Tuesday, September 29, 2015

GTO... Oh GTO...

Sudah beberapa bulan ini GTO (Gardu Tol Otomatis) dioperasikan di gerbang tol Kota Bandung. GTO hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna kendaraan roda empat yang memiliki kartu pembayaran berupa uang elektronik (e-money). Kalau belum punya, masih bisa kok memanfaatkan gardu lain yang menggunakan uang tunai untuk membayar tol .

Tujuannya, tentu agar dapat meminimalkan waktu antrian. Di gerbang masuk, pengguna jalan tol yang memiliki e-money enggak perlu mengambil kartu tol, cukup menempelkan kartu di mesin pembaca hingga portal terbuka. Di perjalanan, pengguna jalan tol juga enggak perlu repot menyiapkan uang pas sambil menyetir. Dan di gerbang keluar, enggak perlu berlama-lama bertransaksi dengan petugas. Tempelkan lagi kartu e-money di mesin pembaca, maka saldo yang tersimpan langsung terpotong sesuai dengan tarif yang berlaku.

Saya sendiri baru benar-benar ngeuh dengan GTO ini ketika Idul Fitri kemarin. Waktu itu mobilitas memang sedang cukup tinggi, silaturahmi ke sana, silaturahmi ke sini, termasuk ke daerah Jabodetabek. Memang terlihat, antrian kendaraan di jalur GTO lebih cepat maju dibandingkan dengan jalur yang biasa. Kami yang ketika itu sedang enggak mempunyai e-money, langsung bertekad untuk segera memilikinya juga.

Sayangnya, di Bandung, keberadaan GTO ini malah memperparah panjang antrian. Setiap berkunjung ke rumah mertua di Cimahi, kami selalu mengalami antrian sangat panjang yang mengular baik di gerbang tol Buah Batu maupun di gerbang tol Baros. Kok bisa?

Itu karena masih sedikit sekali pengguna jalan tol di Bandung yang memiliki e-money. Jadi, dari 4 gardu yang tersedia, hanya 3 yang efektif. Yang 1 lagi (GTO), justru menganggur. Kalaupun ada yang memanfaatkan, kebanyakan adalah mobil berplat B. Maka, semakin kuatlah keinginan kami untuk memiliki e-money.

GTO yang menganggur
Namun, keinginan tersebut cukup lama dapat terwujud. Suami saya lupa terus, dan saya juga lupa mengingatkan. Dalam hal penyediaan GTO ini, Jasa Marga hanya bekerjasama dengan Bank Mandiri. Karena kami bukan nasabah Bank Mandiri, maka agak malas untuk mampir ke bank tersebut hanya demi membeli e-money.

Memang sih, kartu tersebut bisa juga dibeli di minimarket yang sudah bekerjasama dengan Bank Mandiri, seperti Alfamart, Indomaret, Circle-K, dan lain-lain. Sebenarnya beberapa tahun yang lalu, suami (yang hingga sekarang masih rajin bolak-balik Bandung-Jakarta) pun pernah mempunyai kartu yang dikeluarkan oleh Indomaret. Tetapi ketika kartunya enggak terbaca, dan suami saya mengembalikannya ke minimarket tempat membuat kartu tersebut, hingga sekarang belum ada kabar bagaimana nasibnya. Padahal masih ada saldo sekitar Rp 50.000 loh. Makanya suami malas membeli kartu di minimarket lagi.

Saya dan suami jadi bingung, Jasa Marga ini niat enggak ya menjadikan GTO sebagai perangkat untuk meningkatkan kualitas pelayanan jalan tol.... Karena kalau ingin program ini berjalan dengan sukses (pengguna jalan tol yang menggunakan uang tunai beralih menjadi menggunakan kartu e-money), seharusnya disediakan juga tempat pembelian kartu e-money di sekitar gerbang. Sehingga pengguna jalan tol enggak kesulitan untuk mendapatkannya.

Karena kapok membeli di minimarket, akhirnya kemarin suami sengaja mampir ke Bank Mandiri. Hore, sekarang kami sudah mempunyai kartu e-money lagi. Kartunya baru dicoba digunakan dua kali sih, pergi/pulang ke/dari Cimahi. Alhamdulillah, sekarang enggak perlu mengantri panjang lagi. Serasa VIP deh, bisa langsung melesat ke jalur GTO yang kosong. Lumayan sekali, menghemat waktu dan menghemat BBM :D Setidaknya sampai warga Bandung lain mulai sadar untuk memiliki e-money juga, hihihi....

Sambil menikmati fasilitas pembayaran tol yang lancar ini, saya sih sambil berdoa juga.
  • Semoga kartunya enggak hilang. Kalau hilang, orang yang menemukan bisa bebas menggunakan kartu tersebut karena enggak ada pengamannya. Makanya enggak boleh diisi terlalu banyak. Batas maksimalnya adalah satu juta rupiah.
  • Semoga kartunya enggak lupa diisi. Malu dong kalau sudah masuk jalur GTO tapi harus mundur lagi karena ternyata saldonya enggak mencukupi :p

Friday, September 25, 2015

Cerita Idul Adha Jav Tahun Ini

Selamat Idul Adha 1436 H ya teman-teman :)

Bagaimana lebarannya? Kalau saya sih, selain menjadikan momen ini sebagai acara berkumpul dengan keluarga, tentu juga menjadikannya sebagai ajang untuk menanamkan keimanan pada Jav.

