Sebelumnya, Jalan-Jalan di Ciwidey: Kawah Putih
Setelah pulang dari Kawah Putih dan makan siang, kami check-in di Awana Resort. Berhubung hujan dan dingin, kami santai-santai dulu, ngemil sambil bermain Ludo. Selesai salat Asar baru deh keluar lagi.
Baca juga, Review Awana Resort Ciwidey
Jalan-jalan ke Ciwidey ini kan dadakan ya, sehingga kami belum memiliki rencana akan ke mana selain ke Kawah Putih dan Ranca Upas. Makanya sore itu bingung juga mau ke mana. Akhirnya suami mengarahkan kendaraan ke kebun teh di Rancabali, ceritanya mau tea walk.
Di jalan, saya ingat bahwa di Ciwidey ini ada jembatan baru yang lagi ngehits, baru dibuka bulan Mei tahun 2022 yang lalu. Saya pun langsung Googling. Ah iya, Rengganis Suspension Bridge. Beberapa waktu yang lalu ibu saya sudah duluan main ke sana bersama teman-teman pensiunannya.
Lokasi Rengganis Suspension Bridge
Rengganis Suspension Bridge berada di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali. Jadi kalau dari arah Bandung, setelah Kawah Putih masih ke selatan lagi. Nanti setelah Situ Patenggang, ada petunjuknya kok, belok ke kiri.
Pemandangan cantik di jalan menuju Rengganis Suspension Bridge |
Tiket Masuk Rengganis Suspension Bridge
Ketika melewati gerbang masuk, petugas bertanya pada kami apakah mau ke kawah saja atau mau naik ke jembatan gantung juga. Apabila ke kawah saja, tiketnya 15 ribu per orang, sedangkan apabila mau naik jembatan gantung juga, tiketnya 100 ribu per orang. Jomplang banget ya perbedaan harganya? Hihihi....
Ternyata 100 ribu itu tiket Paket Wisata VIP, mendapat akses ke Situ Patenggang dan Glamping Lakeside juga. Kalau mau ke kawah dan jembatan saja, tiketnya 70 ribu per orang. Oh pantas....
Waktu itu sudah pukul 4, kesorean kan. Namun petugasnya bilang bahwa tiketnya bisa dipakai juga keesokan harinya. Akhirnya kami pun membeli tiket Paket Wisata VIP tersebut. Alhamdulillah, di sini Rashya enggak perlu membeli tiket, lumayan, hehehe....
Jam Operasional Rengganis Suspension Bridge
Rengganis Suspension Bridge ini tutup pukul 5. Saya khawatir waktunya enggak keburu. Tapi kata petugasnya aman, karena jembatan gantung sih enggak antre. Yang antre itu biasanya Keranjang Sultan.
Tempat Parkir di Rengganis Suspension Bridge
Petugas tadi mengarahkan kami untuk langsung menuju ke tenda kuning. Tapi kami cari-cari kok enggak ketemu. Hingga sampai di ujung, ada lahan luas untuk parkir, namun enggak ada tuh tenda kuningnya. Kami pun parkir di sana dan bertanya pada pemilik warung ke mana arah jembatan gantung.
Rupanya tempatnya terlewat. Kami pun berjalan kaki ke arah 'tenda kuning', yang menurut kami lebih tepat disebut tenda putih kecoklatan, heuheu.... Makanya wajar jika kami enggak ngeuh saat lewat. Di sini banyak kendaraan yang parkir di pinggir jalan. Enak mulus, dibanding dengan tempat kami parkir tadi yang masih berbatu.
Pengalaman Melintasi Rengganis Suspension Bridge
Akhirnya sudah pukul setengah 5 ketika kami sampai di jembatan. Sebelum melintasi jembatan, petugas memindai tiket kami dulu. Antusias tapi deg-degan. Selintas saya membaca peraturannya harus memakai tali pengaman, tapi kok talinya nganggur saja. Jadi semakin deg-degan deh.
