Minggu pagi, seminggu yang lalu, Jav mengajak kami main ke Kiara Artha Park. Kami pun langsung berangkat. Belum mandi, nanti aja mandinya kalau udah pulang dari sana, hehehe.... Belum sarapan juga, gampang, di sana banyak pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam menu sarapan dan jajanan.
Anak-anak biasanya menyewa sepeda (10 ribu per jam) atau scooter (30 ribu per jam) di halaman Kampung Korea. Sedangkan saya, niat awalnya sih mau olahraga jalan kaki tipis-tipis. Eh, ujungnya malah jadi olahraga jantung. Kok bisa?
Awalnya, karena Jav yang udah lama ngebet ingin mengemudikan motor (karena teman-temannya sudah bisa, sementara kami belum mengizinkan, ya iyalah masih SD!), ingin mencoba sepeda listrik (25 ribu per setengah jam). Ya udahlah dituruti aja, meski akhirnya saya enggak jadi jalan kaki karena merasa perlu menemani Jav. Suami juga menyewa sepeda listrik, tapi dia sama Rashya.
Masya Allah, dulu saya yang membonceng Jav. Sekarang gantian saya yang dibonceng Jav. Waktu teh meni cepat banget berlalu ya, hiks....
Dibonceng Jav kemarin itu benar-benar sesuatu buat saya. Bukan cuma olahraga jantung karena anaknya senang ngebut, tapi juga latihan berkomentar secukupnya aja, meski mulut udah enggak tahan ingin mengomel. Soalnya baru banget konsultasi sama psikolog di sekolah Jav, jadi sayanya masih semangat belajar jadi ibu anak pra-remaja yang baik, hehehe....
Namun olahraga jantung yang saya maksud di awal tulisan bukan soal dibonceng Jav. Ini mah baru pendahuluannya aja. Udah tau lah ya, dari judulnya.... Yup, kunci mobil kami hilang.
Setelah puas main di Kiara Artha Park, kami memutuskan untuk pulang. Tapi, suami kaget karena kunci mobilnya hilang. Di tas enggak ada, di saku juga enggak ada. Suami pun yakin kalau kuncinya dia simpan di saku belakang celana. Jadi, kemungkinan besarnya ya jatuh saat kami main sepeda.
Yang kami lakukan saat itu....
Lapor dan Bertanya pada Petugas
Pertama, suami bertanya pada petugas sepeda, petugas parkir, dan petugas keamanan. Siapa tau ada pengunjung yang menemukan kunci mobil kami dan memberikan ke petugas. Tapi katanya enggak ada.
Sementara itu, saya menunggu di Kampung Korea. Berjaga-jaga siapa tau ada orang yang menemukan kunci mobil kami, mencari mobil kami, dan membawa mobilnya. Agak suudzhan sih ya, tapi da bagaimana lagi, soalnya kunci mobilnya bersatu dengan STNK-nya, huhuhu.... Untungnya karcis parkirnya dipegang suami sih, tapi ya tetap waspada aja.
Mencari Sendiri
Karena semua petugas enggak ada yang mengetahui nasib kunci mobil kami. Akhirnya suami menyusuri rute jalan yang tadi kami lewati saat bersepeda. Siapa tau masih ada, tercecer di jalan. Tapi... yup, enggak ada.
Berdoa dan Berharap Kunci Mobil Ditemukan dan Dikembalikan oleh Orang Baik
Akhirnya kami pun pasrah aja, duduk menunggu di Kampung Korea sambil pesan camilan. Pas hujan pula, jadi sambil mengencangkan doa juga, plus menenangkan anak-anak yang mulai gelisah, "Tenang, ada Allah, pasti ada solusinya."
[Enggak] Memakai Kunci Mobil Cadangan
Kenapa enggak pakai kunci cadangan aja sih? Iya, seharusnya begitu. Saya juga mikirnya yang penting bisa pulang aja dulu memakai kunci mobil cadangan. Soal kunci mobil dan STNK yang hilang, bisa diurus belakangan. Tapi kunci mobil cadangannya kan ada di rumah (ya iyalah, ngapain juga dibawa-bawa kan). Dan sayangnya, kunci rumahnya disimpan di dalam mobil.
Jadi pilihannya yaitu memecahkan kaca mobil untuk mengambil kunci rumah dan kunci mobil cadangan, atau mendobrak pintu rumah untuk mengambil kunci mobil cadangan, heuheu.... So, opsi memakai kunci mobil cadangan dicoret deh.
Miris banget ya.... Ada mobil dan ada rumah, tapi enggak bisa pulang dan enggak bisa masuk rumah. Berasa jadi Se-ri. Beda dikit aja, dia terjebak di Korea Utara, sedangkan kami terjebak di Kampung Korea, hihihi....
Menghubungi Ahli Kunci
Dari hasil Googling, saya jadi tau loh ada yang namanya ahli kunci. Makanya, sambil menanti kabar baik, suami menghubungi tetangga yang orang dealer Toyota, tempat kami membeli mobil, bertanya tentang ahli kunci. Setelahnya, suami pun dihubungi oleh orang Astra. Katanya bisa dibantu dibukakan kunci mobilnya dengan biaya 300 ribu.
Pas suami lagi ngobrol sama orang Astra, saya melihat petugas sepeda memegang kunci mobil kami dan menyimpannya di meja. Saya pun segera menghampiri dan mendengar si Aa ngobrol sama temannya. "Tadi teh ada bapak-bapak nanya kunci." (((BAPAK-BAPAK))) Berarti saya ibu-ibu, heuheu.... Oke, enggak penting. Saya pun langsung nimbrung, "A, itu kunci mobil saya, ketemu di mana?"
Rupanya si kunci memang jatuh, tapi bukan jatuh ke jalan, melainkan nyangkut di sepeda. Ketahuannya pas petugas sedang ngecas sepeda. Baru terlihat 2 jam kemudian, setelah hujannya berhenti, karena selama hujan, sepeda-sepedanya ditutup terpal.
Alhamdulillah.... Pengalaman olahraga jantung yang enggak akan terlupakan. Banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diambil. Rasanya bahagia banget bisa pulang ke rumah.
Duh ini bukan kunci sepeda motor lagi, kunci mobil tambah gawat. Soal kunci memang sering banget terlupa, kalau tertinggalnya masih di rumah aman, kalau diluar apalagi kendaraan terutama mobil bikin khawatir. Terima kasih informasinya!
ReplyDelete