Alhamdulillah, sejak ada Jav, ilmu agama saya jadi bertambah. Tadinya enggak pernah ngeuh mengenai proses ibadah haji (teori-teori yang diajarkan ketika sekolah dulu entah menguap ke mana), sekarang jadi ingat lagi karena sambil menceritakan kepada Jav, sambil sayanya belajar juga. Tadinya paling malas melihat penyembelihan hewan kurban (datang ke tempat penyembelihan hewan kurban kalau ikut kurban saja), sekarang ikut kurban atau enggak tetap datang supaya Jav bisa ikut melihat dan belajar.

Untungnya, tugas saya tahun ini enggak terlalu berat, karena dibantu oleh guru-guru Jav di sekolah. Di rumah, saya hanya tinggal mengulang lagi apa yang sudah diajarkan oleh gurunya.

Manasik Haji
Hari Selasa kemarin, Jav ikut manasik haji di sekolahnya. Saya yang biasanya langsung pulang setelah mengantar Jav, kali itu ikut nangkring dulu di sekolah, supaya bisa mendokumentasikan kegiatan Jav. Senangnya, Jav bisa mengikuti semua kegiatan dengan tertib. Sebenarnya Jav sudah sering melihat video tentang ibadah haji dari video Syamil dan Dodo, plus tahun kemarin sudah pernah ikut manasik haji juga. Jadi Jav sudah familier dengan kegiatannya.

Calon haji... Aamiin :)
Membuat karya dengan tema Idul Adha
Di sekolah, Jav dan teman-temannya membuat miniatur kandang hewan yang bisa dijadikan kurban. Ada kambing, sapi, dan unta. Tapi, sepulangnya dari manasik haji, Jav melihat kakak kelasnya membawa miniatur kabah. Dia langsung merengek ingin membuat kabah juga. Jadi lah pulang sekolah kami langsung bercengkerama dengan kertas, gunting, dan lem, membuat kabah dari kotak bekas.

Hasil karya di sekolah

Hasil karya di rumah
Kurban
Tadi pagi, Jav dan teman-teman sekolahnya membeli beberapa ekor kambing. Dipandu ibu guru, mereka bersama-sama memilih kambing yang bagus dan layak untuk disembelih hari Sabtu besok. Sayangnya, besok Jav enggak bisa ikut karena kami harus menghadiri undangan pernikahan. Tapi enggak apa-apa, toh Jav sudah sering melihat penyembelihan hewan kurban sejak usianya 2 tahun.

Perihal mengajak anak (balita) melihat proses penyembelihan kurban ini, tentu ada yang setuju dan ada juga yang enggak. Ya lihat saja dulu bagaimana karakter anaknya. Kalau Jav sih, walaupun suka histeris setiap melihat darah sendiri, tapi tenang saja tuh ketika melihat hewan kurban disembelih. Yang penting, kita sebagai orang dewasa memberi penjelasan terlebih dahulu. Mulai dari menceritakan kisah tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Serta menegaskan bahwa menyembelih hewan kurban bukan berarti membunuh atau menyakiti, tapi merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah.

Memberi makan kambing kurban

Penjelasan seperti itu bukan hanya bertujuan agar anak enggak trauma, tetapi juga untuk menghindarkan anak berbuat jahat kepada binatang. Soalnya pernah nih, saya mendengar cerita ada anak kecil yang menyilet leher anak ayam karena terinspirasi dari kegiatan menyembelih kurban, huhuhu.... Makanya pendidikan agama sejak dini itu penting sekali ya.

Monday, September 21, 2015

Ngaboseh, Yuk!


Selamat hari Senin! Selamat kembali ke rutinitas! :)

Kalau saya, hari Senin itu berarti kembali ngaboseh sepeda (mengayuh pedal sepeda), mengantar-jemput Jav ke sekolahnya. Sebenarnya sekolah Jav enggak jauh-jauh amat, sekitar 1,5 km dari rumah. Tapi ya lumayan juga kalau jalan kaki. Kalau bolak-balik kan jadinya 6 km :p Sekali-kali sih masih asyik, tapi kalau setiap hari? Duh, enggak deh. Harus menyeberang jalan pula, karena sekolahnya kan ada di komplek seberang.

Pakai ojek? Enggak ada. Di sini adanya becak. Boros kalau tiap hari pakai becak, maklum sumber energinya kan dari tenaga manusia. Pakai motor? Enggak bisa. Pakai mobil? Hmmm, belum berani. Jadi, pakai sepeda saja lah, sekalian olahraga.

Semua anggota keluarga (termasuk Jav) sudah sering menyuruh saya untuk lebih berani menyetir mobil. Ya, kalau hanya maju-mundur atau belok kanan-kiri sih bisa lah. Masalahnya, saya masih suka merasa horor setiap harus keluar komplek. Penyebabnya, jalan keluar dari komplek rumah saya menuju jalan raya itu agak menanjak. Kalau jalannya kosong sih, enggak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi sekarang ini, setiap hari, pukul berapapun, pasti ramai terus. Jangan ditanya deh kalau di waktu-waktu puncak, mau keluar komplek saja susah, macet.

Makanya, saya selalu panik duluan kalau melihat jalan di depan komplek yang dipadati oleh berbagai kendaraan. Apalagi kalau ada mobil lain yang mengekor di belakang. Menunggu jalannya sepi, pasti diklakson sama mobil di belakang. Maju sedikit-sedikit, suka pada enggak mau mengalah, terutama motor-motor. Apalagi saya juga belum lihai mengatur gas dan koplingnya. Yang sering kejadian, malah mundur mobilnya. Ujung-ujungnya diklakson juga sama mobil di belakang :))

Padahal kalau latihan di tempat sepi, biasanya lancar-lancar saja tuh. Belum kuat mental nih....