Apalagi pas melihat jembatannya yang panjang dan ujungnya nun jauh di sana, rasanya makin lemas. Dipikir-pikir, rugi banget nih. Sudah lah menakutkan, harus membayar pula, hihihi....
Rengganis Suspension Bridge ini merupakan jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara loh, panjangnya yaitu 370 meter. Mengalahkan jembatan gantung Situ Gunung di Sukabumi yang panjangnya 243 meter. Ketinggiannya sendiri berada 75 meter di atas tanah. Di bawahnya membentang hutan, sungai, dan kebun teh. Masya Allah....
Beberapa langkah pertama memang terasa menakutkan. Saya melangkah pelan-pelan sambil berpegangan ke pinggir. Saya dan suami langsung membayangkan, bagaimana ya nanti berjalan di jembatan Shiratal Mustaqim yang setipis rambut, berjalan di jembatan gantung yang lebar saja rasanya sudah enggak keruan, huhuhu....
Dua anak ini mah santai banget.... |
Tetapi lama-lama, saya pun mulai terbiasa dan akhirnya bisa menikmati pemandangan sekitar, bahkan berhenti untuk foto-foto juga. Ternyata enggak semengerikan yang dibayangkan. Apalagi anak-anak, mereka mah santai banget.
Nah, enaknya sore pas jamnya mau tutup itu, jembatannya sepi. Jadi enggak khawatir jembatannya akan kelebihan beban. Iya, meski menikmati tapi tetap waspada juga, hehehe....
Dari jembatan ini, terlihat juga Kawah Rengganis di kejauhan. Enggak jelas, kecil banget. Kelihatan juga di atasnya ada keranjang yang melintas di bawah tali. Oh itu mungkin ya Keranjang Sultan yang disebut petugas tadi. Harus nyobain nih.
Perginya masih cerah |
Mendekati pukul 5, suasana mulai berkabut. Maklum ya, jembatan ini berada pada ketinggian 1700 mdpl. Tampaknya enggak bisa langsung ke Kawah Rengganis, lanjut besok saja lagi. Akhirnya dari ujung jembatan, kami pun kembali lagi. Karena tiket VIP, jadi boleh bolak-balik. Kalau enggak mah, baliknya harus lewat Kawah Rengganis, heuheu....
Pulangnya mulai berkabut |
Kedinginan di Kinara Resto
Salah satu fasilitas dari tiket Paket Wisata VIP ini yaitu free welcome drink yang bisa diambil di Kinara Resto. Lokasinya berada di dekat jembatan. Enak deh, tempatnya semi terbuka gitu.
Minumannya yaitu teh. Kita bisa memilih mau yang tawar atau yang manis, yang pasti bebas isi ulang sepuasnya. Setelah dicoba, ternyata Teh Walini rasa leci. Alhamdulillah, ini mah favorit saya. Oh iya ya, Rengganis Suspension Bridge ini kan berada di wilayah PTPN VIII, makanya minumannya Teh Walini.
Teh Walini (gratis) |
Selain menikmati teh gratis, suami memesan bala-bala juga. Cocok banget lah untuk kondisi sore itu yang cukup dingin.
Bala-Bala (Rp 20.000) |
Lalu dipikir-pikir, sekalian saja deh makan malam di sini, biar enggak pusing mencari tempat makan lagi. Sayangnya, makanan yang ada di kertas menu enggak bisa dipesan, cuma bisa memilih dari menu prasmanan saja. Mungkin karena sudah mau tutup ya.
Padahal saya sudah membayangkan nikmatnya dingin-dingin makan nasi soto atau mi rebus yang bisa menghangatkan badan, hiks.... Terpaksa kami pun memilih yang ada.
Pesanan suami: Nasi Putih (Rp 8.000), Ayam Kampung Bakar (Rp 30.000), Tumis Sayur (Rp 8.000) |
Awalnya sih masih asyik-asyik saja, tapi lama-lama kok semakin dingin ya. Saya lupa enggak cek suhunya berapa, tapi yang pasti dinginnya kaya di kulkas. Hmmm, belum pernah masuk kulkas sih, tapi dinginnya tajam dan menusuk. Staf restoran saja yang merupakan warga lokal di sana sampai memakai jaket tebal, bagaimana dengan kami turis yang cuma memakai pakaian seadanya, heuheu....
