Wednesday, April 20, 2022

Dance to Express Not to Impress


Aktivitas favorit saya? Rebahan! Hihihi, bercanda....

Eh, tapi kalau dipikir-pikir, ya benar juga sih. Di luar kegiatan lain yang memang memaksa tubuh untuk berdiri dan bergerak (seperti memasak, mencuci, mengepel, dan lain-lain), saya lebih senang melalukan segala sesuatu (menulis draf blog, blogwalking, membuat konten instagram, membaca buku, browsing resep, belanja, menonton drakor, bermain game, dan lain-lain) sambil rebahan.

Iya saya tahu, gaya hidup semi sedentary ini memang enggak baik untuk kesehatan, tapi rebahannya produktif kok. Membela diri, hehehe....

Sudah ah, sekarang serius ya. Aktivitas favorit saya? Selain menulis (sambil rebahan), saya juga senang menari. Sebagai seorang berkepribadian plegmatis dan cenderung introver, menulis dan menari merupakan cara yang paling nyaman bagi saya untuk mengekspresikan diri.

Awalnya...

Kecintaan saya pada aktivitas menari ini dimulai ketika saya baru masuk SMA dan melihat papan di dekat ruang guru yang berisi daftar berbagai ekstrakurikuler. Saat itu hati saya berdesir melihat nama Tari Kreasi: Star 8.

Untungnya saya enggak sendiri. Sahabat saya sejak TK juga tertarik untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Kami yang sebelumnya ketika SMP ikut ekstrakurikuler karate pun akhirnya berpindah haluan mencoba hal yang berbeda 180 derajat.

Keputusan yang enggak pernah saya sesali. Star 8 benar-benar mengubah hidup saya. Bukan hanya menjadi lebih pandai menari, tetapi juga lebih sehat karena rutin bergerak serta lebih percaya diri karena menemukan cara mengekspresikan diri yang 'saya banget'.

Selain itu, banyak nilai tambah yang saya dapatkan dari aktivitas tersebut. Pelatih tari kami cukup sangat keras. Kami bukan hanya latihan koreografi tari kreasi modern dan tari kreasi tradisional, tetapi juga latihan fisik, mental, kepribadian, kekompakan, ketekunan, kerjasama, disiplin, dan lain-lain.

Gerakan enggak kompak? Push-up!
Kipas jatuh? Sit-up!

Namun hasilnya memang sepadan sih. Setiap mengikuti kompetisi tari, tim kami selalu berhasil meraih juara pertama. Hmmm, pernah sih juara kedua, itupun karena kami mengirim dua tim, jadi juara satunya ya tetap tim kami juga, hohoho....

Kemudian...

Kelas 3 SMA, salah satu juri dari kompetisi tari yang pernah kami ikuti, menghubungi saya dan sahabat. Rupanya kami berdua diajak bergabung dengan timnya, salah satu grup tari profesional di Bandung.

Berbeda dengan tarian Star 8 yang full-body workout, tarian bersama grup ini lebih santai. Latihannya enggak terlalu heboh dan keringat yang keluar enggak membuat baju basah sampai bisa diperas, hihihi....

Namun tentu aja tetap butuh konsentrasi yang tinggi karena kami harus menari sambil menggunakan sepatu cantik dengan hak 12 cm. Makanya kami menyebutnya tari cantik.

Kami biasanya menari di acara peluncuran produk, gathering, ulang tahun, atau perayaan malam tahun baru. Rasanya menyenangkan sekali, bisa menambah pengalaman dan dapat menghasilkan uang saku sendiri.

Selanjutnya...

Enggak ingin jauh-jauh dari aktivitas menari, ketika kuliah saya bergabung dengan Unit Kesenian Bali Maha Gotra Ganesha (MGG). Saya memang orang Sunda, tapi entah kenapa lebih tertarik dengan tari Bali. Bagi saya, kostum, musik, dan gerakannya menghasilkan aura yang enggak biasa. Mistis, eksotis, dan romantis menjadi satu. 

Baca juga flash fiction tentang penari Bali, Bali I'm in Love

Bangga bisa menari bersama teman-teman MGG yang baik-baik banget. Banyak pengalaman serunya juga. Salah satunya yaitu pernah menari dadakan diiringi gamelan yang dimainkan oleh Pak Jero Wacik, kalau enggak salah di acara pertemuan IA ITB.

Oh iya, jadi ingat. Saya juga sempat menjadi color guard lepasan di Marching Band Waditra Ganesha (MBWG). Tapi sayang enggak berlangsung lama karena waktunya selalu bentrok dengan jadwal latihan MGG.

Tetap Menari...

Malam tahun baru 2008 adalah kali terakhir saya menari di depan publik. Setelah menikah, hamil, mempunyai anak, dan memutuskan untuk mengenakan jilbab, otomatis saya pun pensiun dari dunia tari.

Tapi namanya aktivitas favorit ya, saya enggak bisa meninggalkannya begitu aja. Saya pun berusaha tetap menari meski dalam bentuk yang lain, yaitu dance fitness. Yup, bukan hanya menari, namun sambil olahraga juga. Jadi double kan manfaatnya. Itupun di rumah aja, karena anak-anak belum bisa ditinggal.


Saya sudah mencoba beberapa format dance fitness. Mulai dari senam aerobik, zumba, belly dance, hip hop, baru-baru ini salsation, bahkan babywearing dance ketika Rashya masih bayi. Namun enggak ada yang benar-benar sreg. Jadi ya enggak pernah konsisten.