Nah, kalau pakai sepeda kan enggak perlu panik. Jalanan padat, tunggu saja dulu sampai mendapatkan waktu yang pas untuk menyeberang. Misalnya ketika sedang macet total sehingga kendaraan lain harus berhenti atau ketika ada mobil yang menyeberang sehingga ada kesempatan bagi saya untuk ikut menyeberang juga. Ya, saya memang payah paling takut menyeberang jalan, heuheu.... Tapi karena pakai sepeda, mau menunggu lama juga enggak akan ada kendaraan lain yang terganggu. Iya kan :D

Jadi, dinikmati sajalah rutinitas menjemput Jav menggunakan sepeda ini, meskipun ibu-ibu yang lain mah jemputnya pakai motor atau mobil. Enggak apa-apa lah walaupun harus bersahabat dengan terik matahari yang menyengat, asal rajin pakai sunblock dan sunglasses aja. Apalagi, bersepeda kan memiliki banyak manfaat. Di antaranya:
  • Menjaga daya tahan tubuh
  • Menyehatkan jantung
  • Mengencangkan otot
  • Menyehatkan pernapasan
  • Memperkuat kerangka tubuh
  • Mengurangi stres
  • Mencegah obesitas
  • Menyeimbangkan koordinasi tubuh
  • Membakar kalori
  • Dan, pssst, katanya bisa mengurangi selulit di paha juga loh, hihihi....

Walaupun begitu, melatih mental dan meningkatkan keterampilan mengendarai mobil tetap menjadi prioritas. Supaya mobilitas bisa lebih lancar ;)

Sunday, September 20, 2015

Strawberry Cheesecake dari The Harvest

Di antara berbagai jenis kue, cheesecake merupakan salah satu camilan kesukaan saya. Apalagi waktu hamil, seringnya ngidam cheesecake. Begitu juga ketika sedang menyusui, kalau butuh ASI booster, langsung minta suami beliin cheesecake :D

Selama ini Cizz lah satu-satunya toko kue andalan tempat saya membeli cheesecake. Lengkap! Walaupun kalau ke sana paling belinya sih Blueberry Cheesecake lagi. Hmmm, sama Double atau Triple Cheese gitu, lupa. Enggak bisa pindah ke lain hati, karena yang cocok di lidah hanya itu.

Sebenarnya sudah lama penasaran sama cheesecake di The Harvest Patissier & Chocolatier, tapi belum kesampaian aja. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membeli cheesecake di The Harvest ketika suami ulang tahun, awal bulan September yang lalu.

Memang sih, The Harvest terkenal dengan kue-kue cokelatnya. Sayangnya, saya sering giung duluan ketika masih membayangkannya. Padahal menurut orang-orang sih enggak giung, makanya terbersit juga sedikit keinginan untuk mencoba kue-kue cokelatnya. Namun, berhubung suami enggak suka cokelat, ya sudah pesan cheesecake saja dulu. Meskipun sebenarnya, saya penasaran juga dengan Red Velvet Cake-nya The Harvest. Sayang enggak ada ukuran yang kecilnya.

Tadinya saya mau langsung membeli sendiri ke The Harvest yang berada di Jalan Buah Batu. Sekalian jalan-jalan ke Togamas sama Jav. Tapi kok panas, hehehe.... Akhirnya saya mencoba memanfaatkan layanan GoFood dari GoJek. Wuih, ternyata praktis dan cepat ya. Setengah jam sejak saya memasukkan pesanan, kuenya sudah sampai di rumah saya. Senangnya, enggak perlu merasakan panas dan macet selama naik angkutan kota, hihihi....



Waktu itu saya memesan Strawberry Cheesecake ukuran 10x20 cm. Tadinya mau pesan Blueberry Cheesecake, tapi review positifnya enggak sebanyak Strawberry Cheesecake. Harganya Rp 160.000. Pisau rotinya sudah disediakan. Selain itu, karena saya memesan tulisan 'Selamat Ulang Tahun' juga, maka diberi dua buah lilin mungil.

Lapisan pertama dari cheesecake ini adalah seiris tipis kue bolu. Lapisan selanjutnya baru cheesecake yang dilapisi dengan krim serta selai dan buah strawberry.



Namanya juga cheesecake, maka rasa yang mendominasi adalah rasa keju. Perpaduan antara rasa gurih dan rasa manisnya pada cheesecakenya pas. Yang terasa sangat manis adalah krimnya. Tapi enggak giung. Apalagi dikombinasikan dengan strawberry yang asam, manis, dan segar. Selain itu, yang paling menonjol dari cheesecake ini adalah teksturnya yang sangat lembut. Cenderung lebih rapuh. Apabila terlalu lama disimpan di suhu ruang, kuenya menjadi lebih mudah hancur ketika dipotong. Jadi enggak boleh lama-lama disimpan di luar kulkas.

Saturday, September 19, 2015

Hang Out Asyik di Warunk Upnormal

Kemarin, saya mendapatkan kesempatan untuk mencicipi makanan dan minuman di kafe yang sedang ngehits banget di Bandung, namanya Warunk Upnormal. Sesuai dengan nama depannya, kafe ini menyediakan makanan dan minuman khas warung seperti kopi, indomie, roti bakar, dan susu.

Namun di luar hal itu, tempat ini sangat modern, layaknya kafe-kafe kekinian yang ada di Bandung. Dekorasinya menarik dan fasilitasnya lengkap (tersedia Wi-Fi dan berbagai macam permainan gratis). Cocok banget deh untuk dijadikan tempat hang out bersama teman-teman.

