Monday, March 8, 2021

Satu Tahun Covid-19 di Indonesia


Ada yang ulang tahun nih di bulan Maret. Enggak perlu dikasih selamat ya, apalagi berdoa semoga panjang umur.

Enggak terasa ya sudah setahun Covid-19 di Indonesia. Alhamdulillah, berhasil melalui tahun ini dengan baik. Rasanya melegakan sekali masih bisa berkumpul dengan keluarga dalam keadaan yang sehat.

Di Rumah Aja....

Suami yang biasanya kerja di Jakarta, setahun ini WFH di Bandung. Tetap membayar kosan meski hanya diiisi barang, hihihi.... Pada awalnya, hati kecil saya agak berat ketika suami memutuskan untuk pindah ke tempat kerjanya yang sekarang. Namun kini, keputusan tersebut menjadi hal yang paling saya syukuri, karena perusahaannya ini peduli sekali pada kesehatan dan keselamatan karyawannya. Enggak terbayang kalau suami masih harus WFO dan bolak-balik Bandung-Jakarta dalam kondisi pandemi begini, hiks....

Jav juga sudah setahun ini SFH. Meski semangat belajarnya naik turun, alhamdulillah dia paham risiko apa aja yang bisa terjadi selama masa pandemi. Jadi, ketika teman-temannya ikut playdate dan presentasi tutup tema di sekolah, dia mah belajar dan presentasi tutup tema di rumah aja secara online. Agak kecewa sih dengan sekolah Jav. Sementara sekolah lain beradaptasi dan berinovasi membuat beragam kegiatan online seperti virtual trip dan lain-lain, sekolah Jav malah balik konvensional mengadakan kegiatan tatap muka di sekolah.


Saya pun pastinya di rumah aja dong. Memang sedih sih ya enggak bisa bebas jalan-jalan dan beraktivitas di luar rumah. Apalagi kalau melihat saudara dan teman-teman di luar negeri sana. Hmmm, rasanya ingin pindah kewarganegaraan aja, hihihi.... Tapi ya sudahlah, berusaha menikmati dan mensyukuri keadaan ini. Karena banyak kan yang ingin di rumah aja, tetapi terpaksa masih harus pergi ke luar rumah. Makanya, saya tuh enggak ingin menyia-nyiakan privilege ini.

Kegiatan Baru di Masa Pandemi

Di antara kesibukan ibu rumah tangga, blogging, dan menemani Jav SFH, ada beberapa kegiatan baru yang saya coba selama pandemi ini.

Main TikTok. Lumayan menghibur dan sedikit mengobati kerinduan saya pada hobi joget. Bisa quality time berdua Jav juga, duet bareng, hohoho....

Menonton Drama Korea. Drakor pertama saya Crash Landing on You dan langsung meleleh sama senyumnya Hyun Bin, hihihi.... 


Berkebun. Sejak dulu saya enggak berani menanam tanaman, takut tanamannya mati, hehehe.... Alhamdulillah diajari hidroponik sama teman. Anti gagal dan sudah beberapa kali panen. Sekarang, akhirnya saya mulai tertarik juga dengan tanaman hias.



Bersepeda. Sebelum hamil Rashya, saya dan Jav sering bersepeda berdua. Nah pandemi ini, Rashya sudah bisa dibonceng. Plus suami WFH pula, jadi kalau weekend bersepedaanya berempat.


Lari. Ini hobi jadul banget. Terakhir lari itu sebelum hamil Jav. Mumpung suami WFH dan bisa menemani anak-anak, saya bisa kabur sebentar untuk lari.


Perjuangan Masih Panjang

Alhamdulillah ya, vaksin sudah ditemukan. Namun entah kapan saya yang cuma orang biasa ini bisa disuntik vaksin. Tapi, kalaupun sudah mendapat jatah vaksin, pastinya tetap 5M yang utama.

Memakai Masker. Jangankan ke luar rumah, di dalam rumah pun saya selalu memakai masker jika menerima tamu. Bertemu pegawai yang meminta tanda tangan, bertemu teteh yang mengantar pesanan sayur, bahkan bertemu kurir yang hanya sekejap pun memakai masker. Semoga enggak ada yang baper, karena tujuannya kan untuk saling melindungi.

Di rumah orang tua dan mertua pun saya selalu memakai masker, kecuali kalau sedang makan. Saya selalu berdoa semoga orang tua dijauhkan dari penyakit ini. Tapi jika memang ditakdirkan sakit ya mau bagaimana lagi. Namun jangan sampai sakitnya karena tertular dari saya, huhuhu....


Mencuci Tangan. Ini sih sudah pasti lah ya. Sejak sebelum pandemi pun, cuci tangan mah wajib. Cuma sekarang memang jadi lebih sering. Jika keluar rumah lupa membawa hand sanitizer pun, lebih baik balik lagi, hihihi....

Menjaga Jarak. Sekarang kalau bertemu orang lain jadi jaga jarak. Kadang, masih ada yang suka dekat-dekat dan pegang-pegang. Mungkin karena dianya enggak sadar dan memberi reaksi spontan aja gitu. Biasanya saya langsung mundur pelan-pelan sambil berdoa di dalam hati, heuheu....

Menjauhi Kerumunan. Sejak awal pandemi pun saya sudah jauh-jauh dari kerumunan. Belanja ke tukang sayur langganan secara online via WA, kemudian pesanannya dikirim ke rumah sama istrinya. Begitupun belanja yang lain di Griya dan Indomaret, secara online juga melalui aplikasi.

Cuma sedihnya, masih ada aja undangan pernikahan, ulang tahun, pengajian, dan lain-lain. Enggak enak kan menolaknya. Akhirnya saya akali dengan cara datang terlambat, atau mengganti kehadiran fisik dengan bentuk yang lain. Soalnya, judulnya sih 'sesuai prokes', tapi ada acara makan-makannya, ya ambyar lah prokesnya. Memangnya bisa makan sesuai prokes, tanpa membuka masker?

Membatasi Mobilitas. Ini juga sama. Meski sudah enggak PSBB, circle saya cuma dua. Orang tua yang tinggalnya berjarak lima rumah dari tempat tinggal saya, serta rumah mertua di Cimahi. Jalan-jalan juga pernah sih, cuma tiga kali. Itupun ke tempat terbuka dan mencari waktu yang sepi.


Semoga Allah melihat usaha kami dan selalu melindungi kami. Begitu juga dengan teman-teman ya....

1 comment :

  1. Alhamdulillah suami kerjanya bisa full WFH jadi bisa sekalian nemenin keluarga di rumah ya Mbak 😁

    Semangat belajar Jav yang naik turun itu wajar banget, soalnya emang belajar daring selama setahun bener2 membosankan. Saya yang jadi guru aja, kadang bosen tapi ya. . mau gimana lagi.

    Btw, di masa pandemi gini kadang kitanya udah niat banget buat lebih protektif tapi ya itu kadang ada hal2 yang nggak bisa dihindari seperti dikasih undangan. Solusinya emang ditelat2in datengnya

    ReplyDelete