Pesanan saya |
Sumpah dingin banget, mana anginnya juga kencang. Nasi putih dan oseng cumi yang tadinya hangat pun menjadi cepat dingin. Akhirnya kurang bisa menikmati. Hanya ingin cepat-cepat kembali ke penginapan.
Saya kira, suhu seperti ini tuh normal saja di sini. Namun ketika kami bertanya pada staf restoran, kata mereka sih biasanya enggak begini, baru 3 hari terakhir saja suhunya seperti ini. Walah....
Bonus: Drama Kunci Mobil [Lagi]
Kami keluar dari Kinara Resto pas azan Magrib. Selain berkabut, berangin, dan dingin, ditambah gerimis juga. Kami pun berjalan cepat-cepat ke tempat parkir karena enggak membawa payung, disimpan di mobil.
Namun ketika sudah sampai, jreng jreng... remote kunci mobilnya enggak berfungsi, mungkin baterainya habis. Antara mau menangis tapi kepingin tertawa juga. Ya ampun drama apa lagi ini, mana enggak ada sinyal.
Baca juga, Ketika Kunci Mobil Hilang
Dibuka manual, alarmnya menyala, hadeuh.... Diutak-atik sama suami, akhirnya alarmnya bisa berhenti. Tapi enggak bisa dikunci lagi, karena kalau dikunci, alarmnya berbunyi lagi. Ya yang penting bisa kembali ke penginapan dan salat.
Setelah salat Magrib dan Isya, kami pun keluar lagi untuk membeli baterai. Minimarket terdekat rupanya Alfamart, jaraknya sekitar 3,5 kilometer dari Awana Resort ke arah Bandung. Alhamdulillah, drama kunci mobil kali ini berhasil diatasi, heuheu....
Selanjutnya, Jalan-Jalan di Ciwidey: Deer Park Ranca Upas
~~~
Rengganis Suspension Bridge
Rancabali, Kabupaten Bandung
IG: @rengganissuspensionbridge
Seru banget nih ya, Kak travelling di sana apalagi bersama keluarga
ReplyDeleteIya, alhamdulillah...
DeleteWaduh saya kira tadi harganya tiketnya memang 100.000 Kak, mahal banget hihi
ReplyDeleteIya, ternyata 100 ribu itu paket dengan wisata lainnya...
DeleteTempatnya bagus banget nih, bisa dijadikan tempat berlibur bersama dengan keluarga nih
ReplyDeleteIya, cocok buat healing dan quality time sama keluarga...
DeleteJembatannya bagus banget nih, Kak. Apalagi buat foto-foto gitu
ReplyDeleteBetul, suka dipakai untuk foto prewedding juga...
DeleteEnak banget nih, Kak misalnya makan di sana dengan menikmati pemandangan yang ada
ReplyDeleteMakan di jembatan? Walah, engga berani, hihihi...
DeleteWaaah ini lebih panjang dari yg sukabumi ya Mbaa? 😍😍. Krn aku selalu cinta ketinggian , rasanya harus kesana sih. Yg Sukabumi seru juga, malah kadang aku berkhayal kalo aja di sana diadain wahana bungee jumping, pasti seru 😄❤️❤️. Aku udh pasti ikutan.
ReplyDeleteKalo dilihat dari foto, LBH bagus yg Rengganis ini drpd yg Sukabumi. Apalagi tinggi dan suasana kabutnya udh bikin aku happy 😁. Selain suka ketinggian, aku juga suka dingin. Makanya kalo Nemu tempat dingin begini, bawaan betah BANGETTTT.
Harus diplanning-in bisa main ke sini Ama keluarga ntr.
Wah, kalau suka kabut dan dingin berarti ke sininya harus sore menjelang tutup...
DeleteDi sini adanya keranjang sultan, bungee jumping mah engga ada, hehehe...