Sedangkan menunya, walaupun jenisnya kopi, indomie, roti bakar, dan susu, tetapi disajikan dengan cara yang lebih inovatif. Misalnya indomie yang di warung-warung kopi biasanya hanya disajikan bersama telur, keju, dan kornet. Di sini, pengunjung bisa memilih sajian indomie bersama kikil, daging ayam, daging sapi, hingga saus telur asin, atau sambal lombok hijau. Begitu juga dengan menu roti bakarnya, enggak kalah kekinian. Ada roti bakar nutella, susu milo, hingga susu green tea.

Suasana di lantai 2



Warunk Upnormal 2 yang saya kunjungi ini berada di Jl. Cihampelas. Ruangannya terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama untuk area smoking, dapur, dan kasir. Lantai kedua untuk area non smoking. Sedangkan lantai tiga untuk musala. Walaupun kecil, alhamdulillah musalanya bersih dan nyaman. Disediakan mukena juga.

Kondisi musala


Waktu itu, saya memesan Nasi Kambing Muda Saus Mentega Rawit, Ice Lychee Upnormal, dan Roti Bakar Susu Green Tea. Sedangkan suami saya memesan Roti Bakar Susu Green Tea dan Susu Hazelnut.

Nasi Kambing Muda Saus Mentega Rawit - Rp 24.500

Nasi Kambingnya disajikan dalam mangkuk. Di atas nasinya, selain diberi taburan potongan kambing saus mentega, dilengkapi juga dengan satu buah telur ceplok. Sayangnya, saya enggak menemukan rawit yang dijanjikan dalam buku menu. Rasanya biasa saja. Dagingnya kurang empuk, dan sausnya kurang spesial. Apalagi enggak ada rawit dan saus sambalnya, jadi kurang asyik menikmatinya.

Ice Lychee Upnormal - Rp 13.500


Susu Hazelnut - Rp 13.500

Kalau Ice Lycheenya lumayan enak. Manis dan segar. Begitu juga dengan Susu Hazelnutnya yang aromanya sangat menggoda. Rasanya enak dan enggak terlalu manis.

Roti Bakar Green Tea - Rp 15.500

Yang spesial memang Roti Bakar Green Tea. Dua lembar roti bakarnya renyah kriuk-kriuk berpadu dengan taburan susu dan bubuk green tea yang memiliki rasa dan aroma yang khas. Sangat manis, makanya lebih cocok disantap bersama Susu Hazelnut.

Secara keseluruhan, tempat serta menu makanan dan minuman di sini cukup recomended. Terutama untuk yang kepingin ngemil-ngemil santai. Saya sendiri ingin datang kembali ke sana. Penasaran sama Indomie Chibi dan Alpukat Kerok Green Tea yang mendapat rating 4 bintang di OpenSnap.

Pada tau OpenSnap enggak? OpenSnap merupakan aplikasi social dining guide lansiran dari OpenRice. Kalau OpenRice pasti udah pada tau dong yah? Situs terpercaya berisi review-review mengenai makanan dan restoran. Nah kalau OpenSnap kita dapat memberi atau melihat rating makanan dan restoran melalui foto. Lebih cepat dan simpel. Cocok banget untuk mencari referensi makanan dan restoran ketika sedang berada di dalam perjalanan.

Tampilan aplikasi OpenSnap

Berikut feature-feature terbaru yang ada di Open Snap:
  • Personalized Your Food App by Bookmark. Kita dapat mem-bookmark restoran, serta jenis masakan dan makanan favorit. Nanti bookmark tersebut dapat juga digunakan sebagai filter ketika kita sedang mencari restoran. Jadi kita dapat mengetahui restoran favorit dari banyak/tidaknya orang yang mem-bookmark restoran tersebut.
  • Social Visited. Kita dapat melihat restoran yang pernah dikunjungi oleh teman.
  • Map View. Kita dapat melihat berbagai restoran yang posisinya terdekat dari lokasi di mana kita berada.
  • Personalize Your Favorite Location. Kita dapat mengatur restoran-restoran di lokasi yang sering dikunjungi untuk menjadi laman terdepan.
  • Everyone Tab. Kita dapat terkoneksi dengan seluruh pengguna OpenSnap. Apa saja yang mereka makan, dan berapa rating-nya.

Yuk, download juga aplikasi OpenSnap. Biar kita bisa saling bertukar informasi restoran dan makanan yang maknyus. Jangan lupa, ketika upload foto, pakai hashtag nama saya ya, #NathaliaDP ;)

Thursday, September 17, 2015

Cheesy Baked Rice

cheesy baked rice
Akhirnya kemarin saya membuat Cheesy Baked Rice untuk acara berbagi di kelas Jav. Kenapa enggak jadi Fish and Chips? Pertimbangannya karena membuat nasi sepertinya lebih simpel daripada membuat kentang panggang. Enggak perlu dipotong-potong dan dibumbui, langsung masuk rice cooker saja :D


Monday, September 14, 2015

Nikmatnya Mie Baso Laksana

"Pak, mau tanya, baso Tasik di sebelah mana ya?" ibu saya bertanya pada tukang parkir di sekitar Kantor Pemda Kota Tasikmalaya.
"Banyak, Bu. Namanya apa?" tanya tukang parkir. 
"Lupa, tempatnya yang di belakang Pemda." Ibu saya kalau dinas atau lewat ke Tasik bersama teman-temannya pasti mampir ke sana. Tapi karena ibu saya ini penumpang yang enggak tahu jalan, malah bingung sendiri ketika mengajak kami.
"Oh, Laksana." Bapak tukang parkir pun langsung menunjukkan arahnya pada kami.