Hingga di akhir tahun 2020 kemarin, sesuatu terjadi. Saya merasa betul-betul butuh aktivitas yang bisa membuat saya tetap sehat, baik fisik maupun mental. Saya pun berburu format dance fitness lagi. 

Hikmah pandemi, saya menemukan SHiNE Dance Fitness. Suka sekali dengan koreografinya, instrukturnya, musiknya, atmosfernya, semuanya. Bukan fitness biasa. Saya pun kembali menemukan aktivitas mood booster yang 'saya banget'. 

Naik Level...

Sebahagia dan secinta itu pada SHiNE Dance Fitness, membuat saya yakin untuk mendaftar SHiNE Instructor Online Training bulan Januari kemarin. Agak nekat sih, heuheu....

Dalam pikiran saya, kalau saya bisa bahagia dan terinspirasi dengan SHiNE, tergerak untuk rutin berolahraga karena caranya yang menyenangkan, harapannya teman-teman yang lain juga sama. Suami pun mendukung.

Alhamdulillah, setelah 1 bulan mengikuti training, bulan Februari saya berhasil mengantongi sertifikat dan lisensi sebagai instruktur SHiNE Dance Fitness, pertama (dan sementara ini satu-satunya) di Indonesia. Sejak bulan Maret pun saya sudah mulai mengajar online. Yeay!

Buat teman-teman yang mau ikut mencoba kelasnya, atau hanya ingin memberi dukungan, boleh banget loh follow akun Instagram @shinewithnathalia, hehehe....

shine dance fitness indonesia

Penutup

Yak, sekian cerita saya yang keukeuh untuk terus menari. Enggak masalah meski hanya menari di rumah, tanpa panggung yang megah, musik yang menggelegar, dan cahaya yang memukau, saya tetap bahagia. Karena... I dance to express not to impress.

~~~

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog Bulan April.
Tema: Aktivitas Favorit


13 comments :

  1. Wah bakat ditari juga ternyata, keren perjuangannya pun memang gak mudah, ya. Menari sendiri membutuhkan kemampuan ekstra gak hanya fokus pada satu tapi gerakan, irama, dan lainnya. Bener banget, menari itu untuk menunjukkan diri tidak hanya membuat orang terkesan. Semangat!

    ReplyDelete
  2. saaaluuttt banget ini teh Nathalia: menari gak mudah ya loh untuk sebagian orang termasuk aku ha3 ... menarik juga ini olahraga dan hobi bisa menyatu. salam sehat ...

    ReplyDelete
  3. Setuju! Memang menari itu cara olah raga yang menyenangkan. Ga monoton. Meski saya beraninya nari kl lagi sendiri aja sih (baca: ga bisa nari)... Hihihi... 😁 Keren teh! 🤩👍

    ReplyDelete
  4. Langsung menuju instagram, pengen ikut Teh

    ReplyDelete
  5. Keren banget, Teh Nat, jadi yang pertama dan satu-satunya instruktur Shine dari Indonesia? Salute!
    Menari itu perlu skill khusus yang nggak semua orang bisa. Dari kecil pengen belajar menari, tak kunjung kesempatan sampai kini. Tapi ya itu dia, Let's dance to express, not to impress. Kalau lagi suka sih ya goyang-goyang bikin koreo sendiri aja. No one to impress anyway. :)

    ReplyDelete
  6. Ck ck ini hobby bikin sehat body. Salut teh sampai akhirnya bisa jadi instruktur. Seru ya hobby nya sambil bikin body fit

    ReplyDelete
  7. Wah, aku sampai browsing apa itu Shine Dance. Kayaknya menarik deh supaya biasa banyak bergerak, enngga ngerem di rumah gitu.

    ReplyDelete
  8. Waduh hanya satu kata yang keluar dari mulut saya, KEREN! Keren pisan Teh Nathalia. Saya itu pengen bisa nari atau dance gitu, tapi kagak bisa bisa wkwkwk, ngikutin youtube aja salah salah dan kaku wkwkwkwk. Kayanya seru banget kalao bisa nge-dance sambil dengerin musik yang nge-beat ya.

    Jadi kepikiran, apakah harus daftar jadi muridnya Teteh biar bisa dance? Ehehehe

    ReplyDelete
  9. Keren teh
    Sebagai manusia ga bs gerak ritmis karna ntah kenapa asa ga konek wae gerakannya. Hobi teteh ini membuat saya Saluuuttt!

    ReplyDelete
  10. waaaah ini beneran yang namanya hobi sampai bisa jadi profesi ya! Semangat teh, terus menari dan juga dapat sehatnya, dan dapat bahagianya :)

    ReplyDelete
  11. I'm impress! Ini aktifitas sangat faedah ya, aku jadi penasaran nih dengan shine Dance fitness nya. Langsung follow instagramnya aaah....

    ReplyDelete
  12. wah komenku ilang hhuhuhu. Aku udah follow instagramnya, jadi pengen tau nih tentang shine dance fitness. Keren banget itu kalau bisa ngajar online, pastinya bsa ngajar ke seluruh dunia juga dong.

    ReplyDelete
  13. Wainiiiiii keren banget. Menari itu susah apalagi kalau udah bicara profesionalisme. Dan sama deh kita, tertarik sama dance fitness, bedanya aku mah paling suka senam aerobik. Nggak ada duanya memang keriangan bergerak seiring irama ☺️

    ReplyDelete