteSemangat, mak. Dengan rajin distimulasi dan terapi pasti nanti ada perkembangan yang cukup signifikan :)
ReplyDeleteAamiin, makasih mak :)
DeleteSetuju sama dokter nya, ya 19 bulan masih otw atuh mba bicaranya, sebagian ortu memang terlalu terburu buru mendiagnosa anaknya GBE. Cmiiw ya mba
ReplyDeleteBukan saya loh yang diagnosa gbe, tapi dokter :D
DeleteTerimakasih sharingnya mbak, kebetulan aku lagi punya baby 8 bulan nih, jadi butuh banget info- info seperti ini. Semoga Rahsya sukses terapinya ya mbak, insyaa Allah Rahsya akan baik-baik saja.
ReplyDeleteAamiin, makasih ya :)
DeleteKalau antriannya sudah bisa sistem online memang enggak terlalu mengular, ya. Tapi pas mau pemeriksaannya yang mengantri. Semoga Rahsya bisa belajar bicara dengan baik. Mbak juga semangat. Insya Allah, akan baik-baik saja. Aamiin 😇😇😇
ReplyDeleteIya, soalnya dulu taunya daftar ke rshs itu antrenya gila2an. Alhamdulillah sekarang sudah bisa online...
DeleteAamiin, makasih ya mbak :)
Turut mendoakan semoga terapi Rashya berjalan lancar dan membawa hasil yang membahagiakan. Dan alhamdulillah ya mbak, pakai BPJSnya juga lancar, tdk sampai antrian lama.
ReplyDeleteBelum terapi sih mbak, tapi makasih ya doanya :)
DeleteWah aku seneng baca cerita BPJS antriannya ga terlalu ngular. Semoga Rashya lekas bisa ngomong ya, Nat
ReplyDeleteAamiin, makasih teh :)
DeleteJadi ingat anak sulungku yang baru bicara umur satu tahun setengah, terkadang orangtua mudah panik kalau perkembangan anak berbeda dari seusianya. Semangat terus ya mak, mudah-mudahan ketekunan kita membuahkan perkembangan positif untuk buah hati tercinta.
ReplyDeleteIya mbak, aamiin, makasih :)
DeleteSemoga hanya terlambat bicara biasa ya mba ga harus terapi bisa dengan waktu n stimulasi. Pake bpjs rejeki2an kali ya...ada yg ngantri lama ada yg bisa cepat hehe
ReplyDeleteTergantung rumah sakitnya kayanya...
DeleteBiasanya anak laki-laki memang cenderung terlambat bicara dibandingkan anak perempuan > hal ini pernah disampaikan sama salah satu dokter tumbuh kembang anak.
ReplyDeleteIya ya :)
DeleteAlhamdulillah cuma delay ringan ya. Mudah2an dengan terapi di rumah Rasya segera bisa mengejar ketinggalan ya. Semoga ibundanya juga sabar mendampingi
ReplyDeleteIya mbak, makasih... Aamiin...
DeleteAlhamdulillah, delay ringan. Usianya masih 19 bulan juga, tetanggaku hampir 3 tahun tapi ngomongnya dikit bgt dan cenderung ggbisa. Jadi kadang cuma teriak aja loh Mbak. Dan setelah terapi, baru deh dikit2 mau ngomong.
ReplyDeleteOh gitu ya...
DeleteAku pernah ngalamin ini mba. Soalnya Dimaskan lahir prematur. Udah diterangin tuh, kedepannya anak bakal gimana. Pas anak seumurannya udah bicara, dimas malah diem. Tapi lama kelamaan ternyata lancar juga. Memang telat.
ReplyDeleteWah, tapi yang penting akhirnya terkejar ya :)
DeleteBaca di atas aku cuma ingin bilang, semoga Rashya segera lancar cas cis cus ngomongnya supaya nggak bikin cemas ortu dan keluarga
ReplyDeleteAamiin...
DeleteDi keluarga kayanya yang cemas cuma saya sendiri deh, heuheu...
Jadi inget dulu juga anakku lambat ngomongnya sampai usia 3 thn, padahal biasanya anak cewe lbh ceriwis, hehehe. Semiga Rashya segera lancar berbicara ya mbaaa.. 💙
ReplyDeleteWah padahal perempuan ya... Terus sampai 3 tahun diapain? Atau alami aja?
DeleteJadi ingat keponakanku usia 2th kemarin dan belum bisa bicara kecuali 'yah' klo manggil Ayahnya, selebihnya uh..uh, klo minta sesuatu nunjuk atau narik tangan. Anaknya pertumbuhab lainnya ok, tapi orangtuanya meski adik saya susah dikasih masukan untuk anaknya
ReplyDeleteSemoga keponakannya cepet lancar juga ya ngomongnya :)
DeleteMudah-mudahan sebelum 2 tahun udah ceriwis ya Rashya... Temen-temen aku yang punya anak cowok pada bilang agak lambat soal perkembangan bahasa anaknya,ada yang delay tapi ada juga yang normal. Anakku cewe dan emang keliatan banget bahasanya bagus dibandingkan anak cowok seumurannya
ReplyDeleteIya, aamiin :)
DeleteAnak sulungku dulu juga baru banyak ngomong setelah umur 2,5 thn. Jelang umur 2 thn, dia baru ngomong 4 kata. Tadinya sempat mau diajak terapi juga tapi gak jadi.. setelah punya adik, baru deh dia banyak bicara. Kayaknya sih karena aku jarang ngajak bicara. Aku sendiri males ngomong kalo di rumah wkwk... Begitu mereka gede, baru deh cerewet.
ReplyDeleteHihihi... Oh, padahal saya juga cerewet ke kakaknya...
DeleteMba apakah skrng rasya sudah lancar bicaranya? Saya ga sengaja baca blog mba, soalnya anak saya lgi di fase ini, umurnya 15 bln, tapi klo dipanggil namanya ga nengok,sm klo disuruh dadah² gamau, ngomong ayah bunda pun blm bisa, apakah itu termasuk speech delay ya?
ReplyDeletesekarang udah lancar, tapi fonasinya belum sempurna...
Deletekata dokter masuknya gangguan bahasa ekspresif, soalnya menoleh ketika dipanggil, mau disuruh dadah, dll...
saya enggak tau anak mbak speech delay atau bukan, konsultasi ke dokter aja ya :)
Bu anak sy laki2 usia 27bln, kosakata baru skitar 60. Dari kemarin maju mundur mau periksa ke dsa. Kl kata papahnya nunggu sabar sampai waktunya ngomong tapi jg pgn tau apa kata dokternya.. boleh saran bu?
ReplyDeleteSaran saya sih enggak ada salahnya konsul ke dokter... Kalau enggak ada masalah, alhamdulillah bisa lebih tenang... Tapi kalau ada masalah, bisa langsung segera ditangani :)
Delete