Begitulah sepenggal dialog agak aneh dalam rangka usaha kami mencari baso Tasik langganan ibu saya. Ya bagaimana enggak aneh, menanyakan baso Tasik di Tasik kan harus jelas namanya. Kalau enggak jelas, yang ditanya juga bingung mau jawab apa. Seperti menanyakan mie kocok Bandung di Bandung, banyak soalnya :p

Adegan tersebut terjadi pada hari Minggu yang lalu. Saat itu, kami sedang berada dalam perjalanan dari Bandung menuju Ciamis. Ada acara arisan keluarga besar ibu saya yang diadakan di salah satu restoran di Ciamis. Sebelumnya, mampir dulu ke daerah Indihiyang, sidak menengok proyek yang sedang berjalan. Setelah itu, ibu saya mengajak kami untuk ngebaso Tasik.

Kami memang penggemar baso Tasik. Kemarin-kemarin di dekat komplek rumah sih ada juga, namanya Mie Baso Abah Tasik. Tapi baru-baru ini malah tutup. Katanya ditinggal sama pegawainya yang jago meracik :( Hmmm, padahal kami sekeluarga suka banget ngebaso di sana.

Waktu itu, mumpung sedang di Tasik, kami pun memutuskan untuk mencicipi Mie Baso Laksana. Toh nanti di tempat arisan bayarnya masing-masing. Daripada makan siang di tempat arisan, dan baru ngebaso sepulangnya dari sana dengan risiko perut masih kenyang, kami pun langsung menuju ke pusat Kota Tasik demi ngebaso di tempat langganan ibu saya tersebut.

Lokasinya relatif mudah dicapai, cukup strategis. Selain itu, namanya juga cukup terkenal. Asal menyebutkan nama Laksana, pasti pada tahu. Begitu juga dengan saudara-saudara yang kami temui di tempat arisan, mereka berkomentar "Enak dong," ketika mendengar bahwa sebelumnya kami ngebaso Tasik dulu di Laksana.



Untuk yang belum pernah ke sana, cari saja gedung di belakang kantor Pemda Kota Tasik yang berada di pojok dengan dinding yang dikelilingi kaca. Dan untuk memastikan, lihat saja papan nama yang terpasang di bagian depannya. Meskipun enggak terlalu luas, tapi lahan parkirnya memungkinkan untuk menampung beberapa kendaraan roda empat dan roda dua. Karena masih pagi, saat itu hanya tiga meja yang terisi. 



Waktu itu saya memesan Yamin Manis Sedang Baso Babat. Enggak perlu menunggu terlalu lama, pesanan pun tersaji di meja kami. Kesan saya, wow, porsinya banyak sekali. Apalagi dibanding mie kuah pesanan orang tua, yaminnya terlihat lebih banyak.



Suapan pertama, saya mencoba yaminnya terlebih dulu. Hmmm, teksturnya lembut tapi enggak lembek. Manisnya pas. Taburan ayam dan daun bawangnya pun melimpah.



Suapan kedua, saya mencoba kuahnya. Gurih.... Enak banget deh. Di dalamnya terdapat 4 buah baso, babat, dan sayur. Basonya lembut, kenyalnya pas. Sedangkan babatnya renyah dan segar.



Nah, baso Tasik ini sepintas memang mirip dengan baso Cina (kalau di Bandung misalnya Mie Baso Akung dan Mymo). Yang membuatnya berbeda yaitu sausnya. Mie baso Tasik mempunyai saus bawang yang khas. Merupakan perpaduan antara sambal, bawang putih, dan cuka. Aroma dan rasanya enak sekali. Enggak terlalu pedas, tapi gurih dan segar. Bikin kangen. Jadi kalau ngebaso Tasik, saus ini enggak boleh terlewat.



Sebagai pelengkap, di sini ada pangsit gorengnya juga. Tapi menurut saya sih rasanya biasa saja. Adapun untuk minumnya, kami diberi teh tawar hangat gratis. Pasangan yang cocok untuk mie baso yang pedas. Selain itu, kami enggak memesan apa-apa lagi. Nanti saja pesan di tempat arisan :D

Alhamdulillah.... Pagi itu merasa puas banget ngebasonya. Kebetulan cuaca juga sedang agak mendung. Ya hangat, ya nikmat, ya kenyang juga. Recomended deh Mie Baso Laksana ini ;)

~~~

Mie Baso Laksana
Jalan Pemuda No. 5 Tasikmalaya

Mie/Yamien Baso Rp 28.000
Mie/Yamien Baso Babat Rp 33.000
Mie/Yamien Baso Spesial Rp 38.000

Sunday, September 13, 2015

Fish and Chips

Di sekolah Jav, setiap orang tua mendapat jatah untuk menyediakan makanan bagi anak-anak satu kelas dengan menu bergizi. Tujuannya agar setiap anak bisa merasakan masakan rumahan teman-temannya. Jadi diharapkan, anak yang enggak suka sayur misalnya, bisa terbiasa menikmati sayur. Kalau membiasakan anak untuk berbagi sih, setiap hari mereka biasanya menyisihkan sedikit makanan bekalnya ke piring berbagi.


Thursday, September 10, 2015

Berkreasi dengan Lingkaran


Jav ini energinya besar sekali. Bahkan setelah paginya main sepeda, dilanjut main di sekolah, pulangnya bukannya tidur siang, malah masih meminta untuk main sepeda lagi. Duh, bukannya saya melarang untuk main dan beraktivitas di luar rumah. Hanya saja, setiap kegiatan kan sudah ada jatah waktunya masing-masing.

Makanya, agar dia enggak merengek, "Jav bosen....", sebisa mungkin saya selalu menyediakan kegiatan menarik yang bisa dilakukan di rumah.

Suatu hari, saya sedang malas ngapa-ngapain. Sementara Jav mulai merengek bosan. Akhirnya, saya mengajak Jav untuk berkreasi dengan lingkaran. Bahannya simpel banget.

Bahan:
  • Kertas warna
  • Kertas putih
  • Benda dengan dasar berbentuk lingkaran
  • Pensil
  • Gunting
  • Lem
  • Crayon

Cara Membuat:
  • Cetak bentuk lingkaran di atas kertas warna. Waktu itu cetakannya menggunakan benda yang paling mudah dijangkau (maklum lagi mager, males gerak hehe....) yaitu botol madu dan tutup gelas.
  • Gunting kertas yang sudah dicetak berbentuk lingkaran.
  • Tempelkan kertas-kertas tersebut di atas kertas putih. Waktu itu Jav ingin membuat ulat dan bunga.
Menggunting dengan berbagai posisi
Semua proses di atas dikerjakan sendiri oleh Jav. Saya hanya mengawasi sambil memberi sedikit instruksi dan membantu menulis huruf-huruf yang menyusun namanya di kertas berbentuk ulatnya.
Mengelem sambil bercerita

Jav sudah saya kenalkan pada gunting dan lem sejak umurnya 3 tahun. Alhamdulillah, dengan pengarahan yang jelas, Jav tahu bahwa gunting bukanlah mainan. Jadi dia hanya menggunakan gunting kalau memang perlu saja, misalnya untuk membuka kemasan makanan atau kemasan pelicin pakaian :p

Mulai berkreasi
Melihat cara dia menggunting bentuk lingkaran dan menempelkannya, rupanya sudah ada banyak kemajuan. Apabila dulu ketika menggunting, tangan kiri yang memegang kertas ke mana, sedangkan tangan kanan yang menggunting ke mana, sekarang kedua tangannya sudah sinkron. Apabila dulu Jav suka uplek mengoleskan lem hanya di satu titik, sekarang sudah menyebar.

Ini dia hasilnya...
Untuk yang masih merasa ragu memberikan balitanya gunting dan lem, nih saya kasih tahu manfaatnya.
  • Mengenal bentuk dan ukuran. Misalnya kotak, lingkaran, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, dan lain-lain.
  • Melatih presisi. Karena ketika menggunting, anak harus tepat menggunting dengan mengikuti garis.  Melatih motorik halus. Baik untuk persiapan belajar menulis.
  • Melatih kekuatan dan ketahanan jemari. Menggerakkan gunting dapat melatih kekuatan otot-otot jari. 
  • Melatih koordinasi antara mata dengan tangan. Ketika menggunting, diperlukan koordinasi yang baik antara mata, tangan kanan yang memegang gunting, serta tangan kiri yang mengatur kertas.
  • Melatih konsentrasi dan kesabaran. Agar rapi, menggunting harus dilakukan dengan hati-hati. Makanya kegiatan ini bagus sekali untuk melatih konsentrasi dan kesabaran.
  • Melatih percaya diri. Apapun kegiatannya, kalau anak berhasil menyelesaikannya, pasti dia akan merasa sangat bangga.

Oiya, saya menemukan daftar tahap kemahiran menggunting dan menempel nih. Rupanya kemampuan Jav sudah di atas usianya.


Wednesday, September 9, 2015

Tentang Awug dan Teman-Temannya

Bulan September ini, saya bersama tiga orang lainnya bertugas menjadi penyelenggara arisan RT di komplek, karena bulan sebelumnya menjadi pemenang arisan. Jumlahnya uangnya enggak seberapa, tapi lumayan bisa dipakai membeli case untuk ponsel kesayangan si Asus Zenfone 2, hihihi.... Yang penting silaturahminya ;)

Nah enaknya, arisan di RT saya diadakan di Gedung Serbaguna. Jadi apabila bertugas sebagai penyelenggara, enggak perlu repot beres-beres rumah. Cukup bersih-bersih gedung (disapu dan dipel), merapikan meja dan kursi, serta menyiapkan konsumsi. Siap deh.

Konsumsinya pun bukan makanan berat yang ribet seperti nasi atau lontong, tapi camilan yang simpel. Biasanya sih berupa kue dus. Beruntung, tahun ini saya kebagian menjadi penyelenggara bersama orang-orang yang seide. Konsumsinya yang simpel-simpel saja, beli enggak perlu bikin sendiri. Selain itu harus beda, karena bosan juga kalau tiap bulan konsumsinya kue dus terus. Meskipun isinya sih pasti beda-beda ya, enggak sama persis. Beberapa waktu yang lalu, pernah ada yang menyajikan bakso tahu dan zupa-zupa sebagai konsumsi arisan. Kami pun memutar otak, konsumsi apa ya yang asyik....

Aha! Awug saja. Mari lestarikan jajanan tradisional ini. Kebetulan tidak jauh dari komplek perumahan kami, ada Awug Metro. Lokasinya yang strategis serta harganya yang cukup terjangkau, membuat kami sepakat untuk menyajikan awug sebagai konsumsi pada acara arisan bulan ini. Cukup pesan sehari sebelumnya, tiga puluh lima kotak awug pun siap diambil.


Satu dus awug seharga Rp 7.000 terdiri dari awug beras, cenil, klepon, dan jiwel. Isi bisa disesuaikan tergantung dengan pesanan masing-masing. Soalnya kurang seru kalau hanya pesan awug saja, jadi pesan teman-temannya juga :D


  • Awug. Terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan parutan kelapa, aroma pandan, dan gula merah yang dicampur dan dikukus. Mirip dengan putu. Bedanya, kalau putu dikukus dalam potongan bambu kecil. Sedangkan awug dikukus dalam aseupan, wadah berbentuk kerucut. Paling nikmat dimakan ketika masih hangat, ditemani dengan secangkir teh hangat. Teksturnya padat tapi lembut. Manisnya pas, enggak giung.
  • Cenil. Terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan air dan direbus, kemudian dibalut dengan gula dan kelapa parut. Teksturnya kenyal. Rasanya unik, perpaduan antara manis dan gurih. Ketika masih kecil, kalau sedang menginap di rumah almarhum Nin, saya selalu meminta dibelikan jajanan ini dari ibu-ibu yang menjualnya secara berkeliling.
  • Klepon. Seperti cenil, sama-sama terbuat dari tepung ketan. Hanya saja, tekstur klepon enggak sekenyal cenil. Kemudian, di dalamnya diberi isian gula merah dan kelapa parut. Tidak lupa bagian luarnya juga dibalut dengan kelapa parut. Sensasi ketika gula merahnya muncrat di mulut itu loh, hmmm... seru!
  • Jiwel. Ini juga sama, terbuat dari tepung ketan. Hanya saja ditambah pewarna alami berwarna hitam. Gulanya menyatu dengan adonan. Tapi, tetap dibalut dengan kelapa parut. Kalau yang ini, entah kenapa saya kurang doyan.

Walaupun judulnya camilan, tapi cukup mengenyangkan loh. Waktu itu kan masih ada sisa konsumsi, jadi masing-masing penyelenggara kebagian dua dus. Satu dus saya kasih ke orang tua, supaya bisa ikut mencicipi. Satu dus lagi dibawa pulang ke rumah. Dimakan bertiga bersama suami dan Jav. Ternyata kenyang juga.

Buat yang di Bandung atau yang lagi jalan-jalan ke Bandung dan kepingin mencicipi Awug Metro, ini alamatnya. Ada beberapa cabang ;)



Saturday, September 5, 2015

Selamat Ulang Tahun, Suamiku...



Selamat ulang tahun suamiku...

Terima kasih sudah menjadi suami yang sabar untuk saya...
Terima kasih sudah menjadi ayah yang hebat untuk anak kita...
Terima kasih sudah menjadi menantu yang dapat diandalkan untuk orang tua saya...
Terima kasih sudah menjadi kakak yang bijak untuk adik saya...
Terima kasih sudah menjadi keponakan dan sepupu yang asyik untuk keluarga besar saya...

Semoga panjang umur dan sehat selalu :)

Thursday, September 3, 2015

Jav 4 Tahun 8 Bulan



  • Kalau shalat berjemaah sama teman-temannya, sukanya jadi imam.
  • Kalau mau pergi pakai kendaraan, selalu heboh harus dia yang menyalakan mesinnya.
  • Sudah bisa membersihkan sendiri bekas BAB-nya.

Wednesday, September 2, 2015

Emak-Emak dan Pom Pom Boys


Entah kenapa, akhir-akhir ini banyak kegiatan saya di masa lalu yang tiba-tiba kembali lagi. Hmmm, enggak terlalu banyak sih sebenarnya, baru dua, hihihi.... Jadi setelah menerima tawaran sebagai planner beberapa waktu yang lalu, saya juga baru saja menyanggupi tawaran sebagai koreografer tukang melatih tari di komplek perumahan tempat saya tinggal.

Masih dalam rangka menyemarakkan perayaan 17 Agustus nih. Selama bulan Agustus kemarin kan tiap minggu selalu diadakan berbagai macam lomba. Nah, puncaknya adalah bazar dan pentas seni yang diadakan pada tanggal 29 Agustus. Acaranya dimulai sejak pagi. Seru!

Pentas seninya, diisi oleh berbagai macam penampilan dari warga komplek. Ada yang mengaji, menari, menyanyi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, mahmud (mamah muda) dan duren (duda keren), semuanya ikut berpartisipasi. Prinsipnya dari kita, oleh kita, dan untuk kita deh. Enggak ketinggalan ada acara pembagian hadiah juga. Jav dapat piala dan bingkisan sebagai juara pertama lomba sepeda hias. Yippie! ;)


Kalau malamnya, acara diisi oleh bintang tamu. Yang pertama yaitu The Panas Dalam. Dan yang kedua yaitu Keluarga Besar Artis Musisi Bandung. Berhubung artis lawas (angkatannya Inka Christie dan Nicky Astria), saya merasa kurang familiar dengan nama artis-artis yang tergabung dalam Keluarga Besar Artis Musisi Bandung tersebut. Tapi kalau sudah mendengar lagunya, langsung ingat deh. Lagu-lagu zaman saya masih SD :D

Nah, suatu malam, sepulang dari rapat panitia Tujuh Belasan, suami saya mengatakan bahwa pada malam pentas seni nanti panitia ingin menampilkan Pom Pom Boys. Hmmm... sepertinya saya tahu ke mana arah pembicaraan ini. Katanya anak-anak Tarka sudah siap, dan meminta saya untuk membuat koreografinya. Tuh betul kan :D

Alhamdulillah, walaupun sudah jadi emak-emak begini, ternyata saya masih dipercaya untuk melakukan kegiatan yang cocoknya sih dilakonin sama yang masih muda, segar, dan energik :p Zaman masih muda dulu, di sela-sela kegiatan menari Bali bersama teman-teman di kampus dan kadang menari juga bersama salah satu grup tari di Bandung, saya memang selalu membuat koreografi untuk anak-anak Tarka di komplek, baik Pom Pom Boys maupun Modern Dance. Sekitar lima atau enam tahun berturut-turut. Mulai dari teman-teman seangkatan saya sampai yang seangkatan adik saya. Bahkan pernah juga loh Pom Pom Boys binaan saya itu diundang tampil untuk acara tahun baruan di hotel. Gaya ya, hehehe.... Seiring berjalannya waktu, generasi Tarka yang baru mulai melempem, kegiatannya semakin sepi, dan saya pun enggak pernah membuat koreografi lagi.

Selain itu, sejak memutuskan untuk berhijab beberapa tahun yang lalu, tentu saya enggak bisa menari lagi. Akhirnya saya mengobati rindu untuk menari melalui senam belly dance dan zumba di rumah.

Makanya ketika suami menyampaikan permintaan tersebut, perasaan saya campur aduk. Senang dan antusias, tapi sekaligus pesimis dan khawatir. Bagaimana enggak khawatir, sudah lama sekali saya enggak menari lagi. Emak-emak begini disuruh membuat koreografi apa enggak puyeng, hihihi.... Lalu bagaimana enggak pesimis, suami saya menyampaikan hal tersebut empat hari sebelum hari H, heuheu....

Tapi ya namanya juga Pom Pom Boys, gerakan sih enggak harus keren, simpel-simpel saja, yang penting lucu dan menghibur. Maka tiga hari sebelum hari H, saya ketemuan dulu sama anak-anaknya, membicarakan konsepnya ingin seperti apa. Enggak tanggung-tanggung mereka mau durasinya selama dua puluh menit, supaya eksis, hahaha.... Setelah saya mencari beberapa lagu yang cocok, berkutat dengan aplikasi MP3 Cutter and Joiner, serta membuat koreografinya, kami pun mulai berlatih dua hari sebelum hari H. Berhubung latihannya malam hari (kalau siang anak-anaknya kan sekolah), jadi Jav sama ayahnya dulu. Yeay! Me time :D

Seperti biasanya, melatih remaja laki-laki menari itu menghibur sekali. Dijamin enggak akan berhenti tersenyum dan tertawa. Bayangkan saja, mereka yang maskulin itu (orang yang sama dengan peserta lomba panjat pinang) disuruh melakukan gerakan perempuan. Ada sih yang bisa gemulai, dan ada juga yang jarang ikut latihan namun daya tangkapnya cepat. Tapi sebagian besar ya kaku-kaku. Untungnya semuanya pada semangat. Berani malu dan gila-gilaan. Kocak! Selanjutnya tinggal improvisasi masing-masing dan menambahkan teriakan sok imut ala cheerleader ;)

Dari saya sendiri, sebenarnya merasa kurang optimal sih. Karena waktu latihan hanya dua hari, maka saya memberi gerakan berulang. Padahal dulu saya paling alergi sama gerakan yang diulang-ulang. Selain itu, karena faktor umur, rupanya saya sudah mulai pikun juga. Di buku catatan saya, gerakan kedua untuk lagu ketiga itu yaitu 'loncat'. Tapi ketika praktik, saya malah bingung sendiri, loncat yang bagaimana nih maksudnya, lupa , hihihi....

Tentunya saya senang sekali bisa melatih tari lagi. Dibandingkan dengan ketika menjajaki pekerjaan sebagai planner kemarin, kakunya sebentar saja dan loading-nya lebih cepat. Saya pun merasakan kembali bagaimana nikmatnya menari.

Menari ramai-ramai tentu berbeda dengan senam sendiri di rumah. Keduanya memang sama-sama merupakan aktivitas fisik yang bermanfaat bagi tubuh, di antaranya:
  • Memperbaiki postur tubuh.
  • Mengurangi berat badan.
  • Membuat tubuh lebih sehat dan bugar.
  • Meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot serta kelenturan tubuh.
  • Membuat otak lebih cerdas.
Tapi dengan menari bersama-sama, apalagi melatih Pom Pom Boys, saya merasa bahwa kegiatan tersebut memicu keluarnya hormon endorfin yang lebih banyak sehingga membuat hidup lebih bersemangat dan bahagia. Jadi lupa umur dan merasa jauh lebih muda :p

Hmmm, jadi teringat lagi dengan cita-cita saya untuk mempunyai sanggar tari dan tetap eksis melatih tari. Tetap seru kok walaupun enggak bisa tampil di atas panggung dan menikmati sorotan lampu serta tepukan tangan dari penonton. Seperti yang saya rasakan malam itu ketika Pom Pom Boys akan tampil (mereka tampil setelah The Panas Dalam). Deg-degannya sama :D

Alhamdulillah ketika tampil, semua penonton langsung berebut maju ke depan, tertawa, dan berteriak heboh melihat anak-anak Tarka mengenakan pakaian perempuan yang seksi, berdandan, serta melakukan gerakan yang centil. Padahal kostumnya seadanya saja, tanktop dan rok mini yang enggak seragam. Propertinya pun hanya pom pom yang dibuat dari tali rafia. Maklum lah, persiapannya singkat sekali. Seandainya ditambah wig atau tiara, pasti akan lebih cetar.


Mau melihat videonya juga? Menyusul ya, belum berhasil upload ke Youtube nih.